BAB PENDAHULU AN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

PENDAHULUAN. I.1. Batasan Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1 Panduan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka 2 Ibid

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan untuk penelitian dalam mencari informasi dan datadata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. Slamet Rahardjo, Strategi Pembelajaran Musik Anak Usia Dini, CeHa Graphics, Salatiga, 2006, hlm. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

PUSAT PENITIPAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, yang bertujuan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Kabupaten Malinau beragama Kristen yang menyebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Pengertian Judul

PUSAT KREATIVITAS ANAK DI SEMARANG

Observasi pada beberapa TK Kelompok B di Kota Bandung pada bulan Oktober

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting diberikan kepada anak-anak sejak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

Sub judul : Permainan Lego Sebagai Dasar Perancangan Bangunan. ( Characteristic Lego as Recreative and Educative Building Scheme )

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Dasar Pemikiran Terbentuknya ANAK PRIMA

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

Fasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. berawal dari aktifitas bermain. Melakukan kegiatan yang menyenangkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

Transkripsi:

BAB PENDAHULU AN 1 1.1. Latar Belakang Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian telah diakui secara universal, karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia baik bagi anak maupun orang dewasa. Begitu pentingnya kebutuhan bermain pada manusia sampai-sampai seorang pakar (Johan Huizinga) tiba pada kesimpulan bahwa kebutuhan bermain itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Bermain merupakan kegiatan yang spontan dan kreatif, yang dengannya seseorang dapat menemukan ekspresi diri sepenuhnya. Sejak lahir anak-anak sudah memiliki kecerdasan dan bakat. Selain menghargai anak sebagai seorang individu yang unik kita harus mengupayakan lebih memahami anak-anak, bahwa anak-anak adalah: 1. Bukan orang dewasa mini Anak adalah tetap anak-anak, bukan orang dewasa berukuran mini. Mereka memiliki keterbatasan-keterbatasan bila harus dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu mereka juga memiliki dunia tersendiri yang khas dan harus dilihat dengan kacamata anak-anak. 1 Untuk itu menghadapi mereka dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian serta toleransi yang mendalam. Mengharapkan anak-anak bisa mengerti dengan cepat, tentu bukan merupakan sikap yang bijaksana. 2. Dunia bermain 1 Sindhunata, Pippi dan Revolusi Anak-Anak dalam majalah Basis, 2002, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1

Dunia anak-anak adalah dunia bermain, yaitu dunia yang penuh spontanitas dan menyenangkan. Semua yang dilakukan oleh anak dengan penuh semangat apabila terkait dengan penuh suasana yang menyenangkan. Namun sangat tidak disukai anak-anak jika suasananya tidak menyenangkan, suasana biasanya dapat dilihat dari lingkungan sekitar mereka. Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa setiap anak adalah cerdas dan berbakat, dengan bermain akan mengajak anak-anak lebih kreatif serta memberikan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Itulah sebabnya pentingnya taman bermain untuk anak-anak. 1.2. Lingkup Pelaku Siapa saja yang dapat ambil bagian dalam taman bermain anak-anak: 1. Anak-anak usia pra-sekolah yaitu 2-6 tahun dan anak-anak usia SD yaitu 7-9 tahun, karena pada saat anak berusia 2-6 tahun adalah saat anak sudah mulai mengenal akan sesuatu hal diluar dirinya dan anak sudah mulai kreatif. Sedangkan anak berusia 7-9 tahun adalah masa anak mulai belajar serta mulai senang bertualang untuk mengetahui apa saja yang ada di sekitar mereka 2 2. Peran orangtua, orangtua dapat ikut ambil bagian dalam taman bermain selama orangtua membawa anak-anak mereka di taman bermain. Dalam hal ini orangtua berperan membimbing maupun mengarahkan anak-anak dalam kegiatan bermain. 3. Guru/ Pendamping, disini peran guru adalah mengajarkan kepada murid serta mendampingi anak-anak. 1.3. Kegiatan Dalam Taman Bermain Terdapat dua kegiatan di taman bermain yaitu taman bermain untuk anakanak serta terdapat bangunan khusus untuk belajar/ taman belajar atau sering disebut dengan Taman kanak-kanak. Taman kanak-kanak ini diperuntukan bagi anak-anak yang berusia 2-6 tahun. 2 Elizabeth B. Hurlock dalam buku Psikologi Perkembangan, 1991, Jakarta, Penerbit Erlangga 2

Mengapa taman bermain anak-anak diintegrasikan dengan bangunan taman belajar, karena kenyataan yang ada adalah banyak tempat-tempat taman bermain ramai dikunjungi hanya pada hari minggu/ hari libur saja. Agar taman bermain ini dapat berfungsi secara optimal maka taman belajar diintegrasikan dengan taman bermain. Seperti yang dikatakan juga oleh Dr. Seto Mulyadi, Psi, Msi. Yang kita sering sapa dengan sebutan kak Seto, ia pun berpendapat bahwa selain kegiatan belajar ia juga mengharapkan agar anak-anak dipenuhi hak-hak mereka: hak memperoleh suasana gembira, hak bermain, dan hak untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana tenang, tanpa merasa tertekan. 3 Sebaiknya fasilitas taman bermain anak-anak dapat memenuhi semua kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak. Seperti ruangan yang cukup memadai yang artinya ruangan yang sesuai dengan banyaknya anak-anak yang berada di taman bermain anak-anak maupun anak-anak yang akan bergabung di taman bermain anak-anak. Fasilitas bermain diluar (indoor) sangatlah dibutuhkan agar anak-anak dapat bermain sambil belajar tentang alam ataupun tentang hal-hal yang ada di sekitar mereka. Seperti yang dikatakan oleh Ratna Indrayani seorang Pemerhati Masalah Perkotaan, menurutnya taman bermain sebaiknya memberikan sebuah alternatif lain, selain kolam, terdapat ayunan dan sarana bermain lainnya. Seperti menyediakan semacam kebun binatang dalam skala mini dengan isi kandang, seperti kambing, kelinci, dan burung. Begitu pula untuk menumbuhkan "rasa memiliki" taman tersebut, binatang-binatang itu pun diberi nama masing-masing. Contohnya yaitu Taman Coramsfield, di daerah Holborn, London. Mengapa menarik? Karena, tempat itu adalah satu contoh wujud kepedulian perusahaan ataupun pemerintah setempat kepada dunia anak-anak. Taman itu dibangun dan dipelihara dari hasil donasi pihak-pihak yang concern terhadap anak. 4 Contoh kegiatan yang dapat dilakukan di taman kanak-kanak: 3 www.tokohindonesia.com//setomulyadiprofile diakses pada tanggal 05 oktober 2006 4 Ratna Indrayani, dalam Taman Bermain untuk Anak-anak di Jakarta, Kenapa Tidak?, Kompas, 19 Maret 2004 3

Kegiatan belajar di Logos Pre-school and Kindergarten Bintaro, Jakarta: 5 Daily Routine 1. Outside Time, Kegiatan yang ada di luar ruangan, anak-anak disini belajar dengan melihat lingkungan sekitar. Kegiatan diluar ini sering juga diadakan lomba-lomba untuk meningkatkan kreativitas anak. 2. Greeting Time, Sebelum anak-anak masuk ke dalam kelas biasanya anakanak memberi salam kepada guru ataupun teman-teman mereka. Kegiatan ini biasanya disertai bernyanyi. 3. Planning Time, Sebelum mereka hendak melakukan kegiatan, biasanya mereka harus mempunyai rencana apa yang akan dilakukan, seperti: Main lego, menggambar, dll. 4. Working Time, Ini adalah saat anak-anak bekerja sesuai apa yang telah direncanakan tadi. 5. Clean-Up Time, Disini waktunya anak-anak membereskan apa yang telah dilakukan pada waktu Working Time, disini peran guru diperlukan untuk membantu anak-anak. 6. Recall Time, Anak-anak diminta menceritakan kembali apa yang telah dilakukan pada hari itu. 7. Snack Time, Acara makan bersama 8. Small Group Time, Anak-anak dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk membaca atau menulis maupun menggambar. 9. Smile Time, Disini waktunya anak-anak pulang, sebelumnya mereka bernyayi. 1.4. Anak-Anak Taman bermain ini dibuat untuk anak-anak, pengaruhnya terhadap anakanak adalah untuk merangsang anak agar lebih kreatif dan dengan kegiatan bermain anak-anak dapat dengan bebasnya mengekspresikan dirinya. 5 Dokumen film fakultas psikologi Unika Atmajaya, Jakarta, 2005 4

Menurut buku Psikologi Perkembangan, masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi, yaitu usia dua tahun sampai saat anak itu matang secara seksual, kira-kira dua belas tahun. Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi lagi menjadi dua periode yang berbeda, awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam sampai anak tersebut matang secara seksual. Awal dan akhir masa kanak-kanak penting karena dua alasan berikut. Pertama, anak-anak yang sebelum mencapai usia wajib belajar diperlakukan sangat berbeda dari anak yang sudah masuk usia sekolah. Perlakuan yang diterima dan harapan yang berasal dari kelompok sosial yang ada di masyarakat. Kedua, pada usia enam tahun itu adalah efek dari faktor-faktor sosial, bukan dari faktor fisik. 1.5. Rumusan Masalah Bagaimana merancang Taman Bermain Anak-Anak di Kawasan UGM dengan variasi dan komposisi ruang yang beragam untuk membangun dan mengembangkan kreativitas anak. 1.6. Tujuan Pembahasan Merancang Taman Bermain Anak-Anak di Kawasan UGM dengan melihat variasi dan komposisi ruang sebagai media pengembangan kreativitas anak. 1.7. Sasaran Melakukan studi tentang taman bermain Melakukan studi tentang anak-anak Melakukan studi tentang Taman Bermain Anak-Anak dengan mengacu pada taman bermain serta bangunan TK dan playgroup 5

Melakukan studi tentang Yogyakarta Melakukan studi tentang pengembangan kreativitas anak Melakukan studi tentang ruang-ruang untuk anak-anak 1.8. Lingkup Taman bermain meliputi/ dibatasi pada jenis-jenis permainan, ruang-ruang di taman bermain, serta jenis-jenis vegetasi yang ada di taman bermain. Anak-anak dibatasi pada hal yang berhubungan dengan anak-anak usia playgroup- TK usia 2-6 tahun serta usia SD (Sekolah Dasar) usia 7-9 tahun. Playgroup/ TK dibatasi pada bangunan untuk belajar/ bekerja serta bermain. Yogyakarta dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan tersebut. Pengembangan kreativitas anak dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan kreatif, seperti: Ruang-ruang yang dikondisikan agar anak lebih kreatif. Ruang-ruang dibatasi pada ruang bekerja/ belajar, ruang bermain, ruang bermain luar, ruang bermain dalam, ruang didalam ruang. 1.9. Metode Metode mencari data - Wawancara Pada pengelola sekolah, orang-orang yang ikut ambil bagian dalam kegiatan bermain di tempat bermain anak-anak/ tempat rekreasi serta orang-orang yang terkait pada lembaga pendidikan, orangtua yang mempunyai anak di TK/ playgroup, anak-anak, kantor DEPDIKNAS, dll. - Observasi Pengamatan langsung pada TK/ playgroup yang ada di Yogyakarta serta taman bermain yang ada di Yogyakarta - Studi Pustaka 6

Mempelajari buku tentang anak-anak, taman bermain, bangunan sekolah, buku pengembangan kreativitas anak. - Studi banding Melihat bangunan sejenis yang ada di luar negri melalui internet atau studi pustaka. Metode menganalisis data - Kuantitatif ; Temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka-angka (numerik) - Kualitatif ; Temuan-temuan dikomunikasikan secara naratif Metode Perancangan - Menggunakan prinsip pengembangan anak serta kenyamanan lingkungan dalam variasi / komposisi ruang. Setelah melakukan pencarian data kemudian menganalisis permasalahan kemudian menyelesaikan masalah terutama dari segi arsitektural. Analisis yang dipakai berupa kajian permasalahan dari data-data tentang kegiatan di taman bermain serta TK/ Playgroup serta melihat sarana dan prasarana untuk Taman Bermain Anak-Anak yang menunjang kebutuhan ruang untuk kegiatan yang terjadi dimana proses belajarnya merupakan gabungan kegiatan bekerja dan bermain. Yang dasar utama perencanaannya mencakup ruang dalam dan ruang luar. Dan program-program ruang kemudian ditarik kesimpulan untuk digunakan sebagai konsep perancangan Taman Bermain Anak-Anak di Yogyakarta. 1.10. Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, potensi taman bermain anak-anak di Yogyakarta, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup metode dan sistematika penulisan Bab 2 Tinjauan Teoritis Taman Bermain Anak-Anak dan Pengembangan Kreativitas Anak 7

Mengungkapkan design requirement taman bermain anak-anak Bab 3 Tinjauan Lokasi dan Tinjauan Taman Bermain Anak-Anak Mengungkapkan tinjauan taman bermain anak-anak, permasalahanpermasalahan kawasan Bab 4 Analisis Menuju Konsep Perencanaan dan Perancangan Taman Bermain Anak-Anak Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada lokasi/ site tertentu Bab 5 Konsep Perencanaan dan Perancangan Taman Bermain Anak-Anak Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektur 8