BAB I PENDAHULUAN. yang berukuran 9,75 m x 6,4 m. tujuan dari permainan Squash adalah menjauhkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

2015 PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permainan hockey sudah menyebar luas di Indonesia dan

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama faust

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. menyebutnya Perahu Naga adalah olahraga beregu yang memiliki nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada akhirnya akan diperoleh jiwa dan raga yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan salah satu

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI D AN KESEIMBANGAN D ENGAN KECEPATAN SPRINT 300 METER PAD A OLAHRAGA SEPATU ROD A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BUKU PANDUAN. Sekretariat : ASRAMA PPLP PROVINSI JAWA BARAT. Jalan Aceh No Bandung - Jawa Barat 42117

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Wushu adalah Salah satu Olahraga beladiri, Olahraga ini berasal dari. orang tua jaman dahulu oleh komite yang ditunjuk pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. diakui bahwa peminat olahraga ini sebagian besar adalah orang-orang dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON) XVIII DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga squash adalah olahraga permainan yang dilakukan oleh dua orang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

permainan ini tidak sulit untuk dikembangkan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

SISTEM RANKING PERSATUAN BULUTANGKIS SELURUH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. gagalnya seseorang dalam berprestasi. Bompa ( 1988 : 2 ) yang isinya bahwa : Persiapan fisik harus

BAB I PENDAHULUAN. atlet dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Turnamen-turnamen dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SISTEM RANKING PBSI PENGURUS BESAR PERSATUAN BULUTANGKIS SELURUH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dilakukan dengan dua jenis bentuk gerak, yaitu : gerak tarung (Fight)

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Squash merupakancabang olahraga perorangan yang menggunakan raket dan bola untuk memainkannya. Dimainkan dalam sebuah ruangan bersegi empat yang berukuran 9,75 m x 6,4 m. tujuan dari permainan Squash adalah menjauhkan bola dari lawan dan menembalikan bola pukulan dari lawan untuk meraih angka. Squash merupakan cabang olahraga yang masih terbilang baru dan belum popular, dahulu orang orang lebih mengenal Squash dengan sebutan tennis dinding. Olahraga Squash berasal dari Negara Inggris sampai ke Negara Negara jajahannya seperti, Pakistan, Hongkong, Singapura, Malaysia, Australia, India, hingga Indonesia yang hingga saat tentara sekutu masuk ke Indonesia setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Walaupun tentara sekutu tidak begitu lama berada di Indonesia, namun mereka sempat membangun lapangan tertua di Indonesia yang bertempat im embong sawo, Surabaya. Induk organisasi Squash di dunia adalah WSF (World Squash federation) PSA (Professional Squash Association) WISPA (Women International Squash Player Association) untuk pemain wanita. Di Indonesia induk organisasinya adalah PSI (Persatuan Squash Indonesia), dimana telah ada 16 pengurus provinsi yang aktiv dan selalu mengirimkan atlet atletnya dalam berbagai kejuaraan yang diselenggarakan oleh pengurus besar persatuan Squash Indonesia (PB-PSI), maupun kejuaraan yang sifatnya terbuka.

Pada tahun 1978 lapangan Squash yang ada di Indonesia hanya sedikit, yaitu hanya ada di beberapa hotel dan club di Jakarta, bandung, dan perusahaan asing seperti international sport club of Indonesia (ISCI), Country Wood, Hotel Borobudur, Bandung Squash club. Adapun pemain didominasi oleh orang asing, sedangkan pemain Squash Indonesia pada saat itu tidak banyak, salah satunya adalah Bapak Bambang Gatot Subroto. Saat itu Persatuan Squash Racket Seluruh Indonesia (PSRSI). Tercetuslah pada tahun 1979 yang diketuai oleh Bapak Irwan Rasyid kakak dari Bapak Arwan Rasyid mantan orang nomor satu di telkom. Pada tahun 1993 kepemimpinan Bapak Irwan Rasyid berakhir dan dilanjutkan oleh bapak IB.Sudjana mantan menteri pertambangan dan energy (Mentanben) serta dikukuhkan oleh KONI pusat dan resmi menjadi anggota KONI, dan namanya berubah dari Persatuan Squash Racket Seluruh Indonesia (PSRSI) menjadi persatuan Squash Indonesia (PSI). Di Sumatera Utara lapangan Squash pertama didirikan di Medan Club pada tahun 1984. Setelah itu, pada awal tahun 1990 barulah beberapa Hotel membangun lapangan Squash, diantaranya Hotel Danau Toba dan juga Hotel Tiara Medan. Pada tahun 1993, Sumatera Utara membentuk pengurus daerah Persatuan Squash Indonesia (pengda PSI) dengan ketuanya adalah Bapak Hadi Surachman. Pada saat itu atlet Squash Sumatera Utara masih sedikit, diantaranya adalah Rusli, Amansyah, Parlindungan Harahap, Nono Hardinoto, dan Budiman. Pada tahun 1997 bahkan Sumatera Utara sempat menjadi tuan rumah kejuaraan

nasional (kejurnas) yaitu di lapangan milik PT.Perusahaan Listrik Negara (PLN) di mabar. Setiap cabang olahraga yang berkompetisi tentunya mengharapkan tercapainya prestasi yang maksimal baik secara individu maupun kelompok atau tim. Prestasi juga menjadi tolak ukur apakah program yang selama ini dijalankan berhasil atau tidak. Untuk mencapai prestasi dengan melalui penerapan latihan yang terprogram secara sistematis, terarah dan berkesinambungan. Berdasarkan pemantauan peneliti, Sumatera Utara telah aktif mengirimkan atlet atletnya untuk mengikuti kejuaraan kejuaraan, bahkan Sumatera Utara sudah mengirimkan atlet atletnya pada pekan olahraga nasional (PON) XIV 1996 di Jakarta, PON XV 2000 di Surabaya, PON XVI 2004 di Palembang, PON XVII di Kalimantan timur, dan PON XVIII 2012 di Pekanbaru Riau. Saat ini Sumatera Utara memiliki 10 orang atlet Squash yang dipersiapkan untuk mengikuti kejuaraan kejuaraan nasional maupun open tournament. Dalam kejuaraan olahraga Squash, selain mengelompokkan pemain junior dan senior berdasarkan umum, pemain senior juga dibedakan dengan adanya beberapa grade, seperti grade open, A, B, C, dan D. dari beberapa kejuaraan yang sudah diikuti oleh atlet atlet Squash Sumatera Utara tahun 2012 yaitu Bastaman & Partners open Squash Championship 2012 di Jakarta dan Gubernur Jawa Barat cup 2012 di bandung dan juga PON XVIII di pekan baru riau, atlet atlet Squash Sumatera Utara tidak dapat meraih hasil yang maksimal dan tidak dapat meraih hasil yang terbaik, bahkan beberapa atlet Squash Sumatera Utara harus terhenti di babak kualifikasi seperti Suardi, Harris Pranata, dan Dedi Irawan.

Karena tidak memiliki lapangan untuk para atletnya, maka Pengprov Squash Sumatera Utara memakai lapangan milik Medan City Fitness Center Hotel Danau Toba Internasional. Adapun atlet atlet Squash Sumatera Utara saat ini dipersiapkan untuk mengikuti berbagai kejuaraan pada tahun ini dan tahun yang akan datang, dan juga di persiapkan untuk program jangka panjang untuk mengikuti ajang pra kualifikasi PON dan juga PON di jawa barat tahun 2016. Table 1. Daftar Nama Atlet Squash Sumatera Utara No Nama Prestasi Terbaik 1 Harry Yono Juara II Grade A Kejurnas 2009 di Jakarta 2 Suardi Juara II Grade B Kejurnas 2009 di Jakarta 3 Rudi Perempat Final Kejurnas U-19 2011 di Jakarta 4 Hermawan Juara II Grade B Kejurda 2009 di Medan 5 Harris Pranata Juara III Grade C Bastaman&Partners 2007 di Bandung 6 Dedi Irawan Juara III Grade C Kejurda 2009 di Medan 7 Risky. A Juara III Grade C Kejurnas 2007 di Jakarta 8 Mariono Juara II Grade B Kejurda 2009 di Medan 9 Hardiansyah Juara III Grade B Kejurda 2009 di Medan 10 Daniel A Juara III Grade B 2010 di Medan Sajoto (1988:57) mengatakan, salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi olahraga adalah terpenuhinya komponen fisik yang terdiri dari kekuatan, kecepatan, kelincahan dan koordinasi tenaga, daya tahan otot, daya

kerja jantung dan paru paru, kelenturan, keseimbangan, ketepatan dan keseimbangan berolahraga. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor kondisi fisik sangat berpengaruh pada setiap atlet yang bertanding, dengan memiliki kondisi fisik yang baik diharapkan usaha yang diharapkan usaha yang dilakukan dalam meraih prestasi dapat tercapai.program latihan kondisi fisik haruslah ditata secara baik dan sistematis serta ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasamani dan kemampuan system tubuh. Dalam pencapaian prestasi olahraga, seorang atlet haruslah memiliki kondisi fisik yang baik seperti kekuatan, daya tahan (cariovascular), power, dan kelentukan. Salah satu kondisi fisik yang harus dimiliki seorang atlet untuk mencapai prestasi yang baik yaitu kemampuan daya tahan jantung paru, artinya semakin baik daya tahan jantung paru seseorang, maka dia mampu untuk bekerja dan berlatih dalam waktu yang lama dan tetap dapat berkonsentrasi selama beraktivitas.

Table 2. Hasil dan Kategori daya tahan Cardiorespiratory fitness atlet Squash Sumatera Utara Tahun 2014 melalui Blipp Test NO NAMA UMUR HASIL KETERANGAN 1 Harry Yono 32 Tahun 40,5 Rata-rata 2 Suardi 31 Tahun 32,9 Dibawah rata-rata 3 Marwan 30 Tahun 34,3 Dibawah rata-rata 4 Rizki. A 22 Tahun 38,5 Dibawah rata-rata 5 Harris Praata 19 Tahun 39,2 Dibawah rata-rata 6 Hermawan 22 Tahun 44,5 Dibawah rata-rata 7 Daniel. A 20 Tahun 41,8 Rata-rata 8 Dedi Irawan 24 Tahun 39,2 Dibawah rata-rata 9 Hardiansyah 22 Tahun 39,9 Dibawah rata-rata 10 Rudi 29 Tahun 39,2 Dibawah rata-rata Dari data di atas, jelas bahwa terdapat kurangnya daya tahan cardiorespiratory fitness pada atlet Squash Sumatera Utara athun 2014. Kurangnya daya tahan cardiorespiratori pada atlet Squash Sumatera Utara dapat dipengaruhi oleh kurangnya daya tahan jantung paru atlet Squash Sumatera Utara. Pernyataan yang dikemukakan oleh Harsono (1982:23) bahwa Daya tahan dapat dibagi menjadi tiga kategori yakni, daya tahan spesial yaitu kemampuan tubuh (pusat syaraf) melawan kelelahan, daya tahan otot lokal yaitu kemampuan tubuh (otot local) untuk melawan kelelahan submaksimal, dan daya

tahan umum yaitu kemampuan tubuh (jantung-paru) dalam melawan kelelahan dengan intensitas rendah waktu lama. Berdasarkan hasil tes pendahuluan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan atlet Squash Sumatera Utara masih perlu ditingkatkan lagi sehingga atlet akan tercipta peluang untuk memenangkan setiap pertandingan. Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dalam permainan Squash, daya tahan sangat dibutuhkan, karena dalam satu game permainan yang berimbang dibutuhkan waktu 19 25 menit. Untuk itu seorang pemain Squash harus memiliki kondisi fisik yang prima. Kemampuan daya tahan pada umumnya banyak dibutuhkan pada semua cabang olahraga, salah satunya adalah cabang olahraga Squash. Daya tahan jantung paru merupakan faktor yang penting dalam permainan Squash karena dengan daya tahan jantung paru yang baik maka seorang atlet dapat bermain hingga akhir pertandingan. Dalam permainan Squash dijumpai berbagai teknik teknik dasar baik farehand, backhand, volley, yang dilakukan dengan cepat dan tepat. Penguasaan teknik teknik dasar bermain Squash tidak terlepas kaitannya dengan kemampuan daya tahan jantung paru kerena merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebab dengan daya tahan yang baik, maka penguasaan teknik teknik bermain Squash akan lebih sempurna dan kemampuan ini hanyalah dapat dilatih oleh seorang atlet terutama pada saat latihan. Berdasarkan pengamatan penulis pada atlet Squash Sumatera Utara pada tahun 2014 pada beberapa kali melakukan pertandingan, baik itu pertandingan

antar sesama atlet Sumatera Utara maupun pada saat kejuaraan resmi, atlet atlet tersebut banyak melakukan kesalahan dalam melakukan teknik teknik dalam bermain Squash belum sesuai dengan yang diharapkan. Banyak juga yang melakukan teknik teknik seperti melakukan forehand, backhand, volley, boast, belum sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor. Faktor faktor ini dapat berupa kurangnya kemampuan fisik seperti kekuatan, power, kecepatan, kelentukan, kelincahan gerak dan kecepatan reaksi serta daya tahan jantung paru sehingga mempengaruhi konsentrasi dalam melakukan teknik teknik bermain Squash pada saat game berlangsung. Akibat lemahnya faktor faktor tersebut akan mempengaruhi penampikan atlet dalam bertanding, misalnya dalam melakukan teknik dan taktik baik itu saat melakukan pukulan forehand, backhand, volley maupun boast akan kurang sempurna dalam melakukannya. Berdasarkan faktor faktor diatas maka penulis membuat suatu penelitian tentang suatu latihan yang dapat meningkatkan kemampuan fisik atlet Squash Sumatera Utara, dan yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah : PENGARUH INTERVAL TRAINING DENGAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA ATLET SQUASH SUMATERA UTARA TAHUN 2014.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : Bagaimanakah keadaan kondisi fisik atlet atlet Squash Sumatera Utara? Bagaimanakah kemampuan daya tahan jantung paru atlet Squash Sumatera Utara? Apakah dalam keadaan kurang, cukup, baik, baik sekali atau dalam keadaan sempurna. C. Pembatasan Masalah Untuk menjelaskan masalah yang menjadi sasaran penelitian maka penelitian ini dibatasi pada keampuan daya tahan jantung paru yang diukur dengan Bleep test. Adapun variable yang diteliti yaitu berupa dua variable bebas yakni interval training dengan circuit training dan satu variable terikat yakni kemampuan daya tahan jantung paru. Serta yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah atlet Squash Sumatera Utara tahun 2014 sebanyak 10 orang. D. Rumusan Masalah Dari uraian yang terdapat dalam pebatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dapat diteliti yaitu : 1. Apakah interval training akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan jantung paru pada atlet Squash Sumatera Utara tahun 2014?

2. Apakah circuit training akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan jantung paru pada atlet Squash Sumatera Utara tahun 2014? 3. Apakah interval training dengan circuit training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan jantung paru pada atlet Squash Sumatera Utara tahun 2014? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan (informasi) tentang pengaruh interval training dengan circuit training terhadap peningkatan kemampuan daya tahan jantung paru pada atlet Squash tahun 2014. Jadi penulis membuat tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dampak latihan dari metode interval training terhadap pengembangan daya tahan jantung paru atlet Squash Sumatera Utara tahun 2014. 2. Untuk mengetahui dampak latihan dari metode circuit training terhadap pengembangan daya tahan jantung paru atlet Squash Sumatera Utara tahun 2014. 3. Untuk mengetahui dampak latihan dari metode interval training dan circuit training terhadap pengembangan daya tahan jantung paru atlet Squash Sumatera Utara tahun 2014.

F. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk : a. Sebagai bahan masukan bagi pelatih dan Pembina olahraga khususnya untuk atlet squah Sumatera Utara tahun 2014. b. Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan dalam kegiatan pelatihan dan Pembina prestasi olahraga khususnya cabang olahraga Squash. c. Menambah pengetahuan para pelatih khususnya cabang olahraga Squash tentang penggunaan metode latihan untuk mengembangkan kemampuan atletnya. d. Sebagai sumbangan dalam memecahkan permasalahan khususnya tentang kondisi fisik dalam pencapaian prestasi dan keterampilan khususnya olahraga Squash. e. Bermanfaat bagi kalangan olahragawan khususnya Squash dalam pembinaan atlet. f. Member pengalaman yang berharga kepada peneliti dalam melakukan penelitian.