BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam regulasi pendirian bank. Inilah penyebab tumbuh dan. berkembangnya sektor perbankan hingga saat ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. laba, mengusahakan pertumbuhan perusahaan dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. hal seperti dasar pembagian dividen, dasar kompensasi, pengukuran prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Mayangsari 2009 dalam Indahningrum dan Ratih 2009)

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu leading indicator dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai meningkat. Beragam. membutuhkan waktu yang cukup untuk bisa mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. oleh masing-masing pemilik. Dividen merupakan sumber yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketidakberuntungan (misfortune) dalam menjalankan usaha akan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun manufaktur memiliki harapan agar memperoleh laba pada tingkat tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengurangi konflik keganenan dapat melalui kebijakan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor Jumlah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dividen tersebut menjadi berkurang. Bagi kreditor, dividen dapat menjadi sinyal

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. saham, dengan pembagian dividen atau perolehan capital gain (Mahfoedz. dan Naim, 1996 dalam Purbandari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia semakin ramai

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Judul : Pengaruh Penilaian Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya dunia usaha didominasi oleh kelompok perusahaan milik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB І PENDAHULUAN. Pengelolaan Perusahaan lazimnya bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB I PENDAHULUAN. simpanan, dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk. Bank sentral, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), BAPEPAM-LK (Badan Pengawas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB I PENDAHULUAN. kehati-hatian (prudential banking) agar semua aktivitas yang dilakukan tidak

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fenomena yang banyak ditemui ketika perusahaan bertambah besar maka

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara seksama. Sebagaimana dikemukakan oleh Bishop et al. (2000) dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. offline hingga bisnis online. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sektor yang memegang peran penting dalam sistem keuangan dan perekonomian. Industri perbankan di mengalami perkembangan yang sangat baik sejak munculnya kebijakan di bidang moneter dan perbankan tanggal 1 Juni 1983, yang kemudian dilanjutkan dengan kebijakan keuangan, moneter dan perbankan tanggal 27 Oktober 1988 yang memberikan kemudahan dalam regulasi pendirian bank. Inilah penyebab tumbuh dan berkembangnya sektor perbankan hingga saat ini. Pengertian bank menurut Undang-Undang Negara Republik Nomor 10 Tahun 1988 Tanggal 19 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh bank yaitu menghimpun dana (Funding), menyalurkan dana (Lending) dan memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services). (Sumber: http://www.ekonomikabisnis.com/1820/pengertian-dan-fungsi-bank.html) Per Januari 2012 seluruh Bank Umum di sudah harus menggunakan pedoman penilaian tingkat kesehatan bank yang terbaru berdasarkan Peraturan Bank Universitas Pendidikan repository.upi.edu 1

2 (PBI) No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, yang mewajibkan Bank Umum. Tatacara terbaru tersebut, kita sebut saja sebagai Metode RGEC, yaitu singkatan dari Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Bank No.13/1/PBI/2011, yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi.(sumber:http://pena.gunadarma.ac.id/penilaiankesehatan-bank-rgec-risk-profile-2/) Ditengah krisis perbankan yang sedang melanda beberapa negara di dunia seperti di negara-negara Eropa, Bank mengemukakan bahwa saat ini perbankan dalam keadaan baik. Hal tersebut terlihat dari rata-rata rasio kecukupan modal yang hingga saat ini tercatat mencapai 17,5%, serta terjaganya nilai rasio kredit bermasalah yang berada pada level aman. (Sumber:http://www.tribunnews.com/2012/08/17/sby-kondisi-perbankan-cukupmantap) Berdasarkan data Bank (BI), industri perbankan menunjukkan kinerja yang semakin solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8,0% dan Universitas Pendidikan repository.upi.edu 2

3 terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0%. Sementara itu, intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Mei 2012 mencapai 26,3%. Kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,3%, dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian. Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 28,9 % dan 20,3%. (Sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/07/12/15145430/BI.Kinerja.In dustri.perbankan.kian.solid) Pertumbuhan industri perbankan dalam rentang waktu yang panjang dipengaruhi oleh kecukupan modal pada bank tersebut. Modal sangatlah penting mengingat fungsi bank yaitu sebagai lalu lintas pembayaran sehingga bank dituntut untuk selalu memenuhi kepentingan nasabahnya. Dengan melakukan go public bank dapat menjual saham kepada pihak luar sehingga dapat menjadi tambahan modal bagi berlangsungnya aktivitas perbankan mereka. Kondisi persaingan di dunia perbankan yang semakin ketat menyebabkan setiap bank harus berupaya memperbaiki kinerja keuangannya agar lebih baik dari bank lain. Semakin baik kinerja keuangan suatu bank maka akan menambah kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di bank tersebut. Pasar modal memegang peran penting sebagai perantara antara para investor dan perusahaan-perusahaan go public untuk melakukan aktivitas jual-beli berbagai instrumen keuangan. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, Universitas Pendidikan repository.upi.edu 3

4 berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasiobligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000:4). Dengan adanya pasar modal, bank dapat mencari sumber tambahan modal untuk berjalannya aktivitas perbankan mereka, sedangkan bagi investor dengan membeli saham suatu perusahaan mereka mengharapkan keuntungan berupa dividen, capital gain serta kepemilikan pada perusahaan tersebut. Menurut Hanafi (2004: 361) dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ialah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham berdasarkan pada kesepakatan yang telah diatur dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), termasuk besar pembagian dan waktu pembagian dividen. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ada 2 keuntungan yang menjadi tujuan utama investor ketika memutuskan untuk menanamkan sahamnya di setiap perusahaan, yaitu pembayaran dividen dan perolehan capital gain yang merupakan selisih dari nilai pembelian dengan nilai penjualan saham. Keputusan pembagian dividen kepada pemegang saham sangat bergantung pada keberhasilan dan stabilitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Jika kinerja perusahaan dalam kondisi baik dan stabil setiap tahunnya, maka investor akan mendapatkan keuntungan dari saham yang ia miliki di perusahaan tersebut baik itu dalam bentuk dividen maupun capital gain. Sedangkan, jika kinerja perusahaan sedang dalam kondisi negatif maka investor mungkin tidak akan menerima keduanya. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 4

5 Investor cenderung mengharapkan pembayaran dividen yang stabil karena dapat mengurangi resiko ketidakpastian pada saham yang ditanamkannya. Stabilitas dividen akan meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya (Brigham dan Houston, 2006:66). Besarnya dividen bergantung pada kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan. Kebijakan dividen menjadi faktor penilaian yang penting bagi sebuah perusahaan yang telah go public karena hal ini menyangkut gambaran tentang kebijakan perusahaan untuk membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Kebijakan dividen menurut Husnan dan Pudjiastuti (2005:308) adalah : pembagian laba antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir periode akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau dipergunakan untuk reinvestasi. Indikator kebijakan dividen yang digunakan pada penelitian ini ialah Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR) digunakan karena menggambarkan perbandingan antara proporsi laba perusahaan yang akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen dengan proporsi keseluruhan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Dividend Payout Ratio (Rasio pembayaran dividen) adalah presentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2001:491). Besar kecilnya Dividend Payout Ratio (DPR) Universitas Pendidikan repository.upi.edu 5

6 akan memberi dampak bagi investor untuk menanamkan sahamnya serta berpengaruh terhadap gambaran kinerja perusahaan. Signalling Theory dari Modigliani dan Miller mengemukakan bahwa dividen berfungsi sebagai sarana untuk memberi sinyal kepada para investor tentang prospek kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Jika dilihat dari sudut pandang investor, pembagian dividen berfungsi untuk mengetahui seberapa besar investasi yang akan mereka lakukan di suatu perusahaan mampu menghasilkan keuntungan. Keputusan manajemen perusahaan untuk membagikan dividen berkaitan dengan seberapa kuat perusahaan tersebut menghasilkan laba. Jika suatu perusahaan mampu menghasilkan laba dalam jumlah yang besar, maka secara teori kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen juga semakin besar. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa masa depan perusahaan akan cukup menjanjikan seiring dengan tingkat profitabilitas perusahaan yang semakin baik. Oleh karena itu, dividen akan menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di suatu perusahaan. Dikutip dari situs berita Kontan.co.id, dikemukakan bahwa kementerian BUMN akan menurunkan rasio pembagian jatah laba atau dividen bank-bank pelat merah, asalkan rasio kecukupan modal (CAR) mereka sepanjang tahun kian tergerus. Sekretaris Kementerian BUMN Wahyu Hidayat, mengatakan pihaknya memberikan batas jatah dividen maksimal 25%. Pada kinerja tahun 2011, pemerintah menagih dividen bank milik negara mencapai 30%. "Rasio dividen bank BUMN melihat rasio CAR, kalau kami meminta banyak, mereka juga pusing. Kalau dana pemerintah Universitas Pendidikan repository.upi.edu 6

7 banyak, kami akan turunkan," kata Wahyu, pekan lalu. Berdasarkan data Bank (BI) semester I 2012, rasio modal bank BUMN menurun. Juni lalu CAR anjlok menjadi 16,58% dari posisi Januari 2012 sebesar 17,82%. Empat bank BUMN telah menyalurkan kredit hingga Rp 857 triliun dari awal tahun senilai Rp 766 triliun. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Riswinandi, menyambut baik niat pemerintah mengurangi dividen Soalnya, ke depan bank harus mengantisipasi kebutuhan peningkatan rasio modal. Opsi yang tersedia: penurunan dividen, suntikan modal atau penerbitan surat utang. (Sumber:http://keuangan.kontan.co.id/xml/pemerintah-akan-menurunkan-rasiodividen-bank-bumn) Keputusan kementerian BUMN untuk menurunkan dividen akan memberikan berbagai dampak, salah satunya adalah dampak bagi investor. Berdasarkan Signalling Theory, maka keputusan penurunan dividen ini akan mempengaruhi minat investor untuk melakukan investasi di bank BUMN yang telah go public di Bursa Efek. Bank lebih memilih untuk menyimpan labanya dan menggunakannya untuk memenuhi keperluan operasionalnya dibanding untuk membagikan dividen, hal ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi investor karena dividen merupakan sinyal kondisi suatu perusahaan saat ini dan dimasa yang akan datang. Bursa Efek mengklasifikasikan perusahaan go public ke dalam 10 sektor, yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, properti dan real estate; transportasi dan infrastruktur, Universitas Pendidikan repository.upi.edu 7

8 keuangan; perdagangan, jasa dan investasi; serta manufaktur. Dalam penelitian ini sektor yang diteliti ialah sektor keuangan yang terdiri dari 5 subsektor yaitu bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, asuransi dan Lainnya. Adapun fokus dari penelitian ini ialah pada subsektor bank. Fluktuasi nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada bank go public di Bursa Efek dipengaruhi oleh 8 bank, nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada setiap bank tidak menunjukan perubahan kearah yang lebih baik. Berikut data empiris mengenai perkembangan Dividend Payout Ratio (DPR) pada bank go public di Bursa Efek periode 2008-2011 pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Perkembangan Dividend Payout Ratio pada Bank Go Public di Bursa Efek Tahun 2008-2011 NO BANK 2008 2009 2010 2011 1 Bank Central Asia, Tbk 42.68 39.84 32.71 24.7 2 Bank Bukopin, Tbk 30.03 50 26.24 23.07 3 Bank Negara, Tbk 10 35 30 11.18 4 Bank Rakyat, Tbk 34.92 22.28 12.47 75.14 5 Bank Danamon, Tbk 29.95 49.8 34.99 19.14 6 Bank Mandiri, Tbk 34.84 5.65 31.94 21.61 7 Bank Bumi Artha 25.01 24.56 25.69 22.52 8 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 19.92 27.57 34.78 12.73 RATA-RATA 28.42 31.84 28.60 26.26 Sumber : Stock Exchange 2008-2011 (Data diolah kembali) Berdasarkan tabel diatas, rata-rata nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada bank go public di Bursa Efek periode 2008-2011 mengalami trend menurun. Tahun 2008 nilai rata-rata DPR yaitu sebesar 28,42%, kemudian tahun Universitas Pendidikan repository.upi.edu 8

9 2009 terjadi peningkatan yaitu menjadi sebesar 31,84%. Pada tahun 2010 rata-rata DPR kembali mengalami penurunan ke angka 28,60%, namun pada 2011 terjadi peningkatan sebesar 0,51% menjadi 29,11%. Perkembangan Dividend Payout Ratio (DPR) pada bank go public yang tercatat di Bursa Efek tahun 2008-2011 bila disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti pada grafik 1.1. 40 30 20 10 28,42 Dividend Payout Ratio 31,84 28,6 26,26 Dividend Payout Ratio 0 2008 2009 2010 2011 Sumber : Stock Exchange 2008-2011 (Data diolah kembali) Grafik 1.1 Perkembangan Dividend Payout Ratio (DPR) pada Bank Go Public di Bursa Efek Tahun 2008-2011 Grafik 1.1 diatas menunjukan bahwa nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada bank go public mengalami kecenderungan menurun. Nilai Dividend Payout Ratio (DPR) yang rendah menggambarkan bahwa porsi laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham relatif rendah jika dibandingkan dengan keseluruhan laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 9

10 Kondisi penurunan Dividend Payout Ratio (DPR) pada bank go public jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan menurunnya kepercayaan dan ketertarikan investor untuk membeli saham pada bank tersebut. Berdasarkan Signalling Theory, semakin menurunnya tingkat dividen pada suatu perusahaan maka akan memberikan gambaran bahwa prospek perusahaan di masa yang akan datang juga akan semakin menurun. Investor akan berfikir bahwa kemungkinan pembayaran dividen yang dilakukan bank akan semakin kecil, maka semakin kecil pula kemungkinan mereka untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini tentu akan mempengaruhi keputusan investasi bagi investor, investor akan beralih untuk berinvestasi pada perusahaan lain yang lebih menjanjikan. Bank akan kehilangan banyak modal yang berasal dari investornya dan kondisi ini dapat mengancam stabilitas bank yang kemudian akan berdampak pada stabilitas keuangan dan perekonomian di. Dikutip dari Dewi (2011:41), Potter (1990) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan yaitu struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan menggambarkan presentase kepemilikan perusahaan. Dikutip dari Sugeng (2009:42), kepemilikan manajerial (insider ownership) ialah porsi atau presentase dari saham perusahaan yang dimiliki oleh orang dalam perusahaan (manajemen) terhadap total saham yang dikeluarkan oleh perusahaan (Rozeff, 1992 dan Mollah, et al., 2000). Sedangkan kepemilikan institusional (institutional ownership) umumnya terdiri dari perusahaan atau lembaga-lembaga publik seperti Universitas Pendidikan repository.upi.edu 10

11 pension fund, investment companies, life insurance companies, mutual fund dan sejenisnya (Jones, 2000). Teori keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan antara dua pihak yang terkait di dalam perusahaan yaitu agen (manajer) dengan principal (pemegang saham). Pemegang saham memberi wewenang kepada manajer untuk mengelola perusahaan agar mampu meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kekayaan pemegang saham. Namun, tujuan utama manajer dalam mengelola perusahaan seringkali tidak berjalan dengan seharusnya. Manajer cenderung mengambil keputusan yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan yang menguntungkan dirinya sendiri, tindakan seperti ini akan menimbulkan biaya yang disebut biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan biaya keagenan (agency cost) sebagai sejumlah pengeluaran untuk pengawasan yang dilakukan oleh pemegang saham, pengeluaran karena penggunaan hutang oleh agen serta pengeluaran karena residual loss yaitu pengeluaran biaya oleh pemegang saham eksternal untuk mempengaruhi keputusan manajer dalam memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Pada teori keagenan dari Jensen dan Meckling (1976) dividen berfungsi sebagai kompensasi untuk mengawasi perilaku manajemer dan oleh karena itu dapat mengurangi biaya keagenan (agency cost) yang timbul dari konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajer. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 11

12 Data empiris perkembangan kepemilikan saham pada bank go public di Bursa Efek tahun 2008-2011 digambarkan pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Perkembangan Kepemilikan Saham pada Bank Go Public di Bursa Efek Tahun 2008-2011 NO BANK 2008 2009 2010 2011 Manajerial Institusional Manajerial Institusional Manajerial Institusional Manajerial Institusional 1 BBCA 1.89 51.15 52.91 1.18 49.92 1.18 49.19 1.18 2 BBKP 0 80.57 0 70.92 0 77.75 0 59.50 3 BBNI 0 76.36 0 76.36 0 76.36 0 60 4 BBRI 0 56.82 0 56.79 0 56.77 0 56.75 5 BDMN 0 67.88 0 67.76 0 67.42 0 73.18 6 BMRI 0 66.97 0 66.80 0 66.73 0 60 7 BNBA 0 90.9 0 90.9 0 90.9 0 90.9 8 SDRA 64 10 54.48 11.36 60.39 11.25 53.65 14.27 RATA-RATA 8.23 62.58 13.42 55.25 13.78 56.04 12.85 51.97 Sumber : Capital Market Directory 2008-2011 (Data diolah kembali) Keterangan : : Kepemilikan dikuasai oleh manajerial : Kepemilikan dikuasai oleh institusional Berdasarkan pada tabel 1.2, dapat dilihat bahwa kepemilikan saham pada bank go public di Bursa Efek pada periode tahun 2008-2011 lebih banyak dikuasai oleh kepemilikan saham institusional. Kepemilikan institusional menguasai Universitas Pendidikan repository.upi.edu 12

13 lebih dari 50% saham pada bank go public di Bursa Efek. Hal tersebut dipengaruhi oleh penguasaan sepenuhnya oleh pihak institusi pada beberapa bank. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dalam penelitian ini struktur kepemilikan saham yang akan diteliti yaitu kepemilikan saham institusional. Data empiris perkembangan kepemilikan saham institusional pada bank go public di Bursa Efek pada periode tahun 2008-2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.3 Perkembangan Kepemilikan Saham Institusional pada Bank Go Public di Bursa Efek Tahun 2008-2011 Tahun Kepemilikan Saham Institusional (%) 2008 62,58 2009 55,25 2010 56,04 2011 51,97 Sumber : n Capital Market Directory 2008-2011 (Data diolah kembali) Tabel diatas menggambarkan bagaimana perubahan tingkat kepemilikan saham manajerial pada bank go public pada 4 tahun terakhir. Pada tahun 2008, kepemilikan saham institusional merupakan jumlah tertinggi selama kurun waktu penelitian yaitu sebesar 62,58%. Tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 55,25%, namun pada tahun 2010 terjadi sedikit peningkatan menjadi 56,04%, tapi menurun kembali pada tahun 2011 menjadi sebesar 55,98%. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 13

14 Perkembangan tingkat kepemilikan saham institusional pada bank go public di Bursa Efek tahun 2008-2011 bila disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti dalam grafik 1.2. 80 60 40 20 0 Kepemilikan Institusional 62,58 55,25 56,04 51,97 2008 2009 2010 2011 Kepemilikan Institusional Sumber : n Capital Market Directory 2008-2011 (Data diolah kembali) Grafik 1.2 Perkembangan Kepemilikan Saham Institusional pada Bank Go Public di Bursa Efek Tahun 2008-2011 Berdasarkan grafik 1.3 dapat diketahui bahwa kepemilikan saham institusional pada bank go public mengalami trend menurun. Ini berarti bahwa jumlah kepemilikan saham yang berasal dari institusi di luar bank tersebut semakin berkurang. Berdasarkan teori keagenan dari Jensen dan Meckling (1976), apabila kepemilikan saham di suatu perusahaan mayoritas dikuasai oleh kepemilikan institusional maka penggunaan dividen sebagai sarana monitoring akan berkurang. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 14

15 Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang tinggi memungkinkan pemegang saham untuk melakukan pengawasan terhadap manajemen perusahaan secara langsung dan lebih efektif, sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan kebijakan membayar dividen dalam jumlah yang besar. Fenomena kepemilikan institusional yang terjadi pada bank go public di Bursa Efek mengalami trend menurun, meskipun begitu kepemilikan oleh institusi pada bank masih merupakan kepemilikan mayoritas yang terlihat dari presentase rata-rata setiap tahunnya yang berada diatas 50%. Berdasarkan teori keagenan dari Jensen dan Meckling (1976) penurunan tingkat kepemilikan institusional pada bank go public di Bursa Efek akan mengakibatkan kenaikan pembayaran dividen. Dalam hal ini dividen berperan sebagai suatu mekanisme monitoring seperti yang dikemukakan oleh Easterbook (1984). Perusahaan akan menggunakan dividen yang tinggi sebagai kompensasi atas biaya pengawasan terhadap perilaku manajer. Berdasarkan pada fenomena penurunan Dividend Payout Ratio (DPR) pada bank go public di Bursa Efek, serta penurunan presentase struktur kepemilikan institusional maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA BANK GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA. 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Universitas Pendidikan repository.upi.edu 15

16 1.2.1 Identifikasi Masalah Perbankan merupakan sektor yang memegang peran penting dalam sistem keuangan dan perekonomian. Berdasarkan data Bank (BI), industri perbankan menunjukkan kinerja yang semakin solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8,0% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0 %. Sementara itu, intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Mei 2012 mencapai 26,3%. Kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,3%, dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian. Kredit modal kerja dan kredit konsumsi juga dalam keadaan baik yaitu masing-masing tumbuh sebesar 28,9 % dan 20,3%. Modal sangatlah penting mengingat fungsi bank adalah sebagai lalu lintas pembayaran sehingga bank dituntut untuk selalu memenuhi kepentingan nasabahnya. Kondisi persaingan di dunia perbankan yang semakin ketat menyebabkan setiap bank berupaya memperbaiki kinerja keuangannya agar lebih baik dari bank lain. Semakin baik kinerja keuangan suatu bank maka akan menambah kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di bank tersebut. Dengan adanya pasar modal, bank dapat mencari sumber tambahan dana untuk berjalannya aktivitas perbankan mereka, sedangkan bagi para investor dengan membeli saham suatu bank mereka mengharapkan keuntungan berupa dividen, capital gain serta kepemilikan pada bank tersebut. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 16

17 Menurut Hanafi (2004: 361) dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ialah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham berdasarkan pada kesepakatan yang telah diatur dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), termasuk besar pembagian dan waktu pembagian. Kebijakan dividen menurut Husnan dan Pudjiastuti (2005:308) adalah: pembagian laba antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan kebijakan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir periode akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan dipergunakan untuk reinvestasi dan aktivitas perusahaan di masa yang akan datang. Indikator kebijakan dividen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (Rasio pembayaran dividen) adalah presentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2001:491). Signalling Theory menjelaskan bahwa dividen digunakan untuk memberi sinyal kepada investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Jika perusahaan mengumumkan peningkatan dividen, maka investor akan menganggap bahwa kondisi perusahaan saat ini dan masa yang akan datang relatif baik. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 17

18 Bursa Efek mencatat nilai Dividend Payout Ratio (DPR) pada bank go public di Bursa Efek tahun 2008-2011 mengalami kecenderungan menurun. Dengan semakin menurunnya Dividend Payout Ratio (DPR), investor berfikir bahwa kemungkinan pembayaran dividen yang dilakukan bank akan semakin kecil, bank cenderung memilih menahan keuntungan mereka untuk reinvestasi daripada membayar dividen kepada pemegang sahamnya. Hal ini dapat mengakibatkan investor kehilangan kepercayaannya dan beralih untuk menanam saham ke perusahaan lain yang lebih menjanjikan. Bank akan kehilangan modal yang berasal dari pemegang sahamnya dan hal ini akan berpengaruh terhadap stabilitas bank, terlebih lagi akan mempengaruhi stabilitas keuangan dan perekonomian negara. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada perusahaan yaitu struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan menggambarkan porsi kepemilikan saham didalam suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, struktur kepemilikan yang diteliti yaitu kepemilikan institusional (institusional ownership). Dikutip dari Sugeng (2009:42), kepemilikan institusional (institusional ownership) biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga publik seperti, pension fund, investment companies, life insurance companies, mutual fund dan sejenisnya. Berdasarkan data yang bersumber dari n Capital Market Directory periode tahun 2008-2011, struktur kepemilikan institusional pada bank go public di Bursa Efek selama 4 tahun terakhir menunjukan trend menurun, hal ini Universitas Pendidikan repository.upi.edu 18

19 menggambarkan bahwa kepemilikan yang berasal dari pihak institusi di luar bank tersebut mengalami penurunan. Berdasarkan teori keagenan dari Jensen dan Meckling (1976) penurunan tingkat kepemilikan institusional pada bank go public di Bursa Efek akan mengakibatkan kenaikan pembayaran dividen. Dalam hal ini dividen berperan sebagai suatu mekanisme monitoring seperti yang dikemukakan oleh Easterbook (1984). Perusahaan akan menggunakan dividen yang tinggi sebagai kompensasi atas biaya pengawasan terhadap perilaku manajer. Dividen yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan pemegang saham kepada kinerja perusahaan. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis sampaikan sebelumnya, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Struktur Kepemilikan pada Bank Go Public di Bursa Efek? 2. Bagaimana Kebijakan Dividen pada Bank Go Public di Bursa Efek? 3. Bagaimana pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Dividen pada Bank Go Public di Bursa Efek? 1.3 Tujuan penelitian Universitas Pendidikan repository.upi.edu 19

20 Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dan mempelajari hal-hal berikut : 1. Struktur Kepemilikan pada Bank Go Public di Bursa Efek. 2. Kebijakan Dividen pada Bank Go Public di Bursa Efek. 3. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Dividen pada Bank Go Public di Bursa Efek. 1.4 Kegunaan penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan literatur dalam bidang manajemen keuangan khususnya mengenai kebijakan dividen, struktur kepemilikan serta bagaimana pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan dividen. b. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai kebijakan dividen dan struktur kepemilikan. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 20

21 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para investor sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai investasi saham. b. Bagi Pengusaha Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan masukan bagi pengusaha untuk memecahkan masalah terutama mengenai kebijakan dividen dan struktur kepemilikan. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai kebijakan dividen dan struktur kepemilikan. Universitas Pendidikan repository.upi.edu 21