BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah merek yang sukses dapat dianggap sebagai aset yang paling berharga dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dan komunikasi yang cepat berubah sehingga telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan profil responden yang diwakili oleh mahasiswa/i Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini persaingan bisnis di dunia pemasaran semakin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan seorang pelanggan yang siap membeli. Semua yang di butuhkan. selanjutnya adalah menyediakan produk tersebut.

Sebelum melakukan pembelian terhadap barang atau jasa, secara umum konsumen sebagai individu akan melalui beberapa tahapan seperti mencari informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat ketat saat ini, sangat

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Televisi Langganan Berbayar 7 Tahun Kebelakang BRAND JUMLAH SALURAN TAHUN BERDIRI. AORA 62 8 Agustus 2008

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

Template Standar Powerpoint

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap. Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN. mana yang dapat dipercaya, sehingga masing-masing perusahaan harus

Marcomm Management. Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek. Berliani Ardha, SE, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BRANDING BRAND LOKAL DALAM MEA. Untuk Memenuhi Tugas Materi Khusus Ekonomi OSMARU. Program Studi atau jurusan : S1 Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. saat ini banyak dijumpai air leideng yang keruh karena masih banyak

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat begitu sengitnya persaingan pasar riil, tentunya setiap perusahaan di dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

ABSTRACT. Keywords: brand image, consumer purchasing intentions. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

Bab V KESIMPULAN. Dari hasil penelitian dan pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

signifikan. Setiap perusahaan bersaing menciptakan produk yang relevan dengan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam ditawarkan kepada konsumen sehingga persaingan bisnis berkembang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pola hidup manusia pada jaman sekarang pada umumnya tidak sehat seperti pola makan yang tidak seimbang, karena sering memakan makanan olahan yang mengandung bahan kimia, lemak, protein, dan gula yang berlebihan serta kurang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan, kurang minum air, beban stres yang berlebihan, dan polusi udara menyebabkan kondisi kesehatannya yang menurun. Apalagi kini bermunculan penyakit-penyakit baru yang sangat berbahaya seperti virus Avian Influenza tipe A jenis HSNI (virus flu burung) yang bisa mengakibatkan kematian, yang berasal dari unggas namun mampu menginfeksi jenis mamalia lainnya termasuk manusia. Tubuh manusia membutuhkan vitamin dalam dosis tinggi agar dapat tetap bugar. Untuk menjaga metabolisme tubuh manusia bergantung pada kecukupan konsumsi vitamin C. Pola makan kita yang tidak sehat membuat sistem pencernaan menjadi tidak seimbang, YouC1000 yaitu Vitamin C dosis tinggi mampu menyeimbangkannya sehingga bekerja lebih baik. Lebih dari 300 fungsi sistem metabolisme tubuh tergantung pada Vitamin C yang juga berfungsi sebagai pelindung sel dan pendukung sitem imun.(healthy Life Magazine You C1000 edisi Februari 2006) Perubahan jaman mendukung perkembangan teknologi dan informasi sehingga persaingan antar produsen sangat ketat dalam memproduksi suatu produk yang menarik minat konsumen untuk membeli. Teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang mendukung dan memicu kretaivitas manusia untuk menghasilkan air minum vitamin C yang dapat menjaga kesehatan. PT. Djojonegoro melihat hal tersebut sebagai peluang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum yang mengandung vitamin C 1000mg.

Sekarang Vitamin C dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet, effervescent, sampai cairan. YouC1000 merupakan vitaminc berbentuk cair dosis 1000mg dengan Brand Internasional dari Takeda Food Jepang. Dalam menjual produk YouC1000, maka brand menjadi faktor yang sangat penting. Brand akan membedakan sebuah minuman vitamin C yang satu dengan yang lainnya. Brand menciptakan suatu identity yagn unik yang dapat membuat sebuah produk terlihat berbeda dari produk pesaing sejenisnya (Murphy,1999:72). Oleh karena itu sebuah brand dapat menjadi kuat apabila memiliki brand identity yang jelas. Brand identity ini akan dilihat oleh konsumen sebagai brand image yaitu bagaimana konsumen memandang sebuah brand dan mempersepsikannya di dalam pikirannya. (Aaker & Joachimsthaler, 2000:40) Brand juga merupakan suatu yang dilihat dan dirasakan oleh konsumen ketika suatu brand tertentu ditayangkan melalui alat yang disebut dengan iklan.. Dalam menjual branded product faktor emosional akan lebih berperan daripada faktor rasional. Seseorang akan memilih produk dengan brand tertentu karena brand tersebut dianggap berkualitas, terpercaya, memiliki nilai lebih dan seringkali dianggap dapat mewakili ekspresi pribadi seseorang (Temporal &Lee, 2001:37). Oleh karena itu brand image memainkan peran yang sangat penting karena brand image berhubungan erat dengan daya tarik emosional dari sebuah brand. Dengan adanya brand image yang kuat maka sebuah perusahaan dapat menarik konsumen yang baru dan mempertahankan yang lama, sekaligus juga dapat menetapkan harga premium bagi produknya. Image menciptakan nilai yang sangat besar, imagelah yang menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi keputusan pembeliannya. (Temporal & Lee, 2001:61) Image You C 1000 sudah tertanam di benak konsumen sebagai minuman vitamin C 1000mg yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga terbentuk brand image yang sesuai dengan yang diinginkan oleh si pemasar. Agar image tersebut tetap bertahan diperlukan brand positioning yang tepat sehingga menciptakan brand image yang positif yang sesuai dengan keinginan pemasar. Dalam hal ini, jika pemasar tidak berhasil menanamkan brand image yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemasar maka dapat mengakibatkan

ambiguitas di benak konsumen sehingga mereka menjadi ragu-ragu atau bahkan tidak berniat membeli produk You C 1000. Sebaliknya jika brand image yang tertanam dalam pikiran konsumen sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh si pemasar maka hasilnya bisa meningkatkan sales dan profit, pada akhirnya membawa perusahaan memenangkan persaingan. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang difokuskan pada persepsi konsumen terhadap brand image YouC1000 setelah ditayangkan iklan dan hubungannya dengan niat beli konsumen. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul Analisis hubungan antara brand image YouC1000 setelah ditayangkan iklan YouC1000 dengan niat beli konsumen 1.2. Identifikasi Masalah Dewasa ini, para pemasar saling bertarung dan berebut untuk memasuki alam berpikir konsumen agar brand-nya diingat, disukai, dan tentunya dibeli. Tantangan terbesar yang dihadapi pemasar adalah membangun serangkaian asosiasi positif bagi brand identity-nya. Hal ini dapat dicapai dengan penetapan brand poitioning yang tepat sehingga menciptakan brand image yang positif yang sesuai dengan keinginan pemasar. Suatu brand image yang positif akan terbentuk bila suatu brand dipersepsikan lebih dari sekedar karakteristik dan fungsi produknya. Oleh karena itu dalam memasarkan produk kepada konsumen pemasar harus memberikan penawaran yang lebih, dengan memberikan nilai tambah pada produk. Nilai tambah ini harus dapat mendiferensiasikan brand tertentu sehingga suatu produk terlihat berbeda dari produk pesaing sejenisnya. Jika konsumen mempersepsikan suatu brand memiliki image yang lebih unggul dan akan memberikan niali tambah baginya, tentunya ia akan memilih produk dengan brand image yang dianggapnya terbaik. (Kahn, 1999) Melihat fenomena pemasaran tersebut, penulis merasa tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai:

1. Bagaimana brand image YouC1000 setelah ditayangkan iklan YouC1000? 2. Bagaimana hubungan brand image YouC1000 melalui tayangan iklan YouC1000 dengan niat beli konsumen? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji: 1. Brand image YouC1000 setelah ditayangkannya iklan. 2. Hubungan perubahan brand image YouC1000 melalui tayangan iklan YouC1000 dengan niat beli konsumen. 1.4. Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: 1. Penulis, untuk memperluas wawasan dan penalaran mengenai konsep brand image suatu produk dan hubungannya dengan niat beli konsumen. 2. PT. Djojonegoro, sebagai bahan masukan dan informasi mengenai brand image produk YouC1000 di mata masyarakat dalam hubungannya dengan niat beli konsumen, serta berbagai bahan pertimbangan untuk kebijakan pemasaran selanjutnya. 3. Pihak lain yang tertarik dengan topik penelitian ini, sebagai informasi sehingga dapat menelaah unsur-unsur lain yang berkaitan dengan topik secara lebih lanjut. 1.5. Kerangka Pemikiran Dewasa ini dalam dunia yang ultrakompetitif, rata-rata 40.000 jenis barang tersusun dalam rak-rak di setiap supermarket (Trout & Riukin, 2001). Hal ini dapat sangat membingungkan konsumen dalam memilih barang mana yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Konsumen akan sulit untuk menentukan barang apa yang akan diberi dari berbagai macam barang yang tersedia. Oleh karena itu keputusan branding menjadi satu pertimbangan bagi pemasar untuk membedakan

produknya dengan produk pesaing yangsejenis sehingga menarik perhatian konsumen. (Temporal & Lee, 2001:54) Dengan memebrikan merek pada sebuah produk, produsen tidak hanya menciptakan identitas tertentu yang unik bagi produknya namun juga menciptakan ikatan emosional antara konsumen dengan produknya. Ikatan emosional yang terjadi antara konsumen dengan produk dapat menimbulkan perasaan yakin, aman, dan percaya, karena dengan adanya merek dapat memberikan jaminan akan kualitas yang lebih tinggi. (Temporal & Lee, 2001:27) Sebuah brand yang kuat tidak bisa dibangun dalam waktu yang singkat karena terdapat banyak tekanan dan halangan baik dari dalam maupun dari luar lingkungan perusahaan. Meskipun demikian, membangun sebuah brand yang kuat bukanlah hal yang mustahil. Hal ini dapat dicapai bila pemasar dapat memahami bagaimana cara menciptakan dan mengembangkan identitas dari sebuah brand. Aaker & Joachimsthaler (1999:5) mengatakan bahwa: The identity of the brand the brand concept from the brand owner s perspective is the foundation of any good brand building program Selain itu Aaker (1996:35) juga menambahkan bahwa salah satu kunci yang paling penting dalam membangun sebuah brand adalah bagaimana menciptakan identitas sebuah brand, mengetahui apa yang ingin disampaikan identitas brand tersebut secara efektif melalui serangkaian strategi positioning yang tepat. Konsep positioning merupakan hal yang penting. Kotler (2003:308) mendefinisikan: Positioning is the act or designing the company s offering and image to accupy a distinctive place in the target market s mind. Sementara Ries & Trout (2002:3) mengetakan bahwa Positioning adalah bagaimana Anda membedakan diri Anda sendiri dalam pikiran calon konsumen Anda. Para pemasar juga perlu memperhatikan bahwa positioning berhubungan erat dengan promosi, karena promosi merupakan suatu cara untuk dapat mengkomunikasikan maksud dari produsen (Aaker & Joachimsthaler, 2000:27). Promosi yang paling sering digunakan pemasar adalah dengan iklan. Iklan dapat memperjelas dan lebih memfokuskan brand identity yang ingin diposisikan pemasar. Tantangannya adalah bagaimana iklan dapat membuat sebuah brand dikenali,

diingat, merubah persepsi konsumen, memperkuat sikap konsumen dan akhirnya menciptakan hubungan yang dalam dengan konsumen. Iklan memang mampu menjangkau pasar secara lebih luas dan intens, namun tidak dapat terlalu diandalkan untuk membangun image jangka panjang. Untuk itu pemasar juga dapat mempertimbangkan strategi below the line yang langsung berhubungan dengan konsumen dan dapat menciptakan komunikasi dua arah. Strategi below the line ini dapat berbentuk kegiatan seperti event sponsorship, promo tour, kuis, atau acara penghargaan yang dpat membantu produsen dalam mengubah brand image-nya dan memelihara positioning-nya. (Aaker & Joachimsthaler, 2000:27) Kesuksesan dalam menerapkan strategi positioning akan menghasilkan brand image yang kuat untuk mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembeliannya. Ketika sebuah brand telah menempati posisi yang kuat dalam pikiran konsumen, maka hal ini dapat membantu meningkatkan penjualan keuntungan bahkan market share bagi produsen (Arnold, 1992:1). Pengelolaan brand menjadi hal yang penting dan membutuhkan perhatian secara terintegrasi dan kontinyu dari calon konsumen. Pengelolaan brand membentuk brand image yang kuat secara jangka panjang, mampu memberikan konstribusi bagi perusahaan seperti tingkat brand awareness dan loyalty konsumen yang tinggi serta kemudahan dalam peluncuran produk baru sebagai konsekuensi dari adanya kredibilitas brand (Aaker, 1996:105). Konsep brand image merupakan Brand image is defined as consumer s perception as reflected by the associations they hold in their minds when they think of your brand (Dolak, 2004). Selain itu menurut Aaker (1991:109): A brand image is set of association, usually organized in some meaning way. Jadi dapat disimpulkan bahwa di dalam unsur brand image terkandung suatu konsep yang kompleks menyangkut interpretasi dari konsumen sasaran akan atribut produk, manfaat situasi penggunaan, dan karakteristik pengguna maupun produsen. Secara implisit, didalamnya pun terkandung sisi emosi konsumen yang perlu diarahkan oleh pemasar menuju sekumpulan asosiasi tertentu yang diinginkan.

Mengenai hubungan antara brand image dengan niat beli konsumen teori marketing mengatakan: If a brand is a good are, consumers will purchase it and it become a valuable asset. Lebih jauh lagi dikatakan But its aset value derives from more than just its ability to attract sales. Their very face that consumer perceive a brand as embracing a set of values which they can specify means that they will reject or tend to reject, alternatives which presented tothem that perhaps may not possess all this values. Brands are therefore enduring assets as long as they kept in good shape and continue to offer consumers the values they require. (Murphy, 1987:4) Meskipun brand image bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen, namun berdasarkan uraian sebelumnya diduga terdapat korelasi antara brand image dengan niat beli konsumen. Untuk itu, penulis mencari tahu persepsi konsumen pada brand image minuman YouC1000 dalam hubungannya dengan niat beli. Variabel x yang diteliti adalah brand image minuman YouC1000 menurut mahasiswa program S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha, Bandung dan variabel Y adalah niat beli. Penulis menarik hipotesis pada penelitian ini yaitu Terdapat hubungan positif antara brand image minuman YouC1000 setelah ditayangkan iklan dengan niat beli.