BAB I PENDAHULUAN. khususnya Kabupaten Sleman. Pertumbuhan bisnis ini dapat mewujudkan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus berproses untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PELANGGARAN ASAS HUKUM PERSAINGAN USAHA (DEMOKRASI EKONOMI) OLEH RETAIL MODERN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ketertiban dalam hidup bermasyarakat. Untuk. kepentingan-kepentingan yang ada di dalam masyarakat.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan atau data sekunder, dengan mengkaji mengenai asas-asas, norma,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia yang demikian pesat tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. (Contoh Surat Peringatan yang diberikan oleh Pemda Sleman Kepada Toko. Modern yang Melakukan Pelanggaran)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB 2 KONDISI INDUSTRI PERPASARAN DAN PERSAINGAN DI DALAMNYA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB III METODE PENELITIAN. norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin kompetitif

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

Salinan NO : 4/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2014

BISNIS RITEL WARALABA BERDIMENSI HUKUM PERSAINGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 8

BAB II KERANGKA TEORI. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain,

2016, No. -2- Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indones

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif-terapan. Penelitian ini meneliti

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT,

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB 1V NILAI KEADILAN USAHA WARALABA INDOMARET DAN ALFAMART. A. Prinsip-prinsip Keadilan Bisnis Waralaba di Kecamatan Pesantren Kota

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan. normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakan

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2016

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder seperti peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah, buku-buku

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

WALIKOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menyerahkan fee dari keuntungan yang diperoleh ke pemilik lisensi. Jenis

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Peraturan...

I. PENDAHULUAN. adanya perjanjian franchise. Franchise, adalah pemberian hak oleh franchisor

BAB II. Teori dan Kajian Pustaka. terpillih dapat dilihat sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 17-A TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

MASUKAN KAMI TERIMA PALING LAMBAT TANGGAL 18 OKTOBER 2017

III. METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mempelejari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta telah melaksankan ketentuan-ketentuan aturan hukum jaminan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN MUARA ENIM

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana dunia bisnis di Indonesia sudah mulai maju. Hal ini dapat dilihat semakin banyak bisnis-bisnis yang tumbuh di berbagai daerah Indonesia, seperti Yogyakarta khususnya Kabupaten Sleman. Pertumbuhan bisnis ini dapat mewujudkan kesejahteraan dan membawa keuntungan bagi masyarakat dengan melakukan bisnis waralaba. Berbagai macam cara untuk berwirausahawan, sebagai contoh menciptakan bisnis itu sendiri atau dengan membeli merek dagang dengan berbagai macam sistem bisnisnya yaitu dengan istilah Franchise. Dewasa ini yang sedang merajalela untuk dunia bisnis franchise yaitu usaha minimarket. Keberadaan minimarket biasanya dimiliki pemegang modal besar, yang dengan modalnya itu mereka dengan mudah mengembangkan usahanya. Menambahkan lebih besar jaringan bisnisnya, minimarket-minimarket saat ini berlomba menawarkan sistem waralaba yang memungkinkan para pemilik modal besar lainnya ikut melebarkan usahanya minimarket tersebut. Para pemilik modal besarlah yang mampu menikmati keuntungan yang cukup besar itu, karena konsep jaringan yang dibangun oleh usaha minimarket ini sangat modern. Perkembangan usaha wirausaha saat ini pada kenyataannya bersaing secara tidak sehat antara pengusaha minimarket dengan sistem franchise membawa dampak buruk terhadap pengusaha kecil, toko-toko tradisional yang sering disebut dengan toko kelontong. 1

2 Sebuah minimarket merupakan salah satu bisnis yang diwaralabakan, yaitu Indomaret, dengan sebutan kata Indomaret saja masyarakat sudah tidak asing lagi mendengarnya, hampir setiap daerah pun ada minimarket tersebut. Indomaret telah melakukan posisi yang dominan di beberapa Daerah Sleman yaitu Demangan Baru dan Jalan Kaliurang Km6-km10 yang sangat dekat sekali dengan toko tradisional berdirilah sebuah minimarket Indomaret yang lebih besar dari toko-toko tradisional. Pemerintah Kabupaten Sleman membuat Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Penataan Lokasi Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan. Dalam Peraturan Bupati Sleman pasal 6 dijelaskan mengenai jarak minimal pendirian toko modern, yaitu 500 meter dari toko tradisional dan 1000 meter dari pasar tradisional. Terbukti di daerah Jalan Kaliurang sekitar km6-km10 dan Demangan Baru yang keduanya tersebut merupakan wilayah Sleman minimarket Indomaret berdekatan dengan toko tradisional, bahkan jarak sendiri kurang 500 meter dari yang ditentukan oleh peraturan tersebut. 1 Banyaknya minimarket tersebut akan membawa dampak buruk terhadap toko-toko tradisional,warung kecil yang tadinya untuk mata pencaharian mereka, dengan adanya Indomaret posisi dominan tersebut turunnya omzet di beberapa toko-toko tradisional karena kalah untuk bersaing dari segi kenyamanan tempat yang lebih bagus dengan ruangan ber-ac, dengan mudahnya memilih dan mengambil sendiri barang yang akan kita beli, komputerisasinya cangggih karena beberapa syarat fasilitas yang diberikan oleh perjanjian jaringan minimarket ini, 1 http://www.krjogja.com/news/detail/80279/perbup.no.13.dan.45.2010.belum.maksimal.jaga. Pasar.Tradisional.html

3 memberikan label harga pada barang untuk kemudahan pembelian konsumen. 2 Masyarakat setempat akan lebih memilih berbelanja kebutuhan sehari-hari mereka dengan memilih ke minimarket daripada ke toko tradisional, karena mungkin kurangnya kenyamanan dengan kecilnya toko tersebut jika ramai sedikit sudah berdesakan sehingga membuat masyarakat jenuh dan malas untuk berbelanja, tidak dapat memilih sendiri dengan apa yang kita beli, penghitungannya secara manual atau mungkin sekarang lebih cepat menggunakan kalkulator. Semakin banyaknya minimarket Indomaret ini, secara perlahan dan otomatis omzet penjualan toko tradisional akan berkurang dan dapat mengakibatkan matinya kegiatan warung tersebut sehingga kehilangan mata pencaharian mereka. Minimarket Indomaret diduga melanggar Undang-Undang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat pada pasal 25 ayat (1) yang berbunyi Pelaku Usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk: a) menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas, atau b) membatasi pasar dan pengembangan teknologi, atau c) menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar bersangkutan. Pasal 1 ayat (4) karena memiliki posisi dominan, yaitu menguasai pangsa pasar karena kemampuan keuangan dan kemampuan akses pasokan. Semakin membanjir bisnis waralaba ini, dengan para pengusaha yang tidak puas dengan usaha mereka. 3 Pendiri dari franchise atau yang disebut dengan franchisee yaitu penerima hak 2 Adrian Sutedi,SH.,M.H.,2008,Hukum Waralaba Penerbit Ghalia Indonesia. 3 Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat No. 5 Tahun 1999.

4 dari pemilik hak franchisor melakukan usaha tidak sehat tanpa membatasi tempat di daerah yang sama, tetapi dengan kenyataan yang ada mereka bersaing tidak sehat dan tidak sesuai dengan hukum waralaba yang telah diaturnya. Menguasai daerah tersebut dengan mendominan usaha mereka sendiri tanpa melihat pengusaha kecil lainnya. Bagi pengusaha kecil seperti pemilik toko-toko tradisional tersebut akan terancam sepi dengan pelanggan yang sedikit berdatangan membeli barang mereka, karena pasarnya sudah dikuasai oleh pengusaha franchise di daerah tersebut. Rencana Indomaret yang akan membuka usahanya lagi dan dibiarkan terus menerus di daerah yang tidak jauh dengan usahanya itu, maka pengusaha kecil akan terancam kehilangan mata pencaharian mereka dan semakin banyak masyarakat miskin. Berdasarkan dari permasalahan tersebut maka penelitian dari Pengaturan tentang posisi dominan minimarket khususnya Indomaret dengan sistem franchise agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Persaingan Usaha Tidak Sehat dan mengenai Peraturan Bupati Sleman nomor 13 tahun 2010 pasal 6 tentang penataan lokasi toko modern dan pusat perbelanjaan, sehingga penulisan ini diberi judul Pengaturan Tentang Posisi Dominan Minimarket Dengan Sistem Franchise Dan Dampaknya Terhadap Toko-Toko Tradisional.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan dalam penelitian ini maka : 1. Bagaimanakah pengaturan posisi dominan dengan keberadaan minimarket Indomaret bersistem franchise (waralaba) yang bertentangan dengan Pasal 1 ayat (4) Jo. Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat? 2. Bagaimanakah pelaksanaan dalam Pasal 6 Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Penataan Lokasi Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan terhadap jarak yang kurang dari 500 meter dari toko-toko tradisional? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaturan tentang posisi dominan minimarket khususnya Indomaret di Daerah Sleman, mengingat bahwa pelaku usaha menengah yang telah melakukan praktek bisnis monopoli dengan usaha mereka yang bertentangan dengan Pasal 1 ayat (4) Jo. Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Mengetahui pelaksanaan dalam Pasal 6 Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Penataan Lokasi Toko Modern mengenai jarak yang sudah ditentukan oleh Bupati Sleman, tetapi dengan kenyataannya masih banyak minimarket Indomaret yang jaraknya kurang dari 500 meter dengan toko-toko tradisional.

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis 1. Perkembangan ilmu hukum berbisnis ini, diharapkan agar pelaku pengusaha dengan jumlah modal yang besar dapat bersaing secara sehat dengan pengusaha lainnya khususnya dengan pengusaha kecil. 2. Penelitian mengharapkan agar memberikan kesempatan bagi pengusaha kecil untuk mendapatkan pelanggan atau konsumen di usaha mereka. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi para pengusaha franchise khususnya Minimarket Indomaret di Daerah Sleman yang tidak sesuai dengan undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 pasal 1 ayat (4) dan pasal 25 ayat (1) dengan Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2010 pasal 6 2. Bagi masyarakat pada umumnya terlebih bagi para konsumen yang berada di daerah Demangan Baru Yogyakarta dan Jalan Kaliurang Km6-km10. E. Keaslian Penelitian Penulisan Hukum / skripsi yang judulnya mengenai Pengaturan Tentang Posisi Dominan Minimarket Dengan Sistem Franchise Dan Dampaknya Terhadap Toko-Toko Tradisional berdasarkan penelusuran melalui media elektronik seperti internet dan perpustakaan Fakultas Hukum Atmajaya pada tanggal 30 April 2012, belum ada ditemukan penulisan hukum dengan judul yang sama yang dibuat oleh penulis, namun terdapat penulis lain yang penelitian sedikit sama

7 dengan judul Kajian Perpes Nomor 112 Tahun 2007 Terhadap Perlindungan Pasar Tradisional disini penulisnya bernama Fina Retno Ningsih,S.H. melakukan penelitian di Yogyakarta toko modern dan pasar tradisional dengan Peraturan Presiden. Toko modern yang dimaksudnya adalah berbagai macam seperti Supermarket, Hypermarket, Minimarket, sehingga tidak hanya satu toko modern saja melainkan mencakup semuanya yang ditelitinya. Pasar tradisional yang dimaksud Pasal 1 ayat (2) Perpres Nomor 112 Tahun 2007 adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, los, kios, dam tenda yang dimilik atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Pengaturan aspek zonasi dan waktu operasisonal ditentukan oleh Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2007 Pasal 4 ayat (1). Perbedaan yang terlihat disini, yaitu bahwa Saya menulis tentang Posisi Dominan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pasal 21 ayat (4) Ju Pasal 25 ayat (1) yang dilakukan oleh Minimarket Indomaret di Daerah Sleman dan mengenai jarak melalui Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2010 Pasal 6 yang dimaksud adalah jarak antara Minimarket dengan Toko Tradisional 500 meter, tetapi dengan kenyataan yang diteliti jarak antara toko tradisional dengan Minimarket Indomaret kurang dari 200 meter sehingga pengaruh terhadap toko tradisional cukup besar.

8 Penulis akan meneliti dari judul diatas tentang maraknya minimarket yang bersistem franchise telah memiliki beberapa posisi dominan di Daerah Sleman Demangan Baru dan Jalan Kaliurang Km6-km10 yang begitu dekat dengan jarak toko-toko tradisional. Sejauh pengetahuan penulis, rumusan masalah tersebut belum pernah ditulis oleh penulis lainnya.maka dari itu, penelitian ini adalah hasil karya penulis asli dan diteliti oleh penulis, bukan dari suatu hasil duplikasi atau plagiat dari peneliti lainya. Jika suatu saat ada kesamaan dalam penulisan, maka tulisan ini memiliki ciri khusus yaitu dengan tujuan untuk memperhatikan perundang-undangan yang sesuai dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 pasal 1 ayat (4) Ju pasal 25 ayat (1) dengan pasal 6 Peraturan Daerah Peraturan Bupati Sleman nomor 13 tahun 2010 Tentang Penataan Lokasi Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan. F. Batasan Konsep Dalam penulisan ini penulis akan menjelaskan mengenai Pengaturan Tentang Posisi Dominan Minimarket Dengan Sistem Franchise Dan Dampaknya Terhadap Toko-Toko Tradisional. 1. Pengaturan Pengaturan adalah suatu cara atau proses untuk mengatur suatu aturan tentang pendirian minimarket. 2. Posisi Dominan Posisis Dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar

9 yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan,kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu. 4 3. Minimarket dengan sistem waralaba (franchise) Minimarket dengan sistem waralaba (waralaba) adalah minimarket yang memiliki hak khusus yang dimilik leh perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan cirri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh para pihak berdasarkan perjanjian waralaba (franchise). 4. Dampak Dampak ialah akibat buruk yang akan terjadi sehingga menyebabkan ruginya pengusaha kecil atau toko-toko tradisional. 5. Toko tradisional Toko tradisional adalah toko yang dikelola dengan sistem konvensional atau kebiasaan antara penjual dan pembeli, dan menjual berbagai jenis barang secara eceran tanpa mempergunakan sistem seperti toko modern. G. Metode Penelitian Judul yang diajukan oleh penulis adalah Pengaturan Tentang Posisi Dominan Minimarket Dengan Sistem Franchise Dan Dampaknya terhadap Toko- Toko Tradisional, sehingga jenis penelitian ini adalah penelitian normatif yaitu 4 Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat No. 5 Tahun 1999.

10 penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan perundangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin (ajaran). 5 Penelitian normatif ini dapat dilakukan dengan meneliti bahan-bahan pustaka merupakan data sekunder sebagai data utamanya. 1. Sumber Data Penelitian hukum normatif ini menggunakan sumber data sekunder yang terdiri dari : a. Bahan Hukum Primer Bahan Hukum Primer yaitu data yang terdiri dari peraturan perundang-undangan (hukum positif) terdiri dari : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba. 3. Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Penataan Lokasi Toko Modern Dan Pusat Perbelanjaan 4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 03/KPPU-L-I/2000 b. Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan-bahan pustaka yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang akan diperoleh dari buku-buku tentang hukum waralaba (franchise), buku-buku 5 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Penerbit Pustaka Pelajar, hlm.34.

11 tentang minimarket bersistem waralaba (franchise), asas-asas hukum, dan pendapat hukum dalam literatur, tinjauan pustaka, jurnal, hasil penelitian, surat kabar, internet dan wawancara yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. 2. Metode Pengumpulan Data terdiri dari : a. Studi Kepustakaan yaitu dengan melakukan kajian terhadap peraturan perundang-undangan, hasil penelitian dan pendapat Sarjana Hukum yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Selain itu juga mengumpulkan data dari buku-buku, tinjauan pustaka, jurnal, surat kabar, dan internet. b. Wawancara yaitu penulis juga menggunakan metode interview atau wawancara yang dilakukan dengan narasumber tetapi hanya sebagai data pelengkap saja. Keuntungan yang diperoleh penulis dari narasumber dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam sehingga dapat menambah kesempurnaan penulisan ini. Metode ini merupakan data primer sebagai data pendukung yang hanya sebagai data pelengkap, karena penelitian ini adalah penelitian normatif. 3. Metode Analisis Data dilakukan terhadap : a. Bahan Hukum Primer yang berupa peraturan perundang-undangan sesuai dengan ilmu hukum normatif yaitu analisis hukum positif, deskripsi hukum positif, sistematisasi huku positif, analisis hukum positif dan menilai hukum positif.

12 b. Bahan Hukum Sekunder yaitu data yang diperoleh penulis dari Narasumber kemudian dibandingkan dengan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dan ditarik kesimpulan permasalahan hukum yang akan diteliti. 4. Proses Berpikir Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan secara kualitatif yaitu Analisis yang diperoleh berdasarkan informasi dari literatur, buku-buku, website, sehingga data yang diperoleh disajikan dalam kalimat logis untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang akan diteliti,dan menggunakan metode berpikir deduktif yaitu analisis data yang pengetahuan bersifat umum dan bertitik tolak dari pengetahuan itu sehingga ditarik dari suatu pengetahuan yang bersifat khusus. H. Sistematika Penulisan Bagi para pembaca untuk memahami penulisan ini, maka penulis akan memudahkannya dengan membagi tiga bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka, batasan konsep, metode penelitian. BAB II : PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari pengaturan pendirian tentang bagaimana minimarket yang bersistem franchise dan dampaknya terhadap toko-

13 toko tradisional. Tinjauan umum mengenai posisi minimarket yang mendominan di daerah Demangan Baru dan Jalan Kaliurang Km6- km10, Sleman Yogyakarta. BAB III : PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.