III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2014 pada lahan Ultisol di

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman nanas PT GGP Terbanggi Besar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

BAB IV METODE ANALISIS

KEMANTAPAN AGREGAT TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012.

III. BAHAN DAN METODE. telah disinggung di atas. Tahap pertama dilaksanakan di PT Great Giant

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan PT. Great Giant

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 di TPH yang ada di Bandar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Perkebunan pisang PT Nusantara Tropical Farm (NTF) terletak di

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa

: Pengujian Bahan Perekat Hidrolis. Materi : Uji Berat Jenis SSD dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar REFERENSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),

III. METODE PENELITIAN

Foto Alat. Pengujian Marshall

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

penelitian yang diuraikan secara sistematis termasuk metode yang dipakai.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III UJI MATERIAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

CBR LABORATORIUM (ASTM D )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lahan Penelitian Bataranila Lampung Selatan dan

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

I. PENDAHULUAN. Tanah disebut padat apabila porositas totalnya, terutama porositas yang terisi

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

1. SNI Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LA. 2. ASTM C Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENGUJIAN GUMPALAN LEMPUNG DAN BUTIR-BUTIR MUDAH PECAH DALAM AGREGAT

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

6. PENETAPAN KEMANTAPAN AGREGAT TANAH

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada areal perkebunan kopi menghasilkan milik Balai

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Rumah Kaca Deparment

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Transkripsi:

14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2014 pada lahan Ultisol di PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Analisis dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang diperlukan adalah sampel tanah dan air. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Penetrometer, kamera digital, cangkul, timbangan, oven, spidol, plastik, ayakan (8 mm, 4,75 mm, 2,83 mm, 2 mm, dan 0,5 mm), dan alat-alat labolatorium untuk analisis tanah. 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Hasil analisis data yang diperoleh dianalisis dan dibahas secara kualitatif. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lokasi 35A lahan percobaan berukuran 3600 m 2 dibagi dalam 4 taraf perlakuan (E0: 0 l/ha, E1: 200.000 l/ha, E2: 300.000 l/ha, dan E3: 450.000 l/ha) berukuran masing-masing 18 m x 50 m dan masing-masing perlakuan diambil 3 ulangan. Penentuan titik pengambilan sampel tanah

15 dilakukan dengan metode diagonal pada kedalaman 0-20 cm. Pengambilan sampel tanah secara metode diagonal dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Pengambilan sampel tanah dengan metode diagonal Keterangan: = Titik pengambilan sampel 3.4 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap, yaitu: 3.4.1 Kekuatan Tanah Penetrometer Metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan tanah dengan menggunakan penetrometer. Analisis dilakukan di lapangan dengan prosedur kerja untuk mengetahui kekuatan tanah adalah sebagai berikut: 1. Penetrometer ditusukkan secara pelan dan tegak sampai ujung batang penusuk masuk ke dalam sedalam cincin pembatas kedalaman.

16 2. Selanjutnya angka yang ditunjukkan cincin pembaca pada penetrometer dicatat. 3.4.2 Pengambilan Contoh Tanah. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm. 3.5 Analisis Laboratorium Analisis laboratorium yang lakukan yaitu kemantapan agregat. 3.5.1 Analisis Tanah Analisis tanah dilakukan dengan cara menganalisis contoh tanah yang telah diambil. Kemudian dikering udarakan dan dianalisis di Laboratorium Fisika tanah. Sifat fisik yang dianalisis adalah agregat (menggunakan metode ayakan pada kondisi tanah kering dan basah). 3.5.2 Stabilitas Agregat Tanah Metode yang digunakan untuk menentukan stabilitas agregat dengan metode ayakan kering-basah. Metode ayakan kering-basah merupakan suatu cara untuk menetapkan kemantapan agregat secara kuantitatif di laboratorium. Dasar metode ini adalah mencari perbedaan rata-rata berat diameter agregat pada pengayakan kering-basah.

17 1. Pengayakan Kering Contoh tanah dengan agregat utuh dikering udarakan, lalu ditimbang kurang lebih 500 gram. Selanjutnya contoh tanah ditaruh di atas satu set ayakan bertingkat dengan diameter berturut- turut dari atas ke bawah 8 mm; 4,75 mm; 2,83 mm; 2 mm; 1 mm; 0,5 mm. Berikutnya contoh tanah ditumbuk dengan anak lumpang (alu kecil) sampai semua lolos ayakan 8 mm. Kemudian ayakan tersebut diayunkan dengan tangan 5 kali. Masing-masing fraksi agregat di setiap ayakan ditimbang, kemudian dinyatakan kedalam persen. Persentasi agregasi= 100% - % agregat lebih kecil dari 2 mm. Tabel 1. Perhitungan kemantapan agregat dengan pengayakan kering. Agihan diameter Rerata Berat agregat No ayakan diameter yang tertinggal Persentase (mm) (mm) (g) (%) 1 0,00--0,50 0,25 A (A/G) x 100 2 0,05-1,00 0,75 B (B/G) x 100 3 1,00--2,00 1,5 C (C/G) x 100 4 2,00--2,83 2,4 D (D/G) x 100 5 2,83--4,76 3,8 E (E/G) x 100 6 4,76--8,00 6,4 F (F/G) x 100 Total (A + B + C + D + E + F) = G Total (D + E + F) = H 1) Agihan (sebaran) Ukuran Agregat: Agihan agregat dapat dinyatakan dalam persen berat, misal: agregat ukuran 6,40 mm = F/G x 100 % =...% 2) Rerata Berat Diameter (RBD) Nilai RBD menggambarkan dominansi agregat ukuran tertentu. RBD dihitung hanya untuk agregat ukuran > 2 mm, dengan urutan sebagai berikut: a. Hitung persentase agregat ukuran > 2 mm: D/H x 100 % = X; E/H x 100 % = Y; F/H x 100 % = Z.

18 b. Hasil pada a dikalikan dengan rerata diameter dan dijumlahkan dan dibagi dengan 100, seperti pada persamaan: RBD (g.mm) = [ (X x 2,4) + (Y x 3,8) + (Z x 6,4)] / 100 2. Pengayakan Basah Agregat-agregat yang diperoleh dari pengayakan kering, kecuali agregat lebih kecil dari 2 mm, ditimbang dan masing-masing diletakan dalam mangkuk kecil (cawan). Banyaknya disesuaikan dengan perbandingan ketiga fraksi agregat tersebut dan totalnya harus 100 gram. Kemudian contoh tanah dibasahi menggunakan pipet atau sprayer sampai pada kondisi kapasitas lapang dan biarkan selama 1 malam. Kemudian tiap-tiap agregat dipindahkan dari mangkuk (cawan) ke satu set ayakan bertingkat dengan diameter berturut-turut dari atas ke bawah 4,76 mm; 2,83 mm; 2 mm; 1 mm; 0,5 mm; dan 0,279 mm sebagai berikut: - Agregat antara 8 mm dan 4,75 mm di atas ayakan 4,75 mm - Agregat antara 4,76 mm dan 2,83 mm di atas ayakan 2,83 mm - Agregat antara 2,83 mm dan 2 mm di atas ayakan 2 mm Selanjutnya ayakan tersebut dipasang pada alat pengayak yang dihubungkan dengan bejana (ember besar) berisi air. Pengayakan dilakukan selama 5 menit (kurang lebih 35 ayunan tiap menit dengan amplitudo 3,75 cm). Tanah yang tertampung pada setiap ayakan dipindahkan ke kaleng (koran), kemudian dioven dengan suhu 130 o C. Setelah kering, tanah pada masing-masing diameter ayakan ditimbang.

19 Tabel 2. Perhitungan kemantapan agregat pada pengayakan basah. Agihan diameter Rerata Berat agregat yang No ayakan diameter tertinggal Persentase (mm) (mm) (g) (%) 1 0,00--0,50 0,25 A (A/G) x 100 2 0,05-1,00 0,75 B (B/G) x 100 3 1,00--2,00 1,5 C (C/G) x 100 4 2,00--2,83 2,4 D (D/G) x 100 5 2,83--4,76 3,8 E (E/G) x 100 6 4,76--8,00 6,4 F (F/G) x 100 Total (A + B + C + D + E + F) = G Total (D + E + F) = H 1) Agihan (sebaran) Ukuran Agregat: Agihan agregat dapat dinyatakan dalam persen berat, misal agregat ukuran 6,40 mm = F/G x 100 % =...% 2) Rerata Berat Diameter (RBD) Nilai RBD menggambarkan dominansi agregat ukuran tertentu. RBD dihitung hanya untuk agregat ukuran > 2 mm, dengan urutan sebagai berikut: a. Hitung persentase agregat ukuran > 2 mm: D/H x 100 % = X; E/H x 100 % = Y; F/H x 100 % = Z. b. Hasil pada a dikalikan dengan rerata diameter dan jumlahkan dan dibagi dengan 100, seperti pada persamaan: RBD (g.mm) = [ (X x 2,4) + (Y x 3,8) + (Z x 6,4)] / 100 (Afandi, 2005). Stabilitas Agregat = 1 x 100% (RBD kering-rbd basah)

20 3.6 Analisis Data Data yang dikumpulkan dari studi lapang selanjutnya diolah dan dianalisis. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan peniaian kriteria. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kriteria kekuatan tanah yang digunakan untuk membandingkan nilai kekuatan tanah di lapangan. Kriteria kekuatan tanah dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Kriteria kekuatan tanah (Gugino et al., 2009). 2. Kriteria kemantapan agregat yang digunakan untuk membandingkan nilai kemantapan agregat yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 3.

21 Tabel 3. Harkat kemantapan agregat. Kemantapan Agregat Harkat Sangat mantap sekali > 200 Sangat mantap 80 200 Mantap 61 80 Agak mantap 50 60 Kurang mantap 40 50 Tidak mantap < 40 Sumber: (Afandi, 2005).