Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN Sejarah Pusdiklat Tenaga Teknis dan Administrasi Pendidikan dan Keagamaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah singkat terbentuknya kantor Inspektorat Pelalawan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG KANTOR STAF PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB V : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 10 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT BADAN SAR NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14A/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN BUPATI MALINAU

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. Penyelenggaraan. Seleksi. Diklat PIM II. Pedoman.

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 6 Tahun 2005 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

2017, No Program Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 928); 5. Peratur

Kepala Lembaga Administrasi Negara. Dr. Adi Suryanto, M.Si

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB 1 PENDAHULUAN Lokasi BP3AKB Jl. Soekarno Hatta no. 458 Bandung, Telp , Fax

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LEGALISIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia merupakan kunci penting

BAB I PENDAHULUAN. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan

2011, No Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dal

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 4 TAHUN 2011

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA 2.1. Sejarah Pusdiklat Kementerian Agama Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemeritahan yang baik diperlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Salah satu upaya untuk menciptakan SDM aparatur tersebut adalah melalui peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan Negara. Pendidikan dan Pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil merupakan proses transformasi kualitas sumber daya manusia yang menyentuh empat dimensi utama yaitu dimensi spiritual, intelektual, mental dan phisikal yang terarah pada perubahan dan peningkatan mutu. Transformasi tersebut ditujukan pada terwujudnya sosok aparatur negara yang memiliki jati diri sebagai Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia, abdi negara dan masyarakat dengan komitmen, integritas dan kemampuan professional yang tinggi dalam mengemban tugas kepemerintahan, dan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta mengemban amanah perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara sesuai posisi dan peran kelembagaan Pegawai Negeri Sipil dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Munculnya terminologi organisasi Pendidikan dan Latihan Pegawai pada periode awal didasarkan pada Keputusan Menteri Agama Nomor 1185/KI tanggal 20 Februari 1946, walaupun tidak secara eksplisit menyebutnya dengan organisasi 13

14 Pendidikan dan Latihan Pegawai. Kemunculannya tidak berselang lama dengan awal lahirnya Kementerian Agama pada tanggal 3 Januari 1946 yang diumumkan oleh Pemerintah Negara RI di Yogyakarta. Susunan organisasi Kementerian Agama yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 1185/KI tanggal 20 Februari 1946 terdiri dari 8 bagian: 1. Bagian A : Sekretariat 2. Bagian B : Kepenghuluan 3. Bagian C : Pendidikan Agama 4. Bagian D : Penerangan Agama 5. Bagian E I : Masehi Kristen 6. Bagian E II : Masehi Katolik 7. Bagian F : Pegawai 8. Bagian G : Keuangan Dari 8 bagian tersebut di atas, Pendidikan dan Latihan Pegawai built in (melekat) pada tugas Bagian F yakni Pegawai. Pada periode ini, belum ada penjabaran yang eksplisit terkait dengan fungsi dan tugas Pendidikan dan Latihan Pegawai sekalipun telah diterbitkan KMA Nomor 9 tahun 1952 sebagai penyempurna KMA Nomor 33 tahun 1949. Karena itu, tugas dan fungsinya masih built in dengan tugas urusan pegawai. Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1963 secara defenitif berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 47 tahun 1963 struktur organisasi Pendidikan

15 dan Latihan Pegawai dan tugasnya dicantumkan dalam cakupan tugas dan fungsi Biro Kepegawaian. Walaupun Nomenklatur Bagian Pendidikan dan Latihan Pegawai telah dicantumkan pada struktur Biro Kepegawaian akan tetapi tugasnya masih integral dalam tugas Biro Kepegawaian. Kejelasan tugas Bagian Pendidikan dan Latihan secara eksplisit ada setelah diterbitkannya Keputusan Menteri Agama Nomor 56 tahun 1967 dengan dipindahkannya Bagian Pendidikan dan Latihan dari Biro Kepegawaian ke Biro Penelitian dan Analisa. Dalam KMA No 56 tahun 1967 ini dijelaskan tugas Biro Penelitian dan Analisa sebagai berikut : 1. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan khusus untuk meningkatkan kemahiran teknis pegawai-pegawai Departemen Agama. 2. Melaksanakan training khusus kepegawaian untuk calon-calon karyawan Departemen Agama 3. Merencanakan pegawai yang tugas belajar/ikatan dinas, bekerjasama dengan Direktorat Perguruan Tinggi dan Pendidikan Agama Akan tetapi kondisi ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1969 dikeluarkan KMA Nomor 114 tahun 1969 tentang struktur organisasi, tugas kewajiban, wewenang, dan tata kerja Departemen Agama pusat, dimana fungsi Pendidikan dan Latihan Pegawai dikembalikan lagi dalam cakupan tugas dan fungsi Biro Kepegawaian. Perkembangan setelah tahun 1969 ini berkutat pada memberi kejelasan pada tugas dan fungsi Pendidikan dan Latihan Pegawai. Ada beberapa Keputusan Menteri Agama yang berkaitan dengan eksistensi Bagian Pendidikan dan Latihan

16 Pegawai diantaranya adalah KMA Nomor 269 tahun 1970 tentang penyempurnaan KMA No 114 tahun 1969, kemudian sebelum diterbitkannya KMA No. 14 tahun 1972 tentang penangguhan pelaksanaan KMA No 269 tahun 1970, telah diterbitkan KMA No. 43 tahun 1971. Dalam KMA No 43 tahun 1971 ini tugas Pendidikan dan Latihan semakin jelas. KMA Nomor 43 tahun 1971 berlaku sampai dengan dikeluarkannya KMA Nomor 18 tahun 1975 tentang Struktur Organisasi Departemen Agama berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 45 tahun 1975 tentang Susunan Organisasi Departemen. Dalam KMA Nomor 18 tahun 1975 tersebut disebutkan bahwa tugas Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai adalah sebagai pelaksana tugas dibidang pendidikan dan latihan pegawai yang susunan organisasinya adalah sebagai berikut : 1. Bagian Tata Usaha dan beberapa Sub Bagian 2. Bidang Bina Program dan beberapa Sub Bidang 3. Bidang Penyelenggaraan dan beberapa Sub Bidang 4. Bidang Pengendalian dan Laporan dan beberapa Sub Bidang Selanjutnya di dalam KMA Nomor 18 tahun 1975 (disempurnakan) Bagian LX menjelaskan bahwa apabila dipandang perlu, Menteri Agama dapat membentuk unit-unit pelaksana pendidikan dan latihan dilingkungan Departemen Agama dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.

17 2.1.1 Visi Pusdiklat Kementerian Agama Terwujudnya sistem kediklatan yang handal dalam mendukung tersedianya aparatur Kementerian Agama yang Profesional. 2.1.2 Misi Pusdiklat Kementerian Agama a. Meningkatkan kualitas sistem dan instrumen kediklatan, serta memperkuat penerapan standarisasi dan pengendalian mutu (quality control) b. Menyelenggarakan dan mengembangkan berbagai jenis diklat sesuai kewenangan, proporsi dan kebutuhan; c. Meningkatkan kualitas SDM penyelenggara diklat dan widyaiswara d. Menerapkan paradigma baru kediklatan dalam rangka meningkatkan kapasitas rekrutmen peserta untuk mencapai target siklus tiga tahunan e. Mengembangkan kerjasama kediklatan dengan unit-unit teknis Kementerian Agama dan Institusi terkait lainnya; f. Menyelenggarakan Pembinaan dan Pengawasan kediklatan terhadap seuruh Unit Pelaksana Teknis g. Menyelenggarakan tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pelayanan prima di lingkungan Pusdiklat 2.2. Lingkup Pekerjaan Berdasar Peraturan Menteri Agama nomor 03 tahun 2003 pasal 812 menyatakan bahwa tugas Pusdiklat adalah menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi serta pembinaan UPT diklat Teknis (Adminisitrasi) berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan.

18 Pembinaan dan bimbingan yang dilaksanakan oleh Pusdiklat kepada para pegawai di ligkungan Kementerian Agama dari seluruh Indonesia. Baik itu pegawai dari jajaran pejabat struktural, pejabat fungsional, maupun staf pelaksana. Diklat yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama sepanjang tahun 2013 telah melaksanakan sebanyak 23 jenis diklat, sementara Pusdiklat Teknis Keagamaan melaksanakan sebanyak 22 jenis diklat. 2.3. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang terdapat dalam Pusdiklat Kementerian Agama terdiri dari tiga jenis jabatan, yaitu: a. Jabatan Struktural, yang terdiri dari Kepala Pusdiklat, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi b. Jabatan Fungsional Widyaiswara, yang terdiri dari widyaiswara pertama, widyaiswara muda, widyaiswara madya, dan widyaiswara utama c. Jabatan staf pelaksana Kapusdiklat Kabid I Kabid II Kabid III Widyaiswara Kasi Kasi Kasi Staf Staf Staf Sumber: Pusdiklat Kementerian Agama, 2014 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pusdiklat Kementerian Agama

19 2.4. Tantangan Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam Reformasi Birokrasi, banyak sekali peraturan-peraturan baru yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara maupun peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian /Lembaga/Institusi dan Pemerintah daerah untuk menyelaraskan dengan aturan reformasi birokrasi. Dari aturan-aturan yang ada itu, berimbas pada perubahan-perubahan diklat baik jenis maupun mata diklatnya. Perubahan tersebut harus disikapi secara tepat dan cepat oleh sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan dalam merancang kegiatan pendidikan dan pelatihan yang akan diselenggarakan. Demikian juga bagi widyaiswara, hal ini menjadi tantangan untuk menambah ilmu dan wawasan agar dapat mengampu mata diklat yang dibutuhkan. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh widyaiswara untuk meningkatkan kompetensi dan kinerjanya antara lain dengan membaca aturanaturan baru yang sesuai, mengikuti bimbingan teknis, atau mengikuti diklat yang sesuai baik yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta. Pada prinsipnya, aturan pemerintah senantiasa terjadi perubahan dan sedikit banyak akan berpengaruh pada model diklat yang harus diberikan pada para pegawai. Dan widyaiswara yang baik, akan selalu mengikuti perubahan itu sehingga materi yang diberikan tidak terlalu ketinggalan. 2.5. Proses Bisnis/Pelayanan Pusdiklat Kementerian Agama Berdasar Peraturan Menteri Agama nomor 03 tahun 2006 pasal 813 menyatakan bahwa fungsi pusdiklat adalah sebagai berikut:

20 a. Penyiapan bahan perumusan visi, misi dan kebijakan di bidang Pusdiklat Tenaga Administrasi b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di bidang penyusunan rencana, program dan anggaran diklat administrasi di lingkungan Departemen Agama c. Penyelenggaraan pengelolaan penyusunan dan pengembangan standar nasional kediklatan meliputi : (analisis kebutuhan diklat, desain program, kurikulum, sarana, tenaga dan peserta diklat) d. Penyelenggaraan penyusunan pelaksanaan diklat yang bersifat nasional dengan instansi terkait serta pembinaan dan pengembangan kelompok widyaiswara e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan Dengan fungsi Pusdiklat Kementerian Agama seperti yang tercantum di atas, maka salah satu proses bisnis yang terjadi adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan 3 (diklatpim 3), yaitu kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk para pejabat struktural eselon 3 di lingkungan Kementerian Agama. Prosesnya dimulai dari seleksi penetapan peserta diklatpim 3 yang dilakukan oleh Tim Seleksi Peserta Diklat Instansi (TSPDI) yang terdiri dari jajaran: a. Kepala Biro Kepegawaian b. Lembaga Administrasi Negara (LAN) c. Inspektorat Jenderal d. Pusdiklat Kementerian Agama

21 Tugas tim tersebut melakukan seleksi kepada para pejabat eselon 3 di lingkungan Kementerian Agama yang belum mengikuti Diklatpim 3. Penilaian berdasarkan banyak faktor, anatara lain kepangkatan, masa kerja, usia, dan lain-lain. Hasil seleksi TSPDI adalah daftar urutan peserta diklatpim 3. Tidak semua eselon 3 dapat diikutsertakan dalam diklatpim 3 tersebut jika ada syaratsyarat tertentu yang tidak terpenuhi. Mengikuti diklatpim 3 merupakan syarat bagi para pejabat yang menduduki eselon 3. Jika dalam kurun waktu 2 tahun pejabat tersebut tidak juga mengikuti diklatpim 3, maka jabatannya akan diturunkan. Setelah ditetapkan pesertanya, selanjutnya dibentuklah panitia diklatpim 3. Setelah terbentuk, dimulailah melaksanakan sarasehan untuk merencanakan secara detil penyelenggaraan diklatpim 3 termasuk dalam menentukan para pengajarnya. Seiring dengan itu, dilakukanlah pemanggilan peserta yang berasal dari seluruh Indonesia, berdasar hasil seleksi TSPDI. Namun dalam pemanggilan peserta tersebut ada kalanya peserta yang dipanggil tidak bisa mengikuti diklatpim 3 karena sesuatu dan lain hal. Calon peserta yang dipanggil tetapi tiidak bisa ikut, harus membuat surat secara resmi ke Sekretariat Jenderal dengan alasan yang memang bisa diterima. Apalagi dengan pola baru, diklatpim 3 harus diikuti selama 90 hari. Jika ada peserta yang tidak bisa mengikuti, maka akan diganti dengan urutan daftar peserta berikutnya. Bagi yang bisa, maka akan segera mengikuti pelaksanaan diklatpim 3.

22 Selama mengikuti diklatpim 3, peserta harus mengikuti semua ketentuan yang sudah ditetapkan dari awal hingga akhir. Di akhir diklat, ada tugas akhir yang harus dibuat oleh para peserta. Berdasar hasil penilaian selama diklatpim 3 ditambah dengan tugas akhir, peserta diklat dinyatakan lulus atau tidak lulus. Bagi yang lulus, akan diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP). Sementara bagi yang tidak lulus, diwajibkan untuk mengulang mengikuti diklatpim 3 angkatan berikutnya. Adapun proses bisnis tersebut dapat digambarkan dalam diagram alur sebagai berikut:

23 Mulai Seleksi TSPDI Pembentukan Panitia Sarasehan Pemanggilan peserta Bisa Ya Mengikuti Diklatpim 3 Tidak Diganti Lulus Ditunda Menerima STTPP Selesai Sumber Pusdiklat Kementerian Agama (2013) Gambar 2.2 Diagram Alur Proses Bisnis