mempunyai peranan terpenting dibanding sumber aaya non manusia yang berfungsi sebagai pelengkap yang menopang sumber daya utama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

~ "' BABI PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan nasional telah dilakukan dengan perbaikan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya sistem tersebut, satu di antaranya, yaitu peran tenaga pendidik.

religius dan berorientasi pada pengembangan agribisnis dan pariwiasata". Misi ini

POLA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH STANDAR NASIONAL (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 JEPARA) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri secara utuh. Sekolah adalah organisasi yang komplek dan unit, seiring

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 1 Dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, kemampuan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

BAB I PENDAHULUAN. kimia. Saat ini sedang berkembang seiring berjalannya waktu. Memiliki cabang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Rencana Strategik (Renstra) Fakultas Ekonomi Bab 1. Pendahuluan. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yakni dengan mendirikan perusahaan negara. Kebijakan tersebut dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

Transkripsi:

BAB I PEMDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era sekarang ini istilah globalisasi menjadi acuan seluruh sektor, tidak terkecuali dalam sektor pendidikan. Tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan ini memerlukan perhatian yang serius dan khusus dari berbagai fihak yang terlibat dalam organisasi pendidikan. Pihak-pihak yang dimaksud adalah seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi pendidikan baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia. Dalam dunia pendidikan dimana didalamnya terdapat pengelolaan sumber-sumber, sumber daya non manusia dapat berupa modal, alat,; material, metode, dan informasi, dimana hal ini lebih dianggap sebagai faktor produksi. Terlebih dari hal di atas sumber daya manusia tidak dianggap sebagai komponen faktorproduksi, tetapi lebih dianggap sebagai asset lembaga yang paling berharga. Dalam kontek pengelolaan faktor sumber daya manusia (SDM) mempunyai peranan terpenting dibanding sumber aaya non manusia yang berfungsi sebagai pelengkap yang menopang sumber daya utama yakni SDM. Artinya besarnya modal, canggihnya alat teknologi,

banyaknya material, baiknya metode yang digunakan dan tersedianya informasi yang lengkap tidak akan berarti dan bernilai tanpa adanya peran dari SDM. Oleh karena itu untuk mengantisipasi percepatan globalisasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang handal dan professional. Akibat dari globalisasi menyebabkan terjadinya persaingan yang tajam (hyper competition), sehingga diperlukan peningkatan produktivitas yang tinggi, efisiensi dan kualitas. Peningkatan kualitas SDM merupakan suatu keharusan dalam rangka meningkatkan kualitas aktivitas yang tidak hanya dilakukan secara parsial, tetapi peningkatan kualitas harus dilakukan secara total. Perubahan-perubahan yang sangat cepat mengakibatkan ketidak pastian {uncertainty) terutama dalam teknologi informasi yang sangat berpengaruh terhadap SDM. Adanya perubahan-perubahan berbagai hal tersebut menuntut setiap lembaga pendidikan untuk mampu beradaptasi, sebab organisasi yang mampu beradaptasi tetap akan survive dalam persaingan. Pengembangan sumber daya manusia adalah proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu melakukan pilihanpilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia sebagai personil dalam organisasi termasuk dalam lembaga pendidikan. Rumusan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya manusia tidak hanya sekedar

meningkatkan kemampuan, tetapi juga menyangkut pemanfaatan kemampuan tersebut. Menurut Effendi (1995) pengembangan sumber daya manusia termasuk didalamnya adalah peningkatan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan, peluang kerja dan berusaha. Pengembangan SDM merupakan bagian integral dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan merupakan titik sentrai pembangunan nasional. Proses pengembangan SDM tersebut harus menyentuh berbagai bidang kehidupan yang harus tercermin dalam setiap aktivitas pemimpin termasuk pemimpin pendidikan, yakni kepala sekoiah. Oleh karena itu, peningkatan kualitas dalam arti peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah sebagai pemimpin pendidikan di sekoiah merupakan suatu hal yang diwajibkan. Dalam kepemimpinan pendidikan, suatu pandangan yang menyatakan adanya kepentingan dalam pengembangan personil dinyatakan seperti berikut: Secara konseptual pengembangan bukanlah sesuatu yang diperlakukan sekoiah bagi guru (termasuk kepala sekoiah) tetapi merupakan hal yang harus dilakukan oleh dirinya sendiri. Pada dasarnya pengembangan berorientasi pada pertumbuhan (growth oriented) (Castetter, 1996: 232). Selanjutnya Castetter (1996) menyatakan bahwa proses pengembangan staf harus didasarkan pada beberapa persyaratan diantaranya:- (1) Pengembangan dapat meningkatkan kriteria dalam

posisi-posisi setiap personel yang menduduki jabatan, dan (2) Pengembangan dapat meningkatkan skill pokok personel sehingga dapat bertugas sesuai jabatan yang dipegangnya. Kepala Sekoiah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan formal dan rasional, siapapun yang diangkat menjadi kepala sekoiah, harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu. Oleh karena itu jabatan kepala sekoiah adalah jabatan formal sebab pengankatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Kepala sekoiah merupakan sumber daya manusia dan menjadi komponen yang paling berperan dalam meningkatankan kualitas pendidikan. Hal ini sejalan dengan ungkapan Supriadi (1998: 346) bahwa "erat hubungannya antara mutu kepala sekoiah dengan berbagai aspek kehidupan sekoiah seperti disiplin sekoiah, iklim budaya sekoiah, dan menurunnya perlilaku kenakalan siswa". Kepala sekoiah bertanggungjawab atas pengelolaan pendidikan di sekoiah yang secara langsung berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekoiah. Sebagaimana dikemukakan dalam PP Nomor 28 tahun 1990 Pasal 12 ayat 1 bahwa "Kepala sekoiah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekoiah,

pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendaya gunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Kepala sekoiah dinyatakan berhasil jika memahami keberadaan sekoiah sebagai organisasi yang kompleks, serta mampu melaksanakan peranannya sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekoiah. Kepala sekoiah harus mengetahui tugas yang akan menentukan warna bagi sekoiah yang dipimpinnya. Betapa pentingnya peranan kepala sekoiah dalam menggerakkan kehidupan sekoiah untuk mencapai tujuan. Atas dasar hal tersebut Kepala Sekoiah berperan sebagai kekuatan sentrai yang menjadi penggerak jalannya aktivitas sekoiah. Sekoiah sebagai lembaga pendidikan formal dan merupakan tempat untuk belajar mempunyai tugas pokok, yakni "mengusahakan terwujudnya pengalaman belajar yang bermutu bagi peserta didik" (Djam'an Satori, 1999; 1), menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi peserta didiknya dan harus mampu menyediakan dan melayani serta mewujudkan pembelajaran yang bermutu kepada seluruh peserta didik sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Pada jenjang pendidikan dasar, sekoiah dasar sebagai salah satu lembaga pendidikan formal, merupakan bentuk satuan pendidikan dimana proses penyelenggaraannya berlangsung dalam lembaga

pendidikan formal dan merupakan kegiatan sosial yang esensial serta mempunyai fungsi sebagai pengelola proses pembinaan dan penyampaian pengetahuan. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 menyatakan bahwa sekoiah dasar menyelenggarakan kegiatan beiajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sekoiah Dasar sebagai satuan pendidikan 'dasar mempunyai tujuan menyiapkan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan peserta didik baik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun persiapan hidup masyarakat. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh di sekoiah, harus diupayakan melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah dalam upaya pengelolaan sekoiah yang efektif. Dalam kaitan ini sekoiah efektif yang dapat menunjukkan tingkat kinerja yang baik harus memenuhi indikator sebagai berikut (Djam'an Satori, 1999; 10-11) : (1) Layanan belajar bagi siswa; (2) Pengelolaan dan layanan siswa; (3) Sarana dan prasarana sekoiah; (4) Program dan pembiayaan; (5) Partisispasi masyarakat; (6) Budaya sekoiah. Kesimpulan hasil penelitian Pusat Informatika Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2000; 10) menyatakan bahwa:

"manajemen sekoiah merupakan proses pemanfaatan seluruh sumberdaya. sekoiah yang dilakukan melalui tindakan rasional dan sistematik, mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengerahan tindakan dan pengendalian yang dilakukan pimpinan untuk mencapai tujuan sekoiah secara efektif dan efisien. Disamping itu untuk meningkatkan mutu pendidikan sekoiah Dasar terlebih dahulu harus dapat mengidentifikasi serta dapat memecahkan seluruh masalah yang menyangkut pengelolaan sekoiah dasar". Berdasarkan pemikiran di atas maka dapat dinyatakan bahwa dalam upaya mencapai keberhasilan peningkatan pendidikan di sekoiah dasar kunci utamanya adalah keterampilan kepemimpinan kepala sekclah sebagai dasar bagi pengelolaan sekoiah yang baik. Terdapat 3 (tiga) macam keterampilan yang harus dimiliki oleh manajer pendidikan (Made Pidarta, 1990; 74), yaitu : (1) "Keterampilan konsep, untuk memahami dan mengoperasionalkan organisasi; (2) keterampilan bekerja sama, motivasi dan memimpin; (3) keterampilan teknik dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas". Sedangkan menurut Bary A. Yuul (1994; 230-233), terdapat tiga keterampilan manajerial yang efektif, yaitu: (1) keterampilan teknik; (2) keterampilan antar pribadi (interpersonal skill) dan (3) keterampilan konseptual. Untuk menciptakan kondisi yang baik dimana tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien maka seluruh sumber daya pendidikan yang ada di sekoiah perlu di kelola dan diberdayakan

/%72woi seoptimal mungkin. Sumberdaya pendidikan tersebut terdiiigtfl^ajr^i I manusia, uang, sarana dan prasarana serta metoda yang\rar^@^^^ diorganisasi, diinteraksikan, dikoordinasikan, dan diarahkan. Ha? hanya dapat dicapai apabila kepala sekoiah memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen (pengelolaan) pendidikan dengan baik. Dengan demikian hendaknya kepala sekoiah memiliki visi dan misi kelembagaan, kemampuan konseptual, memiliki keterampilan dan seni dalam hubungan antar manusia, menguasai aspek-aspek teknis dan substantif pekerjaan rutin, memiliki semangat untuk maju, mengabdi serta memiliki karakter yang diterima oleh lingkungannya (Djam'an Satori, 1999; 5). Sejalan dengan pendapat diatas, untuk mecapai manajemen yang professional, yang lebih difokuskan kepada personil yang tidak lain adalah para manajer dimana dalam hal ini adalah kepala sekoiah, terdapat beberapa landasan pengembangan manajemen pendidikan professional yang perlu diperhatikan (Khaerudin Kurniawan, 1990; 21), yaitu : 1. Manajer pendidikan memiliki semangat yang tinggi. 2. Manajer pendidikan mampu mewujudkan diri yang didasari keterkaitan dan keterpaduan (relevansi) dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan IPTEK. 3. Manajer pendidikan mampu bekerjasama dengan profesi lain. 4. Manajer pendidikan memiliki etos kerja yang tinggi. 5. Manajer pendidikan mempunyai kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir. 6. Manajer pendidikan berjiwa profesionalisme yang tinggi. 7. Manajer pendidikan memiliki kesejahteraan lahir batin.

8. Manajer pendidikan mempunyai wawasan masa depan. 9. Manajer pendidikan mampu melaksanakan fungsi, misi dan perannya secara terpadu. Kondisi faktual di lapangan ditemukan, masih banyak kepala sekoiah dalam pelaksanaan tugasnya lebih banyak melaksanakan unsur kegiatan yang tidak menggambarkan fungsi-fungsi manajerial, mereka lebih terpaku kepada kegiatan yang bersifat intruksional dalam arti yang harus dilakukan berdasarkan perintah atasan maupun hal-hal yang dilakukan oleh bawahan dan didasarkan atas petunjuk pelaksanaan atau petunjuk lainnya. Sebagai analisa berdasarkan studi pendahuluan terdapat penemuan hal-hal berikut: 1. Sangat minimnya pengembangan potensi kepemimpinan serta peningkatan keterampilan kepemimpinan yang harus dilakukan secara pribadi oleh masing-masing kepala sekoiah atau secara kelompok dalam sistem pembinaan yang harus dilakukan melalui wadah Sistem Pembinaan Profesional (SPP) Kelompok Kerja Kepala Sekoiah (KKKS) serta bimbingan pejabat fungsional dalam hal ini pengawas TK/SD atau Instansi Dinas Pendidikan. 2. Sistem pembinaan kepemimpinan dalam Gugus diidentifikasi berupa kegiatan rutin yang disandarkan pada kontribusi anggaran, hal ini perlu diungkap kondisi-kondisi yang mendukung

kesinambungan pembinaan dalam pengembangan keti kepemimpinan. 3. Terdapat indikator yang menunjukkan lemahnya unsur-urisur pengelolaan pembinaan yang berkelanjutan, sehingga upaya yang menjamin kesinambungan pembinaan perlu dikembangkan. 4. Pola pembinaan keterampilan kepemimpinan pada dasarnya telah diacu oleh manajemen gugus namun keterampilan kepemimpinan yang dimiliki harus dikembangkan berdasarkan strategi yang mampu menyebar luaskan muatan-muatan profesional. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas perlu adanya upaya-upaya untuk membantu mengatasi permasalahan dalam peningkatkan keterampilan' kepemimpinan kepala sekoiah sebagai personil yang menentukan dalam kegiatan pendidikan di sekoiah. B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian Mengacu kepada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah dasar dalam pengelolaan pendidikan di sekoiah. Atas dasar hal tersebut di atas maka rumusan masalah penelitian dinyatakan sebagai berikut : Bagaimanakah peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah sebagai 10

upaya pengembangan personil dalam pengelolaan pendidikan di sekoiah dasar? Selanjutnya rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keterkaitan kebijakan Dinas Pendidikan dalam pengelolaan wadah sistem pembinaan profesional sebagai upaya peningkatan keterampilan kepemimpinan Kepala Sekoiah serta upaya-upaya yang dapat menularkan keterampilan kepemimpinan yang perlu dimiliki oleh setiap kepala sekoiah? 2. Bentuk kegiatan serta upaya bagaimana yang dikembangkan dalam rangka peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah dasar sehingga muncul kondisi-kondisi yang mendukung kesinambungan pembinaan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang upaya peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah dasar. Secara khusus penelitian ini dimaksudkan untuk : 1. Memperoleh gambaran tentang keterkaitan kebijakan Dinas Pendidikan dalam pengelolaan wadah sistem pembinaan profesional n

sebagai upaya peningkatan keterampilan kepemimpinan Kepala Sekoiah serta upaya-upaya yang dapat menularkan keterampilan kepemimpinan yang perlu dimiliki oleh setiap kepala sekoiah? 2. Memperoleh informasi tentang kegiatan serta upaya bagaimana yang dikembangkan dalam rangka peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah dasar sehingga muncul kondisikondisi yang mendukung kesinambungan pembinaan keterampilan kepemimpinan kepala sekoiah? 12

Gambar 1 : Paradigma Penelitian Peningkatan Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekoiah 13 D. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut PENGEMBANGAN PERSONIL PENINGKATAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN KETERAMPILAN Melalui: t w i/r~r"*r"h/itr>ir^thi a k\ w w KEPEMIMPINAN Peningkatan kemampuan melalui belajar (Randall, 1987) Kebijakan Dinas Pendidikan dengan pengelolaan KEPALA SEKOLAH Program pendidikan melalui pekerjaan (on wadah pembinaan profesional kepala sekoiah job training), berupa : Job instruction, coaching, job rotation, junior board, dasar pada sistem pembinaan profesional dalam upaya peningkatan keterampilan kepala sekoiah. assistanship or apprenticeship, dan hard Kegiatan yang dikembangkan dalam rangka to employ. (Trence R. Mitchel, dalam peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala Mumu, 1997) sekoiah dasar sehingga muncul kondisi-kondisi Pendidikan diluar pekerjaan (offjob y;ing mendukung kesinambungan pembinaan. training), berupa: lecture, diskusi atau konferensi, specialstudy, model prilaku, simulasi, pengajaran berprograma, Upaya-upaya yang bisa menjamin kesinambungan unsur-unsur manajemen network dalam sistim pembinaan keterampilan kepemimpinan kepala ^_x ^ laboratory training. (Trence R. Mitchel, sekoiah. dalam Mumu, 1997) Pengelolaan sistem pembinaan profesional Strategi tenggelam atau berenang, sehingga memiliki strategi yang dapat menularkan pemberian pengalaman yang lebih, on the keterampilan kepemimpinan yang perlu dimiliki / job training, bekerja sambil latihan, oleh setiap kepala sekoiah. PENGELOLAAN latihan secara penuh, pendekatan J SEKOLAH YANG integratif (Umi Sukamti, 1989). 1 EFEKTIF Bimbingan dan arahan individual, observasi/asesment, keterlibatan dalam * proses pengembangan/perbaikan, i \ L. * * _ "_ * /\ i I'll'- ^ ^^. _.!_ t _. training, inquiry (William B. Castetter, ^^ ^ 1996) \

Paradigma penelitian di atas merupakan alur penelitian yang akan ditempuh dan apa yang diharapkan daoat diketahui dan diperoleh dengan jelas. Penelitian ini diawali dengan memahami konsep pengembangan personil, kondisi keterampilan kepemimpinan berdasarkan data objektif yang juga berpengaruh terhadap pengelolaan pendidikan, melalui identifikasi berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan keterampilan kepemimpinan akan dapat diketahui efek-efek upaya peningkatan keterampilan kepemimpinan yang secara tidak langsung berbentuk model-model kepemimpinan yang ditunjukkan pengelolaan pendidikan yang efektif. - 14