BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PERILAKU YANG BAIK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN WAYANG KARDUS, DI KELOMPOK B TK PGRI DUREN 01, TENGARAN TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Memberdayakan anak adalah dengan menanamkan kelonggaran bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan yang. dilalui oleh anak usia dini (Saputra, 2005: 11)

BAB I PENDAHULUAN. dan psikologisnya sehingga menjadi seorang yang unik. Anak mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak sehingga dapat berkembang secara wajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap atau perilaku, dan ketrampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar. Masa usia dini merupakan masa emas ( the golden age ), karena pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada berbagai aspek perkembangannya dan masa ini hanya datang sekali dan tidak dapat diulangi. Oleh karena itu, pendidikan dituntut mampu memberi stimulus sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimiliki anak agar dapat berkembang potensinya secara optimal dan maksimal. 1

2 Anak-anak itu sangat perasa, mempunyai perasaan halus, dan mudah terpengaruh. Pada dasarnya anak-anak mempunyai fikiran yang terbatas dan supaya ia berperilaku baik dan berakhlaq mulia dengan mempergunakan perasaan halusnya, bukan dengan dalil akarnya. Pendidikan sikap atau perilaku sangat penting dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan Anak Usia Dini. Pendidikan akhlaq adalah mutiara hidup yang membedakan manusia dengan makhluk hewani. Manusia tanpa pendidikan akhlaq atau perilaku akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulia. ( Azmi, Muhammad,2006:11) Nilai-nilai akhlaq harus ditanamkan sejak usia dini, melalui pendidikan dalam keluarga, sebagai makhluk individu manusia memiliki potensi ( fitrah ) yang dibawa sejak lahir dan sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan sempurna, pendidikan saat ini lebih cenderung pada pendidikan yang mengutamakan kognitif dan motorik anak saja. Dan mengabaikan pendidikan akhlaq atau perilaku untuk anak padahal hal ini sangat berguna bagi anak dalam membangun perilaku anak itu sendiri. Sehingga saat ini banyak sekali orang tua dan guru yang kurang peduli dengan pendidikan perilaku. Masa anak-anak adalah masa terpenting dalam pendidikan perilaku, masa tersebut memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pada masa sebelum dan sesudahnya. Pada masa itulah orangtua dan guru memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk anak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orangtuanya.

3 Pendidikan agama yang diberikan kepada anak-anak haruslah sesuai dengan keadaan mereka, berikanlah pendidikan agama dalam bidang yang praktis. Berupa amal perbuatan dan perilaku yang baik. Agar kelak bila anak sudah dewasa perilakunya tidak menyimpang dari ajaran agama dan normanorma yang berlaku di masyarakat. Proses mengenal tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat dan diharapkan dilakukan anak, serta belajar mengendalikan diri dinamakan proses sosialisasi. Hasil yang diperoleh dari prosses sosialisasi tersebut merupakan ketrampilan sosial yang mempunyai kedudukan strategis bagi anak untuk dapat membina hubungan antarpribadi dalam berbagai lingkungan dan kelompok orang atau masyarakat. Untuk mengembangkan nilai dan sikap anak dapat dipergunakan metode-metode yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan yang didasari nilai-nilai agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Salah satunya dengan menggunakan metode bercerita. ( Moeslichatoen, 1999:10) Bercerita dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan nilainilai agama pada anak. Dengan bercerita guru dapat menanamkan nilai-nilai perilaku yang kuat pada diri anak, guru dan orang tua memiliki kewajiban dalam mendidik dan membimbing anak dengan nilai-nilai keagamaan yang harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari anak. Apabila nilai-nilai agama tersebut dapat tertanam kuat dalam jiwa anak, mereka akan tumbuh dan berkembang dengan memiliki kemampuan untuk mencegah mereka dari pengaruh-pengaruh negatife. Sebaliknya, jika nilai-nilai agama tidak

4 ditanamkan secara maksimal kepada anak maka akan muncul perilakuperilaku yang kurang baik dan cenderung menyimpang dari ajaran agama. Peranan orang tua, dan guru sangat penting dalam perkembangan anak melalui cerita. Cerita mampu menumbuhkan keimanan, kesalehan dan rasa kebersamaan serta kepedulian pada diri anak. Peranan orang tua dan guru sangat penting karena orang tua dan guru merupakan orang yang terdekat dalam kehidupan anak sehari-hari. Dengan cerita akan lebih mudah menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai agama yang tentu akan berpengaruh pada perilaku anak itu sendiri. Dengan bercerita diharapkan anak mampu memahami nilai-nilai agama yang dikenalkan guru dengan penjelasan yang mudah dipahami anak, guru dapat membentuk sikap dan perilaku anak dengan cerita yang mengandung nilai-nilai positif bagi anak. Dalam menyampaikan cerita guru harus pintar dan kreatif dalam mengolah kata serta memberi pandangan atau persepsi pada anak sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi. Guru dan orang tua harus mampu mengenalkan perbuatan yang baik dan perbuatan yang kurang baik bagi anak dalam penyampaian cerita agar anak mampu membedakan cerita dan mampu membedakan cerita memilah perilaku yang baik dan perilaku yang kurang baik atau buruk. Cerita yang mengandung nilai-nilai agama harus dibawakan dengan menarik, lucu, memberikan kesenangan serta penegasan terhadap tujuan yang ingin dicapai. Sehingga anak merasa bahwa cerita tersebut merupakan sesuatu hal yang unik. Cerita yang dibawakan hendaknya berhubungan dengan dunia

5 anak-anak sehingga mampu menarik minat anak untuk mendengarkan, mengikuti, dan menyimak cerita yang disampaikan. Guru harus mampu mengekspresikan berbagai gerak atau mimik wajah sesuai dengan karakter dalam cerita sehingga anak dapat menerima karakter tokoh dengan baik dan mampu memahami isi dari cerita tersebut. Dalam pembelajaran di sekolah guru dapat menerapkan dan menyisipkan nilai-nilai agama kepada anak. Cerita yang dibawakan hendaknya berhubungan dengan dunia anak-anak sehingga mampu menarik minat anak untuk mendengarkan, mengikuti dan menyimak cerita yang disampaikan dari awal sampai akhir, guru harus mampu mengekspresikan gerak maupun mimik wajah ketika menceritakan suatu karakter dalam cerita. Sehingga anak dapat menerima karakter tokoh dengan baik. Cerita yang disampaikan pada anak dapat memperkaya perbendeharaan kosakata, bahasa, wawasan membantu imajinasi anak dan meningkatkan apresiasi pada anak. Dalam kegiatan bercerita anak dapat menemukan manfaat yang berguna bagi kehidupan anak, misalnya melalui membaca cerita anak realistis anak-anak sudah mulai memperhatikan isu-isu yang relevan dengan kehidupan yang mereka alami. Melalui membaca cerita ini pula perhatian anak bersifat ganda, gambaran peristiwa dalam cerita dan gambaran kehidupan sehari-hari. ( Aminudin, 1997:3) Menurut institusi di Taman kanak-kanak yang bertujuan untuk meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, kognitif, dan daya cipta untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

6 selanjutnya, yang berprinsip pada pembelajaran Bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Berdasarkan pengamatan saya di TK tersebut pembentukan sikap dan perilaku anak mengalami kemerosotan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku dan tuturkata siswa baik kepada guru maupun teman sebaya, mereka sering kali mengeluarkan kata-kata yang kasar atau kotor, pada saat jam makan bersama anak-anak jarang sekali berbagi makanan dengan teman yang lain, anak-anak juga belum lancar mengucapkan doa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan. Padahal sudah berulang kali guru menyampaikan materi tentang sikap atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya berbagi makanan dengan teman, bertanya pada guru dengan nada yang sopan, mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu, berbicara yang sopan, dan yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa anak belum memahami dan mengaplikasikan materi yang telah disampaikan oleh guru ketika pembelajaran, karena pada saat pembelajaran materi banyak anak yang kurang memperhatikan guru dan mereka asyik dengan kesibukannya sendiri, seolaholah penjelasan dari guru dianggap angin lalu dan tidak menarik. Hal ini disebabkan kurang bervariasinya metode dan media yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran. Kemampuan dan ketrampilan anak dalam bercerita memerlukan pembinaan formal melalui pendidikan seperti sekolah dan prasekolah atau Taman Kanak-Kanak. Sehingga guru dan orang tua, saling bekerja sama dalam menanamkan sikap dan perilaku yang baik sejak dini kepada anak-anak.

7 Berdasarkan studi pendahulu diperlukan adanya inovasi untuk meningkatkan perilaku pada Anak Usia Dini salah satunya dengan metode bercerita, dari cerita tersebut anak-anak bisa meneladani sifat-sifat yang terkandung dalam tokoh di cerita tersebut dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu peneliti mengusulkan penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan perilaku anak usia dini, agar pemahaman mereka tentang perilaku menjadi lebih baik dan dapat membedakan mana perilaku yang baik dan tidak baik. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Guru mengajar secara konvensional (hanya menggunakan metode ceramah) dan belum optimal dalam menggunakan alat peraga sehingga kurang dapat merangsang anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Dalam mengembangkan perilaku anak diperlukan adanya metode dan media pembelajaran yang relevan. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang penulisan masalah tersebut maka dirumuskan masalah yaitu : 1. Apakah pembelajaran menggunakan metode bercerita dengan media wayang kardus dapat meningkatkan perilaku yang baik pada anak kelompok B TK PGRI Duren 01, Tengaran?

8 2. Bagaimana penerapan metode Bercerita dengan media wayang kardus yang dapat meningkatkan perilaku yang baik pada anak kelompok B TK PGRI Duren 01, Tengaran? D. PEMBATASAN MASALAH Untuk mempermudah peneliti dalam menyelesaikan masalah maka dibatasi dengan konsentrasi anak pada saat pembelajaran dan perilaku yang baik pada anak usia dini. Pada anak kelompok B TK PGRI Duren O1, Tengaran, Tahun ajaran 2011/2012. E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum : Untuk meningkatkan perilaku pada anak usia dini 2. Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui apakah pembelajaran melalui metode bercerita menggunakan wayang kardus, dapat meningkatkan perilaku yang baik pada anak kelompok B di TK PGRI Duren 01 Tengaran? b. Untuk mengetahui penerapan metode bercerita menggunakan wayang kardus di kelompok B TK PGRI Duren 01 Tengaran. F. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Guru : a. Meningkatkan proses pembelajaran. b. Meningkatkan motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran.

9 c. Meningkatkan kepekaan terhadap kondisi anak terhadap pemahaman perilaku. 2. Bagi Siswa : a. Meningkatkan pemahaman anak tentang sikap dan perilaku. b. Menumbuhkan minat dan rasa senang mempelajari pemahaman perilaku. 3. Bagi Sekolah : a. Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam meningkatkan pembelajaran. b. Memiliki anak didik yang berkualitas. c. Mengembangkan sekolah yang lebih maju dan meningkatkan mutu lulusan pada sekolah yang bersangkutan. 4. Bagi peneliti lain : a. Sebagai bahan referensi dalam penelitian yang sama. b. Sebagai umpan atau perbandingan untuk menambah wawasan dan pengalaman. 5. Bagi pengambil Kebijakan : a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan. b. Meningkatkan kesadaran untuk lebih memahami pendapat orang lain