PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP JALANCAGAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

MODEL PEMBELAJARAN OSBORN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI MTs NEGERI I SUBANG

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGMI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Visual Thinking Disertai Aktivitas Quick On The Draw Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Melalui Pembelajaran Matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs SE KECAMATAN SUTERA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa MTS

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maya Siti Rohmah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 2, November 2015

PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIKA TINGKAT TINGGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

ABSTRAK. Kata kunci: Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif, Think Talk Write. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN LOGIS MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY METHODS DI KELAS X SMA NEGERI 2 SIGLI. Fithri Angelia Permana

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES- TOURNAMENTS

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

IMPLEMENTASI STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP 1 KARAWANG TIMUR

Dosen Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung.

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP JALANCAGAK Nurjanah 1, Fitriani 1, Nani 2 1 Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia 2 SMP Negri 1 Jalancagak Subang ABSTRAK Penelitian ini merupakan studi eksperimen untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan pendekatan Open-ended melalui kegiatan Lesson Study. Penelitian ini melibatkan guruguru MGMP Bandung Barat dengan Gugus MGMP Jalancagak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) melakukan pembelajaran melalui pendekatan Open-ended bukan merupakan hal yang mudah baik bagi guru maupun bagi siswa. Oleh karena itu, agar pelaksanaan pembelajaran menggunakan Openended berhasil dengan baik, perlu pendampingan dan pengkajian bersama, sehingga setiap guru bisa menerapkannya sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi yang dimiliki setiap sekolah. Untuk menyebarluaskan suatu perubahan atau inovasi dalam pembelajaran, tidak cukup hanya dengan menyampaikan prosedur untuk melakukan pembaharuan itu saja, namun perlu pemahaman dan wawasan guru yang memadai, keyakinan (belief) guru tentang perubahan itu, dan kemampuan guru untuk melakukan perubahan ke arah yang lebi baik, 2) terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa setelah mendapatkan pendekatan Open-ended. Berdasarkan hasil perhitungan, ratarata skor gain ternormalisasi kelas eksperimen adalah 0,49 hal ini menunjukkan bahwa gain kelas eksperimen tergolong dalam kategori sedang, 3) yang diberikan pendekatan Open-ended lebih baik daripada siswa yang diberikan pembelajaran konvensional, dan (4) sikap siswa yang menggunakan pendekatan Open-ended positif. Kata kunci: komunikasi matematik, lesson study, pendekatan open-ended ABSTRACT This research is an experimental study to improve the communication skills of students with mathematical Open-ended approach through Lesson Study. The study involved teachers MGMPs West Bandung, MGMPs Jalancagak Force. The results showed that 1) do learning through openended approach is not an easy thing for both teachers and students. The implementation of using open-ended need mentoring, so that each teacher can implement it in accordance with the circumstances, conditions, and potential of each school. To propagate a change or innovation in learning, is not enough to convey the renewal procedure for doing that, but need understanding and insight adequate teachers, 2) there is an increase in students' mathematical communication skills after getting open-ended approach. Based on calculations, the average score gain normalized experimental class is 0.49 suggesting that the gain of the experimental class were classified in middle categories, 3) mathematical communication skills of students who are given open-ended approach is better than conventional learning, and 4) the attitude of students using mathematics learning with open-ended approach is positive. Keywords: lesson study, mathematical communication, open-ended approach PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan matematika merupakan tanggung jawab, sekolah, guru, orang tua dan masyarakat pada umumnya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dengan menerapkan Kurikulum 1994 yang kemudian terus berkembang dan diperbaiki hingga sekarang menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Khusus mengenai pembelajaran matematika, pada KTSP dijelaskan bahwa 9

10 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 10-15 pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan : 1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep dan algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2. menggunakan komunikasi matematik pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4. mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Lima tujuan pembelajaran matematika yang tercantum pada buku pedoman pelaksanaan KTSP adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pada pelajaran matematika, dimana salah satu komponen yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Kemampuan komunikasi matematik perlu dibangun dalam diri siswa. Karena hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Lindquist berdasarkan pada National Council of Teachers of Mathematics (Andriani, 2007) yaitu kemampuan komunikasi dalam matematika perlu dibangun agar siswa dapat: (1) merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan matematika dalam berbagai situasi, (2) memodelkan situasi dengan lisan, tulisan, gambar grafik dan secara aljabar, (3) mengembangkan pemahaman terhadap gagasan matematik termasuk peranan definisi dalam berbagai situasi matematika, (4) menggunakan keterampilan membaca, mendengar dan menulis menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematik, (5) mengkaji gagasan matematik melalui konjektur dan alasan yang meyakinkan, (6) memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam pengembangan gagasan matematik. Lindquist (Andriani 2007) mengemukakan bahwa pentingnya kemampuan komunikasi dalam matematika yaitu kita akan memerlukan komunikasi dalam matematika jika hendak meraih secara penuh tujuan sosial seperti melek matematika, belajar matematika seumur hidup dan matematika untuk semua orang. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih rendah. Dari hasil penelitian yang dilakukan Firdaus (2005), ditemukan bahwa masih tergolong rendah. Terdapat lebih dari separuh siswa memperoleh skor kemampuan kurang dari 60% dari skor ideal, sehingga kualitas kemampuan komunikasi matematik siswa belum dalam kategori baik. Temuan ini juga serupa dengan temuan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wihatma (2004), dan Ansari (2003). Pada penelitian yang dilakukan oleh Wihatma ditemukan data bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa dalam memberikan alasan logis pada pernyataan hanya 30 %, kemampuan siswa untuk mengubah uraian pada model matematika hanya 47% dan kemampuan siswa dalam mengilustrasikan ide matematika 53%. Begitu juga dalam penelitian Ansari yang menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide matematika masih kurang. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Salah satu upaya untuk membangun adalah melalui penerapan model pembelajaran yang tepat, yang salah satunya yaitu dengan menerapkan menggunakan pendekatan Open-ended. Pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-ended dapat membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola

Nurjanah, Fitriani, Nani, Penerapan Pendekatan Open-Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP melalui Lesson Study Berbasis MGMP Jalan Cagak 11 pikir matematika serta dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan elaborasinya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-ended merupakan hal baru bagi beberapa sekolah, sehingga perlu pengenalan dan bimbingan oleh guru, karena biasanya siswa akan merasa kesulitan dalam memahami materi dengan cara yang asing bagi mereka, apalagi dengan pendekatan konstruktivisme. MGMP Matematika adalah suatu wadah perkumpulan guru matematika yang cukup tepat untuk membantu melaksanakan berbagai inovasi pembelajaran yang dikembangkan oleh dosen dan dilaksanakan di sekolah oleh guru- guru di lapangan. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan pendekatan pembelajaran openended yang dilaksanakan oleh guru-guru MGMP Kabupaten Subang dengan Gugus MGMP Jalancagak, (2) mengetahui peningkatan komunikasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-ended, (3) mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-ended lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran matematika melalui ekspositori, (4) mengetahui sikap siswa terhadap menggunakan pendekatan Open-ended. METODE Studi ini adalah suatu penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pre test-post test control group atau desain kelompok kontrol pretespostes (Ruseffendi, E.T, 1998). Subjek populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Jalancagak. Dari seluruh kelas di SMP Negri 1 Jalancagak, diambil 2 kelas yaitu kelas IX A sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol secara acak. Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan komunikasi matematik, skala sikap, lembar wawancara dan lembar observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan penerapan pendekatan pembelajaran open-ended yang dilaksanakan oleh guru-guru MGMP Kabupaten Subang dengan Gugus MGMP Jalancagak a. Strategi Sosialisasi Model yang Dihasilkan Maksud dari kegiatan sosialisasi dari model pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara yang efektif untuk memperkenalkan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-ended kepada guru sehingga dapat mengimplementasikannya di kelas. Oleh karena itu, kegiatan yang harus dilakukan adalah bekerja sama dengan guru matematika SMP agar mereka memahami dan menerapkan pendekatan Open-ended. Untuk itu, kegiatan sosialisasi dimulai dengan bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika Gugus Jalan Cagak Ciater. Kegiatan dengan MGMP ini dimulai dengan pertemuan pertama yaitu merencanakan pembelajaran yang diawali dengan menjelaskan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu pendekatan Openended. Kegiatan perencanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok guru yang mengajar kelas VII, VIII, dan IX. Seluruh guru diberi penjelasan tentang pendekatan Open-ended beserta permasalahannya di lapangan. Setelah selesai memberi pencerahan penulis menugaskan guru untuk mengambil topik tertentu yang akan dijadikan bahan untuk melaksanakan open lesson di kelas. Tiap kelompok guru diarahkan membuat bahan ajar dengan pendekatan Open-ended pada tiap jenjang dan topik yang berbeda.

12 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 10-15 Pada perencanaan pembelajaran kedua tiap kelompok guru mulai membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan bahan ajar yang bercirikan pendekatan Open-ended yang dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik. Setelah komponen pembelajaran seperti RPP, bahan ajar, dan media pembelajaran disiapkan oleh kelompok masing-masing, setiap kelompok diwajibkan untuk melakukan uji coba bahan ajar yang akan ditampilkan. Dari ketiga kelompok guru yang paling siap untuk dijadikan kelas penelitian adalah kelas IX dengan guru modelnya Bu Nani dari SMP Negri 1 Jalancagak. b. Kegiatan Pembelajaran dalam Open Lesson Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan materi prasyarat tentang kaidah pencacahan. Memberikan motivasi kegunaan konsep peluang serta manfaat dari materi yang akan dipelajari. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membagi kelompok menjadi empat sampai lima orang. Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Secara berkelompok, siswa berdiskusi untuk menyelesaikan soal-soal Open-ended yang terdapat dalam LKS. Selama diskusi berlangsung, guru memantau jalannya diskusi dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan. Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, siswa lainnya mencermati kemudian memberikan tanggapan atas presentasi temannya. Guru memberi hadiah kepada kelompok yang pertama menyelesaikan tugas kelompoknya. Guru bersama siswa membuat kesimpulan. Untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi, diadakan tes individu. Dalam kegiatan penutup guru mengarahkan siswa untuk memikirkan kembali apa yang telah dikerjakan, kemudian membuat rangkuman pembelajaran. Guru dan siswa melakukan refleksi. Guru memberikan tugas individu sebagai pekerjaan rumah berupa soal-soal latihan dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. c. Penerapan pelaksanaan pembelajaran open ended Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji apakah pembelajaran dengan pendektan Open-ended memberikan dampak yang berbeda dalam meningkatkan SMP. Kegiatan pembelajaran matematika dengan pendekan Open-ended dilakukan dengan PBM terbuka dan PBM terstruktur. Pada PBM, awal kegiatan pembelajaran dimulai dengan manyuguhkan permasalahan secara ndividual dalam beberapa saat. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan siswa bekerja dalam kolompok kecil mulai dari berpasangan sampai empat orang untuk memecahkan masalah secara kooperatif. Peran guru pada saat ini bertindak sebagai fasilitator. Guru berkeliling menghampiri dan mengamati aktivitas kelompok dan memberikan bimbingan (bantuan tidak langsung) seperlunya. Kendala yang dihadapi guru dalam memfasilitasi dan mengakomodasi siswa belajar dari masalah adalah berkaitan dengan keheterogenan kemampuan matematika siswa di setiap kelas. Karena kemampuan matematika siswa di setiap kelas relatif bervariasi, maka tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dalam memecahkan masalah pun relatif beragam pula. Kesulitan guru dalam membelajarkan siswa dengan kemampuan matematika yang heterogen dapat diminimalkan dengan cara siswa bekerja sama dalam kelompok yang terdiri dari dua sampai empat orang. Mereka berinteraksi secara kooperatif untuk memecahkan masalah, yaitu saling berbagi gagasan/ pendapat (sharing idea) melalui tanya-jawab, coba-coba, merepresentasikan pemikiran melalui diagram/gambar atau tabel, mengecek kebenaran jawaban, dan menyimpulkan. Keberhasilan pembelajaran pendekatan Open-ended tidak terlepas dari sajian masalah yang diberikan kepada siswa, intervensi guru, dan interaksi siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu merancang masalah dengan seksama, tidak terlalu mudah atau tidak sulit bagi siswa, dalam arti masalah cukup kompleks namun masih bisa dipecahkan siswa dengan mengasah pengetahuan dan keterampilannya. Masalah yang diberikan juga harus menantang siswa sehingga mendorong mereka untuk

Nurjanah, Fitriani, Nani, Penerapan Pendekatan Open-Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP melalui Lesson Study Berbasis MGMP Jalan Cagak 13 menggunakan pendekatan dari sudut pandang berbeda, mengeksplorasi beberapa strategi, mengkaji dan merefleksi progres yang dicapai, dan memperbaiki strategi penyelesaian. Penelitian yang terfokus pada penggunaan masalah dalam pembelajaran matematika dilakukan oleh Becker dan Shimada (1997), Nohda (2000), dan Yamada (2000). Untuk menstimulasi proses berfikir siswa yang bervariasi, menurut mereka penyajian masalah terbuka (Open-ended problem) dalam pembelajaran sangatlah tepat, karena melalui masalah terbuka ini siswa didorong untuk menemukan alternatif solusi terhadap masalah yang diberikan. Namun demikian, melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Open-ended merupakan kegiatan mengajar yang sulit bagi guru dan juga merupakan kegiatan yang sulit bagi siswa (Yamada, 2000). Dalam penelitian ini, kasulitan yang dirasakan guru terjadi manakala banyak kelompok yang mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan masalah. Solusinya adalah terletak pada pemberdayaan siswa dalam bekerja sama untuk berinteraksi secara intensif. Oleh karena itu, interaksi antara siswa dan guru serta interaksi antar sesama siswa dalam proses pemecahan masalah menjadi suatu kekuatan dari pembelajaran menggunakan pendekatan Open-ended. 2. Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Pengujian data hasil pretest menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal komunikasi matematik siswa yang mendapatkan pendekatan Openended dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Hal ini berdasarkan pengujian hipotesis terhadap dua rata-rata hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik, yaitu uji t dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Nilai signifikansi (2-tailed) yang diperoleh adalah 0,947. Karena 0,947 lebih dari 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki rata-rata populasi yang sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal komunikasi matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Setelah dilakukan pembelajaran di kelas selama tiga kali pertemuan, diketahui bahwa kemampuan akhir komunikasi matematik siswa yang mendapat pendekatan Open-ended lebih baik daripada kemampuan akhir komunikasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional. Hal ini berdasarkan pengujian hipotesis terhadap dua rata-rata hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney U dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini dikarenakan penyebaran skor posttest kedua sampel tidak berdistribusi normal. Nilai signifikansi (Asymp. Sig) yang diperoleh adalah 0,000. Karena 0,000 kurang dari 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki rata-rata populasi yang berbeda. Adapun hasil pengolahan data skor gain ternormalisasi pada kelas eksperimen juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan setelah siswa mendapatkan pendekatan Openended. Berdasarkan hasil perhitungan, ratarata skor gain ternormalisasi kelas eksperimen adalah 0,49. Hal ini menunjukkan bahwa gain kelas eksperimen tergolong dalam kategori sedang. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang diberikan pendekatan Open-ended melalui model pembelajaran kooperatif dalam matematika lebih baik daripada siswa yang diberikan pembelajaran konvensional. 3. Respon Siswa terhadap Pendekatan Open-ended Pada dasarnya, siswa yang mendapat menggunakan pendekatan Open-ended melalui model pembelajaran kooperatif yang menjadi subjek dalam penelitian ini mempunyai respon positif terhadap pembelajaran yang diberikan. Hal ini diperoleh dari hasil analisis angket dengan

14 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 10-15 menggunakan skala sikap Likert. Berdasarkan hasil angket, siswa setuju bahwa variasi cara dalam menjawab masalah, soal-soal yang diberikan, serta belajar secara berkelompok membantu mereka mehamami konsep matematika. Selain itu, siswa pun setuju bahwa soal-soal yang diberikan terasa menantang dan menarik untuk diselesaikan serta pertanyaan-pertanyaan pada soal dapat mengembangkan idenya untuk memecahkan masalah yang diberikan. Siswa pun merasa senang dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap menggunakan pendekatan Open-ended melalui model pembelajaran kooperatif. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Melakukan pembelajaran melalui pendekatan Open-ended bukan merupakan hal yang mudah baik bagi guru maupun bagi siswa. Oleh karena itu, agar pelaksanaan pembelajaran menggunakan Open-ended berhasil dengan baik, perlu pendampingan dan pengkajian bersama, sehingga setiap guru bisa menerapkannya sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi yang dimiliki setiap sekolah.untuk menyebarluaskan suatu perubahan atau inovasi dalam pembelajaran, tidak cukup hanya dengan menyampaikan prosedur untuk melakukan pembaharuan itu saja, namun perlu pemahaman dan wawasan guru yang memadai, keyakinan (belief) guru tantang perubahan itu, dan kemauan guru untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. 2. Terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa setelah mendapatkan pendekatan Open-ended. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata skor gain ternormalisasi kelas eksperimen adalah 0,49 hal ini menunjukkan bahwa gain kelas eksperimen tergolong dalam kategori sedang. 3. Kemampuan komunikasi matematik siswa yang diberikan pendekatan Open-ended lebih baik daripada siswa yang diberikan pembelajaran konvensional. 4. Sikap siswa yang menggunakan pendekatan Open-ended positif. Hasil penelitian ini merekomendasikan (1) Selain dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, pembelajaran dengan menggunakan Open-ended dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik. Oleh karena itu guru dapat membuat dan mengimplementasikan pembelajaran pada materi lain yang relevan dengan kurikulum yang berlaku, (2) Perlunya penelitian lanjutan tentang dampak pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-ended terhadap kemampuan yang lebih tinggi dari yang sudah dilakukan peneliti, (3) Lesson study dapat dijadikan metode untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengembangan profesionalisme guru. DAFTAR PUSTAKA Ansari, B.I. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi matematik Siswa SMU melalui strategi TTW. Disertasi FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan. Andriani, E. (2007). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Dengan Gaya Belajar VAK Terhadap Kemampuan Komunikasi matematik. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan. Becker, J.P. dan Shimada, S. (1997). The Open-ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. Virginia: NCTM. Dahlan, J.A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi matematik dan Pemahaman Matematis siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Melalui Pendekatan Pembelajaran Open-ended (Studi Eksperimen pada Siswa Sekolah Lanjutan Pertama Negeri di Kota Bandung). Disertasi PPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nurjanah, Fitriani, Nani, Penerapan Pendekatan Open-Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP melalui Lesson Study Berbasis MGMP Jalan Cagak 15 Firdaus, (2005). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi matematik Siswa Melalui Pembelajaran dalam Kelompok Kecil Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan Pendekatan Berbasis Masalah. Tesis pada PPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan. NCTM, (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. USA: The National Council of Teachers of Mathematics, INC. Nohda. (2000). Teaching by Open-Approach Method in Japanese Mathematics Classroom. In. T. Nakahara & M. Koyama (Eds.). Proceeding of the 24 th Conference of International Group Of Mathematics Education, Vol 4(pp. 145-152). Hirosima: Hirosima University. Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Wihatma, U. (2004). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi matematik Siswa SLTP Melalui Cooperatif Learning Tipe STAD. Tesis pada PPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan. Yamada, A. (2000). Two Pattern of Progress of Problem-Solving Process: Form a Representational Perpective. In. T. Nakahara & M. Koyama (Eds.). Proceeding of the 24 th Conference of International Group Of Mathematics Education, Vol 4(pp. 289-296). Hirosima: Hirosima University