BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu, itu

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu ingin maju dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya perkembangan dan kemajuan zaman, maka Ilmu

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan berkualitas. Pendidikan adalah hal yang penting dan sangat berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. 1 Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu gigih dalam menuntut ilmu seperti yang diperintahkan dalam beberapa ayat Al-qur an dan Al-hadits diantaranya seperti yang termuat dalam firman Allah Swt dalam Q.S Al- Mujadalah ayat 11 yang berbunyi : يل ي أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا لل ل ك م و إ ذ ا ق ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا لل ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و ا لل ب ا ت ع م ل ون خ ب ي. Dan Hadits Nabi SAW : ك ل م س ل م و م س ل م ة )رواه ابن ماجو( ط ل ب ال ع ل م ف ر ي ض ة ع ل ى Dalam ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban umat Islam dan betapa mulianya kedudukan orang yang berilmu dalam Islam karena ilmu adalah jalan nyata untuk mencapai kesejahteraan hidup. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), h. 2. 1

2 Pendidikan di negara Indonesia tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Sekolah sebagai pendidikan formal juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan diberikan berbagai mata pelajaran. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. Salah satu upaya yang juga dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan mutu pendidikan dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan 2 Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-undang no.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, (Bandung : Citra Umbara, 2003), h. 12.

3 seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik) sedangkan mengajar menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. 3 Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan bergantung pada beberapa hal antara lain guru, siswa, manajemen, kurikulum, lingkungan, masyarakat serta sarana dan prasarana. Matematika merupakan bagian dari kurikulum pengajaran di sekolah. Materi yang diajarkan dalam pelajaran matematika disesuaikan dengan kemampuan peserta didik pada setiap jenjang pendidikan. Pada jenjang sekolah menengah, tujuan pendidikan matematika adalah memberi tekanan pada nalar, dasar, dan pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika. Matematika merupakan salah satu bagian penting dari ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang terdapat di setiap jenjang pendidikan mulai dari TK sampai tingkat perguruan tinggi. Matematika merupakan bagian dari tolak ukur kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya mempelajari matematika terdapat dalam firman Allah SWT pada Q.S Yunus ayat 5 yang berbunyi : ى و ال ذ ي ج ع ل الش م س ض ي اء و ال ق م ر ن ور ا و ق د ر ه م ن از ل ل ت ع ل م وا ع د د الس ن ني و ا ل س اب م ا خ ل ق ا لل ذ ل ك إ ال ب ل ق ي ف ص ل اآل ي ت ل ق و م ي ع ل م و ن 3 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta :Quantum Teaching, 2005), h. 33.

4 Ayat tersebut menjelaskan bahwa pentingnya penggunaan rasio dalam perhitungan waktu. Untuk mengasah rasio agar berpikir lebih rasional digunakanlah matematika. Selain untuk mengasah rasio agar berfikir lebih rasional belajar matematika juga dapat melatih seseorang untuk berfikir secara kritis, sistematis, dan logis. Mengingat pentingnya matematika bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah selayaknya kualitas pemahaman matematika ditingkatkan. Berbagai usaha dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan agar mutu pendidikan matematika lebih baik, diantaranya meningkatkan kualitas guru matematika, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan. Kenyataannya berbagai usaha yang telah dilakukan tersebut ternyata belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai rendah karena belum memahami konsep matematika dengan baik. Berdasarkan hasil observasi awal di MTsN 2 Gambut pada saat proses pembelajaran matematika, terlihat pada saat guru menjelaskan materi pelajaran siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Setelah guru selesai memberi penjelasan materi, siswa diminta untuk mencatat lalu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal dan hanya beberapa siswa saja yang benar-benar mengerjakan soal tersebut. Siswa tidak aktif selama proses pembelajaran. Siswa hanya menunggu dan mendengarkan penjelasan guru tanpa ingin bertanya, siswa kurang ingin berfikir

5 maksimal untuk bisa mengerti apa yang mereka pelajari sehingga hal itu menjadi salah satu penyebab kurang berkembangnya pemahaman konsep matematika yang dimilikinya. Pemahaman konsep matematika adalah bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran matematika. Pemahaman konsep matematika juga merupakan landasan penting untuk menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. 4 Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu guru mata pelajaran matematika di MTsN 2 Gambut bahwa kurangnya pemahaman konsep matematika siswa MTsN 2 Gambut merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. 5 Gurulah yang berada di baris terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, keahlian, kematangan emosional, dan moral, serta spiritual. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan ketidakpastian, dibutuhkan guru yang visioner dan mampu mengelola proses 4 Nila Kesumawati, Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal (Palembang : Universitas PGRI Palembang, 2008), h. 235. 5 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 40.

6 belajar mengajar secara efektif dan inovatif. Diperlukan perubahan strategi dan model pembelajaran yang sedemikian rupa memberikan nuansa yang menyenangkan bagi guru dan peserta didik. 6 Salah satu strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan adalah strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran aktif memiliki banyak variasi salah satunya adalah strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament (turnamen belajar). Mel Selberman menyatakan bahwa learning tournament adalah strategi belajar aktif yang merupakan suatu bentuk sederhana dari teams games tournament yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya, learning tournament juga menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep dan keahlian yang luas. 7 Materi lingkaran merupakan salah satu materi pokok dalam matematika yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak permasalahanpermasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan pemahaman konsep lingkaran dalam pemecahannya. Namun berdasarkan hasil dari wawancara materi 6 Ibid, h. 41. 7 Malvin L.Silberman, Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject, diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien dengan judul, Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung : Nuansa Cendekia : 2014), h. 171.

7 ini merupakan salah satu kajian matematika yang dianggap sulit untuk dipahami bagi siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut. Berdasarkan penelitian dari Andri Saputra dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Tournament terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN Ranah Pesisir dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 4 Ranah Pesisir tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di MTsN 2 Gambut peneliti memiliki cara untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa MTsN 2 Gambut. Strategi pembelajaran aktif yaitu Learning Tournament yang mana menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep, dan keahlian yang luas. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Tournament Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Konsep Pada Materi Lingkaran Siswa Kelas VIII MTsN 2 Gambut.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. 1. Bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament? 2. Bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut yang diajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament? C. Definisi Operasional Untuk memperjelas pengertian judul di atas, peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut : 1. Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan. 8 Jadi yang penulis maksud adalah proses melaksanakan atau menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dalam meningkatkan 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), h.1506.

9 kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut. 2. Strategi pembelajaran aktif ( strategi active learning) adalah strategi pembelajaran yang mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berfikir tentang sesuatu yang sedang dilakukannya. 9 Jadi dalam strategi pembelajaran aktif ini siswa diajak untuk belajar secara aktif sehingga proses pembelajaran tidak lagi berpusat kepada guru dan siswa dapat merasakan suasana yang lebih meyenangkan pada saat proses pembelajaran. 3. Strategi pembelajaran aktif tipe Learning tournament merupakan strategi pembelajaran aktif yang menggabungkan kelompok belajar dan kompetensi tim, dan dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman atas beragam fakta, konsep dan keterampilan. 4. Ditinjau berarti melihat (memeriksa); 10 jadi yang penulis maksud dengan ditinjau disini adalah melihat kemampuan pemahaman konsep siswa dengan melihat hasil belajar yang diperoleh siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. 9 Warsono, Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 12. 10 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit, h. 1529.

10 5. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan. 11 Jadi yang penulis maksud disini adalah kemampuan pemahaman konsep siswa. 6. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam mengerti ide abstrak tentang suatu objek atau kejadian yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan objek dalam hal menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, memilih contoh dan bukan contoh dari konsep, menerapkan konsep secara algoritma, merumuskan strategi penyelesaian, serta melakukan perhitungan sederhana. Kemampuan pemahaman konsep yang akan diteliti adalah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut terhadap materi lingkaran yang meliputi definisi lingkaran, unsur-unsur lingkaran, keliling lingkaran, dan luas lingkaran. D. Lingkup Pembahasan Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut. 1. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Penelitian dilaksanakan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. 11 Ibid, h. 909.

11 3. Penelitian dilakukan pada materi Lingkaran yaitu definisi lingkaran, unsur-unsur lingkaran, luas lingkaran, dan keliling lingkaran. 4. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dilihat dari nilai tes siswa yang dibuat sesuai dengan indikator pemahaman konsep matematika. E. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk : 1. Mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. 2. Mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan tanpa strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. 3. Mengetahui perbedaan antara kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut yang diajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament.

12 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah 1. Sebagai suatu alternatif untuk memperbaiki proses pembelajaran di bidang matematika sehingga siswa benar-benar mampu memahami konsep matematika pada materi lingkaran yang meliputi pengertian lingkaran, unsur-unsur lingkaran, keliling lingkaran, dan luas lingkaran. 2. Sebagai alternatif bagi peneliti sebagai calon guru maupun bagi para guru khususnya guru matematika MTsN 2 Gambut dalam memilih suatu strategi pembelajaran. 3. Bagi siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yaitu keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun tugas kelompok meningkat. 4. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. 5. Dapat memberikan informasi untuk penelitian yang berkenaan tentang strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin.

13 G. Alasan Memilih Judul Adapun alasan yang mendasari penulis sehingga tertarik untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament merupakan strategi pembelajaran yang menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep dan keahlian yang luas. 2. Mengingat bahwa betapa pentingnya kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika karena kemampuan pemahaman konsep matematika merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. 3. Sepengetahuan penulis belum ada yang pernah meneliti tentang strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dalam pembelajaran matematika di MTsN 2 Gambut. H. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar a. Guru mempunyai pengetahuan tentang strategi pembelajaran aktif dan mampu melaksanakannya dalam pembelajaran matematika. b. Setiap siswa memiliki kemampuan dasar, tingkat perkembangan intelektual dan usia yang relatif sama. c. Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. d. Distribusi jam belajar sama dengan yang telah ditetapkan sekolah.

14 e. Alat evaluasi yang digunakan memenuhi kriteria alat ukur yang baik. 2. Hipotesis Adapun hipotesis yang diambil dalam penelitian ini adalah : H 0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dan tanpa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. H a : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII MTsN 2 Gambut dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dan tanpa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. I. Signifikasi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. 1. Bagi Siswa Membuat suasana belajar di kelas menjadi menyenangkan dan siswa menjadi aktif dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat termotivasi dalam mengerjakan soal matematika.

15 2. Bagi Guru Sebagai bahan untuk materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. 3. Bagi Sekolah Sebagai masukan dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran yang lebih baik sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghimbau kepada guru agar strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. 4. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. J. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, lingkup pembahasan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, alasan memilih judul, anggapan dasar dan hipotesis, signifikasi penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II landasan teoritis yang berisi penjelasan tentang pengertian belajar matematika, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar matematika, pembelajaran aktif, peran guru dalam pembelajaran aktif, strategi pembelajaran aktif, prinsip

16 dan ciri-ciri pembelajaran aktif, kerangka penerapan pembelajaran aktif, strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament, kemampuan pemahaman konsep matematika, pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah, dan lingkaran. Bab III metode penelitian yang berisi jenis dan pendekatan, desain (metode) penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, desain pengukuran, dan prosedur penelitian. Bab IV adalah laporan hasil penelitian yang berisi tentang analisis hasil penelitian. Bab V adalah penutup yang berisi simpulan dan saran.