BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Logistik. Bantuan. Pedoman.

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Distribusi. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman.

BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman.

PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

No. 1418, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Penghapusan. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGHAPUSAN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi.

No.1414, 2014 BNPB. Pergudangan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERGUDANGAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2082, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pengelolaan. Pertanggungjawaban.

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PMK.04/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PMK.04/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

Powered by TCPDF (

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2015 TENTANG PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Rencana. Operasi Darurat Bencana. Penyusunan. Pedoman.

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGELOLAAN GUDANG LOGISTIK DAN PERALATAN DALAM STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA BAB I PENDAHULUAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.599, 2014 BNPB. Lembaga Sertifikat. Penanggulangan Bencana. Profesi.

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN PERBAIKAN DARURAT

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI MANAJEMEN LOGISTIK PENANGGULANGAN BENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN ; Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR PENGGUNAAN DANA SIAP PAKAI UNTUK TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN BANYUMAS

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG SANTUNAN DAN BANTUAN SOSIAL BERUPA UANG UNTUK KORBAN BENCANA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 43 Tahun : 2014

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

No.1412, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Logistik. Bantuan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 21Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, perlu dibuat manajemen bantuan logistik; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Pedoman Bantuan Logistik; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2 004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 4723); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non pemerintah dalam Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4830); 6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 7. Keputusan Presiden Nomor 29/M Tahun 2008 tanggal 23 April 2008 tentang Pengangkatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TENTANG PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK. Pasal 1 Pedoman bantuan Logistik merupakan panduan bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Instansi/Lembaga dan penyelenggara penanggulangan bencana agar pemberian bantuan logistic kepada korban bencana dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, terpadu, efektif, efisien dan akuntabel. Pasal 2 Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini.

3 Pasal 3 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 September 2009 KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 September 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, SYAMSUL MAARIF AMIR SYAMSUDIN

4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berada diwilayah rawan bencana. Kerawanan bencana ini ditandai dengan banyaknya bencana yang terjadi seperti:gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kegagalan teknologi, konflik sosial, pandemic yang mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban memberikan bantuan untuk meringankan penderitaan korban bencana. Bantuan dapat dihimpun dan dikerahkan dari Pemerintah dan pemerintah daerah yang berasal dari APBN/APBD, bantuan Dunia Usaha serta Masyarakat dalam dan luar negeri, berupa logistik untuk penanggulangan bencana. Bantuan Logistik dibutuhkan untuk penanggulangan bencana khususnya pada saat terjadi bencana. Dukungan bantuan logistik harus tepat waktu, lokasl, sasaran, kualitas, kuantitas, dan kebutuhan. Untuk mencapai pendistribusian bantuan logistic yang efektif, efisien, cepat dan akuntabel perlu dibuat Pedoman Bantuan Logistik untuk penanggulangan bencana. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud pedoman ini adalah sebagai panduan bagi seluruh petugas penanggulangan bencana terutama yang berkaitan dengan pengelolaan bantuan logistik. 2. Tujuan dari pedoman ini adalah agar proses: a. Perencanaan bantuan logistic dalam penanggulangan bencana sesuai kebutuhan. b. Pengadaan bantuan logistic dalam penanggulangan bencana mengacu pada peraturan yang berlaku sesuai dengan jumlah,

5 jenis dan mutu bantuan. c. Pendistribusian bantuan logistik dalam penanggulangan bencana efektif, efisien, tepat sasaran dan akuntabel. C. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008, tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008, tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008, tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non pemerintah dalam Penanggulangan Bencana; 6. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008, tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008, tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD; 9. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2008, tentang Pedoman Pembentukan BPBD; 10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor13 Tahun 2008, tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana; D. Pengertian 1. Bantuan adalah segala sesuatu yang diperoleh dari hasil bantuan dan atau sumbangan dari berbagai pihak yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan. 2. Logistik adalah sesuatu yang berwujud dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia yang terdiri dari atas sandang, pangan dan papan atau turunannya.termasukdalamkategori logistic adalah barang habis pakai atau dikonsumsi, misalnya sembako (Sembilan bahan pokok), obat-obatan, pakaian dan kelengkapannya, air, jas tidur dan sebagainya.

6 3. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan/atau factor non alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. E. Ruang Lingkup dan Sistematika Pedoman bantuan logistic penanggulangan bencana ini meliputi beberapa aspek tentang penyelenggaraan, mekanisme, pengawasan dan pelaporan. Pedoman ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: I. PENDAHULUAN II. PENYELENGGARAAN BANTUAN LOGISTIK III. MEKANISME PENYELENGGARAAN BANTUAN LOGISTIK IV. PENGAWASAN DAN PELAPORAN V. PENUTUP A. Strategi dan Kebijakan 1. Strategi BAB II PENYELENGGARAAN BANTUAN LOGISTIK Strategi bantuan logistic merupakan perencanaan umum dalam rangka mengelola bantuan logistik penanggulangan bencana. Strategi dalam bantuan logistic ini adalah adanya koordinasi dan dukungan logistik dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana. 2. Kebijakan Kebijakan bantuan logistic merupakan pelaksanaan prioritas pengelolaan bantuan logistic penanggulangan bencana yang meliputi: a. Bantuan logistic penanggulangan bencana diberikan kepada daerah pada keadaan darurat bencana sesuai kebutuhan. b. Bantuan logistic penanggulangan bencana diberikan kepada daerah rawan bencana sebagai bufer stok dalam rangka kesiap siagaan.

7 c. Diberikan kepada pemerintah daerah/bpbddan/atau instansi/lembaga yang terkait dalam penanggulangan bencana. d. Bantuan logistic penanggulangan bencana harus menjamin jumlah, mutu, sasaran, efektif, efrsien dan akuntabel. B. Pola Penyelenggaraan Bantuan logistik dilaksanakan dengan menganut pola penyelenggaraan yang melibatkan beberapa lembaga/instansi dalam system kelembagaan dalam berbagai wilayah yang dilaksanakan secaraterpadu: 1. Nasional 2. Provinsi 3. Kabupaten/Kota Masing-masing tingkat kelembagaan dalam menyelenggarakan bantuan logistic penanggulangan bencana menggunakan mekanisme bantuan logistik, yang pada masing-masing tingkatan memiliki ciri-ciri khusus sesuai dengan tingkat kewenangannya. 1. Nasional Pengerahan bantuan logistic di Pemerintah Pusat dilaksanakan dengan pola sebagai berikut: a. Dalam hal bencana di Kabupaten/Kotadan Provinsi, BNPB mengerah kansum berdaya logistik dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) regional, instansi/lembaga, dunia usaha dan masyarakat sesuai kebutuhan ke lokasi bencana. b. Apa bila kebutuhan tersebut tidak tersedia/tidak mencukupi, maka BNPB dapat mengerahkan bantuan kepada BPBD Provinsi lain, atau sumber lain baik dari dalam dan luar negeri. c. Apa bila terdapat keterbatasan bantuan logistic yang dikerahkan oleh Kepala BPBD Provinsi, maka BNPB dapat membantu melalui pola pendampingan dana siap pakai khusus digunakan pada saat tanggap darurat dan sumber dana lain yang sudah dialokasikan. 2. Provinsi Pengerahan bantuan logistic di Provinsi dilaksanakan dengan pola sebagai berikut: a. Dalam hal bencana di Provinsi, BPBD Provinsi yang terkena bencana mengerahkan sumberdaya logistic dari Instansi/Lembaga, Dunia Usaha dan Masyarakat sesuai kebutuhan ke lokasi bencana.

8 b. Apabila kebutuhan tersebut tidak tersedia/tidak mencukupi, maka pemerintah Provinsi yang bersangkutan dapat meminta bantuan logistik kepada Provinsil ain yang terdekat. c. Apabila Provinsi yang diminta bantuan tidak memiliki ketersediaan sumberdaya logistik/tidak mencukupi, maka pemerintah Provinsi yang terkena bencana dapat meminta bantuan kepada Pemerintah Pusat (BNPB). d. Biaya yang timbul akibat pengerahan bantuan logistic ini ditanggung oleh pemerintah Provinsi yang bersangkutan. e. Pelaksanaan pengerahan sumber daya logistic dari asal sampai dengan lokasi bencana dilaksanakan dibawah koordinasi/kendali Kepala BPBD Provinsi yang bersangkutan. 3. Kabupaten/Kota Pengerahan bantuan logistic ditingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan polas ebagai berikut: a. Dalam hal bencana di Kabupaten/Kota,BPBD Kabupaten/Kotayang terkena bencana, mengerahkan sumber daya logistic dari Instansi/Lembaga,Dunia Usaha dan Masyarakat sesuai kebutuhan ke lokasi bencana. b. Apabila kebutuhan tersebut tidak tersedia /tidakmencukupi, maka pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dapat meminta bantuan logistic kepada pemerintah Kabupaten/Kota terdekat baik dalamsatu wilayah provinsi maupun provinsi lain. c. Apabila pemerintah Kabupaten/Kota yang diminta bantuan peralatan tidak memiliki ketersediaan sumberdaya/ tidakmencukupi, maka pemerintah Kabupaten/Kota yang terkena bencana dapat meminta bantuan logistic kepada pemerintah provinsi yang bersangkutan. d. Biaya yang timbul akibat pengerahan bantuan peralatan ini ditanggung oleh pemerintahkabupaten/kota yang bersangkutan. e. Pelaksanaan pengerahan bantuan logistic dari asal sampai dengan lokasi bencana dilaksanakan dibawah koordinasi/kendali Kepala BPBD Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Lampiran I menggambarkan alur Permintaan bantuan logistik dan lampiran II menggambarkan alur Pendistribusian bantuan logistik.

9 BAB III MEKANISME PENYELENGGARAAN BANTUAN LOGISTIK Pengelolaan Bantuan Logistik mengacu kepada Peraturan Kepala BNPB Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana. Bantuan logistic penanggulangan bencana diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme sebagai berikut: A. Perencanaan Bantuan Logistik 1. Perencanaan bantuan logistic merupakan langkah awal untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan bantuan peralatan,baik jenis, jumlah, spesifikasi, waktu dan tata cara pendistribusian bantuan logistik. 2. Kebutuhan bantuan logistic dapat berasal dari permintaan BPBD Kabupaten/KotadanBPBD Provinsi,atas dasar laporan kajian dari Tim Reaksi Cepat (TRC) dan inisiatif BNPB. 3. Permintaan bantuan logistic pada saat pradan pasca bencana ditujukan sebagai stok penyangga (bufferstock) gudang-gudang BPBD Kabupaten/Kota,BPBD Provinsi dan UPT. 4. Permintaan bantuan logistic pada tahap tanggap darurat ditujukan untuk membantu pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban dan pemulihan fungsi sarana dan prasarana vital yang rusak akibat bencana. B. Pengadaan Bantuan Logistik Pengadaan bantuan logistic dapat diklasifikasikan sesuai dengan tahapan bencana, sebagai berikut: 1. Pengadaan bantuan logistic bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan Masyarakat. 2. Pada saat pra dan pasca bencana pengadaan bantuan logistik dilakukan sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 3. Pada saat terja dibencana, pengadaan logistik dilakukan dengan cara: a. Pengadaan yang bersumber dari pengerahan bantuan logistik Instansi/Lembaga, Dunia Usaha dan Masyarakat. b. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus sesuai Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat dilaksanakan melalui mekanisme Penunjukan Langsung.

10 c. BNPB menggunakan dana siap pakai yang dialokasikan dalam APBN. d. BPBD dapat menggunakan dana siap pakai yang dialokasikan dalam APBD. e. Bantuan logistic dari Luar Negeri dikoordinasikan oleh BNPB. C. Pendistribusian Bantuan Logistik Distribusi bantuan logistik untuk penanggulangan bencana dilaksanakan dengan ketentuan dan berdasarkan sebagai berikut: 1. Perencanaan kebutuhan dan permintaan bantuan, harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang dibidang penanggulangan bencana. 2. Data penerima bantuan, waktu pendistribusian, alat transportasi yang digunakan. 3. Inisiatif dari pejabat berwenang dalam penanggulangan bencana 4. Data penerima bantuan, waktu penyampaian, alat transportasi yang digunakan 5. Petugas penditribusian menyampaikan bantuan logistic kepada penerima 6. Sisa bantuan logistik yang selesai diqunakan diperlakukan dengan cara: a. Dihibahkan kepemilikannya dan menjadi stok penyanggagudang didaerah. b. Barang logistic yang dialihkan kepemilikannya atau tidak dapat digunakan atau tidak dapat dimanfaatkan atau hilang atau musnah dapat dilakukan penghapusan. Penghapusan barang logistic harus mem perhatikan kepada hal-hal sebagai berikut: 1) Penghapusan harus dilakukan dengan permohonan penghapusan oleh pejabat yang berwewenang melalui proses penghapusan dan diakhiri dengan surat keputusan penghapusan. 2) Setelah dilakukan penghapusan dilanjutkan dengan berita acara pemusnahan. 3) Penghapusan didasarkan kepada peraturan yang berlaku. Contoh Formulir Bantuan Logistik pada Lampiran, sebagai berikut: 1. LampiranIII : ContohFormulirPermintaanKebutuhanBantuanLogistik. 2. LampiranIV : Contoh Formulir Pengadaan Bantuan Logistik. 3. LampiranV : Contoh Formulir Pendistribusian dan Pengangkutan

11 Bantuan Logistik 4. Lampiran VI : Contoh Formulir Penerimaan Bantuan Logistik A. Pengawasan BAB IV PENGAWASAN DAN PELAPORAN Dalam rangka terselenggaranya bantuan logistic yang efektif dan efisien perlu dilakukan pengawasan secara berjenjang sesuai dengan tingkat kewenangannya.pengawasan ini dilakukan oleh instansi/lembaga yang berwenang baik dari pihak internal BNPB/BPBD oleh Inspektur Utama maupun pihak eksternal, seperti BPKP, Bawasda dan lainnya. Pengawasan dilakukan agar pelaksanaan proses perencanaan, pengadaan dan pendistribusian bantuan logistik penanggulangan bencana dapat dipertanggungjawabkan, tepat sasaran dan tepat prosedur.pengawasan ini meliputi pemantauan, supervise dan evaluasi. 1. Pemantauan Semua kegiatan pelaksanaan pemberian bantuan logistik penanggulangan bencana senantiasa dilakukan pemantauan oleh BNPB, instansi/lembaga terkait, BPBD, intansi/dinas terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan tingkat kewenangannya. Pemantauan dilakukan agar proses bantuan logistik penanggulangan bencana dapat dijamin jumlah, mutu dan sasarannya. 2. Supervisi Supervisi dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan atau atas permintaan. Penanggung Jawab ditingkat Pusat oleh BNPB atau di daerah oleh BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya. Supervisi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan bantuan logistik dalam rangka penanggulangan bencana serta penyebabnya agar sesuai dengan perencanaan dan kebutuhannya. 3. Evaluasi Evaluasi akan dilaksanakan secara regular dan berkala, meliputi: a. Jumlah daerah penerima bantuan logistik b. Jenis dan jumlah logistic yang didistribusikan c. Nilai logistic yang didistribusikan d. Pemanfaatan logistic

12 B. Pelaporan Hasil pemantauan, supervise dan evaluasi ini dituangkan dalam bentuk laporan dilampirkan berita acara sebagai bahan dokumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan.pelaporan dilakukan secara berkala. BAB V PENUTUP Pedoman bantuan peralatan penanggulangan bencana ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pengelola bantuan logistik penanggulangan bencana yang lebih baik, efektif, efisien dan akuntabel. Pelaksanaan bantuan logistik penanggulangan bencana ini untuk digunakan sebagai persediaan dan penanganan darurat bencana. Pedoman ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh pejabat atau petugas yang terlibat dalam penanggulangan bencana sehingga prinsip penanggulangan bencana dapat terlaksana dengan cepat, tepat, tertib dan sesuai sasaran. Sesuai dengan perkembangan, Pedoman ini terbuka untuk disesuaikan dan diperbaiki.pedoman yang berkaitan dengan pemberian bantuan logistik tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini. KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA, SYAMSUL MAARIF

13 LAMPIRAN I ALUR PERMINTAAN BANTUAN LOGISTIK Instansi/Lembaga, Dunia Usaha dan Masyarakat BNPB UPT Instansi/Lembaga, Dunia Usaha dan Masyarakat BPBD BPBD Prop. Terdekat Instansi/Lembaga, Dunia Usaha dan Masyarakat BPBD Kab./Kota BPBD Kab./Kota Terdekat Ket : Pengerahan Permintaan KORBAN BENCANA

14 LAMPIRAN II ALUR PENDISTRIBUSIAN BANTUAN LOGISTIK Instansi/Lembaga, Dunia Usaha dan Masyarakat BNPB UPT INTERNASIONAL Instansi/Lembaga, Dunia Usaha dan Masyarakat BPBD Provinsi BPBD Prop. Terdekat Instansi/Lembaga, Dunia Usaha dan Masyarakat BPBD Kab./Kota BPBD Kab./Kota Terdekat KORBAN BENCANA

15 CONTOH FORMULIR PERMINTAAN BANTUAN LOGISTIK LAMPIRAN III FORM BAN-LOG : 001 FORMULIR PERMINTAAN BANTUAN LOGISTIK Nomor:... Nama Posko :... Tingkat Posko : Nasional/Provinsi/Kab./Kota/area bencana *) Lokasi Posko/No. Posko :... Kampung/Lingkungan :... RT/RW :... Desa :... Wilayah :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota-kode Pos :... No. Jenis Logistik Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun Mengetahui, Atasan Petugas/Koordinator,...... *) Beri tanda yang diperlukan Dibuat rangkap 3, - Asli Arsip - 1 eks. Penerimaan - 1 eks. Perencana Distribusi

16 CONTOH FORMULIR PENGADAAN BANTUAN LOGISTIK LAMPIRAN IV FORM BAN-LOG : 002 Tujuan :... Nama Posko :... Tingkat Posko : Nasional/Provinsi/Kab./Kota/area bencana *) Lokasi Posko/No. Posko :... Kampung/Lingkungan :... RT/RW :... Desa :... Wilayah :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota-kode Pos :... No. Jenis Logistik APB N Sumber Anggaran APBD I APBD II Lain-lain Spek. Jml. Sat. Ket. 1. 2. 3. 4. 5. Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun Penerima Barang, Petugas/Koord.Distribusi,...... Dibuat rangkap 3, - Asli Arsip - 1 eks. Perencana Distribusi - 1 eks. Pergudangan *) Beri tanda yang diperlukan

17 CONTOH FORMULIR PENDISTRIBUSIAN DAN PENGANGKUTAN BANTUAN LOGISTIK LAMPIRAN V FORM BAN-LOG : 003 FORMULIR PENDISTRIBUSIAN DAN PENGANGKUTAN BANTUAN LOGISTIK Nomor: Nama Posko :... Tingkat Posko : Nasional/Provinsi/Kab./Kota/area bencana *) Lokasi Posko/No. Posko :... Kampung/Lingkungan :... RT/RW :... Desa :... Wilayah :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota-kode Pos :... No. Jenis Logistik Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun Mengetahui, Atasan Petugas/Koordinator,...... *) Beri tanda yang diperlukan Dibuat rangkap 3, - Asli Arsip - 1 eks. Pendistribusian dan Pengangkutan - 1 eks. Pergudangan

18 CONTOH FORMULIR PENERIMAAN BANTUAN LOGISTIK LAMPIRAN VI FORM BAN-LOG : 004 FORMULIR PENERIMAAN BANTUAN LOGISTIK Nomor: Nama Posko :... Tingkat Posko : Nasional/Provinsi/Kab./Kota/area bencana *) Lokasi Posko/No. Posko :... Kampung/Lingkungan :... RT/RW :... Desa :... Wilayah :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota-kode Pos :... No. 1. Jenis Logistik Spesifikasi Jumlah Satuan Bantuan dari Harga Keterangan 2. 3. 4. 5. Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun Mengetahui, Atasan Petugas/Koordinator,...... *) Beri tanda yang diperlukan Dibuat rangkap 3, - Asli Arsip - 1 eks. Penyampaian Bantuan - 1 eks. Pergudangan yang dituju