III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2014 pada lahan Ultisol di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman nanas PT GGP Terbanggi Besar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni2013. Percobaan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terbagi dan

III. BAHAN DAN METODE. Februari 2013 sampai dengan September 2013 pada lahan pertanaman tebu di PT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Studi Rehabilitasi Tanah yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan pertanaman tebu di PT. Gunung Madu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang tentang Studi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Soil

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

David Simamora, Ainin Niswati, Sri Yusnaini & Muhajir Utomo

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan penting

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

II. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Juni sampai dengan bulan September

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Lapangan Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

METODELOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

III. BAHAN DAN METODE. penelitian terletak pada punggung bukit yang relatif datar. Total hujan tahunan di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan penting sebagai

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 musim ke 43 sampai dengan

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. dengan Yokohama National University Jepang yang dilaksanakan di Kebun

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Transkripsi:

20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus 2011. Percobaan dilakukan di lahan pertanaman tebu PT. Gunung Madu Plantations dengan perlakuan penggunaan sistem tanpa olah tanah dan aplikasi limbah pabrik gula jangka panjang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020. Analisis bahan organik tanah dan analisis contoh tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Unversitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain: 7 seri ayakan tanah (8 mm, 4.76 mm, 2.83 mm, 2 mm, 1 mm, 0.5 mm, dan 0.297 mm), anak lumpang (alu kecil), buret, dan alatalat pendukung untuk analisis fisika tanah lainnya. Bahan yang digunakan adalah contoh tanah yang diambil dari lahan yang diberi perlakuan tanpa olah tanah dan limbah padat pabrik gula.

21 C. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan disusun secara split plot dengan 5 ulangan. Petak utama dalam penelitian ini adalah perlakuan sistem olah tanah (T) yaitu T 0 = tanpa olah; T 1 = olah tanah intensif, dan anak petak dalam penelitian ini adalah penggunaan limbah pabrik gula yaitu : M 0 = Tanpa mulsa bagase; M 1 = Mulsa bagas 80 ton/ha bagase Dengan kombinasi perlakuan sebagai berikut: T 0 M 0 : tanpa olah tanah T 0 M 1 : tanpa olah tanah + mulsa bagas T 1 M 0 : olah tanah intensif T 1 M 1 : olah tanah intensif + mulsa bagas Sampel tanah diambil pada 12 titik di masing-masing plot dengan menggunakan metode monolit sebagai pusatnya. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. D. Pelaksanaan Penelitian 1. Pengolahan Tanah Pada percobaan ini lahan pertanaman tebu dibuat petak-petak dengan ukuran 40 m x 25 m, sebanyak 20 petak sesuai dengan jumlah seluruh perlakuan. Pengolahan tanah yang diterapkan di PT Gunung Madu Plantation adalah sebanyak 3 kali pengolahan, yaitu :

22 - Olah tanah I Pada olah tanah I ini berfungsi untuk mencacah tunggul tebu, memecah dan membalikkan tanah. Implemen yang digunakan adalah bajak piringan atau menggunakan disc flow dengan kedalaman piringan 20-30 cm yang ditarik dengan menggunakan traktor. - Olah tanah II Pada olah tanah II ini berfungsi untuk menghaluskan tanah dan sekaligus untuk mencacah ulang tunggul tebu, tanah diolah seperti olah tanah I dengan alat dan traktor penarik yang sama - Olah tanah III Pada olah tanah III berfungsi untuk membalikkan tanah bawahan ke atas dan sekaligus memecahkan lapisan kedap air dan untuk mendapatkan tanah yang mampu mendukung perkembangan akar tanaman. Alat yang digunakan yaitu mulbord. 2. Aplikasi Mulsa Bagas dan BBA (Bagas Blotong Abu) Pemberian BBA dengan perbandingan 3:5:1 dilakukan pada semua petak percobaan sesuai perlakuan. Pada petak olah tanah, BBA diberikan setelah olah tanah I. Kemudian akan diaduk pada saat olah tanah selanjutnya. Pada petak tanpa olah tanah, BBA cukup disebar secara merata di atas permukaan tanah. Dosis BBA yang diberikan yaitu 80 ton ha -1. Sedangkan pemberian mulsa bagas baik pada perlakuan olah tanah maupun tanpa olah tanah dilakukan dengan cara disebar secara merata di atas permukaan tanah sebanyak 80 ton ha -1.

23 3. Penanaman Tebu Tebu yang ditanam yaitu menggunakan varietas RGM 00-838, ditanam dengan cara merebahkan batang tebu di atas permukaan tanah kemudian ditutup kembali dengan tanah. Penanaman tebu menggunakan sistem double row, dengan jarak tanam antar baris 140 cm dan dalam baris 80 cm. Penanaman dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2010. 4. Pemupukan Pupuk yang diberikan yaitu Urea 300 kg ha -1, Triple Super Pospat (TSP) 200 kg ha -1, dan Muriat of Potash (MOP) 300 kg ha -1. Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali. Pertama sebagai pupuk dasar yang diaplikasikan sehari sebelum dilakukan penanaman dengan setengah dosis Urea yaitu 150 kg ha -1, TSP 200 kg ha -1 (100% dosis TSP) dan setengah dosis MOP yaitu 150 kg ha -1. Pemupukan susulan dilakukan dua bulan setelah pemupukan pertama yaitu pupuk Urea dengan dosis 150 kg ha -1 dan MOP 150 kg ha -1. 5. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan melakukan penyulaman sampai tanaman berumur dua bulan, pengendalian gulma dilakukan dengan cara mekanik, dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan melepas musuh alami, tanpa penggunaan pestisida (bahan kimia). 6. Pengambilan Contoh tanah Contoh tanah diambil dengan menggunakan bor tanah dari 12 titik pada masingmasing plot percobaan (Gambar 1) dengan kedalaman 20 cm dan kemudian dikompositkan. Contoh tanah diambil secara melingkar dengan titik tengah plot

24 sebagai pusatnya, empat titik berjarak 3 m dari pusat dan delapan titik berjarak 3 m dari titik pertama. Pengambilan contoh awal dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pada tanggal 27 Juni 2010. Pengambilan contoh tanah ketiga dilakukan pada 21 Januari 2011 dengan titik pusat pengambilan contoh bergeser kearah utara ± 1 m, hal ini dikarenakan lubang bekas titik pengambilan contoh tanah awal belum menutup secara sempurna. Gambar 2. Tata letak pengambilan contoh tanah. E. Pengamatan 1. Variabel utama Variabel utama yang diamati yaitu kematapan agregat dengan metode ayakan kering-basah metode ayakan kering-basah merupakan suatu cara untuk menetapkan kemantapan agregat secara kuantitatif di laboratorium. Dasar metode ini adalah mencari perbedaan rata-rata berat diameter agregat pada pengayakan kering-basah (Afandi, 2005).

25 Tahapan metode ayakan kering-basah yaitu : 1. Pengayakan Kering Contoh tanah dengan agregat utuh dikering udarakan, lalu ditimbang kurang lebih 500 gram. Selanjutnya contoh tanah ditaruh di atas satu set ayakan bertingkat dengan diameter berturut- turut dari atas ke bawah 8 mm, 4.75 mm, 2.83 mm, 2 mm, 1 mm, 0.5 mm. Berikutnya contoh tanah ditumbuk dengan anak lumpang (alu kecil) sampai semua lolos ayakan 8 mm. Kemudian ayakan tersebut diayunkan dengan tangan 5 kali. Masing-masing fraksi agregat di setiap ayakan ditimbang, kemudian dinyatakan kedalam persen. Persentasi agregasi = 100% - % agregat lebih kecil dan 2 mm. Tabel 1. Perhitungan kemantapan agregat dengan pengayakan kering Agihan diameter Rerata Berat agregat No ayakan diameter yang tertinggal Persentase (mm) (mm) (g) (%) 1 0,00--0,50 0,25 A (A/G) x 100 2 0,05-1,00 0,75 B (B/G) x 100 3 1,00--2,00 1,5 C (C/G) x 100 4 2,00--2,83 2,4 D (D/G) x 100 5 2,83--4,76 3,8 E (E/G) x 100 6 4,76--8,00 6,4 F (F/G) x 100 Total (A + B + C + D + E + F) = G Total (D + E + F) = H 1) Agihan (sebaran) Ukuran Agregat : Agihan agregat dapat dinyatakan dalam persen berat, misal: agregat ukuran 6,40 mm = F/G x 100 % =...%

26 2) Rerata Berat Diameter (RBD) Nilai RBD menggambarkan dominansi agregat ukuran tertentu. RBD dihitung hanya untuk agregat ukuran > 2 mm, dengan urutan sebagai berikut: a. Hitung persentase agregat ukuran > 2 mm: D/H x 100 % = X; E/H x 100 % = Y; F/H x 100 % = Z. b. Hasil pada a dikalikan dengan rerata diameter dan jumlahkan dan dibagi dengan 100, seperti pada persamaan: RBD (g.mm) = [ (X x 2,4) + (Y x 3,8) + (Z x 6,4)] / 100 2. Pengayakan Basah Agregat-agregat yang diperoleh dari pengayakan kering, kecuali agregat lebih kecil dari 2 mm, ditimbang dan masing-masing diletakan dalam mangkuk kecil (cawan). Banyaknya disesuaikan dengan perbandingan ketiga fraksi agregat tersebut dan totalnya harus 100 gram. Kemudian contoh tanah dibasahi menggunakan pipet atau spreyer sampai pada kondisi kapasitas lapang dan biarkan selama 1 malam. Kemudian tiap-tiap agregat dipindahkan dari mangkuk (cawan) ke satu set ayakan bertingkat dengan diameter berturut-turut dari atas ke bawah 4,76 mm; 2,83 mm; 2 mm; 1 mm; 0,5 mm; dan 0,279 mm sebagai berikut: - Agregat antara 8 mm dan 4,76 mm di atas ayakan 4,76 mm - Agregat antara 4,76 mm dan 2,83 mm di atas ayakan 2,83 mm - Agregat antara 2,83 mm dan 2 mm di atas ayakan 2 mm

27 Selanjutnya ayakan tersebut dipasang pada alat pengayak yang dihubungkan dengan bejana (ember besar) berisi air. Pengayakan dilakukan selama 5 menit (kurang lebih 35 ayunan tiap menit dengan amplitudo 3,75 cm). Tanah yang tertampung pada setiap ayakan dipindahkan ke kaleng (koran), kemudian dioven dengan suhu 130 o C. Setelah kering, tanah pada masing-masing diameter ayakan ditimbang. Tabel 2. Perhitungan kemantapan agregat Agihan diameter Rerata Berat agregat yang No ayakan diameter tertinggal Persentase (mm) (mm) (g) (%) 1 0,00--0,50 0,25 A (A/G) x 100 2 0,05-1,00 0,75 B (B/G) x 100 3 1,00--2,00 1,5 C (C/G) x 100 4 2,00--2,83 2,4 D (D/G) x 100 5 2,83--4,76 3,8 E (E/G) x 100 6 4,76--8,00 6,4 F (F/G) x 100 Total (A + B + C + D + E + F) = G Total (D + E + F) = H 1) Agihan (sebaran) Ukuran Agregat : Agihan agregat dapat dinyatakan dalam persen berat, misal agregat ukuran 6,40 mm = F/G x 100 % =...% 2) Rerata Berat Diameter (RBD) Nilai RBD menggambarkan dominansi agregat ukuran tertentu. RBD dihitung hanya untuk agregat ukuran > 2 mm, dengan urutan sebagai berikut:

28 a. Hitung persentase agregat ukuran > 2 mm: D/H x 100 % = X; E/H x 100 % = Y; F/H x 100 % = Z. b. Hasil pada a dikalikan dengan rerata diameter dan jumlahkan dan dibagi dengan 100, seperti pada persamaan: RBD (g.mm) = [ (X x 2,4) + (Y x 3,8) + (Z x 6,4)] / 100 Perhitungan Indeks Kemantapan Agregat Kemantapan agregat = 1 RBD kering RBD basah x 100 % Tabel 3. Interpretasi data hasil analisis pengayakan basah-kering Harkat Kemantapan Agregat > 200 sangat mantap sekali 80 200 sangat mantap 61 80 Mantap 50 60 agak mantap 40 50 kurang mantap < 40 tidak mantap Kerapatan isi tanah akan dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah. Bobot kering tanah = Bobot Tanah Lembab Bobot Tanah Kering Kerapatan Isi = Bobot Kering tanah g/ml Isi Tanah

29 Tabel 4. Kisaran kerapatan isi tanah Bahan Kerapatan isi (g cm -3 ) Tanah yang baru diolah 0,8 1,2 Permukaan tanah mineral, tanah yang sudah diolah, 1,0 1,4 tanah tidak padat. Batasa kemampuan tembus akar pada: - Tanah berpasir dan berlempung 1,6 1,8 - Tanah lumpur 1,4 1,6 Sumber : Taylor (1996) 2. Variabel Pendukung Variabel pendukung yang diamati adalah a. Tekstur (liat, debu, dan pasir) (%) (Hydrometer) b. Kandungan Bahan organik tanah (Walkley and Black)