BAB I PENDAHULUAN. perkembangan seiring dengan semakin berkembangnya industri makanan olahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dalam negeri saat ini mengalami perkembangan dan. pertumbuhan yang cukup pesat dan dinamis. Memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dalam negeri saat ini mengalami perkembangan dan. pertumbuhan yang cukup pesat dan dinamis. Memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan GAMBAR 1.1 Logo Perusahaan CP Prima

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN. minimarket baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan programprogram

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis bagi setiap perusahaan. Suatu perusahaan mengharapkan agar hasil

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. barang yang berguna untuk dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan. harus mengkaji sikap konsumen terhadap produk yang dihasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi secara ketat, tidak terkecuali perusahaan distributor yang bersaing

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. (JBE), hlm Dani Mohamad Dahwilani, Pertumbuhan Ritel Indonesia Peringkat 12 Dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat kita berbelanja di supermarket, hypermarket maupun minimarket,

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Deterjen merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan maka perlu mempelajari karakteristik yang dimiliki konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan. Hal tersebut membuat masing-masing perusahaan berusaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan menjadikan persaingan bisnis lebih ketat. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga perlu mengkomunikasikan produk kepada para konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. hypermarket di Indonesia terbilang pesat, jika tahun 2003 baru 43 unit maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan orang tua terhadap produk bayi begitu tinggi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang. mana salah satunya dengan menciptakan promosi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam produksi pembalut wanita dengan Charm sebagai merek dagangnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini, fenomena pemasaran telah mengalami banyak perubahan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Kawasan Asia sangat diperhitungkan saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari, meliputi penjualan barang maupun jasa. Namun tidak

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri dengan. tingkat persaingan yang sangat ketat, dimana didalamnya terdapat ratusan produk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

I. PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang harus

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis makanan cepat saji di Indonesia yang terus mengalami perkembangan seiring dengan semakin berkembangnya industri makanan olahan di Indonesia adalah nugget. Nugget merupakan makanan siap masak (ready to cook) atau siap santap (ready to eat) yang terbuat dari daging olahan, yaitu ayam, sapi, dan ikan yang dibalut dengan tepung roti. Nugget merupakan kategori baru dalam kelompok Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia. Saat ini market size industri FMCG masih dikuasai oleh produk biskuit dan wafer. Produk biskuit pada tahun 2006 diproyeksikan naik 76,40% dan wafer sebesar 51%. Sedangkan makanan olahan (nugget) hanya berkisar 30%-50% di tahun 2006. Secara lengkap mengenai perkiraan pertumbuhan market size fast moving consumer goods di Indonesia disajikan pada Tabel 1.1 berikut. TABEL 1.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN MARKET SIZE FAST MOVING CONSUMER GOODS DI INDONESIA No Kategori Market Size Growth Growth Produk (Value) 2005 2006 Merek 1. Biskuit Rp 4,845 triliun 54,20% 76,40% Biskuat, Roma, Tango, Gery, Nissin, Selamat, Arnot, dan Togo 2. Wafer Rp 995,847 triliun 32,50% 51% Tango, Twister, Nissin, Gery, Khong Guan, Sando, dan TimTam

2 No Kategori Produk 3. Makanan Olahan Market Size (Value) Rp 6 triliun 8 triliun Growth Growth 2005 2006 NA 30%- 50% Sumber: MIX (09/III/25 September-25 Oktober 2006) Merek Fiesta, So Good, Delfarm, Champ, dll Para produsen nugget yang mendukung peningkatan market size nugget di Indonesia adalah PT Primafood Indonesia dengan merek yang dihasilkan, yaitu Fiesta, Champ, dan Five Star. Kemudian PT Supra Sumber Cipta dengan merek So Good, dan Belfood Indonesia melalui merek Delfarm. Tabel 1.2 di bawah ini menyajikan mengenai data produsen nugget beserta merek dan varian produk yang dihasilkan. TABEL 1.2 PRODUSEN NUGGET DI INDONESIA BESERTA MEREK DAN VARIAN PRODUK YANG DIHASILKAN No. MEREK/PRODUSEN VARIAN PRODUK 1. Fiesta PT Primafood Indonesia (Charoen Pokphand Indonesia Chicken Processing Land ) 2. So Good PT Supra Sumber Cipta (JAPFA Santori Indonesia) Fiesta Action 550 gr Fiesta Fish Nugget 200gr Golden Fiesta Chicken Ring 500gr Fiesta Nugget 500 gr Fiesta Spicy chicken 500gr Fiesta Nugget Dino 500 gr Fiesta Stikie 500gr Fiesta Nugget Happy Star 500 gr Fiesta Pok Pok 500 gr So Good Alphabet 500 gr So Good Chicken Nugget 500 gr So Good Chicken Stik 500 gr So Good Hot Spicy 500 gr So Good Fish nugget 200 gr

3 No. MEREK/PRODUSEN VARIAN PRODUK 3. Champ PT Primafood Indonesia (Charoen Pokphand Indonesia Chicken Processing Land ) 4. Five Star PT Primafood Indonesia (Charoen Pokphand Indonesia Chicken Processing Land ) 5. Delfarm Belfood Indonesia Champ Chicken nugget 500 gr Champ Chicken Stik 500 gr Five Star Chicken Nugget 500 gr Delfarm nugget 500 gr Delfarm fish nugget 200 gr Sumber: Survei di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Djunjunan Bandung Banyaknya merek-merek yang beredar di pasaran mengakibatkan para produsen saling memperebutkan pangsa pasar (market share) yang ada. Kondisi persaingan tersebut dapat dilihat secara rinci pada Tabel 1.3 di bawah ini. TABEL 1.3 MARKET SHARE INDUSTRI NUGGET DI INDONESIA TAHUN 2004-2006 NO. MEREK 2004 2005 2006 1. So Good 15,1% 17,63 % 19,9% 2. Fiesta 16,6% 13,93 % 11,8% 3. Champ 4,4% 6,49 % 6,7% 4. Five Star 1,3% 1, 65 % 2,2% 5. Delfarm 1,1% 1,26 % 1,56% 6. Merek lain - < 1 % < 1% Sumber : Indonesian Best Brand Award ICSA Market share nugget Fiesta selama dua tahun berturut-turut yaitu pada periode tahun 2004 sampai 2006 terus mengalami penurunan. Pada awalnya di tahun 2004 nugget Fiesta berada di posisi pertama yaitu sebesar 16,6% dan posisi

4 kedua ditempati oleh nugget So Good dengan market share sebesar 15,1%. Di tahun 2005 pangsa pasar nugget Fiesta mengalami penurunan menjadi 13,93% dan pada tahun 2006 mengalami penurunan kembali menjadi 11,8%, sehingga posisi utama dikuasai kembali oleh So Good. Menurut Triyono (Warta Ekonomi [Online]: 21 Oktober 2004), fenomena penurunan market share yang dialami nugget Fiesta beberapa antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Harga yang ditawarkan nugget Fiesta cenderung lebih tinggi. Meskipun harga nugget So Good masih lebih tinggi dibandingkan dengan nugget Fiesta, namun apabila dibandingkan dengan merek nugget yang lain harga nugget Fiesta masih terbilang mahal. 2. Kurangnya kegiatan komunikasi oleh perusahaan dibandingkan dengan pesaing utamanya So Good. Hal tersebut dikarenakan kegiatan belanja perusahaan paling besar adalah untuk produksi melalui pengembangan dan penciptaan produk baru, hingga saat ini Fiesta merupakan merek yang paling banyak varian produknya, yaitu sebanyak 22 varian produk. Sedangkan untuk kegiatan promosi perusahaan hanya mengeluarkan sedikit biaya. Penurunan pangsa pasar tersebut dapat dilihat dari hasil pra penelitian yang telah dilakukan di Griya Supermarket Jl. Djunjunan Bandung. Data penjualan nugget Fiesta di Griya Supermarket Djunjunan Bandung periode tahun 2005 sampai dengan 2006 terus mengalami penurunan. Dapat kita lihat bahwa pada tahun 2005 penjualannya mencapai 7711 bungkus kemudian di tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 7526 bungkus. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 1.4 di halaman 4.

5 TABEL 1.4 DATA PENJUALAN NUGGET FIESTA DI GRIYA SUPERMARKET DJUNJUNAN BANDUNG TAHUN 2005-2006 (DALAM BUNGKUS) BULAN 2005 2006 Januari 588 885 Februari 676 527 Maret 706 632 April 679 526 Mei 818 639 Juni 843 628 Juli 706 544 Agustus 502 719 September 587 826 Oktober 522 601 November 627 464 Desember 457 535 Jumlah 7711 7526 Sumber: Modifikasi dari laporan Stock Opname Griya Supermarket 2005-2006 Setelah melihat data market share dan data penjualan nugget Fiesta di Griya Supermarket dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian yang dilakukan konsumen terhadap nugget Fiesta mengalami penurunan. Akibatnya omzet penjualan nugget Fiesta tidak memberikan peningkatan yang berarti bagi perusahaan dan akan terjadinya kemungkinan konsumen akan beralih ke merek pesaing. Perusahaan perlu memperhatikan perilaku pembelian atau keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen agar perusahaan dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mendorong terjadinya pembelian. Perilaku pembelian atau keputusan pembelian pada konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya budaya, kelas sosial, kepribadian dan sebagainya. Hermawan Kertajaya (2004:77) berpendapat bahwa Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan

6 pembelian, karena adanya program promosi penjualan yang menarik, paparan iklan yang dia tonton sebelumnya, hasrat untuk mencoba produk baru, atau tertarik dengan kemasan yang atraktif, dan harga yang murah. Untuk itulah setiap perusahaan harus memfokuskan usaha pemasaran pada faktor-faktor yang dapat dikendalikan. Menurut Kotler dan Amstrong (2006:174), Perusahaan yang benar-benar memahami bagaimana konsumen memberikan jawaban terhadap daya tarik promosi penjualan, penetapan harga dan lain-lain akan meraih keuntungan yang lebih banyak dari pesaingnya. Prioritas utama bagi perusahaan nugget Fiesta saat ini adalah bagaimana meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan sehingga konsumen tertarik untuk membeli dan tetap loyal untuk mengkonsumsi nugget Fiesta. Berbagai strategi perlu dilakukan oleh nugget Fiesta, diantaranya menggunakan sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display. Menurut Berkowitz, E.N., et al (Fandy Tjiptono, 2002:230), kegiatan sampel dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan mendorong konsumen untuk membeli produk. Pemberian sampel yang dilakukan oleh nugget Fiesta adalah coba gratis nugget yang telah digoreng. Pengurangan harga juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen serta dapat meningkatkan penjualan perusahaan, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Clow dan Baack (2002:430), bahwa Pengurangan harga dapat digunakan untuk meningkatkan arus penjualan dan meningkatkan omzet penjualan. Pengurangan harga dapat bekerja lebih baik dengan menambah jumlah item produk dan untuk produk atau jasa yang biasanya

7 tidak menawarkan diskon. Tujuan harus diciptakan dalam bentuk ketertarikan baru terhadap produk dan untuk menarik pembeli. Penggunaan Point of purchase display di berbagai toko dan pasar dapat mempengaruhi konsumen, karena bentuknya yang beraneka ragam dan didesain semenarik mungkin untuk menarik perhatian konsumen. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Shimp (2003:596), bahwa Point of purchase display didesain untuk mempengaruhi pilihan pelanggan pada saat pembelian. Perusahaan telah melakukan berbagai kegiatan sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display yang bertujuan untuk mendorong pembelian konsumen. Seperti yang terlihat pada Tabel 1.5 berikut. TABEL 1.5 AKTIVITAS SAMPEL, PENGURANGAN HARGA DAN POINT OF PURCHASE DISPLAY NUGGET FIESTA MEREK AKTIVITAS (PRODUSEN) Fiesta (PT Primafood Indonesia) Sumber: PT Primafood Indonesia YANG DILAKUKAN 1. Pemberian free trials (coba gratis) di hypermarket dan supermarket 2. Menggunakan POP displays 3. Sampling pada pembukaan supermarket Lion Superindo Cimahi 4. Sampling dan pengurangan harga di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Dr. Djununan Bandung Penelitian ini dilakukan pada konsumen nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung berdasarkan pertimbangan bahwa kegiatan sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display diadakan di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr.Djunjunan Bandung.

8 Mengingat pentingnya perusahaan mengetahui pengaruh sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta, maka perlu diadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Sampel, Pengurangan Harga, dan Point of Purchase Display terhadap Keputusan Pembelian Nugget Fiesta (Survei Pada Konsumen Nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Industri nugget di Indonesia semakin menunjukkan persaingan yang pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari persaingan para produsen dalam memperebutkan pangsa pasar yang ada. Pangsa pasar nugget saat ini dikuasai oleh So Good, sedangkan Fiesta berada di posisi kedua. Rendahnya pangsa pasar nugget Fiesta dapat dibuktikan dari penurunan volume penjualan nugget Fiesta di Griya Supermarket Djunjunan Bandung di tahun 2005 dan 2006. Hal tersebut menunjukan bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap nugget Fiesta rendah. Untuk mengatasi hal tersebut nugget Fiesta melakukan aktivitas pemberian sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display yang diharapkan mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli nugget Fiesta.

9 1.2.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari fenomena yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pemberian sampel nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 2. Bagaimana pemberian pengurangan harga di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 3. Bagaimana pemberian point of purchase display di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 4. Bagaimana keputusan pembelian yang dilakukan konsumen nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 5. Seberapa besar pengaruh sampel terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 6. Seberapa besar pengaruh pengurangan harga terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 7. Seberapa besar pengaruh point of purchase display terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 8. Seberapa besar pengaruh sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung.

10 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan: 1. Pemberian sampel yang meliputi tujuan, daya tarik dan kualitas nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 2. Pemberian pengurangan harga yang meliputi tujuan dan daya tarik nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 3. Pemberian point of purchase display yang meliputi tujuan dan daya tarik nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 4. Keputusan pembelian konsumen yang meliputi pemilihan produk, pemilihan merek, saluran pembelian, waktu pembelian, jumlah pembelian, promosi, sosial dan pribadi nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 5. Pengaruh sampel terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supemarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 6. Pengaruh pengurangan harga terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supemarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 7. Pengaruh point of purchase display terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supemarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung.

11 8. Pengaruh sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta di Giant Hypermarket dan Griya Supermarket Jl. Dr. Djunjunan Bandung. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memenuhi nilai kegunaan penelitian yang ditujukan bagi: 1. Kegunaan Akademis a. Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan ilmu dan wawasan mengenai pemasaran dengan fokus mengenai sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display serta mengenai keputusan pembelian, khususnya pada nugget Fiesta. b. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan temuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display dan keputusan pembelian, serta faktor lainnya di luar sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display dan keputusan pembelian. 2. Kegunaan Praktis a. Memberikan masukan mengenai pengaruh sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display yang dilaksanakan oleh perusahaan nugget Fiesta, terhadap keputusan pembelian nugget Fiesta.

12 b. Memberikan masukan mengenai sampel, pengurangan harga, dan point of purchase display yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan nugget Fiesta.