BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 tersebut telah diatur pada pasal 31 ayat 2 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) formal yaitu Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini yang berlangsung (0 6) tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsifungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14). Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 Ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib 1

2 mencerdaskan kehidupan bangsa yang menciptakan salah satu tujuan negara Indonesia. Pendidikan merupakan usaha sadar mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Tujuan Taman Kanak- Kanak berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0486/U/92 tentang Taman Kanak-kanak adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh pertumbuhan anak serta perkembangan selanjutnya. Hal ini diperkuat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 1 ayat 4, pendidikan anak usia dini adalah: Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. PAUD merupakan pelayanan yang ditujukan kepada anak anak sejak dini usia yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap berikutnya. Berfungsi sebagai bentuk pendidikan yang fundamental dalam kehidupan seorang anak, karena pendidikan di masa ini sangat menentukan keberlangsungan anak itu sendiri juga bagi suatu bangsa. Jadi Pendidikan TK juga membantu pertumbuhan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki jalur pendidikan sekolah. Dengan mengikuti pendidikan TK diharapkan anak memiliki kemampuan untuk mengenal huruf dan angka yang sangat diperlukan dalam tingkatan pendidikan.

3 Dalam pasal 28 ayat 3 Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini yaitu 1) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas TK dan RA; 2) Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang (TPA dan KB); 3) Pendidikan informal adalah jenis pendidikan keluarga dan lingkungan. Jadi TK merupakan salah satu bentuk PAUD yang diselenggarakan secara formal dan dalam pembelajarannya harus berorientasi kepada kebutuhan. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis yaitu intelektual, bahasa-motorik, dan sosio-emosional. Adapun pendidikan di TK pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. Untuk mencapai tujuan TK ada beberapa aspek yang dikembangkan dalam lingkup perkembangan nilai agama dan moral, sosial, emosional, bahasa, fisik motorik, dan kognitif (Kurikulum Standart Kompetensi, 2009: 8-11). Lingkup perkembangan kognitif pada konsep bentuk warna ukuran dan pola meliputi tingkat pencapaian perkembangan mengenal pola Ab-AB dan ABC-ABC. Contohnya : anak dapat meronce gambar dan angka sesuai pola Ab-AB dan ABC-ABC serta dapat bermanfaat bagi masa depan anak seperti anak dapat berjualan bermacam-macam kebutuhan sehari-hari dan dapat menghitung laba dan rugi setelah berjualan.

4 Permainan berhitung di TK penting karena dapat mengembangkan ketrampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Secara mental anak siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar seperti konsep bilangan, lambang bilangan, warna bentuk, ukuran, ruang dan posisi melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan. Permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak, karena masa TK salah satunya sebagai masa bermain (Sistem Pendidikan Nasional, 2000: 1-2). Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep bilangan yang merupakan dasar bagi perkembangan kemampuan matematika. Permainan akan mengarahkan anak tumbuh dan berkembang pada seluruh aspek-aspek perkembangan dirinya arti permainan bagi anak sangatlah berpengaruh pada anak dalam pengenalan kemampuan berhitung terutama pada aspek kognitif. Pembelajaran dengan bermain mempermudah anak untuk berpikir serta anak pun merasa memiliki kesenangan tersendiri, sehingga aspek kognitif yang sangat membutuhkan pemikiran yang lebih besar untuk dilakukan sebagai strategis permainan. Permainan yang dapat membuat anak senang dengan alat peraga yang akan dapat memperlancar kreatif anak dalam berhitung. Dalam perkembangan anak usia 5 tahun menunjukkan kemampuan: 1) dapat mengurutkan benda; 2) dapat mengelompokkan benda; 3) dapat membedakan antara fantasi dan realitas; 4) menggunakan bahasa untuk kategorisasi secara agresif; 5) mulai tertarik pada angka 6) tidak lagi

5 menggunakan latihan secara spontan dalam tugas-tugas ingatan; 7) dapat mengikuti tiga praktik yang tidak berkaitan (Tadkirotun Musfiroh, 2005: 195) Seharusnya kemampuan berhitung anak TK Aisyiah Jungke Karanganyar sudah mulai menyenangi permainan berhitung antara lain : 1) Secara spontan telah menunjukkan ketertarikan pada aktifitas permainan berhitung; 2) Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman; 3) Anak mulai menghitung benda-benda yang ada disekitarnya secara spontan; 4) Anak mulai membanding-bandingkan benda-benda dan pertistiwa yang ada disekitarnya; 5) Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada disekitarnya tanpa di sengaja (Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2007: 12). Pembelajaran berhitung di TK Aisyiyah Bibis Jungke Karanganyar kurang menerapkan metode yang menarik bagi anak sehingga anak kurang tertarik pada angka. Semua itu menjadi sebab kurang tertariknya anak pada berhitung. Beberapa permasalahan yang ditemukan dari hasil observasi, yaitu a) Dari 22 anak kemampuan berhitung Kelompok B masih rendah yaitu berjumlah 17 anak; b) Anak yang lancar berhitung berjumlah 5; c) Dari 22 anak yang mengetahui lambang bilangan berjumlah 4 anak; d) Dari 22 anak yang tidak lancar menghitung berjumlah 18 anak; e) Dari 22 anak yang dapat menjumlah bilangan berjumlah 3 anak; f) Kurang tersedianya media pembelajaran berhitung yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang menyenangkan siswa; g) Kurangnya kreatifitas guru dalam penyampaian pembelajaran berhitung; serta h) Perhatian anak belum fokus karena pada usia dini anak masih ingin bermain dengan teman-temannya.

6 Bermain meronce gambar dan angka diharapkan anak akan tertarik dan menikmati pembelajaran berhitung dan permainan ini diharapkan anak mengenal berhitung sejak dini. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN MERONCE PADA TK AISYIYAH BIBIS JUNGKE KABUPATEN KARANGANYAR". Permainan berhitung permulaan melalui permainan meronce gambar dan angka dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan motorik halus anak. Melalui permainan meronce gambar dan angka secara tidak langsung anak dapat berhitung permulaan 1 10 dan anak merasa senang bermain meronce gambar dan angka. B. Pembatasan Masalah Dalam penulisan ini membatasi permasalahan pada: a. Permainan meronce gambar dan angka b. Kemampuan berhitung permulaan 1-10 untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah permainan meronce dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak di TK Aisyiyah Bibis Jungke Karanganyar?

7 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan: a. Secara umum Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak di TK Aisyiyah Bibis Jungke Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. b. Secara khusus Untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui permainan meronce gambar dan angka. E. Manfaat Penelitian Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam menjawab masalah-masalah yang dihadapi di sekolah. Oleh karena itu penulis secara rinci mengemukakan manfaat penelitian ini adalah mendorong guru untuk menggunakan media atau peraga dalam mengajarkan berhitung permulaan melalui meronce. a. Manfaat teoritis 1) Menambah khazanah ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui permainan meronce bagi anak TK Aisyiyah Bibis Jungke Kabupaten Karanganyar. 2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

8 b. Manfaat praktis 1) Manfaat bagi anak Meningkatkan ketertarikan belajar berhitung permulaan bagi anak Kelompok B TK Aisyiyah Bibis Jungke Kabupaten Karanganyar. 2) Manfaat bagi guru Mempermudah guru dalam menyampaikan penerapan inovasi pembelajaran berhitung permulaan dengan permainan meronce gambar dan angka.