GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAB GVBEUUR LAIIPl1BG NOMOR: G/:J.{;() /11.05/HK/2015 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ \ '30 /I1.0S/HK/201S

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERlWR LAMPUNG NOMOR : G/ ~hb /II.04/HK/2014

GUBERNURLAMPUNG. KEPl1TUSAIf GUBERNUR LAMPUlIG NOMOR: G/44?/II.04/HK/2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUDERNUR LAMPUNG NOMOR: G/,7 I /1I.04/HK/2014

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR / 94 / 2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010

BUPATI DONGGALA KEPUTUSAN BUPATI DONGGALA NOMOR : / /BLHD/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ J01/V.13/HK/2017

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 SERI E.16

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

G U B E R N U R L A M P U N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. AREAL. Terganggu. Reklamasi. Revegetasi. PNBP. Penentuan.

Unit Induk Pembangunan I Arun 220 MW di Kota di - Lhokseumawe Provinsi Aceh--

GUBERNURLAMPUNG GUBERNUR LAMPUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ 83 /III.12/HK/2015 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN RENCANA TAHUNAN RTKPL DAN RTPL

PRESIDEN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 3.

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

G U B E R N U R L A M P U N G

Peraturan Reklamasi dan Pascatambang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK PENAMBANGAN BAWAH TANAH

G U B E R N U R L A M P U N G

Aplikasi Website Pendataan dan PelaporanPenggunaan Lahan Pertambangan

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ s S"/V.23/HK/2017

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2 sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membangun bendungan; d. bahwa untuk membangun bendungan sebagaimana dimaksud pada huruf c, yang

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 123 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/,tlJi/1I.02/HK/2015

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ 1~7 /1I.05/HK/2016 TENTANG

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

RINGKASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

GUBERNUR LAMPUNG, KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/'t 1-"1 /l1i.10/hk/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK PENAMBANGAN BAWAH TANAH

GUBERNURLAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ 39'>/II.02/HK/2014 TENTANG

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 14/Menhut-II/2013 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 113 TAHUN 2012 T E N T A N G

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun

BUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2006 TENTANG : PENGELOLAAN PASIR BESI GUBERNUR JAWA BARAT

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ ::3rt7II.05/HK/2015

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 71 /KUM/2013

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ 410 /B.X/HK/2015

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN,

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 4 /KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PENGAMBILAN AIR TANAH

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.64/Menhut-II/2006 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR LAMPUNG. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; MEMUTUSKAN:

TENTANG LAHAN DENGAN. dan dan. hidup yang. memuat. dengan. pembukaan. indikator. huruf a dan. Menimbang : Tahun Swatantra. Tingkat.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.84/Menhut-II/2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

PELAKSANAAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 146 Tahun 1999 Tentang : Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Hutan

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

G U B E R N U R L A M P U N G

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 186

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ I(}9/B.IX/HK/2016

2 Menteri Kehutanan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan

Transkripsi:

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015 TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN BIDUP RENCANA KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS DAN MINERAL PENGlKUTNYA DI KECAMATAN BARADATU, BANJIT, BLAMBANGAN UMPU DAN KABUl, KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG OLEB PT. BATUTUA WAYKANAN MINERALS GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang a. bahwa rencana kegiatan penambangan emas dan mineral pengikutnya di Kecamatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan oleh PT. Batutua Waykanan Minerals, merupakan rencana usaha danjatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL); b. bahwa sesuai dengan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan dari Komisi Penilai AMDAL Provinsi Lampung terhadap Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKlr-RPL), menyatakan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut di atas, layak lingkungan; c. bahwa sehubungan dengan maksud huruf a dan huruf b tersebut di atas, maka Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Penambangan Emas Dan Mineral Pengikutnya di Kecamatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan oleh PT. Batutua Waykanan Minerals perlu ditetapkan dengan Keputusan Gubemur Lampung; Mengingat 1. Undang-Undang Nornor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pernerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

- 2 7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup; 9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan; 10. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2014; Memperhatikan 1. Keputusan Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Lampung Selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Provinsi Lampung Nomor: 37/KOMDAL/II.05/2015 tanggal 6 Maret 2015 tentang Kesepakatan Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Penambangan Emas Dan Mineral Pengikutnya di Kecamatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan oleh Pf', Batutua Waykanan Minerals; 2. Berita Acara Rapat Tim Teknis Komisi Penilai Amdal Provinsi Lampung Nomor: 51/KOMDAL-BA/II.05/2015 tanggal 25 Maret 2015 mengenai Penilaian Dokumen ANDAL, RKL-RPL Kegiatan Penambangan Emas Dan Mineral Pengikutnya di Kecamatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan oleh PI', Batutua Waykanan Minerals; 3. Berita Acara Sidang Komisi Penilai Amdal Provinsi Lampung Nomor: 54/KOMDAL/Il.05/2015 tanggal 26 Maret 2015 mengenai Penilaian Dokumen ANDAL, RKL-RPL Kegiatan Penambangan Emas Dan Mineral Pengikutnya di Kecamatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan oleh Pl', Batutua Waykanan Minerals. MEMUTUSKAN: Menetapkan KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS DAN MINERAL PENGIKUTNYA DI KECAMATAN BARADATU, BANJIT, BLAMBANGAN UMPU DAN KASUI, KABUPATEN WAY KANAN OLEH PT. BATUTUA WAYKANAN MINERALS.

".' - 3 KESATU KEDUA Rencana kegiatan penarnbangan emas dan mineral pengikutnya di Kecamatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan oleh Pr. Batutua Waykanan Minerals, dinyatakan layak secara lingkungan hidup. Rencana kegiatan penambangan emas dan mineral pengikutnya di Kecamatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan oleh Pr. Batutua Waykanan Minerals, meliputi: a. koordinasi, perizinan, dan sosialisasi dilakukan dengan dinas-dinas terkait untuk merrunjang kegiatan penambangan emas dan mineral pengikutnya di Kecamatan Baradatu, Banjit, Blarnbangan Urnpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung; b. pembebasan lahan akan dilakukan sesuai hasil eksplorasi yang estimasi deposit kandungan emasnya tinggi saja dan dilakukan mekanisme pembebasan laban oleh suatu tim khusus yang dibentuk melibatkan unsur Pemerintah Daerah Way Kanan, aparat Kecamatan, aparat Kampung, masyarakat pemilik lahan dan instansi terkait lainnya; c. penerimaan tenaga kerja untuk pembangunan sarana dan prasarana tambang diperkirakan berjumlan 526 orang. Tenaga kerja diutamakan berasal dari daerah disekitar tapak proyek yaitu Kecarnatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan yang disesuaikan dengan latarbelakang pendidikan dan keahlian yang dibutuhkan; d. mobilisasi peralatan dan material meliputi peralatan untuk konstruksi dan peralatan untuk operasi penambangan. Penetapan jenis dan jumlah alat didasarkan pada pertimbangan karakteristik lapisan emas dan lapisan penutup, aspek teknis dan ekonomis serta dukungan teknis yang mencakup pelayanan puma jual dari perusahaan yang menyediakan peralatan; e. pembukaan dan pematangan laban ditujukan untuk mernpersiapkan jalan akses serta pembangunan sarana dan prasarana penunjang tambang; f. pembangunan sarana dan prasarana terdiri dari pembangunan jalan, pabrik, bangunan kantor karyawan, bangunan sarana kesehatan karyawan dan perumahan karyawan, tempat ibadah, pos kearnaan, gedung laboratorium, bangunan utilitas energi listrik dan air, utilitas mekanik, saluran penirisan tambang dan kolam pengendap, gudang tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), dan gudang B3; g. penerimaan tenaga kerja untuk operasional penambangan yang terdiri dari 5 warga negara asing yang akan ditempatkan pada posisi General Management dan geologi/eksplorasi, serta 30 orang staf dan 255 orang non staf yang diutamakan berasal dari daerah disekitar tapak proyek yaitu Kecamatan Baradatu, Banjit, Blambangan Umpu dan Kasui, Kabupaten Way Kanan yang disesuaikan dengan latarbelakang pendidikan dan keahlian yang dibutuhkan;

- 4 h. pembersihan lahan di rencana lokasi pit yang akan ditambang, pengupasan tanah pucuk, penggalian tanah penutup, penambangan bijih ernas secara terbuka (open pit method) dengan luasan sekitar 100 ha, pengangkutan bijih ernas, pengolahan bijih emas; dan 1. setelah operasi penambangan selesai akan dilakukan reklamasi dan revegetasi dengan cara perataan daerah timbunan tanah penutup dan membentuk kontur mendekati kondisi pennukaan sebelum ditambang, pelepasan tenaga kerja oleh perusahaan akan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan umum dilakukan pada tenaga kerja untuk tingkat buruh, serta pengelolaan fasilitas dan infrastruktur tambang dengan berkonsultasi kepada Kementerian Energi Sumberdaya Mineral di Jakarta. KETIGA Berdasarkan hasil prakiraan dampak dari aspek geofisik kimia, biologi, sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi usaha dan/atau kegiatan, diperoleh dampak penting yang ditimbulkan dari rencana kegiatan ini sebagai berikut: a. Aspek geofisik kimia: 1. peningkatan air larian (ron off! dan erosi yang diakibatkan oleh kegiatan pengupasan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi; 2. penurunan kualitas udara yang diakibatkan oleh kegiatan penggalian tanah penutup dan penambangan bijih emas dan mineral pengikutnya pada tahap operasi; 3. penurunan kualitas air pennukaan yang diakibatkan oleh kegiatan penggalian tanah penutup dan penambangan bijih emas dan mineral pengikutnya Pengolahan dan Penimbunan Emas dan material pengikut dan kegiatan utilitas pada tahap operasi; dan 4. timbulnya air asarn tambang yang diakibatkan oleh kegiatan penggalian tanah penutup dan penambangan bijih ernas dan mineral pengikutnya pada tahap operasi. b. Aspek biologi: 1. perrurunan keanekaragaman flora dan fauna yang diakibatkan oleh kegiatan pembukaan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi; dan 2. penurunan jurnlah plankton pada air permukaan yang diakibatkan oleh kegiatan pembukaan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi. c. Aspek sosial ekonomi budaya: 1. tirnbulnya persepsi dan keresahan masyarakat akibat kegiatan sosialisasi dan pengadaan lahan pada tahap pra konstruksi; 2. peningkatan peluang kezja, peluang usaha, dan pendapatan masyarakat akibat kegiatan perekrutan tenaga kerja pada tahap konstruksi dan tahap operasi;

- 5 3. timbulnya persepsi dan keresahan masyarakat akibat kegiatan perekrutan tenaga kerja dan kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada tahap konstruksi; 4. peningkatan pendapatan masyarakat akibat kegiatan penambangan pada tahap operasi; 5. timbulnya persepsi dan keresahan masyarakat akibat kegiatan penambangan pada tahap operasi; 6. timbulnya persepsi dan keresahan masyarakat akibat kegiatan pelepasan tenaga kerja pada tabap pasca operasi. KEEMPAT Untuk menanggulangi dampak penting sebagaimana dimaksud Diktum Ketiga, PT. Batutua Waykanan Minerals berkewajiban: a. melakukan pendekatan ke masyarakat serta menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dan kelompok sosial yang ada terkait tahapan rencana kegiatan yang akan dilakukan; b. melakukan back filling, pembukaan lahan dilakukan bertahap dan mengamankan tanah pucuk (top soin di tempat relatif datar dan ditanami dengan tanaman penutup tanah (cover crop); a. melakukan penanaman kembali (revegetasi) areal timbunan tanah penutup dan penanaman pohon (penghijauan) di tepi kiri kanan jalan angkut; b. melakukan penyiraman secara berkala sepanjang jalan di lokasi tapak proyek; c. melakukan pengelolaan air tirisan dalam kolam pengendapan dan air rembesan dati disposal; d. melakukan pengerukan endapan tanah di kolam pengendapan; e. menetralisir air asam tambang dengan pengapuran pada kolam pengolahan limbah; f. pembuatan sekat-sekat pada lokasi penimbunan tanah penutup; g. melakukan pemberian upah tenaga kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan h. melakukan kebijakan penerapan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mengacu pada peraturan yang berlaku dan dilakukan secara bertahap. KELIMA PT. Batutua Waykanan Minerals wajib memiliki izin usaha darr/atau izin lainnya yang terkait dengan kegiatannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

--. - 6 KEENAM Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari temyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Telukbetung pada tanggal 1-.9-2015 Tembusan: 1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI di Jakarta; 2. Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral RI di Jakarta; 3. Bupati Way Kanan di Blambangan Umpu; 4. Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera di Pekanbaru; 5. Kepala Kanwil Badan Pertanaban Nasional Provinsi Lampung di Telukbetung; 6. Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Lampung di Telukbetung.