HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)

dokumen-dokumen yang mirip
HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN 7 FAMILI POPULASI F3 HASIL PERSILANGAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) TW 2 X PBC 473

KERAGAMAN GENETIK PADA GENERASI F3 CABAI (Capsicum annuum L.) THE GENETIC VARIABILITY OF GNERATION F3 CHILLI (Capsicum annuum L.)

Hajroon Jameela *), Arifin Noor Sugiharto dan Andy Soegianto

PENDUGAAN VARIABILITAS DAN HERITABILITAS 18 FAMILI F5 CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.)

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

VARIABILITY AND HERITABILITY VALUE OF 10 GENOTYPES OF CHILLI (CAPSICUM ANNUUM L.)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annuum L.) Generasi F2

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN EMPAT POPULASI F2 TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BUDIDAYA ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

SELEKSI FAMILI F3 BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) POLONG KUNING DAN BERDAYA HASIL TINGGI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

Pendugaan Komponen Ragam, Heritabilitas dan Korelasi untuk Menentukan Kriteria Seleksi Cabai (Capsicum annuum L.) Populasi F5

SELEKSI SIFAT KETAHANAN TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) PADA POPULASI F2 TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

SELEKSI POPULASI F3 PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) SELECTION OF TOMATO F3 POPULATION (Lycopersicon esculentum Mill.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

SELEKSI NOMOR- NOMOR HARAPAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) GENERASI F 5. HASIL PERSILANGAN WILIS x MLG 2521

Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 5 Hasil Persilangan WILIS X B 3570

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK TANAMAN KEDELAI PADA SISTEM PERTANAMAN TUMPANGSARI TEBU-KEDELAI (BULAI)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

KAJIAN GENETIK DAN SELEKSI GENOTIPE S5 KACANG HIJAU (Vigna radiata) MENUJU KULTIVAR BERDAYA HASIL TINGGI DAN SEREMPAK PANEN

STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

SKRIPSI OLEH : MUTIA RAHMAH AET-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaman Fenotipe dan Heritabilitas Kedelai (Glycine Merril) Generasi F 6 Hasil Persilangan Wilis X Mlg 2521

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAI F4 DAN EVALUASI DAYA HASILNYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PERBESARAN (AUGMENTED DESIGN)

POLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

PENDUGAAN HERITABILITAS KARAKTER HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI HASIL PEMULIAAN BATAN

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

VARIABILITAS GENETIK HASIL PERSILANGAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicumesculentum MILL.) DAN RESIPROKALNYA DI DATARAN RENDAH

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (606) :

Lindiana 1*), Nyimas Sa diyah 1, Maimun Barmawi 1 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIPE TANAMANROSELLA(Hibiscus SabdariffaL.). GENERASI M2 HASIL IRIDIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH:

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

THE PERFORMANCES FROM FIRST GENERATION LINES OF SELECTED CHILI PEPPER (Capsicum frutescens L.) LOCAL VARIETY

KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

EFEKTIFITAS METODE SELEKSI MASSA PADA POPULASI BERSARI BEBAS JAGUNG MANIS

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI PADA POPULASI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum Esculentum MILL.)

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

KERAGAAN 8 GENOTIPE TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI DATARAN RENDAH

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

Agrivet (2015) 19: 30-35

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

POTENSI JAGUNG VARIETAS LOKAL SEBAGAI JAGUNG SEMI

SELEKSI MASSA KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 4

VARIABILITAS GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER MORFOLOGIS BEBERAPA GENOTIPE KENTANG

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

Karakterisasi dan Pemilihan Kriteria Seleksi Tanaman Tomat untuk Daya Hasil Tinggi di Dataran Rendah

Pendugaan Parameter Genetik Populasi Cabai (Capsicum annuum L.) Melalui Pengujian F1 Hasil Persilangan Secara Diallel ABSTRACT

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

I. PENDAHULUAN. Produksi tanaman tidak dapat dipisahkan dari program pemuliaan tanaman.

STUDI OF YIELD CAPABILITY ON SOYBEAN (GLYCINE MAX L.) HYBRID CULTIVAR (GENERATION F4) BETWEEN AP WITH ARGOPURO, UB AND TANGGAMUS VARIETY

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) CHARACTERIZATION OF SOME SWEET CORN (Zea mays L. Saccharata) INBRED LINES

Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

Transkripsi:

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) HERITABILITY AND GENETIC GAINS OF F2 POPULATION IN CHILLI (Capsicum annuum L.) Zuri Widyawati *), Izmi Yulianah dan Respatijarti *) Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Mlang 65145 Jawa Timur, Indonesia E-mail : z.widyawati@yahoo.com ABSTRAK Peningkatan produksi cabai besar dapat dilakukan dengan perbaikan bahan tanam melalui program pemuliaan tanaman. Kegiatan pemuliaan tanaman pada tanaman cabai besar diawali dengan meningkatkan keragaman genetiknya. Selain keragaman genetik perlu juga diketahui parameter genetik seperti heritabilitas dan estimasi kemajuan genetik yang akan dicapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaman genetik, pendugaan nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada populasi F 2 tanaman cabai besar. Penelitian dilaksanakan di Desa Pandesari, Kec. Pujon, Malang pada bulan Maret Agustus 2013. Percobaan menggunakan metode pengamatan single plant dengan menanam dua populasi F 2 dan dua populasi F 1. Jumlah tanaman pada masing-masing populasi F 2 sebanyak 200 tanaman, sedangkan pada populasi F 1 sebanyak 20 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman genetik pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter panjang tangkai buah,diameter buah dan tebal daging buah, nilai duga heritabilitas tinggi pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter umur berbunga, bobot buah total dan umur panen, sedangkan nilai duga kemajuan genetik harapan tinggi pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter umur panen. Karakter kuantitatif yang memiliki nilai heritabilitas dan kemajuan genetik tinggi dapat dijadikan karakter seleksi. Kata kunci : cabai besar, populasi F 2, heritabilitas, kemajuan genetik harapan ABSTRACT Increased production of chilli can be done with improved planting material through plant breeding programs. Plant breeding activities in chilli begins by increasing genetic diversity. In addition to the genetic diversity necessary also known as heritability and genetic gains. The research purposed were to knew the genetic variance, heritability values and genetic gains values in F 2 population of chilli. This research was conducted at Pandesari village, Pujon sub-district, Malang on March August 2013. The research used a single plant method with used F 2 populations and F 1 population. Number of plant in each F 2 populations were 200 plants, whereas in F 1 populations were 20 palnts. The results showed that there are genetic variance in all quantitative characters that observed except fruit stalk length character, fruit diameter character and flesh thickness character, heritability value was high in all quantitative character that observed except flowering time, fruit weight per plant and harvesting time. Quantitative characters that have high heritability and genetic gains values can be selection character. Keywords: chilli, F 2 populations, heritability, genetic gains PENDAHULUAN Cabai besar (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura yang tingkat konsumsinya tinggi di masyarakat. Prajnanta (2007) menyatakan bahwa cabai mengandung protein, lemak, karbohidrat, Kalsium (Ca), Fosfor (P), zat besi (Fe), vitamin-vitamin dan mengandung

248 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 3, April 2014, hlm. 247-252 senyawa-senyawa alkaloid. Direktorat Jenderal Hortikultura (2013) mencatat pada tahun 2007 sampai dengan 2011 terjadi penurunan tingkat produktivitas tanaman cabai besar yaitu secara berturut-turut 7.6, 6.14, 5.28, 5.15 dan 5.02 ton ha -1. Penurunan produktivitas disebabkan beberapa kendala, salah satunya adalah varietas cabai berdaya hasil tinggi yang sulit diperoleh. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai adalah dengan perbaikan bahan tanam melalui program pemuliaan tanaman. Benih unggul diperoleh melalui kegiatan pemuliaan tanaman yang bertujuan untuk mengembangkan varietas yang lebih unggul dari varietas yang telah ada dari karakter daya hasil. Kegiatan pemuliaan tanaman pada tanaman cabai besar diawali dengan meningkatkan keragaman genetiknya. Selain keragaman genetik perlu juga diketahui parameter genetik seperti heritabilitas dan estimasi kemajuan genetik yang akan dicapai (Barmawi et al., 2013). Keragaman genetik dapat diperluas dengan cara hibridisasi. Persilangan digunakan untuk memperoleh karakter yang diinginkan oleh peneliti dengan cara menggabungkan beberapa sifat pada dua tetua atau lebih. Keragaman terluas akan dicapai pada generasi F 2 baik pada tanaman menyerbuk sendiri maupun tanaman menyerbuk silang karena adanya segregasi. Tetua tanaman cabai yang masih heterozigot akan menghasilkan turunan F 1 yang beragam (bersegregasi), sedangkan tetua yang telah homozigot menghasilkan turunan F 1 yang seragam dan segregasi akan muncul pada generasi F 2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik, menduga nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan karakter kuantitatif pada populasi F 2 cabai besar serta bertujuan untuk mendapatkan karakter-karakter yang dapat digunakan sebagai dasar seleksi. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat keragaman genetik yang luas pada populasi F 2 cabai besar, terdapat karakter kuantitatif pada tanaman cabai besar yang memiliki nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan yang tinggi serta terdapat karakterkarakter yang dapat digunakan sebagai dasar seleksi. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Malang pada ketinggian tempat ± 1.100 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2013. Percobaan ini menggunakan metode pengamatan single plant yaitu dengan menanam semua tanaman di lingkungan pertanaman yang sama tanpa ulangan. Alat yang digunakan adalah rak tray untuk semai, plastik semai, knapsack, hand sprayer, meteran, timbangan analitik, alat tulis, jangka sorong dan mulsa. Bahan yang digunakan adalah dua populasi F 2 (yaitu varietas Prada dan Fantastic) dan dua populasi F 1 dari dua varietas tersebut. Pestisida dan pupuk NPK Mutiara 16:16:16. Jumlah individu yang ditanam pada masingmasing populasi F 2 sebanyak 200 tanaman, sedangkan jumlah individu yang ditanam pada masing-masing populasi F 1 sebanyak 20 tanaman. Pengamatan yang dilakukan pada karakter kuantitatif yaitu umur berbunga (HST), umur panen (HST), diameter buah (cm), panjang buah (cm), tebal daging buah (mm), panjang tangkai buah (cm), bobot per buah (g), bobot buah total (g) dan jumlah buah total. Karakter kualitatif yaitu habitus tanaman, warna mahkota bunga, warna benangsari, warna putik, warna buah mentah, warna buah masak, bentuk ujung buah, dan bentuk buah. Prosedur pengamatan mengacu pada Descriptor for Capsicum (IPGRI, 1995). Data hasil pengamatan kuantitatif dianalisis dengan melakukan pendugaan nilai heritabilitas arti luas, keragaman genetik dan Kemajuan Genetik Harapan (KGH). Heritabilitas dalam arti luas (h 2 bs ) dihitung menurut rumus: Keterangan: h 2 = nilai heritabilitas arti luas σ 2 F 1 = nilai keragaman pada populasi F 1 σ 2 F 2 = nilai keragaman pada populasi F 2

249 Widyawati, dkk, Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan... Menurut Standfield (1991) nilai heritabilitas dikelaskan sebagai berikut: Rendah = h 2 bs < 0.2 Sedang = 0.2 < h 2 bs 0.5 Tinggi = h 2 bs > 0.5 Kemajuan genetik diduga dengan menggunakan: KGH = i. h 2. σ p Keterangan: KGH = Kemajuan genetik harapan i = Intensitas seleksi, 10% = 1.76 h 2 = Heritabilitas σp = Simpangan baku fenotip = Nilai rata-rata Kriteria kemajuan genetik harapan yaitu: 0 < KGH < 3.3% = rendah 3.3% < KGH < 6.6% = agak rendah 6.6 % < KGH < 10% = cukup tinggi KGH > 10% = tinggi HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Kuantitatif Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa semua karakter kuantitatif memiliki keragaman yang luas kecuali karakter panjang tangkai buah dan karakter tebal daging buah yang memiliki keragaman genetik sempit. Seleksi akan efektif jika dilakukan pada karakter yang memiliki keragaman genetik luas. Keragaman genetik yang luas dapat meningkatkan keefektifan program seleksi terhadap karakter-karakter yang akan diseleksi. Keefektifan seleksi akan semakin efisien jika nilai duga heritabilitas suatu karakter tinggi seperti yang dinyatakan oleh Moedjiono dan Mejaya (1994). Semua karakter kuantitatif yang diamati pada populasi F 2 Prada memiliki nilai heritabilitas tinggi, hal ini menujukkan bahwa keragaman yang ada pada karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Oleh karena itu, karakter yang memiliki nilai heritabilitas tinggi menggambarkan bahwa karakter tersebut mudah diwariskan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lestari (2006), jika nilai duga heritabilitas tinggi maka seleksi dilakukan pada generasi awal karena karakter dari suatu genotip mudah diwariskan ke keturunannya, tetapi sebaliknya jika nilai duga heritabilitas rendah maka seleksi dilakukan pada generasi lanjut karena sulit diwariskan pada generasi selanjutnya. Nilai heritabilitas yang tinggi dari karakter-karakter yang diamati mengindikasikan bahwa seleksi dapat diterapkan secara efisien pada karakter tersebut (Barmawi, 2013). Karakter umur berbunga memiliki nilai heritabilitas sedang. Nilai heritabilitas berkisar 33.8% sampai 83.2%. Nilai duga kemajuan genetik harapan pada populasi F 2 Prada adalah tinggi pada semua karakter, hal ini disebabkan karena hampir semua karakter kuantitatif yang diuji juga memiliki nilai heritabilitas yang tinggi. Nilai duga kemajuan genetik harapan berkisar 10.4% sampai 80.5%. Berdasarkan perhitungan heritabilitas dan kemajuan genetik harapan didapatkan semua karakter pada populasi F 2 Prada dapat dijadikan kriteria seleksi kecuali karakter umur berbunga karena meskipun memiliki keragaman genetik yang luas tetapi nilai heritabilitas dari karakter tersebut sedang. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar karakter kuantitatif yang diamati pada populasi F 2 Fantastic memiliki kriteria keragaman genetik yang luas kecuali karakter panjang tangkai buah, diameter buah dan tebal daging buah yaitu memiliki keragaman genetik yang sempit. Dengan kata lain ketiga karakter kuantitatif tersebut relatif seragam dalam populasi, sehingga seleksi untuk perbaikan sifat pada karakter tersebut menjadi kurang efektif. Variabilitas genetik suatu populasi tergantung pada apakah populasi tersebut merupakan generasi bersegregasi dari suatu persilangan, pada generasi ke berapa, dan bagaimana latar belakang genetiknya (Pinaria, 1996).

250 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 3, April 2014, hlm. 247-252 Tabel 1 Keragaman Genetik, Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan populasi Prada 2 Kriteria % Kriteria No. Parameter σ²g 2σg KG h bs 2 h bs KGH KGH 1 Bobot Per Buah 8.61 5.87 Luas 0.83 Tinggi 47.70 Tinggi 2 Panjang Buah 4.82 4.39 Luas 0.82 Tinggi 30.50 Tinggi 3 Panjang Tangkai Buah 0.93 1.93 Sempit 0.78 Tinggi 37.80 Tinggi 4 Diameter Buah 4.21 4.1 Luas 0.82 Tinggi 28.00 Tinggi 5 Tebal Daging Buah 0.08 0.58 Sempit 0.72 Tinggi 32.10 Tinggi 6 Jumlah Buah Total 75.01 17.32 Luas 0.62 Tinggi 68.40 Tinggi 7 Bobot Buah Total 7370.01 171.69 Luas 0.68 Tinggi 80.50 Tinggi 8 Umur Berbunga 20.00 8.94 Luas 0.33 Sedang 10.40 Tinggi 9 Umur Panen 129.57 22.76 Luas 0.75 Tinggi 14.50 Tinggi Keterangan :Keragaman luas (σ 2 g > 2 σ g) Keragaman sempit (σ 2 g < 2 σ g) KG: Keragaman Genetik Tabel 2 Keragaman Genetik, Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan populasi Fantastic 2 Kriteria % Kriteria No. Parameter σ²g 2σg KG h bs h 2 KGH KGH 1 Bobot Per Buah 7.44 5.45 Luas 0.87 Tinggi 42.50 Tinggi 2 Panjang Buah 5.79 4.81 Luas 0.93 Tinggi 32.40 Tinggi 3 Panjang Tangkai Buah 0.30 1.09 Sempit 0.80 Tinggi 22.40 Tinggi 4 Diameter Buah 2.74 3.31 Sempit 0.63 Tinggi 18.40 Tinggi 5 Tebal Daging Buah 0.12 0.69 Sempit 0.94 Tinggi 38.10 Tinggi 6 Jumlah Buah Total 106.78 20.67 Luas 0.61 Tinggi 64.80 Tinggi 7 Bobot Buah Total 5088.44 142.67 Luas 0.47 Sedang 51.10 Tinggi 8 Umur Berbunga 25.75 10.15 Luas 0.67 Tinggi 17.70 Tinggi 9 Umur Panen 9.77 6.25 Luas 0.20 Sedang 2.20 Rendah Keterangan :Keragaman luas (σ 2 g > 2 σ g) Keragaman sempit (σ 2 g < 2 σ g) KG: Keragaman Genetik Sebagian karakter kuantitatif yang diamati memiliki nilai heritabilitas tinggi kecuali karakter bobot buah total dan umur panen yaitu memiliki nilai heritabilitas sedang. Karuniawan (1991) mengatakan bahwa nilai heritabilitas suatu sifat dipengaruhi oleh metode dan populasi yang digunakan. Nilai duga heritabilitas menunjukkan apakah sesuatu karakter dikendalikan oleh faktor genetik atau faktor lingkungan, sehingga dapat diketahui sejauh mana karakter tersebut dapat diturunkan ke keturunan selanjutnya (Lestari, 2006). Pada nilai heritabilitas tinggi yang didapatkan dari analisa pada penelitian ini memungkinkan untuk dilakukan seleksi. Wicaksana (2001) menyatakan bahwa untuk mempelajari suatu karakter selain dilihat dari keragaman genetik, diperlukan parameter genetik lain seperti heritabilitas. Menurut Zen (1995), seleksi terhadap sifat yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi dapat dilakukan pada generasi awal, sedangkan bila nilai heritabilitasnya rendah seleksi dapat dilaksanakan pada generasi akhir. Nilai heritabilitas pada populasi F 2 Fantastic berkisar antara 19.8% sampai 93.5%. Semua karakter kuantitatif yang diamati pada populasi F 2 Fantastic memiliki nilai duga kemajuan genetik harapan yang tinggi kecuali karakter umur panen yang memiliki nilai duga kemajuan genetik harapan yang rendah. Hal ini berarti tidak terjadi peningkatan karakter yang diinginkan dalam populasi yang ditangani. Jika nilai heritabilitas tinggi, sebagian besar variasi fenotip disebabkan oleh variasi genetik, maka seleksi akan memperoleh kemajuan genetik (Suprapto, 2007). Nilai duga kemajuan genetik harapan pada populasi F 2 Fantastic berkisar antara 2.2% sampai 64,8%.

251 Widyawati, dkk, Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan... Tabel 3 Karakter Kualitatif dan Persentase Dua Populasi F 2 Tanaman Cabai Besar No. Karakter Populasi F 2 Populasi F 2 Prada % Fantastic % 1 Warna mahkota Putih 100 Putih 100 Ungu 62 Biru 72.5 2 Warna benangsari Biru 25 Ungu 27 Biru muda 13 3 Warna putik Kuning-hijau 35 Kuning 82 Kuning 15 Kuning-hijau 18 4 Tipe pertumbuhan Kompak 60.5 Tegak 52.5 Tegak 32.5 Kompak 47.5 5 Hijau tua 81 Hijau tua 52 Warna buah mentah Hijau 8 Hijau 48 Hijau muda 7.5 6 Warna buah masak Merah 90.5 Merah 89 Merah-orange 6 Merah-orange 11 7 Bentuk ujung buah Runcing 91.5 Runcing 95.5 Tumpul 5 Tumpul 4.5 8 Bentuk buah Memanjang 100 Memanjang 100 Seleksi dapat dilakukan pada semua karakter kecuali karakter bobot buah total dan karakter umur panen karena memiliki nilai heritabilitas sedang. Karakter Kualitatif Karakter kualitatif adalah karakter yang dikendalikan oleh gen sederhana dan sedikit dipengaruhi oleh lingkungan. Pada Tabel 3 pada populasi F 2 Prada semua individu memiliki warna mahkota putih, Sebagian besar individu pada populasi F 2 Prada memiliki warna benangsari ungu yaitu sebanyak 62% individu, sedangkan 25% individu memiliki warna benangsari biru dan 13% individu lainnya memiliki warna biru pucat. Sebanyak 35% individu pada populasi F 2 Prada memiliki warna putik kuning hijau dan 15% individu lainnya memiliki warna putik kuning. Pada populasi F 2 Prada terdapat 60,5% individu yang memiliki tipe pertumbuhan kompak dan 32,5% individu lainnya memiliki tipe pertumbuhan tegak. Sebagian besar warna buah mentah pada populasi F 2 Prada adalah hijau tua yaitu sebanyak 81% individu, sedangkan 8% individu memiliki warna buah mentah hijau dan 7,5% individu lainnya memiliki warna buah mentah hijau muda. Sebanyak 90,5% individu pada populasi F 2 Prada memiliki warna buah masak merah dan 6% individu lainnya memiliki warna buah masak merah orange. Terdapat 91,5% individu pada populasi F 2 Prada yang memiliki bentuk ujung buah runcing dan 5% individu memiliki bentuk ujung buah tumpul. Bentuk buah individu pada populasi F 2 Prada adalah memanjang. Pada populasi F 2 Fantastic semua individu memiliki warna mahkota putih. Warna benangsari sebagian besar individu pada populasi F 2 Fantastic adalah biru yaitu sebanyak 72,5% individu dan 27,5% individu lainnya memiliki warna benangsari ungu. Sebanyak 82% individu pada populasi F 2 Fantastic memiliki warna putik kuning dan 18% individu lainnya memiliki warna putik kuning hijau. Tipe pertumbuhan pada populasi F 2 Fantastic sebagian besar adalah tegak yaitu sebanyak 52,5% individu, sedangkan 47,5% individu lainnya memiliki tipe pertumbuhan kompak. Terdapat 52% individu pada populasi F 2 Fantastic memiliki warna buah mentah hijau tua dan 48% individu lainnya memiliki warna buah mentah hijau. Pada populasi F 2 Fantastic terdapat 89% individu memiliki warna buah masak merah dan 11% individu lainnya memiliki warna buah masak merah orange. Pada populasi F 2 Fantastic terdapat 95,5% individu yang memiliki bentuk ujung buah runcing dan 4,5% individu memiliki bentuk ujung buah tumpul. Semua individu pada populasi F 2 Fantastic memiliki bentuk buah buah memanjang.

252 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 3, April 2014, hlm. 247-252 KESIMPULAN Keragaman genetik beberapa karakter kuantitatif pada populasi yang diamati adalah luas, kecuali karakter panjang tangkai buah, tebal daging buah, panjang buah (populasi F 2 Prada F 2 Fantastic) dan diameter buah (populasi F 2 Fantastic). Nilai heritabilitas beberapa karakter kuantitatif yang diamati adalah tinggi, kecuali karakter umur berbunga (populasi F 2 Prada), bobot buah total dan umur panen (populasi F 2 Fantastic) yaitu sedang. Nilai kemajuan genetik harapan beberapa karakter kuantitatif yang diamati adalah tinggi kecuali karakter umur panen pada populasi F 2 Fantastic yang memiliki nilai rendah. Pada karakter kualitatif, keragaman terdapat pada semua karakter yang diamati kecuali warna mahkota bunga pada dan bentuk buah. Semua karakter kuantitatif yang diamati dapat dijadikan sebagai karakter seleksi kecuali karakter umur berbunga (populasi F 2 Prada) dan karakter bobot buah total serta umur panen (populasi F 2 Fantastic). DAFTAR PUSTAKA Barmawi, M., N. Sa diyah dan E. Yantama. 2013. Kemajuan Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis dan Mlg 2521. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2013. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Sayuran di Indonesia. http : / / database. deptan.go id (9 Januari 2013). IPGRI. 1995. Descriptor for Capsicum (Capsicum spp.). http : / / www. ipgri.cgiar. org. / publication. (12 September 2013). Karuniawan, A., R. Setiamihardja, N. Hermiati dan A. Baihaki. 1991. Nilai heritabilitas lima komponen hasil kedelai dengan tiga metode pendugaan. Zuriat 2(2):64-68. Lestari. A. D., W. Dewi., W.A Qosim., M. Rahardja., N. Rostini dan R. Setiamihardja. 2006. Variabilitas Genetik Dan Heritabilitas Karakter Komponen Hasil Dan Hasil Lima Belas Genotip Cabai Merah. Zuriat 17 (1):97-98. Moedjiono, M. J. Mejaya. 1994. Variabilitas genetik beberapa karakter plasma nutfah jagung koleksi Balittas Malang. Zuriat 5(2):27-32. Pinaria. A., A. Baihaki., R. Setiamihardja, dan A. A. Daradjat. 1996. Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter-katakter Biomassa 53 Genotip Kedelai. Zuriat. 6 (2):88-92. Suprapto dan N. Kairudin. 2007. Variasi Genetik, Heritabilitas, Tindak Gen dan Kemajuan Genetik Kedelai (Glysine max Merrill) pada Ultisol. ISSN 1411-0067. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 9(2):183-190. Wicaksana, N. 2001. Penampilan fenotipik dan beberapa parameter genetik 16 genotip kentang pada lahan sawah di dataran medium. Zuriat 12(1):15-21. Zen, S. 1995. Heritabilitas, korelasi genotipik dan fenotipik karakter padi gogo. Zuriat. 6(1):25-32.