WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN, Menimbang : a. bahwa asap rokok terbukti dapat membahayakan kesehatan individu, masyarakat dan lingkungan, sehingga perlu dilakukan tindakan perlindungan terhadap paparan asap rokok; b. bahwa dalam rangka melindungi individu, masyarakat dan lingkungan terhadap paparan asap rokok, khususnya dilingkungan sekolah, tempat pelayanan kesehatan dan perkantoran dilingkungan Pemerintah Kota, maka Pemerintah Kota perlu mengatur Kawasan Tanpa Rokok; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota Pariaman tentang Kawasan Tanpa Rokok. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Pariaman di Propinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4187); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5059); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara RI tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5234); 1
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 (Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara RI nomor 5589); 7. Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Bahan Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5380); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3853); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang pengamanan Rokok Bagi Kesehatan, (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4276); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Propinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737); 11. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 dan Nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam Penegakan Peraturan Daerah; 13. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pariaman; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Walikota adalah Walikota Pariaman; 2. Daerah adalah seluruh daerah Kota Pariaman; 3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Pariaman; 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada di Lingkungan Pemerintahan Kota Pariaman; 5. Tim Pemantau Kawasan Tanpa Rokok adalah tim yang terdiri dari Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Daerah dan/atau individu yang ditunjuk oleh Kepala Daerah; 2
6. Pimpinan atau Penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok adalah orang yang kerena jabatannya memimpin dan/atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau usaha di kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok; 7. Tempat atau ruangan adalah bagian dari suatu bangunan gedung yang tertutup yang berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan dan/atau usaha; 8. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tobacum, nicotiana rustika dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin, tar dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan; 9. Kawasan Tanpa Rokok adalah tempat atau area yang dinyatakan dilarang merokok. 10. Tempat atau Gedung Tertutup adalah tempat atau ruang yang ditutup oleh atap dan/atau dibatasi oleh satu dinding atau lebih terlepas dari material yang digunakan dengan struktur permanen atau sementara. 11. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, baik yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah, swasta, masyarakat, dan/atau perorangan. 12. Tempat Proses Belajar-mengajar adalah tempat yang dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan mengajar dan/atau pendidikan dan/atau pelatihan baik formal maupun non-formal. 13. Tempat anak bermain adalah tempat atau arena yang diperuntukkan untuk kegiatan anak-anak. 14. Tempat Ibadah adalah tempat yang digunakan untuk kegiatan keagamaan. 15. Angkutan Umum Penumpang adalah angkutan penumpang yang menggunakan kendaraan umum dengan sistem membayar atau menyewa. 16. Tempat Kerja adalah setiap tempat atau gedung tertutup atau terbuka yang bergerak dan atau tidak bergerak yang digunakan untuk bekerja dengan mendapatkan kompensasi normal (gaji/upah) termasuk tempat lain yang dilintasi oleh pekerja di Kawasan Tanpa Rokok. 17. Tempat Umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh masyarakat umum dan/atau tempat yang dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat, terlepas dari kepemilikan atau hak untuk menggunakan yang dikelola oleh negara, swasta, dan/atau masyarakat. 18. Pengelola, pimpinan atau penanggung jawab kawasan tanpa rokok adalah orang dan/atau badan hukum yang karena jabatannya memimpin atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau sarana prasarana di kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan tanpa rokok, baik milik pemerintah maupun swasta. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN KAWASAN TANPA ROKOK Pasal 2 Maksud Penetapan Kawasan Tanpa Rokok adalah untuk memberikan jaminan perolehan lingkungan udara yang bersih dan sehat bagi masyarakat. 3
Pasal 3 Tujuan Penetapan Kawasan Tanpa Rokok adalah untuk: a. memberikan perlindungan dari bahaya asap rokok bagi perokok aktif dan/atau perokok pasif; b. memberikan ruang dan lingkungan yang bersih, sehat serta bebas dari asap rokok bagi masyarakat; c. melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik langsung maupun tidak langsung; d. memenuhi rasa aman dan nyaman warga; dan e. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat. Walikota berwenang menetapkan tempat-tempat tertentu di daerah sebagai Kawasan Tanpa Rokok. BAB III KAWASAN TANPA ROKOK Pasal 4 (1) Walikota berwenang menetapkan tempat-tempat tertentu di daerah sebagai Kawasan Tanpa Rokok. (2) Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : a. fasilitas pelayanan kesehatan; b. tempat proses belajar mengajar; c. tempat anak bermain; d. tempat ibadah; e. fasilitas olahraga; f. angkutan umum; g. tempat kerja perkantoran; h. tempat umum; i. kawasan pulau-pulau kecil; j. kawasan penangkaran penyu; dan k. kawasan balai benih ikan. Pasal 5 Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf a adalah: a. rumah sakit; b. klinik; c. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas); d. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu); e. tempat praktek kesehatan; f. apotek ;dan g. toko obat. Pasal 6 Tempat belajar mengajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf b adalah: a. sekolah; b. perguruan tinggi; c. balai pendidikan dan pelatihan; d. balai latihan kerja; e. tempat bimbingan belajar; f. tempat kursus; dan g. gedung dan kawasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 4
Pasal 7 Tempat anak bermain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf c adalah: a. area bermain anak; dan b. tempat penitipan anak; Pasal 8 Tempat ibadah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf d adalah: a. masjid; dan b. mushalla; Pasal 9 Fasilitas olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf e adalah: a. gedung olahraga; b. kolam renang; dan c. tempat senam; Pasal 10 Angkutan umum, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf f adalah: a. angkutan kota; b. bus umum; c. kereta api; d. kendaraan wisata; e. dan angkutan anak sekolah. Pasal 11 Tempat kerja perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf g adalah: a. kantor pemerintah; b. kantor milik pribadi/swasta; dan c. industri/pabrik. Pasal 12 Tempat umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf h adalah: a. tempat wisata; b. tempat hiburan; c. hotel; d. restoran; e. kantin; f. halte; g. terminal angkutan umum; dan h. stasiun kereta api. 5
Pasal 13 Kawasan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf i adalah: a. pulau angso duo; b. pulau kasiak; c. pulau ujuang; d. pulau tangah. Pasal 14 Kawasan penangkaran penyu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf j adalah kawasan penangkaran penyu yang ada di wilayah Kota Pariaman yang terletak di desa Ampalu Kota Pariaman. Pasal 15 Kawasan balai benih ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf k adalah kawasan pembenihan ikan yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman yang terletak di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman desa Jati Hilir Kota Pariaman. Pasal 16 (1) Setiap orang yang berada pada Kawasan Tanpa Rokok tidak boleh merokok. (2) Setiap orang yang berada di Kawasan Tanpa Rokok dilarang melakukan kegiatan : a. memproduksi atau membuat rokok; b. menjual rokok; c. menyelenggarakan iklan rokok dan; d. mempromosikan rokok. Pasal 17 (1) Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf g dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok. (2) Tempat khusus untuk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik; BAB IV KEWAJIBAN PIMPINAN ATAU PENANGGUNG JAWAB KAWASAN TANPA ROKOK Pasal 18 (1) Penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok adalah Kepala/Pimpinan Unit dari masing-masing institusi. (2) Pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) berkewajiban untuk : a. membuat dan memasang tanda/petunjuk/peringatan dilarang merokok; b. wajib memberikan teguran dan peringatan kepada setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4. 6
BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 19 (1) Walikota berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan sebagai upaya mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa bimbingan dan penyuluhan kepada pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa pemantauan atas ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku pada Kawasan Tanpa Rokok. (4) Walikota dapat melimpahkan kewenangan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada pejabat dilingkungan pemerintah daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Pasal 20 (1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Walikota dapat membentuk tim pemantau Kawasan Tanpa Rokok; (2) Pemantau yang ditunjuk berwenang baik siang maupun malam atau selama jam kerja melakukan inspeksi di unit/skpd yang ditunjuk dan melaporkan hasilnya. Pasal 21 Evaluasi pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok dilakukan dalam bentuk pertemuan secara berkala, yang dipimpin oleh Kepala Daerah. BAB V PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 22 (1) Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di kota Pariaman. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa pengawasan dan pelaporan. (3) Pengawasan dan pelaporan dilakukan dengan kewenangan untuk menegur dan melaporkan orang yang merokok di Kawasan Tanpa Rokok kepada pimpinan institusi. BAB VI SANKSI Pasal 23 (1) Pelanggaran dari Pasal 4 ayat 2 huruf g yang dilakukan di tempat kerja perkantoran dapat dikenakan sanksi administratif; (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis; (3) Pemberian Sanksi dilakukan oleh atasan langsung yang bersangkutan. 7
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Pariaman Diundangkan di Pariaman pada tanggal 2 November 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA PARIAMAN dto Ditetapkan di Pariaman pada tanggal 2 November 2016 WALIKOTA PARIAMAN, dto MUKHLIS, R INDRA SAKTI BERITA DAERAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2016 NOMOR 34 8