mungkin terjadi proses interaksi bila satu unsur yang aktif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan agar peserta didik dapat belajar secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

kedalam bentuk nilai maupun sebuah pernyataan. Tabel 1.1 Tuntas Persentase (orang) % % % %

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya yaitu suatu pembelajaran pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak yang harus dimiliki oleh setiap manusia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan perwujudan diri individu. Tidak seorang pun manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1-5 Oktober 2012, rerata hasil belajar peserta didik di SD Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler yang beragam di setiap lembaga pendidikan. adakan di dalam sekolah yang memberikan banyak manfaat kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pengajaran di sekolah. Apabila kompetensi guru kurang memadai

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas merupakan segala kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat dalam pengembangan aktivitas belajar siswa dan upaya mencapai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pengetahuan dapat menjadi kunci utama sebagai problem solver

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses kegiatan pembentukan sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. handal. Untuk mencapai hal tersebut, maka proses belajar mengajar merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dapat dihasilkan sumber

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Menurut Sardiman (2014:12) Pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa. kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa terhadap materi agar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget pendidikan berarti. jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya meningkatkan kualitas setiap individu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara maju diperlukan guru profesional sebagai tenaga pendidik. yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung guru berhadapan langsung dengan peserta didik. memiliki kompetensi yang handal dalam bidang ilmunya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha mewujudkan dan mengarahkan manusia agar mampu berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Menurut Putri (Jurnal Komunitas Vol. 3 No.2 September 2011) menyatakan bahwa: Pendidikan mempunyai peran untuk membangun masyarakat yang lebih dewasa (memecahkan konflik atau perbedaan pendapat dengan cara damai, mau belajar mengatur diri sendiri). Pendidikan sebagai sarana untuk membangun masyarakat dan bukan untuk saling menutup diri, saling mengasingkan diri, bukan saling untuk mencerca serta belajar untuk menemukan solusi bersama ditengah-tengah perbedaan. Tujuan pendidikan adalah untuk mewujudkan dan mengarahkan siswa agar mampu berkembang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki maupun bakat dan potensi yang ada untuk pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan mandiri sehingga siswa tersebut memiliki kepribadian yang dinamis. Dalam dunia pendidikan, semua unsur yang mendukung pendidikan tersebut saling terkait untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan harus ada interaksi yang baik antara unsur-unsur pendukung tersebut baik guru maupun siswa. Dalam interaksi, guru dan siswa harus aktif. Tidak mungkin terjadi proses interaksi bila satu unsur yang aktif. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam usaha membentuk sumber daya manusia yang

2 potensial melalui pendidikan. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam melaksanakan tugasnya, guru menanamkan nilai-nilai yang terkandung pada berbagai pengetahuan yang dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap dan tingkah lakunya sehingga dengan demikian siswa dapat menghayati kemudian menjadikan teladan baginya. Jadi tugas guru bukan sekedar menumpahkan semua ilmu pengetahuan tetapi juga mendidik seseorang menjadi berpribadi baik dan utuh. Oleh karena itu, pribadi guru itu sendiri merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang akan ditransfer melalui interaksi yang dilakukan dengan siswa. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif. Dalam pembelajaran tersebut, di samping harus menguasai materi pelajaran seorang guru juga harus mengetahui bagaimana cara materi pelajaran itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik murid yang menerima materi pelajaran tersebut. Interaksi yang terjadi pada proses belajar mengajar bernilai edukatif karena kegiatan mengajar yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Suryosubroto (2009:147) menyatakan tercapainya tujuan proses mengajar dan belajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha yang baik pula antara guru (pendidik) yang mengajar dan peserta didik (murid) yang belajar.

3 Dari uraian di atas maka guru dalam belajar mengajar sangat dibutuhkan kecakapannya dalam berinteraksi dengan siswa untuk mengarahkan siswa di dalam belajar. Bentuk interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang diharapkan adalah terciptanya suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, akrab, penuh pengertian, dan mau memahami siswa sehingga siswa merasakan bahwa dirinya telah dididik dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Interaksi guru dan siswa yang terjalin secara optimal tersebut akan mendorong siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Dengan demikian maka prestasi belajar siswa pun semakin meningkat. Faktor berikutnya yang tidak kalah penting dalam proses belajar adalah motivasi. Motivasi mengawali terjadinya perubahan pada setiap individu manusia, motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha siswa untuk menyediakan segala daya untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan proses pembelajaran. Seorang siswa yang menaruh minat terhadap materi pelajaran, biasanya perhatiannya akan lebih intensif akan kemudian timbul motivasi dalam dirinya untuk mempelajari materi tersebut. Sardiman (2008:86) menyatakan bahwa intensitas motivasi seorang peserta didik akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri siswa. Perubahan tersebut meliputi pengetahuan, perilaku, sikap dan keterampilan. Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh

4 karena itu menjadi tugas seorang guru untuk membina interaksi yang baik dengan siswanya agar siswa dapat mencapai prestasi yang baik pula. Demikian halnya di SMK Swasta Harapan Stabat, melalui hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti data yang diperoleh dari sekolah tersebut bahwa guru dibidang studi kearsipan masih belum mengenal beberapa siswa, siswa tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran, juga siswa yang jarang sekali mengutarakan pendapat dalam proses belajar mengajar, guru enggan memarahi siswa yang bandal atau tidak menuruti aturan yang dibuat oleh guru. Tentu saja hal tersebut akan menyebabkan interaksi yang kurang optimal antara guru dan siswa. Untuk nilai rata-rata pada mata pelajaran kearsipan kelas X-AP dari 60 siswa yang dilihat dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) masih banyak yang belum mencapai tingkat ketuntasan yaitu 75 sedangkan yang tuntas pada mata pelajaran kearsipan hanya sekitar 36,7% sedangkan yang tidak tuntas pada mata pelajaran kearsipan sekitar 63,3%. Lemahnya motivasi serta interaksi yang kurang optimal dalam belajar akan melemahkan siswa dalam mengikuti pelajaran. Dengan kata lain, interaksi edukatif dan motivasi ini akan berdampak pada prestasi belajar yang akan dicapai siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian sehubungan dengan masalah di atas dengan judul Hubungan Interaksi Edukatif dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Kearsipan Siswa Kelas X-AP SMK Swasta Harapan Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016.

5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Interaksi edukatif di SMK Swasta Harapan Stabat belum berjalan secara optimal karena guru dibidang studi kearsipan kurang dapat menciptakan suasana dan kondisi di dalam kelas yang mendukung terjalinnya interaksi tersebut. 2. Siswa di SMK Swasta Harapan Stabat kurang aktif dan termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran kearsipan di dalam kelas. 3. Prestasi belajar siswa di SMK Swasta Harapan Stabat belum maksimal hal ini ditunjukkan dengan masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas. Maka yang akan diteliti oleh peneliti adalah : 1. Interaksi edukatif yang akan diteliti adalah proses interaksi guru dan siswa yang bersifat edukatif pada mata pelajaran kearsipan. 2. Motivasi belajar yang diteliti adalah motivasi belajar siswa terhadap pelajaran dan kegiatan pembelajaran kearsipan. 3. Prestasi belajar kearsipan yang akan diteliti adalah prestasi belajar kearsipan kelas X-AP SMK Swasta Harapan Stabat T.P 2015/2016.

6 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara interaksi edukatif dan motivasi belajar dengan prestasi belajar kearsipan siswa kelas X-AP SMK Swasta Harapan Stabat T.P 2015/2016. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan interaksi edukatif dengan prestasi belajar kearsipan siswa kelas X-AP SMK Swasta Harapan Stabat T.P 2015/2016. 2. Untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar kearsipan siswa kelas X-AP SMK Swasta Harapan Stabat T.P 2015/2016. 3. Untuk mengetahui hubungan interaksi edukatif dan motivasi belajar dengan prestasi belajar kearsipan siswa kelas X-AP SMK Swasta Harapan Stabat T.P 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk memperluas pengetahuan dan menambah wawasan baru mengenai hubungan interaksi edukatif dan motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

7 2. Sebagai referensi dan masukan bagi aktivitas akademik Fakultas Ekonomi UNIMED serta sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan. 3. Sebagai bahan masukan dan bahan perhitungan bagi pihak sekolah, guru dan calon guru tentang akan pentingnya interaksi edukatif dan motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.