BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Melalui pendidikan yang baik, manusia dapat membuka

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Ela, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu dalam mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pada jenjang pendidikan selanjutnya demi kelangsungan hidup dan untuk memajukan kesejateraan bangsa. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Terkait konsep Undang-Undang, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan peserta didik agar bermanfaat bagi diri sendiri baik sebagai seorang individu maupun sebagai warga negara. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi hanya bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan jaman yang berubah dan berkembang sangat banyak (Amri, 2010:1). Saat ini pemerintah berusaha memperbaiki mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dengan memperbaiki proses belajar mengajar. perbaikan itu tidak hanya sarana fasilitas pendidikan tetapi juga perbaikan kualitas tenaga kependidikan dan proses pembelajaran. 1

2 Tujuan dari setiap belajar mengajar adalah untuk memperoleh hasil yang optimal. Kegiatan ini akan tercapai jika siswa sebagai subjek terlibat secara aktif, baik fisik maupun emosinya dalam proses belajar mengajar. Mengajar tidak sekedar mengkomunikasikan pengetahuan kepada peserta didik agar dapat belajar, tetapi juga mampu memahami konsep-konsep pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar akan terasa efektif dan menyenangkan. Berlangsungnya proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan tidak terlepas dengan lingkungan sekitar (Amri, 2010:13). Pembelajaran pendekatan lingkungan sangat efektif untuk diterapkan di Sekolah Dasar, hal ini sangat relevan dengan tingkat perkembangan intelektual anak Sekolah Dasar usia (7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkrit menurut Piaget dalam Amri (2010:14). Kecenderungan siswa Sekolah Dasar yang senang bermain dan bergerak menyebabkan anak-anak lebih menyukai belajar lewat eksplorasi dan penyelidikan. Fakta yang ditemukan di SDN Sidomulyo 3 Batu pada kelas IV banyak mengalami kesulitan ketika belajar mata pelajaran IPA. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV, penetapan tuntas dan belum tuntas pada SDN Sidomulyo 3 Batu didasari dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 untuk mata pelajaran IPA. Sedangkan berdasarkan pengamatan hasil belajar IPA siswa pada ulangan sebelumnya masih tergolong rendah, dari 53 jumlah siswa kelas IV A dan IV B ditemukan 35siswa diantaranya masih dibawah KKM. Kondisi ini menunjukkan bahwa 66% siswa dari jumlah rata-rata kelas masih kesulitan dalam memahami mata pelajaran IPA.

3 Hasil wawancara dengan guru kelas IV yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2015 diperoleh bahwa penyebab kurangnya motivasi siswa belajar diduga karena latar belakang siswa yang berada di daerah pedesaan yang rata-rata pekerjaan orangtua mereka adalah sebagai petani. Latar belakang tersebut mempengaruhi tingkat kemampuan kognitif anak yang rendah, disamping hal tersebut motivasi belajar dari orangtua juga tergolong masih kurang.diperkuat lagi dengan pemilihan cara belajar dan media dalam pembelajaran yang kurang tepat oleh guru.pembelajaran yang diterapkan selama ini masih sering menggunakanmodel pembelajaran konvensional yang mengedepankan metode ceramah dan guru yang mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar,sehingga siswa cenderung pasif dalam pembelajaran dan kurang begitu tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru, akibatnya hasil belajar yang diperoleh siswa cenderung rendah. Kegiatan remidial yang dilakukan oleh guru kelas juga tidak membantu nilai siswa, bahkan siswa semakin memperoleh nilai yang rendah pada saat remidial dilaksanakan. Sejauh ini, guru belum pernah menerapkan model pembelajaran eksperimen dalam proses belajar mengajar. Keterbatasan guru dengan metode ataupun model pembelajaran juga menjadi pokok perhatian dalam penelitian ini. Hal tersebut berpengaruhdalam pembelajaran sehari-hari, sehingga terkadang guru tidak begitu memperhatikan akan keinginan atau hakikat belajar siswa itu sendiri, yang menjadi pendoman ialah materi tersampaikan kepada peserta didik secara menyeluruh tanpa memperhatikan akan kebutuhan peserta didik yang masih begitu menggemari kegiatan bermain.

4 Pemilihan strategi belajar yang kurang tepat dapat mempengaruhi prestasi belajar, siswa bersikap pasif sedangkan gurunya cenderung mendominasi sehingga siswa terkesan kurang mandiri.salah satu strategi belajar yang dapat diterapkan oleh guru yaitu dengan menggunakan metode permainan. Dengan menerapkan metode permainan siswa dapat belajar sekaligus bersenang-senang dengan kegiatan mereka, sehingga tanpa disadari bahwasanya peserta didik telah banyak pengetahuandan pembelajaran yang diperoleh dari permainan tersebut. Ada beberapa metode permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya ialah metode permainan kursi panas. Dengan menggunakan metode permainan kursi panas diharapkan siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Metode permainan kursi panas menekankan pada siswa untuk meningkatkan kemampuan belajar dimana siswa mencari info lebih banyak tentang materi yang telah disampaikan. Dalam penerapan metode permainan ini akan melibatkan semua siswa, sehingga mereka akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Dengan demikian siswa diharapkan akan lebih giat belajar untuk saling membantu dan memberikan sumbangsih pemikirannya kepada orang lain demi kepentingan dan tujuan bersama. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Dalam ketiga komponen ini, Sutrisno (dalam Susanto, 2013:167) menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi.

5 Materi yang dipilih peneliti pada penelitian ini adalah perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit, karena pada materi ini disinyalir bahwa kegiatan pembelajaran akan lebih mengutamakan perkembangan kognitif siswa yaitu dengan menghafal berbagai isi dan pesan dalam materi tersebut. Pada materi ini peserta didik dituntut untuk mengetahui berbagai klasifikasi dari perubahan kenampakan bumi dan langit sekaligus berbagai penjabarannya. Pokok penelitian pembelajaran dengan tema perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit adalah penyampaian materi yang dilakukan oleh guru masih berpedoman pada buku teks, mengutamakan aspek kognitif, suasana pembelajaran di kelas terlihat sangat kaku dan kurang aktif serta kurang menyenangkan siswa. Karena dengan mengutamakan perkembangan kognitif siswa itulahdisinyalir bahwa kegiatan belajar mengajar akan terkesan jenuh dan membosankan, sekaligus materi yang disampaikan oleh guru akan sulit dipahami oleh siswa apabila guru tidak menerapkan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitiandengan judul Pengaruh Penggunaan Metode Permainan Kursi Panas terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Sidomulyo 3 Batu.

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas,maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh penggunaan metode permainan Kursi Panas terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sidomulyo 3 Batu pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit? 2. Bagaimana efektifitas penggunaan metode permainan Kursi Panas terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sidomulyo 3 Batu? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan metode permainan Kursi Panas terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sidomulyo 3 Batu pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. 2. Untuk menjelaskan efektifitas pembelajaran dalam penggunaan metode permainan Kursi Panas terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sidomulyo 3 Batu. 1.4 Manfaat Penelitian Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa dan memvariasikan pembelajaran agar lebih bermakna. Sedangkan secara spesifik manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1.4.1 Bagi Siswa 1. Dengan menggunakan metode permainankursi panas, hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat. 2. Dengan situasi belajar yang kondusif diharapkan siswa lebih termotivasi untuk giat belajar. 3. Siswa akan lebih berantusias dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran melibatkan semua siswa aktif, sehingga tidak terkesan monoton. 1.4.2 Bagi Guru 1. Dapat memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta membangkitkan rasa percaya diri dan bersemangat memperbaiki pembelajaran secara terus menerus. 1.4.3 Bagi Sekolah Memberikan info yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas pembelajaran, dan memotivasi guru agar menerapkan pembelajaran metode permainan Kursi Panas dalam pembelajaran IPA khususnya materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.

8 1.4.4 Bagi Peneliti Dari hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang berguna untuk kedepannya peneliti terjun langsung ke sekolah untuk mengembangkan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menarik minat siswa. 1.5 Definisi Istilah a. Metode pembelajaran adalah cara kerja yang secara teknis dapat dikembangkan untuk pelaksanaan pembelajaran guna mencapai tujuan yang optimal. Guru dapat memodifikasi sesuai dengan kreatifitasnya untuk mengembangkan metode pembelajaran di kelas agar siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. b. Metode permainan Kursi Panas adalah sebuah metode yang diadaptasi dari sebuah kuis berjudulwho Wants to be Millionare, yang kemudian dimodifikasi menjadi sebuah metode permainan Kursi Panasatau dengan sebutan lain Who Wants to be A Smart Student?. c. Makna hasil belajar ialahperubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotor. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. d. IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. Menurut Susanto (2013), IPA atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,

9 serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. e. Daratan dan lingkungan merupakan permukaan bumi yang dapat berubah. Perubahan kenampakan bumi ada yang disebabkan peristiwa alam dan ada yang karena tindakan manusia. Perubahan ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. 1.6 Batasan Masalah Memperhatikan luasnya cakupan masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu adanya beberapa batasan masalah dalam penelitian ini antara lain : 1. Materi yang akan diteliti pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV yaitu perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. 2. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode permainan Kursi Panas. 3. Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes individu siswa dengan materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.