BAB I PENDAHULUAN. tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk. memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan bangsa indonesia yang berkualitas. keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani. Sebagaimana diketahui

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negera - negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, disamping memliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan tujuan pendidikan itu berisikan pengembangan aspek pribadi

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai pemerdayaan, merupakan proses kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dampak positif dalam aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas. pendidikan adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) Belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan pendidikan,terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal masyarakat adalah sekolah yang menyelenggarakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. alam, ledakan penduduk, pengangguran dan lain-lain. Permasalahanpermasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Guru pedidikan jasmani merealisasikan tujuannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah dengan pembaharuan system pendidikan. abad XIX, banyak pakar dan guru pendidikan jasmani di Negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan.dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, disamping memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik. Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 yaitu melalui pendekatan Saintifik dimana melalui pendekatan ini, siswa lebih kreatif, dapat memecahkan masalah materi pembelajaran yang berlangsung sehingga pembelajaran tidak monoton. Kurikulum 2013 di sekolah menuntut siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk mencarai tahu tentang pembelajaran tersebut.setelah mempelajarai materi pembelajaran di sekolah, setiap siswa harus mempraktekkan ilmu yang diterima di sekolah pada saat pembelajaran berlangsung maupun melalui media elektronik seperti, internet, TV dan lain sebagainya di tengahtengah masyarakat sehingga siswa lebih memahami materi yang dipelajarinya.untuk itu setiap pelajaran selalu dikaitkan dengan manfaatnya.

Salah satunya adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang sesuai. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat pesat dewasa ini membawa dampak dalam berbagai bidang kehidupan manusia terutama dalam hal pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju. Tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai suatu bangsa biasanya dipakai sebagai tolak ukur kemajuan bangsa ini, khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberi dampak posistif dalam aspek kehidupan manusia. Dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi tersebut, bangsa Indonesia perlu memiliki warga yang bermutu dan berkualitas tinggi. Perlu diketahui bahwa kualitas seseorang akan telihat jelas dalam bentuk kemampuan dan kepribadiannya sewaktu orang tersebut harus berhadapan dengan tantangan atau harus mengatasi suatu masalah sampai masalah tersebut dipecahkan dengan baik. Agar Indonesia memiliki cukup warga yang berkualitas tinggi diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan keterampilan yang melibatkan pemikiran kritisi, sistemati, logis, kreatif, dan kemajuan berkerjasama yang efektif. Apabila hal tersebut terpenuhi maka sumber daya manusia yang bermutu tinggi dan mampu berkompetisi secara global dapat tercapai. Sama halnya dengan Proposal skirpsi ini, siswa/i diharapkan dapat berpikir kritis, logis dan kreatif dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi saat proses pembelajaran materi bola voli yaitu servis bawah agar siswa/i mampu melakukan proses servis bawah dengan baik dan benar.

Untuk mencapai hal tersebut maka salah satu kurikulum sekolah dalam program Pendidikan Jasmani olahraga adalah kegiatan belajar Servis Bawah Bola Voli. Servis bawah ini sangat sederhana dan diajarkan terutama untuk pemula karena gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Servis merupakan awal untuk memulai suatu permainan bola voli. Sehingga servis sangat penting dan harus mengerti cara melakukannya dengan baik, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai gerak lanjutan.dalam pertandingan bola voli, seringkali dijumpai pemain yang kurang menguasai keterampilan gerak dasar melakukan servis bawah.bahkan hasil servis bawahyang bagus bergantung dari gerakan dasar yang dilakukan pemain. Sehingga poin yang diperoleh tidak terbuang sia-sia. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP Karya Serdang Lubuk Pakam pada saat jam pelajaran Pendidikan Jasmani materi pelajaran bola voli tentang servis bawah bola voli di kelas VII, terlihat bahwa pada saat proses pembelajaran servis bawahberlangsung banyak siswa yang terlihat kurang bersemangat dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru bidang studi Pendidikan Jasmani didapatkan informasi bahwa nilai siswa dalam bidang studi Pendidikan Jasmani masih rendah. Hal ini mungkin disebabkan guru menerapkan pembelajaran yang monoton (Teacher Center), siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran,siswa siswi kurang memahami proses gerak servis bawah dalam permainan bola voli,siswa/i tidak dilibatkan dalam penyelesaian masalah yang mereka hadapi pada saat melakukan servis bawah pada permainan bola voli, siswa juga tidak diberikan waktu

berdiskusi terhadap teman-teman mereka dalam pemecahan masalah materi tersebut.keadaan seperti ini dengan mudah dapat mengganggu konsentrasi karena guru sibuk sendiri menjelaskan materi yang akan diajarkan kepada siswa/i tanpa memberikan kesempatan kepada siswa berkreasi atau berinovasi dan belajar sendiri tentang materi tersebut dan guru hanya mengamati siswa/i belajar dalam kelompok (Student Center), apalagi bila ada kata yang terasa asing atau di luar pengetahuansiswa. Situasi ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yaitu rendahnya nilai-nilai siswa yang terlihat pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah untuk pelajaran Pendidikan Jasmani adalah 75. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru PJOK didapatsiswa yang memperoleh nilai di atas KKM sejumlah 15 orang siswa, siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 25 siswa. Sehingga hanya 37,50% yang di atas KKM sedangkan siswa 62,50% di bawah KKM. Sedangkan siswa dalam satu kelas dikatakan tuntas jika mencapai 85% dari jumlah klasikal. Menurut peneliti, perlu dicari solusi yang tepat dalam masalah ini, agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani karena belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, apakah karena jam pelajaran yang singkat (hanya sekali pertemuan), materinya sulit, metode mengajar yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang cocok, atau hal-hal lain yang dialami siswa. Sebenarnya banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani siswa. Salah satunya melalui pendekatan Saintifik dalam pemecahan masalah. Dimana melalui pendekatan saintifik, siswa/i lebih kreatif,

karena mereka mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran Pendidikan Jasmanidapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Melalui Pendekatan Saintifik yaitu pemecahan masalah membuat siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran, dapat bertukar pendapat melalui diskusi, memecahkan masalah yang mereka hadapi pada saat materi berlangsung. Melalui pendekatan saintifik ini juga membuat siswa dalam masing-masing kelompok berkompetisi untuk mempresentasikan materi yang mereka pelajari secara khusus materi servis bawah pada permainan bola voli mulai dari gerakan tangan, perkenaan bola, ayunan tangan dan juga gerakan lanjutan. Rasa keingin tahuan dapat dibangkitkan melalui pendekatan saintifik, untuk menghidupkan suasana kelas, merangsang siswa untuk bereaksi terhadap penjelasan guru dan lain-lain. Dengan adanya pendekatan saintifik siswa semakin bersemangat, mengeluarkan pendapat, kreatifitas keluar sehinggga pembelajaran tidak monoton, siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru melainkan aktif bukan pasif. Pembelajaran Servis bawahjauh menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih bermakna, kreatif, siswa lebih aktif dalam memecahakan masalah, efektif dan menyenangkan salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik. Penggunaan pendekatan ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami

Servis bawahkarena dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk memahami Servis bawah melalui keterangan-keterangan dari guru dibantu dengan petunjuk berupa gambar maupun guru sebagai media contoh dan siswa yang mengamati gerakan yang dilakukan guru tersebut maupun siswa yang memperaktekkan gerakan servis bawah. Dari latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Upaya Meningkatan Hasil Belajar Servis Bawah Pada Permainan Bola Voli Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa/i Kelas VII SMP Karya Serdang Lubuk PakamTahun Ajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitan ini, masalah yang dapat diteliti dan diidentifikasi adalah : Penyampaian materi yang monoton (Teacher center). Rendahnya pemahaman siswa dalam melakukan gerakan servis bawah, siswa/i kurang mengetahui proses gerakan servis bawah, siswa kurang terlibat dalam pembelajaran, kurangnya perhatian guru dalam memilih pendekatan yang cocok pada suatu meteri pembelajaran, rendahnya hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran Servis Bawahdi kelas VII SMP Karya Serdang Lubuk Pakam.

C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini memberikan arah yang tepat, maka masalah perlu dibatasi. Pembatasan masalah terdapat pada variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yang menjadi pembatasan masalah adalah Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa/i Kelas VII SMP Karya Serdang Lubuk Pakam. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar servis bawah pada siswa/i kelas VII SMP Karya Serdang Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Untuk memberikan arah yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan hasil belajar servis bawahpada permainan bola voli melalui pendekatan saintifik pada siswa/i kelas VII SMP Karya Serdang Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat informasi tentang : - Peningkatan hasil servis bawahmelalui melalui Pendekatan Saintifik pada siswa/i kelas VII di SMP Karya Serdang Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Sebagai masukan bagi guru dan pihak sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti melalui pendekatan saintifik pada proses belajar mengajar. 3. Sebagai masukan bagi peneliti yang lain untuk meneliti tentang pendekatan pembelajaran. 4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti serta meningkatkan pengetahuan dan berpikir ilmiah tentang pendekatan pembelajaran. 5. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan terhadap berbagai cabang olahraga khususnya bagi mahasiswa FIK di Unimed.