BAB III KONSEP PENGASUHAN ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

TANYA JAWAB UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

& JIPSWARI. PERIUIIO MEROKOK PENDUDUK INDONESIA: BEBEMPA TEMUAN DARI PROYEKINDONESId FAMILY LIFE SURVEY. IGDUDUKAN HUIruM PEREMPUAN PELAIO NIKAH SIRRJ

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Pencatatan Nama Orang Tua Bagi Anak Yang Tidak Diketahui Asal-usulnya

NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN OLEH ANAK. Menurut Moeljatno istilah perbuatan pidana menunjuk kepada makna

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PENDIDIKAN BERDASARKAN UU RI NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

BAB 8. KEKERASAN DALAM RUMAHTANGGA DAN TRAFFICKING DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB II LANDASAN TEORI

UU RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA DESA SANETAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG PERATURAN DESA SANETAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak HUKUM PERLINDUNGAN ANAK* Dr. Suparnyo, S.H., M.S.**

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN PELINDUNGAN ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

PERLINDUNGAN HAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa batasan umur sebagai pengertian mengenai anak menurut peraturan

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban diperlakukan seolah. barang dagangan yang dapat dibeli dan dijual kembali.

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PERLINDUNGAN ANAK SEBAGAI PERWUJUDAN HAK ASASI MANUSIA DAN GENERASI PENERUS BANGSA. Hj. Eny Kusdarini, M.Hum (Dosen PKn & Hukum FISE UNY)

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK KOTA KENDARI

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemeri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Di Indonesia,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH ANAK. keadaan di bawah umur (minderjaringheid atau inferionity) atau kerap juga

I. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak

BAB I PENDAHULUAN. boleh merampas hak hidup dan merdeka tersebut.

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan Negara Republik Indonesia secara jelas diluangkan dalam Undang

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

23-26 PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN HAK DASAR ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

- 1 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Batas Usia Pertanggungjawaban Pidana Anak

Mengakomodir Hak Anak Dalam KUHP. Oleh : Apong Herlina Lembaga Advokasi dan Pemberdayaan Anak (LAPA)

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

-1- GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELINDUNGAN ANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR. A. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN ANAK & &&& &&& &&& &&& &&& &&& &&& &&& &&& & DISUSUN SATU NASKAH DALAM

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

MAKALAH KEKERASAN TERHADAP ANAK KATA PENGANTAR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK KANDUNG

HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BAB III KONSEP PENGASUHAN ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK A. Gambaran Umum Undang-undang perlindungan anak dibentuk dalam rangka melindungi hakhak dan kewajiban anak, hal ini dapat kita lihat dalam kandungan undang-undang perlindungan anak itu sendiri. Undang-undang ini, terdiri dari 14 bab, yang secara umum mengatur tentang ketentuan umum, asas dan tujuan, hak dan kewajiban anak, kewajiban dan tanggung jawab, kedudukan anak, kuasa asuh, perwalian, pengasuhan dan pengangkatan anak, penyelenggaraan perlindungan, peran masyarakat, komisi perlindungan anak, ketentuan pidanana, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup. 1 1 Tim Redaksi Pustaka Yustika, Perundangan Tentang Anak (Yogyakarta: Pustaka Yustika, 2010), h. 64-107. Lihat juga Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 39

40 Dari 14 bab itu kemudian di bagi menjadi 93 pasal, hal ini membuktikan bahwa pemerintah dalam hal perlindungan anak memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-hak anak dan perlakuan tanpa diskriminasi, saling menghargai antara individu yang satu dengan yang lainnya dan menghargai semua harkat dan martabat seorang anak. selain Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pada hakekatnya regulasi peraturan yang mengatur tentang perlindungan anak banyak sekali diantaranya Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, PP No. 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, dan lain-lainnya. Adapun rincian pasal-pasal dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 yaitu ketentuan umum terdiri dari 17 pasal, asas dan tujuan terdiri dari 2 pasal, hak dan kewajiban anak terdiri dari 16 pasal, kewajiban dan tanggung jawab terdiri dari 7 pasal, kedudukan anak terdiri dari 3 pasal, kuasa asuh terdiri dari 3 pasal, perwalian terdiri dari 4 pasal, pengasuhan dan pengangkatan anak terdiri dari 5 pasal, penyelenggaraan perlindungan terdiri dari 30 pasal, peran masyarakat terdiri 2 pasal, komisi perlindungan anak Indonesia terdiri dari 3 pasal, ketentuan pidana terdiri dari 14 pasal, ketentuan peralihan terdapat 1 pasal, dan ketentuan penutup terdiri 2 pasal. 2 2 Tim Redaksi Pustaka Yustika, Perundangan Tentang Anak, h. 64-107. Lihat juga Muhazir, Pasal 44 Ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dalam Perspektif UU No. 23 Tahun 2002

41 B. Pengertian Anak Pengertian anak secara umum dipahamai oleh masyarakat sebagai keturunan kedua dari ayah dan ibu. Dalam berbagai peraturan di Indonesia tidak terdapat peraturan yang jelas tentang kriteria anak, lain peraturan perundang-undangan lain pula pengertiannya. Misalnya dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak juga menjelaskan tentang anak yang berkonflik dengan hukum, yaitu: Anak yang Berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana. 3 Kemudian menurut Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, juga menjelaskan tentang pengertian anak yaitu sebagai berikut: Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut demi kepentingannya. 4 Sedangkan Pengertian anak berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yaitu : Tentang Perlindungan Anak, Skripsi SI (Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011) h. 46-47. 3 Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. 4 Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

42 Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 5 Dari uraian pasal di atas, dapat di definisikan pengertian anak dalam persepektif Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa anak adalah seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang belum berusia 18 tahun dan belum menikah, termasuk juga anak yang masih dalam kandungan yang selalu berada dibawah pengawasan walinya. C. Pengasuhan Anak Orang tua sebagai individu mempunyai tanggung jawab utuk memelihara, melindungi, dan membina kehidupana anak untuk menuju dewasa. Sehingga pada prinsipnya anak berhak diasuh oleh orang tuannya kerena orang tualah yang paling bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua pula yang memiliki ikatan batin yang khas dan tidak dapat tergantikan oleh apapun atau siapapun. Dan ikatan yang khas inilah yang kemudian akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak hingga anak menjadi dewasa. Jika ikatan yang khas tersebut menorehkan warna positif, maka pertumbuhan anak itu akan mampu mengembnagkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Sebaliknnya, jika kekhasan hubungan anak dengan orang tua ini menorehkan warna yang negaratif, maka hal itu akan sangat berpengaruh terhadap masa depan anak secara potensial. 5 Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

43 Mengingat pentingnya perlindungan anak dalam rangka menjamin kondisi terbaik yang dapat diterima oleh setiap anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, maka pemeritah Indonesia pada tanggal 22 Oktober 2002 telah mengesahkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang ini bertujuan untuk menghindarkan hal-hak yang negatif terhadap pengaruh perkembangan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak. oleh karena itu, jika orang tua tidak mampu memberikan perlindungan terhadap anak. Maka undang-undang memberikan kemungkinan lain dalam menjamin perlindungan terhadap anak dengan menyediakan lembaga pengasuhan anak. Pengasuhan anak dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak tidak membahas secara rinci sebagaimana yang telah dibahas dalam kitab Undang-Undang Perkawinan, seperti Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Kompilasi Hukum Islam, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena undang-undang ini lebih menekankan pada usaha perlindungan terhadap anak dalam segala hal, untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup dan tumbuh sebagimnan mestinya. Hal pengasuhan anak tersebut diatur dalam Bab VIII bagian kesatu Pasal 37 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yaitu sebagai berikut: (1) Pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembangnya anak secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosialnya;

44 (2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu; (3) Dalam lembaga sebagaimana yang dimaksud dalam pasal (2) berlandaskan agama, anak yang diasuh harus yang seagama dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang bersangkutan. (4) Dalam hal pengasuhan anak dilakukan oleh lembaga yang tidak berlandaskan agama, maka pelaksanaan pengasuhan anak harus memperhatikan agama yang dianut anak yang bersangkutan; (5) Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di luar Panti Sosial; (6) Perseorangan yangingin berpartisipasi dapat melalui lembaga-lembaga sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3). (4) dan (5). 6 Untuk menjamin bahwa lembaga pengasuhan anak melaksanakan perlindungan terhadap tumbuh kembangnya anak, maka Pasal 38 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 ini mengatur sebagai berikut: (1) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, dilaksanakan tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental; (2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui kegiatan bimbimbingan 7 Dari pasal diatas, bahwasanya dalam hal pengasuhan anak Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada hakekatnya diserahkan sepenuhnya kepada orang tuanya, akan tetapi ketika orang tuanya tidak mampu maka pegasuhan anak dilakukan oleh lembaga panti sosial yang seagama dengan anak tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjamin kondisi terbaik anak yang dapat diterima dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. D. Perlindungan Anak 6 Pasal 37 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 7 Pasal 38 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

45 Perlindungan anak sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1 ayat (2) Undang- Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, merupakan segala usaha yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar setiap anak dapat melaksanakan hak dan kuwajibannya demi perkembangan dan pertumbuhan anak secara wajar baik fisik, mental, dan sosial. Perlindungan anak merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat, Karena kita tahu bahwa anak merupakan pemegang tongkat estafet penerus bangsa, sehingga perlu dilindungi keamanan dan keadilannya. Perlindungan anak merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat, dengan demikian perlindungan anak diusahakan dalam berbagai bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Kegiatan perlindungan anak membawa akibat hukum, baik kaitannya dengan hukum tertulis maupun tidak tertulis. Karena hukum merupakan jaminan bagi kegiatan perlindungan anak. 8 Seagaimana yang dikatakan oleh Arif Gosita bahwa kepastian hukum perlu diusahakan demi kelangsungan kegiatan perlindungan anak dan mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak di inginkan dalam perlindungan anak. 9 Di dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 23 tahun 2003 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa: Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan 8 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak: dalam SIstem Peradilan Anak di Indonesia (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), h. 33. 9 Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak (Jakarta: Akademi Presindo, 1989), h. 19.

46 berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat martabat kemanusian serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 10 Menelusuri perkembangan terbentuknya Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak ini, pada hakekatnya tidak lepas dari kegelisahan pemerintah terhadap penindasan hak-hak anak. Sehingga hal ini berimpliksi pada banyaknya terjadi trafiking, penganiayaan, deskriminasi, dan tenaga kerja anak. Hal ini dikarenakan pada waktu itu belum adanya regulasi peraturan secara jelas yang menagtur tentang perlindungan anak. dengan munculnya undang-undang ini, diharapkan mampu untuk menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabatnya manusia. serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. E. Hak dan Kewajiban Orang Tua Orang tua adalah orang yang mempunyai tanggung jawab secara utuh terhadap anak dalam hal mengasuh, merawat, memelihara, dan menumbuh kembagkan bakat anak sesuai dengan bakat yang dimiliki anak, serta orang tua juga berkewajiban untuk mencegah terjaadinya perkawinan di bawah umur. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 26 yang menyatakan bahwa: (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: a. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak; b. Menumbuh kembagkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat; dan 10 Baca pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

47 c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak. 11 Ketika seorang anak dalam pengasuhan orang tua atau wali, atau pihak siapapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak, maka ia harus dapat melindungi anak dari perlakuan dari hal-hal: 1. Diskriminasi; 2. Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; 3. Penelantaran; 4. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; 5. Ketidak adilan; dan 6. Perlakuan salah lainnya. 12 Dengan demikian orang tua mempunnyai peran penting terhadap kelangsungan hidup anak. Dan apabila orang tuanya tidak dapat diketahui keberadaanya atau tidak dapat menjamin kelangsungan hidup anak, maka hak pengasuhan anak akan beralih kepada keluarga yang lain yang mampu menjalankan kewajibannya sebagai orang yang berhak terhadap pengasuhan anak sesuai dengan apa yang diinginkan di dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentanng Perlindungan Anak. F. Hak dan kewajiban Anak Pembahasan hak dan kewajiban anak dalam Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002 terdapat pada Bab III, dari pasal 4 sampai pasal 19. Hak anak dalam undang-undang tersebut meliputi : 13 1. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat 11 Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 12 Pasal 13 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 13 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

48 kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 4). 2. Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan (Pasal 5). 3. Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua (Pasal 6). 4. (a) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. (b). Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ( Pasal 7 ). 5. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial (Pasal 8). 6. (a) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. (b) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar

49 biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus (Pasal 9). 7. Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan (Pasal 10). 8. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri (Pasal 11). 9. Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial (Pasal 12). 10. Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan : (a) Diskriminasi; (b) Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; (c) Penelantaran; (d) Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; (e) Ketidakadilan; dan (f) Perlakuan salah lainnya (Pasal 13).

50 11. Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman (Pasal 13). 12. Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir (Pasal 14). 13. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari : (a) Penyalahgunaan dalam kegiatan politik; (b). Pelibatan dalam sengketa bersenjata; ( c) Pelibatan dalam kerusuhan sosial; (d) Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; (e) Pelibatan dalam peperangan (Pasal 15). 14. (a) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. (b) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. (c) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir (Pasal 16). 15. a. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :

51 (1) Mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa; (2) Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan (3) Membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum (Pasal 17). b. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan (Pasal 17). 16. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya (Pasal 18). 17. Setiap anak berkewajiban untuk : a. Menghormati orang tua, wali, dan guru; b. Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman; c. Mencintai tanah air, bangsa, dan negara; d. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan e. Melaksanakan etika dan akhlak yang mulia. (Pasal19)