2014 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

P. S. PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KECEMASAN MATEMATIS SISWA KELAS VII

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. matematika dengan kehidupan sehari-hari. Keterkaitan inilah yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. yang paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun, bagi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Matematis merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi matematika (mathematical communication), penalaran. (mathematical problem solving), mengaitkan ide ide (connection), dan

BAB V PEMBAHASAN. deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang kemampuan Koneksi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diana Utami, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. matematikawan mulai dari zaman Mesir kuno, Babylonia, hingga Yunani kuno.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat. Hal tersebut diperjelas dalam Undang - Undang No 2 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai disiplin ilmu lain,

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Nurul Fajri 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu matematika sampai saat ini, seperti Pythagoras, Plato,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat tidak bisa. dipungkiri berdampak pada pendidikan,khususnya terhadap kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PROBING PROMPTING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP. Agni Danaryanti, Dara Tanaffasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. analisa berasal dari bahasa Yunani kuno analusis yang artinya melepaskan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. memilih prosedur atau operasi tertentu, (7) mengaplikasikan konsep atau. algoritma dalam pemecahan masalah (Jihad, 2008).

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mulyati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan Koneksi Matematis Pada Bangun Ruang Sisi Lengkung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut

P 34 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Fauziah Nurrochman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

BAB I PENDAHULUAN. yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang dan

Pengaruh Model Pembelajaran TAI terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan pembelajaran matematika dinyatakan dalam National Council

BAB II LANDASAN TEORI. Koneksi berasal dari kata dalam bahasa inggris Connection, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa kita. Padahal matematika sumber dari segala disiplin ilmu

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi

BAB II KAJIAN TEORITIK. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan kita minum obat pahit, sangat diperlukan, tetapi benar-benar tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang: (A) konteks penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah melakukan berbagai macam upaya dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

BAB II KAJIAN TEORITIK

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendapat (Sabandar, 2010: 168) bahwa matematika adalah sebagai human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang

2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh matematika banyak dirasakan di berbagai bidang, baik itu di bidang ilmu hitung lainnya maupun bidang teknologi serta perkembangannya. Bidang ekonomi sangat membutuhkan matematika, seperti menghitung uang, laba, rugi, pemasaran barang dan banyak lainnya. Perkembangan teknologi tidak lepas dari dukungan dan peranan matematika sebagai ilmu dasar, karena matematika memiliki kekuatan pada struktur dan penalarannya. Selain itu, matematika juga sangat dibutuhkan dalam bidang teknik. Teknik listrik, teknik fisika, teknik elektro dan banyak lainnya. Kita ambil contoh teknik listrik. Teknik listrik ini memerlukan perhitungan yang sangat akurat karena jika terjadi sedikit kesalahan bisa saja mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak terduga yakninya korsleting, mati lampu, daya dan tegangan yang kurang, barang-barang menjadi rusak dan mudah terbakar. Muncul berbagai pendapat dari para ahli mengenai apa itu matematika berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing. Menurut Kline dalam Suherman dkk (2001:19) matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan, sosial, ekonomi, dan alam. Dari pendapat di atas, sangat jelas bahwa matematika itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan seharihari. Matematika merupakan hal yang tidak mudah untuk dipelajari dan diajarkan. Seperti yang diungkapkan oleh Bell (Suhendra, 2010) bahwa banyak orang yang memiliki kemampuan matematika dengan baik tetapi hanya beberapa yang mampu menjadi guru matematika yang baik. Dengan kata lain, dalam mengajarkan matematika, guru harus mempertimbangkan Rahmadiantri, Elvira. 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 banyak hal, seperti kesiapan intelektual, tingkat berpikir dan kesiapan peserta didiknya. Banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika merupakan hal yang sulit. Fenomena ini timbul karena matematika merupakan ilmu yang tersutruktur dan saling berkaitan antara suatu topik dengan topik lainnya. Senada dengan pendapat Suherman dkk (2003 : 25), yaitu konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan juga sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai konsep yang paling kompleks. Hal ini mengandung arti bahwa konsep dan prinsip dalam matematika adalah saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Jika siswa memahami keterkaitan antara konsep-konsep matematika ini, maka pemahaman akan matematika akan lebih baik. NCTM Standards (2000) mendukung pernyataan tersebut, yaitu When student connect mathematical ideas, their understanding is deeper and more lasting, and they come to view mathematics as a coherent whole. Oleh karena itu, untuk mencapai kesuksesan belajar matematika, siswa harus diberi kesempatan untuk melihat keterkaitan-keterkaitan itu. Keterkaitan antar konsep dalam matematika disebut dengan koneksi matematika. Sarbani (2008) mengungkapkan bahwa dalam Koneksi matematika (Mathematical Conections) terdapat beberapa kegiatan yang harus dikembangkan, yaitu: mengenali representasi konsep dan prosedur; memahami hubungan antar topik matematika; menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari; memahami representasi ekuivalen antar konsep yang sama; mencari koneksi satu prosedur dalam representasi yang ekuivalen dan menggunakan koneksi antar topik matematika dan topik lainnya. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami matematika. Hal ini disebabkan karena mereka kurang mampu menghubungkan antar konsep dalam matematika. Seperti yang diungkapkan Setiawan (2008:3) dalam penelitiannya bahwa kenyataan di lapangan menunjukkan kemampuan siswa dalam melakukan koneksi masih tergolong rendah, sehingga siswa kurang memaknai suatu materi dari pembelajaran tersebut. Hal ini juga dijelaskan

3 dalam penelitian Ruspiani (dalam Setiawan,2008:3) yang mengelompokkan siswa berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah, untuk setiap jenis koneksi yaitu antar topik matematika, koneksi dengan ilmu lain, dan koneksi matematika dengan dunia nyata dalam rangka mengungkap kemampuan koneksi matematis siswa. Dari 69 siswa yang dijadikan subjek penelitian, kemampuan siswa dalam melakukan koneksi antar topik matematika ada 4 siswa (5,8%) yang tergolong mempunyai kemampuan tinggi, 3 siswa (4,3%) memiliki kemampuan sedang, dan 62 siswa (89%) memiliki kemampuan rendah. Kemampuan siswa dalam melakukan oneksi matematis dengan disiplin ilmu lain ada 3 siswa (4,3%) yang tergolong memiliki kemampuan tinggi, 7 siswa (10,1%) memiliki kemampuan sedang, dan 59 siswa (85,5%) memiliki kemampuan rendah. Kemampuan siswa dalam melakukan koneksi matematika dengan dunia nyata ada 24 siswa (34,8%) yang tergolong mempunyai kemampuan tinggi, 12 siswa (17,4%) memiliki kemampuan sedang, dan 33 siswa (47,8%) memiliki kemampuan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memiliki kemampuan koneksi tinggi masih sangat rendah untuk setiap jenisnya. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan koneksi siswa. Salah satunya adalah metode maupun pendekatan pembelajaran yang digunakan. Kurikulum semakin berkembang dari waktu ke waktu untuk mencapai hal yang lebih baik. Saat ini Indonesia sedang menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini mengajak kita untuk meraih pendidikan lebih baik lagi ke depannya. Seperti yang dijelaskan oleh Kemendikbud (2013) bahwa kurikulum 2013 menekankan kepada penerapan pendekatan scientific yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar,dan mengkomunikasikan. Pendekatan scientific diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik dalam proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah (Atsnan dan Gazali, 2013). Pada pendekatan scientific ditekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

4 dan guru hanya bertindak sebagai scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Quinn (2011) mengungkapkan bahwa pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific) sangat cocok dengan matematika modern dan siswa yang mendapatkan latihan dengan pendekatan ini tidak akan menganggap matematika sebagai sesuatu yang asing bagi mereka. Jadi, dengan pendekatan scientific kemampuan siswa juga akan semakin meningkat. Siswa akan lebih memaknai matematika tersebut. Siswa akan lebih memahami bahwa matematika itu sangat luas dan saling berkesinambungan. Berdasarkan pada uraian permasalahan di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam meneliti pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMA adalah: 1. Apakah kemampuan koneksi matematis siswa sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih tinggi daripada sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific? 2. Bagaimana kualitas peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific dan sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific? 3. Bagaimana pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap kemampuan koneksi matematis siswa? 4. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan scientific? C. Batasan Masalah

5 Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam pengkajian materi, maka dibatasi pada materi yang akan diambil yaitu Geometri kelas X serta bahan ajar yang berbentuk Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang dikembangkan dari silabus dan RPP kurikulum 2013. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan engkajian materi ini adalah: 1. Mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific dengan sebelum mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific. 2. Mengetahui kualitas peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific dan sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific. 3. Mengetahui pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap kemampuan koneksi matematis siswa. 4. Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan scientific. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari pengkajian materi ini antara lain: 1. Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menambah ilmu, khususnya dalam bidang pendidikan mengenai kemampuan koneksi matematis dengan pembelajaran melalui pendekatan scientific. 2. Manfaat praktis Adapun manfaat praktis dari pengkajian penelitian ini adalah: a. Memberikan manfaat kepada calon guru bahwa perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan scientific dapat dipakai dalam proses pembelajaran, khususnya dalam proses pembelajaran matematika.

6 b. Diharapkan dalam pengkajian materi ini dapat menjadikan pendekatan scientific sebagai salah satu alternatif pengembangan bahan ajar siswa. c. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan pendekatan scientific dalam proses belajar mengajar matematika. F. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang dimaksudkan dalam penulisan ini, maka penelitian memberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Kemampuan koneksi matematis siswa Kemampuan koneksi matematis siswa diartikan sebagai kemampuan dalam mengaitkan ide-ide matematis, yaitu mengaitkan antar konsep dalam ruang lingkup matematika atau mengaitkan antar matematika dengan kehidupan sehari-hari. Indikator kemampuan koneksi yang digunakan adalah : a. Mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur b. Memahami representasi ekuivalen konsep atau prosedur yang sama c. Menggunakan koneksi antar topik matematika d. Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen e. Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari 2. Pendekatan scientific Pendekatan scientific memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam matematika tahapan-

7 tahapan pendekatan scientific yaitu: mengamati fakta, menanya, mencoba, menalar dan menyimpulkan.