LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

rangkaa standar minimal menyeluruh untuk berdasarkan Nomor Kepulauan

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN DPRD KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 25 TAHUN 2014 T E N T A N G

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 16

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2016

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

TENTANG BUPATI PATI,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

Disusun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 10 TAHUN 2013

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 6 Tahun : 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SANGGAU dan BUPATI SANGGAU MEMUTUSKAN :

-1- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr.Wb.

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 05 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dengan diterbitkannya Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, maka Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Cilacap perlu diubah dan disesuaikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Cilacap; 1

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 5. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882); 6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) 2

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634); 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 262, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475); 10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3

4 12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3050); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 265, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5373);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4768); 16. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN CILACAP. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Cilacap (Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 47) diubah sebagai berikut : 5

1. Ketentuan Pasal 11 ayat (1) diubah dan ayat (2) dihapus, sehingga keseluruhan Pasal 11 berbunyi sebagai berikut : Pasal 11 (1) Masa berlaku KTP: a. Untuk warga negara Indonesia berlaku seumur hidup; b. Untuk orang asing disesuaikan dengan masa berlaku Izin Tinggal Tetap. (2) Dihapus. 2. Ketentuan Pasal 24 ayat (1) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 24 berbunyi sebagai berikut : Pasal 24 (1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Dinas setempat paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran. (2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas mencatat pada register akta kelahiran dan menerbitkan kutipan akta kelahiran. 3. Ketentuan Pasal 27 ayat (1) diubah dan ayat (2) dihapus, sehingga keseluruhan Pasal 27 berbunyi sebagai berikut : Pasal 27 6 (1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran pencatatan dan penerbitan akta kelahiran dilaksanakan setelah mendapatkan keputusan Kepala Dinas setempat. (2) Dihapus.

4. Ketentuan Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2) diubah dan ditambah 2 (dua) ayat baru yaitu ayat (3) dan ayat (4), sehingga keseluruhan Pasal 28 berbunyi sebagai berikut : Pasal 28 (1) Pencatatan pelaporan lahir mati, dilakukan dengan memenuhi syarat : a. Surat pengantar RT dan RW; dan b. Keterangan lahir mati dari dokter/bidan/penolong kelahiran. (2) Berdasarkan pencatatan pelaporan lahir mati sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa/Lurah menerbitkan dan menandatangani Surat Keterangan Lahir Mati atas nama Kepala Dinas. (3) Kepala Desa/Lurah berkewajiban mengirim Surat Keterangan Lahir Mati kepada Petugas Perekaman data kependudukan di kecamatan. (4) Pencatatan pelaporan lahir mati orang asing dilakukan oleh Dinas. 5. Ketentuan Pasal 40 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 40 berbunyi sebagai berikut : Pasal 40 (1) Pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua kepada Dinas paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat pengakuan anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak yang bersangkutan. (2) Pengakuan anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya telah melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama, tetapi belum sah menurut hukum Negara. (3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada register akta pengakuan anak dan menerbitkan kutipan akta pengakuan anak. 7

6. Ketentuan Pasal 41 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 41 berbunyi sebagai berikut : Pasal 41 (1) Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh orang tua kepada Dinas paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan. (2) Pengesahan anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya telah melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama dan hukum Negara. (3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pejabat pencatatan Sipil mencatat pada register akta pengesahan anak dan menerbitkan kutipan akta pengesahan anak. 7 Ketentuan Pasal 43 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 43 ayat (1) berbunyi sebagai berikut : Pasal 43 (1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh ketua RT di domisili Penduduk kepada kepala Dinas setempat paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian. 8

8. Ketentuan Pasal 49 ayat (2) ditambah 4 (empat) huruf, yaitu huruf ab, huruf ac, huruf ad dan ae, sehingga keseluruhan Pasal 49 ayat (2) berbunyi sebagai berikut : Pasal 49 (2) Data Perseorangan meliputi : a. nomor KK; b. NIK; c. nama lengkap; d. jenis kelamin; e. tempat lahir; f. tanggal/bulan/tahun lahir; g. golongan darah; h. agama/kepercayaan; i. status perkawinan; j. status hubungan dalam keluarga; k. cacat fisik dan/atau mental; l. pendidikan terakhir; m. jenis pekerjaan; n. NIK ibu kandung; o. nama ibu kandung; p. NIK ayah; q. nama ayah; r. alamat sebelumnya; s. alamat sekarang; t. kepemilikan akta kelahiran/surat kenal lahir; u. nomor akta kelahiran/surat kenal lahir; v. kepemilikan akta perkawinan/buku nikah; w. nomor akta perkawinan/buku nikah; x. tanggal perkawinan; y. kepemilikan akta perceraian; z. nomor akta perceraian/surat cerai; aa. tanggal perceraian; ab. sidik jari; ac. iris mata; ad. tandatangan; ae. elemen data lainnya yang merupakan aib seseorang. 9

9. Di antara Pasal 55 dan Pasal 56, disisipkan 1 (satu) pasal baru yaitu Pasal 55 A, yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 55 A (1) Dalam KTP-el, tersimpan cip yang memuat rekaman elektronik data perseorangan. (2) KTP-el diperuntukkan bagi : a. Warga Negara Indonesia, masa berlakunya seumur hidup; b. Orang asing, masa berlakunya disesuaikan dengan masa berlaku izin tinggal tetap. (3) Dalam hal terjadi perubahan elemen data, rusak atau hilang, maka penduduk pemilik KTP-el wajib melaporkan kepada Dinas untuk dilakukan perubahan atau penggantian. 10. Ketentuan Pasal 58 ayat (1) ditambah 1 (satu) huruf yaitu huruf f, sehingga keseluruhan Pasal 58 ayat (1) berbunyi sebagai berikut : Pasal 58 (1) Kutipan akta pencatatan sipil terdiri dari : a. kelahiran; b. kematian; c. perkawinan; d. perceraian; e. pengakuan anak; f. pengesahan anak. 10

11. Di antara Pasal 61 dan Pasal 62, disisipkan 1 (satu) pasal baru yaitu Pasal 61 A, yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 61 A (1) Petugas Registrasi membantu kepala desa atau lurah dan Dinas dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. (2) Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh Bupati diutamakan dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pengangkatan dan pemberhentian serta tugas pokok Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 12. Di antara Pasal 63 dan Pasal 64, disisipkan 1 (satu) pasal baru yaitu Pasal 63 A yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 63 A Pengurusan dan penerbitan dokumen kependudukan tidak dipungut biaya /retribusi. 13. Ketentuan Pasal 66 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 66 berbunyi sebagai berikut : Pasal 66 (1) Setiap penduduk yang melakukan keterlambatan atau melampaui batas waktu yang ditentukan dalam pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting, dikenakan sanksi berupa denda administrasi : a. pindah datang Orang Asing yang memiliki Izin tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin tinggal Tetap dikenakan denda sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah); 11

12 b. pindah datang ke luar negeri bagi penduduk Warga Negara Indonesia dikenakan denda sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah); c. pindah datang dari luar negeri bagi Orang Asing Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah); d. perubahan status Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap dikenakan denda sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah); e. pindah ke luar negeri bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau yang memiliki Izin Tinggal Tetap dikenakan denda sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah); f. dalam hal KTP-el rusak atau hilang, perubahan data kependudukan (nama, tanggal lahir, alamat, alih status) dan bagi pemula yang pelaporannya melebihi 14 (empat belas) hari dikenakan denda administrasi sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah); g. kelahiran bagi Warga Negara Indonesia yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran dikenakan denda sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah); h. kelahiran bagi Orang Asing dikenakan denda sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah); i. lahir mati bagi Warga Negara Indonesia gratis; j. perkawinan dikenakan denda sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah); k. perceraian dikenakan denda sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah); l. kematian tidak dikenakan denda; m. pengangkatan anak bagi Warga Negara Indonesia dikenakan denda sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah); n. pengangkatan anak bagi orang asing dikenakan denda sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

o. pengakuan anak bagi Warga Negara Indonesia dikenakan denda sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah); p. pengakuan anak bagi orang asing dikenakan denda sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah); q. pengesahan anak bagi Warga Negara Indonesia dikenakan denda sebesar Rp. 50.000,- ( lima puluh ribu rupiah); r. pengesahan anak bagi Orang Asing dikenakan denda sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). (2) Bupati dapat mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa denda bagi warga negara yang tidak mampu. (3) Ketentuan mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa denda diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 14. Ketentuan Pasal 67 ayat (1) diubah, ayat (2) dan ayat (3) dihapus, sehingga keseluruhan Pasal 67 berbunyi sebagai berikut : Pasal 67 (1) Setiap orang yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi dan/atau melakukan manipulasi Data Kependudukan dan/atau elemen data Penduduk dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah). (2) Dihapus. (3) Dihapus. 13

15. Diantara Pasal 67 dan 68 disisipkan 2 (dua) pasal baru yaitu Pasal 67A dan Pasal 67B, yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 67A Setiap orang yang tanpa hak menyebarluaskan Data Kependudukan dan Data Pribadi dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). Pasal 67 B Setiap pejabat dan petugas pada desa/kelurahan, kecamatan, UPT Dinas dan Dinas yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi dan/atau melakukan pungutan biaya kepada Penduduk dalam pengurusan dan penerbitan Dokumen Kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah). 16. Ketentuan Pasal 68 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 68 berbunyi sebagai berikut : 14 Pasal 68 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka : a. semua singkatan KTP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 6 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Cilacap harus dimaknai KTPel. b. Semua kalimat wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Dinas ditempat terjadinya peristiwa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan daerah Kabupaten Cilacap Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Cilacap harus dimaknai wajib dilaporkan oleh Penduduk di Dinas tempat penduduk berdomisili.

Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap. Diundangkan di Cilacap pada tanggal 6 April 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CILACAP, ttd. SUTARJO Ditetapkan di Cilacap pada tanggal 6 April 2015 BUPATI CILACAP, ttd. TATTO SUWARTO PAMUJI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2015 NOMOR 1 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA TENGAH : ( 1 /TAHUN 2015) 15

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN CILACAP I. UMUM Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan pada hakikatnya pemerintah daerah berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Kabupaten Cilacap. Peristiwa kependudukan antara lain perubahan alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan Peristiwa Penting, antara lain kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk pengangkatan, pengakuan, dan pengesahan anak, serta perubahan status kewarganegaraa, ganti nama dan peristiwa penting lainnya yang dialami oleh seseorang merupakan kejadian yang harus dilaporkan karena membawa implikasi perubahan dan identitas atau surat keterangan kependudukan. Untuk itu, setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian dan pencatatan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Dalam pemenuhan hak Penduduk, terutama di bidang Pencatatan Sipil, masih ditemukan penggolongan penduduk yang didasarkan pada perlakuan diskriminatif 16

yang membedakan suku, keturunan, dan agama. Kondisi tersebut mengakibatkan pengadministrasian kependudukan mengalami kendala yang mendasar sebab sumber data kependudukan belum terwujud dalam suatu sistem administrasi kependudukan yang utuh dan optimal. Kondisi itu harus diakhiri dengan pembentukan suatu sistem Adminitrasi yang sejalan dengan kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk memenuhi tuntutan masyarakat atas pelayanan kependudukan yang profesional. Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi negara. Dari sisi kepentingan penduduk, Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan Dokumen Kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif, untuk itu dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, maka Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Di Kabupaten Cilacap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan sehingga perlu diubah. II.PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 11 Angka 2 Pasal 24 17

Ayat (2) Angka 3 Pasal 27 Angka 4 Pasal 28 Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Angka 5 Pasal 40 Ayat (2) Ayat (3) 18 Angka 6 Pasal 41 Ayat (2) Ayat (3)

Angka 7 Pasal 43 Angka 8 Pasal 49 Ayat (2) Angka 9 Pasal 55 A Ayat (2) Ayat (3) Angka 10 Pasal 58 Angka 11 Pasal 61 A Ayat (2) Ayat (3) Angka 12 Pasal 63 A Cukup jelas 19

Angka 13 Pasal 66 Ayat (2) Ayat (3) Angka 14 Pasal 67 Angka 15 Pasal 67 A Pasal 67 B Angka 16 Pasal 68 Pasal II TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 123 20