BABI. Pada masa sekarang, diketahui bahwa banyak sekali larangan dan. himbauan yang berupa tulisan maupun lisan, baik di media cetak ataupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

OPTIMALISASI PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA KASUS TANPA HAK PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA GOLONGAN I (Studi di Kepolisian Resor Kota Besar Semarang)

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 JUNI 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Juni 2013

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

BAB IV PENUTUP. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk

2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan masyarakatnya. Kondisi masyarakat yang sehat dan cerdas akan. tantangan global di masa kini dan di masa yang akan datang.

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Tgl. 24 Juni 2013, Istana Negara Senin, 24 Juni 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pengobatan manusia, yaitu sebagai obat untuk mengobati suatu

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Frans simangunsong, S.H., M.H

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika, alkohol dan zat

BAB I PENDAHULUAN. adiktif). Guna menanggulangi hal tersebut maka para pelaku pelanggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Zat yang terkandung dalam obat

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia baik secara

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

NARKOBA PADA SISWA SMK TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM :

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

Manusia itu tida.k dilahirkan dengan suatu sikap pandangan ataupun sikap

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. global yang melanda semua wilayah maupun negara di dunia. Terkhususnya di Indonesia

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK TERHADAP NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. medis merupakan suatu bentuk penyalahgunaan yang dapat berakibat fatal di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN,

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang, diketahui bahwa banyak sekali larangan dan himbauan yang berupa tulisan maupun lisan, baik di media cetak ataupun elektronik mengenai larangan penyalahgunaan narkoba. Berbagai upaya dan tindakan oleh aparat keamanan dan hukum juga telah dilakukan untuk memberantas sindikat-sindikat pembuat dan pengedar obat terlarang (Sarlito, 1988:208). Namun, masih saja ditemukan para pengedar memproduksi dan mengedarkan narkoba seperti yang tertulis di banyak media massa saat ini. Sebagai contoh, seringkali ditemui adanya seminar-seminar ataupun penyuluhan tentang narkoba, baik bahaya dan dampaknya kepada masyarakat. Namun kegiatan tersebut tidak membuat masyarakat Indonesia menjauhi narkoba. Para pengedar semakin berani melakukan aksinya dengan menjual narkoba hingga ke kampus, sekolah-sekolah seperti SMU, SMP sampai SD bahkan sampai ke Pesantren. Parahnya kondisi ini ditunjukkan dengan data naiknya jumlah penderita narkoba sebanyak 1000 persen (Tevalga S.,33). Berdasarkan pernyataan Menteri Negara Masalah-masalah Kemasyarakatan dr. Anak Agung Gde Agung, ketika membuka Rakernas ke-5 Organisasi Bersama (Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembiriaan Warga Tama) di Jakarta, Kamis tanggal 24 Februari 2000 (Pikiran Rakyat. Tg\.25/2), pada tahun 1998 diperoleh angka yang menunjukkan bahwa l

2 penderita narkoba bertambah dari sekitar 130.000 orang (menurut Badan Koordinasi Pelaksanaan Instruksi Presiden (Bakolak Inpres) ) menjadi 1,3 juta orang dan 17% diantaranya (sekitar 230.000 orang) meningga1 akibat narkoba. Peneliti juga memperoleh data bahwa terdapat kenaikan pengguna narkoba selama kurun waktu 5 tahun di wilayah Jawa Timur. Sekian banyak pengguna narkoba yang diteliti oleh peneliti sebagian besar adalah remaja yang berumur 15-25 tahun (Djauzi,2005). Tabel 1.1 Jumlah Pengedar sekaligus Pengguna Narkoba di Jawa Timur Tahun 1999 s/d 2004 1999 2000 2001 2002 2003 2004 KSS TSK KSS TSK KSS TSK KSS TSK KSS TSK KSS TSK 293 384 407 594 388 584 589 Sumber : D1t Reskoba Polda Jat1m Keterangan: KSS : Kasus; TSK: Tersangka 920 654 971 930 1282 Narkoba sudah berubah fungsi yang semula digunakan untuk pengobatan menjadi barang yang mengancam secara langsung masa depan generasi bangsa. Banyak anggota masyarakat yang belum menyadarinya dan menganggap bahwa narkoba bukan urusan mereka selama anak atau keluarganya belum menjadi korban narkoba. Mereka baru kaget dan dilanda kesedihan begitu menghadapi kenyataan bahwa anak-anak mereka sudah menjadi korban narkoba. Seperti yang terjadi pada Priyanto (Hadiman, 1999:83), Ratih anak gadis yang sangat ia sayangi ternyata sudah menjadi pecandu narkoba selama 2 tahun. Sebenarnya ia sudah merasakan adanya ketidakberesan pada diri putrinya karena putrinya tersebut yang semula gemuk dengan berat badan kira-kira 65 kg menjadi kurus. Namun setelah dilakukan pemeriksaan darah hasilnya negatif Maka,

3 Priyanto menduga bahwa putrinya sedang melakukan diet. Ia sangat kaget ketika kakaknya melaporkan bahwa Ratih sudah lama tidak pernah ikut kuliah dan nilainilai ujiannya jeblok semua. Selain itu, Ratih juga pernah ditangkap polisi karena dipergoki sedang memakai narkotika. Sejak saat itu, Priyanto bersama istri selalu mendukung dan menemani putrinya tersebut untuk mengikuti terapi penyembuhan ketergantungan narkoba. Gambaran kasus tersebut menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba pada masa remaja berdampak negatif bagi perkembangan psikologisnya. Pencobaan menggunakan narkoba dapat dipandang sebagai usaha untuk mencobacoba sesuatu yang baru dan mengandung resiko bahaya yang besar. Menurut Joewana (2005:59) remaja mempunyai keyakinan yang khas dan unik (personal fable) bahwa apa yang dapat terjadi pada orang lain (ketergantungan narkoba) tidak akan terjadi padanya. Remaja percaya bahwa menggunakan zat psikoaktif tidak akan merugikan dirinya walaupun kenyataannya menunjukkan hal yang sebaliknya (mengalami ketergantungan narkoba). Remaja yang menjadi pengguna narkoba tidak dapat menjalankan tanggungjawabnya sebagai pelajar. Remaja yang mengalami ketergantungan narkoba akan menjadi orang yang emosional, mudah putus asa dan selalu merasa tertekan karena orang yang mengalami ketergantungan kurang memiliki kemampuan untuk mengatur diri sehingga ia akan mencari bantuan dari luar dirinya (menggunakan narkoba) agar memperoleh rasa aman (Joewana,2005:63). Remaja merasa bahwa orang lain tidak mengerti dirinya, yang mengerti dirinya hanyalah narkoba.

4 Remaja pengguna narkoba merasa bahwa lingkungan tidak menerima mereka, semua yang diterima dari lingkungan bersifat negatif Menurut Klein (dalam Joewana,2005:61) bahwa pada mereka yang mengalami adiksi sering menderita depresi yang menyebabkan terjadinya fiksasi oral, rasa tidak aman (insecure), nilai diri yang rendah, dan dorongan perilaku menghancurkan diri sendiri (self distructive). Padahal kegagalan dalam tahap perkembangan di masa remaja akan menjadi dasar bagi tahap perkembangan di masa dewasa. Oleh karena itu, penyalahgunaan narkoba pada remaja penting untuk diatasi. Untuk dapat keluar dari jeratan narkoba tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak. Namun menurut Hadiman (1999:40) pihak yang paling berperan dalam penyembuhan seorang pengguna narkoba adalah keluarga. Keluarga merupakan tempat dimana seorang anak dapat mengandalkan segala yang dibutuhkan. Apapun yang dilakukan oleh seorang anak, tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dari keluarga. Menurut Taylor ( 1999:223) dukungan so sial terutama dukungan dari keluarga dapat menurunkan kesakitan yang diderita yang dalam hal ini adalah ketergantungan narkoba. Setelah beban fisik pengguna narkoba dapat diatasi, maka masih ada beban psikologis yang kadang-kadang amat berat sehingga dapat menyebabkan remaja kambuh kembali menggunakan narkoba. Oleh karena itu, perlu diwujudkan lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang paling penting adalah keluarga (Djauzi,2005). Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah menggunakan narkoba di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat berharga.

5 Bahkan menurut Leavy (Weiten, 1992:487), dukungan sosial adalah obat yang baik bagi jiwa. Bagi para pengguna narkoba yang sedang dalam masa penyembuhan, dukungan sosial dari keluarga sangat berpengaruh. Demikian pula menurut Rodin dan Salomey (Smet: 133) keluarga merupakan sumber dukungan moral yang paling penting. Dukungan sosial yang diberikan akan menolong individu merasakan kondisi lebih baik (Bishop, 1994: 170). Dalam hal ini Priyanto pun rela menjual harta bendanya demi kesembuhan Ratih. Seperti yang dijelaskan oleh Santrock (1999:347), bahwa dukungan sosial juga hal yang berpengaruh dalam proses penyembuhan pengguna narkoba. Berbagai literatur yang peneliti baca, selain dukungan sosial, dorongan dari dalam individu merupakan faktor utama dalam keberhasilan untuk sembuh dari penggunaan narkoba. Maka dari itu peneliti ingin meneliti dukungan sosial yang berasal dari keluarga. Keluarga yang dimaksud peneliti adalah keluarga besar dari pengguna narkoba tidak terbatas keluarga inti saja dimana keluarga besar tersebut bisa kakek, nenek, paman, bibi, saudara sepupu, dll. Namun dukungan sosial yang berasal dari keluarga tidaklah cukup apabila tidak didukung dengan motivasi untuk sembuh dari pengguna riarkoba itu sendiri. Mengetahui hal tersebut maka peneliti pun berkeinginan mengetahui hubungan antara persepsi dukungan sosial oleh keluarga dengan motivasi untuk sembuh pada penderita narkoba. Seperti yang ditulis oleh Khairuddin (1997:9) bahwa di dalam keluarga masing-masing orang yang berada di dalamnya memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan satu sama lain akan tugasnya. Maksudnya adalah bila dalam suatu keluarga terdapat anggotanya yang tidak melaksanakan

6 tugasnya (seorang anak tugasnya belajar, ayah tugasnya mencari nafkah, dll) maka sebagai anggota yang lain wajib mengingatkan agar tidak terulang lagi. 1.2. Batasan Masalah Penelitian. Peneliti akan membatasi masalah-masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pengguna narkoba dengan batas usia antara 17-21 tahun (remaja). Pada usia tersebut seseorang sedang menjalani masa peralihan dari usia remaja memasuki usia dewasa. 2. Dukungan sosial yang diteliti oleh peneliti merupakan persepsi penelitian terhadap dukungan yang berasal dari keluarga. Keluarga yang dimaksud peneliti adalah keluarga besar, tidak terbatas pada keluarga inti saja. 3. Peneliti akan meneliti pengguna narkoba yang pertama kali masuk rehabilitasi atau yang belum pernah relaps. 4. Penelitian ini bermaksud untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial oleh keluarga dengan motivasi untuk sembuh pada remaja pengguna narkoba. Jadi penelitian ini bersifat korelasi. 1.3. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan penjelasan pada Jatar belakang masalah penelitian yang sudah dijelaskan tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial oleh keluarga dengan motivasi untuk sembuh pada remaja pengguna narkoba?

7 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial oleh keluarga dengan motivasi untuk sembuh pada remaja pengguna narkoba. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk menambah kajian pustaka Psikologi Perkembangan mengenm Psikologi, terutama Psikologi Keluarga, yaitu mengenai hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial oleh keluarga terhadap remaja pengguna narkoba selama masa penyembuhan mereka. Selain itu juga untuk menambah kajian dari sudut pandang Psikologi Klinis dan Kesehatan. 2. Manfaat Praktis a. Peneliti Jika hasil penelitian ini signifikan maka hasilnya diharapkan dapat rrienambah pengetahuan peneliti bahwa dukungan sosial oleh keluarga sangatlah penting terhadap pengguna narkoba selama menjalani masa penyembuhan. b. Keluarga Pengguna Narkoba Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi kesembuhan pengguna narkoba. Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan tiap-tiap anggota keluarga dapat saling menjalankan fungsinya

8 masing-masing demi kesembuhan anggota keluarganya untuk keluar dari pengaruh narkoba. c. Lembaga Rehabilitasi Keluarga merupakan faktor penting dalam mendorong seseorang yang terlibat narkoba untuk sembuh. Jika hasil penelitian ini signifikan maka diharapkan hasilnya dapat menjadi bahan pertimbangan agar lembaga rehabilitasi dapat lebih memperhatikan mengena1 dukungan sosial oleh keluarga.