BAB IV. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan dan data antar

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12

METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, rincian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografi dan Topografi Lokasi Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa data tahunan

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang.

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

III. METODE PENELITIAN. time series yang bersifat kuantitatif, yaitu data berbentuk angka-angka

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 13 TAHUN 2007

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

Coding Kota / Kabupaten Kecamatan

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

III. METODE PENELITIAN. antara data time series selama 6 tahun yaitu dari tahun dan cross

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI LAMPUNG 2016

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dapat bermanfaat. Metode penelitian dilakukan guna menunjang

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

Transkripsi:

29 BAB IV Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung tanggal 18 Maret 1964. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan 103º40 (BT) Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan sampai 6º45 (LS) Lintang Selatan. Provinsi Lampung meliputi areal daratan seluas 35.288,35 km (Lampung dalam angka, BPS 2012) termasuk 132 pulau di sekitarnya dan lautan yang berbatasan dalam jarak 12 mil laut dari garis pantai kearah laut lepas. Luas perairan laut Provinsi Lampung diperkirakan lebih kurang 24.820 km (atlas sumberdaya pesisir Lampung, 1999). Panjang garis pantai Provinsi Lampung lebih kurang 1.105 km, yang membentuk 4 (empat) wilayah pesisir, yaitu Pantai Barat (210 km), Teluk Semangka (200 km), Teluk Lampung dan Selat Sunda (160 km), dan Pantai Timur (270 km). Batas administrasi wilayah Provinsi Lampung adalah : 1) Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu 2) Sebelah Selatan dengan selat Sunda 3) Sebelah Timur dengan laut Jawa

30 4) Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari Kota Kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relative luas dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Panjang dan Bakauheni serta Pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (telukbetung), Tarahan dan Kalianda di Teluk Lampung. Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung dan laut Jawa terdapat pula Pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Disamping itu Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal-kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui. Lapangan terbang utamanya adalah Radin Inten II yaitu nama baru dari Branti 28 Km dari ibukota melalui jalan Negara menuju Kotabumi dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra. 4.2 Kondisi Topografi Menurut kondisi topografi, Provinsi Lampung dapat dibagi ke dalam 5 (lima) satuan ruang, yaitu: Daerah berbukit sampai bergunung, dengan ciri khas lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25% dan ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut (dpl). Daerah ini meliputi Bukit Barisan, kawasan berbukit di sebelah Timur Bukit Barisan, serta Gunung Rajabasa. 1) Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, kemiringan antara 8% hingga 15% dan ketinggian antara 300 meter

31 sampai 500 meter (dpl). Kawasan ini meliputi wilayah gedung tataan, kedaton, sukoharjo dan pulau panggung di daerah Kabupaten Lampung Selatan serta adirejo dan bangun rejo di daerah Kabupaten Lampung Tengah. 2) Dataran alluvial, mencakup kawasan yang sangat luas meliputi Lampung Tengah hingga mendekati pantai sebelah timur. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter (dpl) dengan kemiringan 0% hingga 3%. 3) Rawa pasang surut di sepanjang pantai timur dengan ketinggian 0,5 hingga 1 meter (dpl). 4) Daerah aliran sungai, yaitu Tulang Bawang, Way Seputih, Way Sekampung, Way Semangka, dan Way Jepara. 4.3 Tutupan Lahan (Land Coverege) Berdasarkan data peta RBI BAKOSURTANAL 2001 dari luas wilayah Provinsi Lampung sebesar 35.288,35 km². Tutupan lahan Provinsi Lampung dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut: Tabel 1 Tutupan Lahan Provinsi Lampung Tahun 2010 No. Pemanfaatan Luas (km²) Persentase (%) 1 Permukiman 2.321,83 6.58 2 Sawah 205,5 0.58 3 Pertanian lahan kering 21.492 60.90 4 Perkebunan 1.231,31 3.49 5 Hutan 2.080,26 5.90 6 Rawa, sungai, tubuh air 170,44 0.48 7 Tambak 340,87 0.97 8 Mangrove 4,36 0.01 9 Savana dan semak belukar 4.780,84 13.55 10 Tambang dan tanah terbuka 2.407,09 6.82 11 Penggunaan lainnya 253,83 0.72 Jumlah 35.288,35 100%

32 4.4 Administrasi Pemerintahan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1964, yang kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan ibukota Tanjungkarang- Telukbetung. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 1983 telah diganti namanya menjadi Kotamadya Bandar Lampung terhitung tanggal 17 Juni 1983. Administrasi Pemerintahan di Provinsi Lampung dibagi dalam 14 (empat belas) Kabupaten/Kota yang selanjutnya terdiri dari beberapa wilayah Kecamatan dengan perincian sebagai berikut : 1) Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 192,96 Km² terdiri dari 13 (tiga belas) Kecamatan; 2) Kota Metro dengan luas wilayah 61,79 Km² terdiri dari 5 (lima) Kecamatan; 3) Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa, luas wilayah 3.356,61 Km² terdiri dari 25 (dua puluh lima) Kecamatan; 4) Kabupaten Tanggamus dengan ibukota Kota Agung, luas wilayah 3.356,61 Km² terdiri dari 20 (dua puluh) Kecamatan; 5) Kabupaten Lampung Selatan dengan ibukotanya Kalianda, luas wilayah 2.007,01 Km² terdiri dari 17 (tujuh belas) Kecamatan; 6) Kabupaten Lampung Timur dengan ibukota Sukadana, luas wilayah 4.337,63 Km² yang terdiri dari 24 (dua puluh empat) Kecamatan;

33 7) Kabupaten Lampung Tengah dengan ibukota Gunung Sugih, luas wilayah 4.789,82 Km² terdiri dari 28 (dua puluh delapan) Kecamatan; 8) Kabupaten Lampung Utara dengan ibukota Kotabumi, luas wilayah 2.725,63 Km² terdiri dari 23 (dua puluh tiga) Kecamatan; 9) Kabupaten Way Kanan dengan ibukota Blambangan Umpu, luas wilayah 3.921,63 Km² terdiri dari 14 (empat belas) Kecamatan; 10) Kabupaten Tulang Bawang dengan ibukotanya Menggala, luas wilayah 7.770,84 Km² terdiri dari 15 (lima belas) Kecamatan; 11) Kabupaten Pesawaran dengan ibukotanya Gedong Tataan, luas wilayahnya 1,173,77 Km² terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan; 12) Kabupaten Pringsewu dengan ibukotanya Pringsewu, luas wilayah 625,00 Km² terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan; 13) Kabupaten Mesuji dengan ibukotanya Mesuji, luas wilayah 2.184,00 Km² terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan; 14) Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan ibukota Panaragan Jaya, luas wilayah 1.201,00 Km² terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan. 4.5 Kependudukan Berdasarkan data Kependudukan pada tahun 2000 penduduk Provinsi Lampung berjumlah 6.659.869 jiwa dan rata-rata kepadatan penduduk per- Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung 189 jiwa per Km² tahun 2000 berturutturut adalah Kabupaten Lampung Barat 74 orang per Km², Kabupaten Tanggamus 239, Kabupaten Lampung Selatan 356, Kabupaten Lampung Timur 200,

34 Kabupaten Lampung Tengah 218, Kabupaten Lampung Utara 195, Kabupaten Way Kanan 91, Kabupaten Tulang Bawang dan Kota Bandar Lampung 3.851 dan Kota Metro 1.917 orang per Km². Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 (SP2010) Penduduk Provinsi Lampung tahun 2010 sebesar 7.608.405 orang dan rata-rata kepadatan penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung 216 orang per Km² tahun 2010 berturut-turut adalah Kabupaten Lampung Barat 85 orang, Kabupaten Tanggamus 196 orang, Kabupaten Lampung Selatan 455 orang, Kabupaten Lampung Timur 219 orang, Kabupaten Lampung Tengah 244 orang, Kabupaten Lampung Utara 214 orang, Kabupaten Way Kanan 104 orang, Kabupaten Tulang Bawang 91 orang, Kabupaten Pringsewu 585 orang, Kabupaten Tulang Bawang Barat 209 orang, Kabupaten Mesuji 86 orang, Kota Bandar Lampung 4.570 orang dan Kota Metro 2.354 orang per Km². Data statistik dari pemekaran Kabupaten ini belum tersedia baik kondisi eksisting maupun data time series sehingga dalma melakukan proyeksi penduduk Kabupaten pemekaran tersebut, masih mengikuti data Kabupaten induk. Jumlah penduduk Provinsi Lampung pada tahun 2011 mencapai 9.327.445 jiwa dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kabupaten Lampung Tengah yaitu sebesar 1.444.733 jiwa. Jumlah penduduk perkabupaten selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

35 Tabel 2 Jumlah Penduduk Provinsi Lampung Tahun 2011 No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Total 1 Lampung Barat 229.881 209.945 439.826 2 Tanggamus 327.985 303.007 630.992 3 Pringsewu 198.434 185.818 384.252 4 Lampung Selatan 553.330 526.461 1.079.791 5 Lampung Timur 539.546 569.469 1.109.015 6 Lampung Tengah 743.773 700.960 1.444.733 7 Lampung Utara 400.665 379.443 780.108 8 Way Kanan 240.634 228.209 468.843 9 Tulang Bawang 209.562 208.089 417.651 10 Tulang Bawang Barat 132.583 135.852 268.435 11 Mesuji 135.213 121.361 256.574 12 Bandar Lampung 703.508 661.251 1.364.759 13 Metro 84.608 81.844 166.452 14 Pesawaran 267.990 248.024 516.014 Jumlah 4.767.712 4.559.733 9.327.445 (Sumber data BPS) Pada tahun 2011 kepadatan penduduk di Provinsi Lampung adalah sebesar 216 jiwa/km² dengan kepadatan penduduk terbesar terdapat di Kota Bandar Lampung, yaitu sebesar 4.570 jiwa/km². Hal ini diakibatkan karena Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang memiliki kelengkapan sarana prasarana dan aksessibilitas wilayah. Kepadatan penduduk terendah di Provinsi Lampung pada tahun 2011 terdapat di Kabupaten Lampung Barat, Mesuji dan Tulang Bawang yang memiliki kepadatan masing-masing 85,86 dan 91 jiwa/km². Hal ini dipengaruhi oleh medan wilayah yang sulit untuk dijangkau serta ketersediaan prasarana dan sarana masih terbatas, sehingga menurunkan minat penduduk untuk menetap dan mencari penghidupan disana.

36 Tabel 3 Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Tahun 2011 No Kabupaten/Kota Ibukota Luas Tahun 2011 wilayah Jumlah Kepadatan 1 Lampung Barat Liwa 4.950.40 439.826 85.05 2 Tanggamus Kota Agung 3.356.61 630.992 196.26 3 Pringsewu Pringsewu 625.00 384.252 585.00 4 Lampung Selatan Kalianda 2.007.01 1.079.791 455.89 5 Lampung Timur Sukadana 4.337.89 1.109.015 219.94 6 Lampung Tengah Gunung sugih 4.789.82 1.444.733 244.23 7 Lampung Utara Kotabumi 2.725.63 780.108 214.31 8 Way Kanan Blambangan 3.921.63 468.843 104.50 umpu 9 Tulang Bawang Menggala 7.770.84 417.651 91.64 10 Tuba Barat Panaragan 1.201,00 268.435 209.00 11 Mesuji Mesuji 2.184,00 256.574 86.00 12 Bandar Lampung Bandar 192.96 1.364.759 4.570.82 Lampung 13 Metro Metro 61.79 166.452 2.354.98 14 Pesawaran Gedung Tataan 1.173.77 516.014 356.34 Jumlah 35.288.35 9.327.445 216.342 Sumber data Lampung dalam Angka 4.6 Latar Belakang Konflik 4.6.1 Pengertian konflik Konflik merupakan proses sosial yang pasti akan terjadi ditengah-tengah masyarakat yang dinamis. Konflik terjadi karena adanya perbedaan atau kesalahpahaman antara individu atau kelompok masyarakat yang satu dan individu atau kelompok masyarakat yang lainnya. Dalam konflik pasti ada perselisihan dan pertentangan diantara pihak-pihak yang berkonflik. Konflik bisa dialami oleh siapa saja pada berbagai lapisan sosial masyarakat Konflik bisa dimulai dari keluarga, masyarakat sekitar, nasional dan global.

37 berikut: Menurut beberapa peneliti pengertian dapat didefinisikan hal-hal sebagai 1) Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini dimaksudkan apabila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Menurut Myers, Jika komunikasi adalah suatu proses transaksi yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan. Konflik tidak selalu diidentifikasikan sebagai terjadinya saling baku hantam antara dua pihak yang berseteru, tetapi juga diidentifikasikan sebagai perang dingin antara dua pihak karena tidak diekspresikan langsung melalui kata-kata yang mengandung amarah. 2) Konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber pengalaman positif. Hal ini dimaksudkan bahwa konflik dapat menjadi sarana pembelajaran dalam memanajemen suatu kelompok atau organisasi. Konflik tidak selamanya membawa dampak buruk, tetapi juga memberikan pelajaran dan hikmah di balik adanya perseteruan pihak-pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa bagaimana cara menghindari konflik yang sama supaya tidak terulang kembali di masa yang akan datang dan bagaimana cara mengatasi konflik yang sama apabila sewaktu-waktu terjadi kembali.

38 Konflik di Indonesia dapat diidentifikasi secara umum atas dua jenis yaitu: 1) Konflik vertikal yaitu konflik Negara versus warga, buruh versus perusahaan; 2) Konflik horizontal yaitu konflik antar suku, antar agama dan antar masyarakat. Konflik-konflik tersebut bisa berlatar belakang ekonomi, politik, agama, kekuasaan dan kepentingan lainnya. 4.6.2 Akar Konflik Masyarakat Masyarakat adalah kumpulan manusia yang bergaul dan berinteraksi secara intensif dan tidak dapat terhindar dari konflik sosial masyarakat. Masyarakat sebenarnya sebuah proses tiada henti. Manusia tidak berada di dalam masyarakat bukan bagai burung di dalam kurungannya, melainkan ia bermasyarakat. Sebagai mahluk sosial, manusia dituntut untuk dapat bekerjasama dengan orang lain, baik untuk kepentingan pribadi atau orang lain, untuk terciptanya kehidupan yang aman dan damai. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia perlu melakukan interaksi sosial berupa hubungan timbal balik antar individu dengan individu lainnya, antar kelompok dengan kelompok dan antar individu dengan kelompok yang terdapat dalam masyarakatnya. Konflik merupakan sebuah peristiwa perbedaan cara pandang yang dapat mengarah pada bentrok fisik. Sudah terbukti, konflik sosial semisal perang antarsuku, perang antarkampung, perang antarsaudara bahkan tawuran antar pelajar bermula dari konflik yang absurd dan abstrak atau sesuatu yang yang sifatnya sepele diantaranya:

39 a. Bidang ekonomi Salah satu penyebab terjadinya konflik dapat dilihat dari sisi bidang ekonomi pengaruh munculnya potensi konflik di masyarakat sangat dominan. Faktor ini menjadi yang paling rentan akan gesekan-gesekan sehingga memicu kesalahpahaman diantara kelompok masyarakat. Tabel 4 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin No. Tahun Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Pddk Miskin % 1 2 3 4 5 1 2006 144.934 1.638,00 22,77 2 2007 157.052 1.661,70 22,19 3 2008 172.332 1.591,58 20.98 4 2009 188.812 1.558,28 20,22 5 2010 202.414 1.479,93 18,94 6 2011 234.073 1.298,71 16,93 Sumber data BPS Terlihat dalam tabel 4 bahwa selama tahun 2006 s/d 2011 jumlah penduduk miskin Provinsi Lampung mengalami penurunan, dari sekitar 1.638.000 jiwa (2006), menjadi sekitar 1.298.710 jiwa (2011). b. Bidang kebudayaan Kemudian pada sisi kehidupan budaya pada masyarakat, bahwa di Provinsi Lampung sudah begitu membaur dengan budaya masyarakat suku lainnya, hal tersebut mengungkapkan bahwa masyarakat Provinsi Lampung dapat menerima pembauran yang ada dan, sebahagian besar adat budaya ada di Provinsi Lampung. Masyarakat Lampung memiliki struktur hukum adat tersendiri. Bentuk masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya, kelompok-kelompok tersebut menyebar di berbagai

40 tempat di daerah Lampung. Namun secara umum dapat dibedakan dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu masyarakat adat Saibatin yang berkediaman di sepanjang pesisir pantai dan masyarakat adat Pepadun yang berkediaman di daerah pedalaman Lampung. Keaslian budaya masyarakat Lampung memiliki prinsip-prinsip dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi : 1) Pi il Pesenggiri diartikan sebagai sesuatu yang menyangkut harga diri, prilaku dan sikap hidup yang dapat menjaga dan menegakkan nama baik dan martabat secara pribadi maupun secara kelompok yang senantiasa dipertahankan. 2) Sakai Sambayan merupakan pengertian yang luas termasuk didalamnya gotong royong, tolong menolong, bahu membahu dan saling memberi sesuatu yang diperlukan bagi orang lain. 3) Nemui Nyimah berarti bermurah hati dan ramah tamah terhadap semua pihak baik terhadap orang dalam kelompoknya maupun terhadap siapa saja yang berhubungan dengan mereka. 4) Negah Nyappur adalah sebagai tata pergaulan masyarakat Lampung dengan kesediaan membuka diri dalam pergaulan masyarakat umum dan berpengetahuan luas. 5) Bejuluk Beadek adalah prosesi/ritual adat istiadat dalam rangka memberikan gelar adat.

41 c. Bidang keagamaan Sepanjang sejarah agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk persaudaraan dan semangat kerjasama antar anggota masyarakat. Namun sisi yang lain, agama juga dapat sebagai pemicu konflik antar masyarakat beragama. Ini adalah sisi negatif dari agama dalam mempengaruhi masyarakat. Dan hal ini telah terjadi di beberapa tempat di Indonesia, diantaranya perbedaan doktrin dan sikap mental, perbedaan suku dan ras pemeluk agama dan masalah mayoritas dan minoritas golongan agama. d. Bidang politik Ketika kemerdekaan sudah dicapai dan sampailah kita untuk menata kekuasaan negara, maka kita pun segera berhadapan dengan usaha membagibagi kekuasaan pemerintahan, dan kepentingan membagi kekuasaan ternyata mempunyai kaitan dengan akar-akar konflik yang berbasis pada faham kedaerahan dan keagamaan, sehingga muncullah konflik politik kekuasaan yang berbasis fanatisme ras, suku dan keagamaan. Konflik politik kekuasaan yang mencerminkan ketidak-adilan membuat persatuan bangsa terguncangguncang, terluka, terkoyak, dan sering kali memperlemah rasa persatuan dan solidaritas kebangsaan. Ada sejumlah pola konflik yang perlu diwaspada akhir-akhir ini antara lain: 1) Konflik internal dalam suatu masyarakat lokal; 2) Konflik antara masyarakat local dan pemerintah daerah; 3) Konflik masyarakat antar daerah;

42 4) Konflik antar dua atau lebih pemerintah daerah; 5) Konflik antar masyarakat lokal dan pemerintah pusat sebagai penyelenggara Negara; 6) Konflik antar pemerintah daerah dan pemerintah pusat 7) Konflik antar elit di pemerintah pusat yang berimbas pada konflik masyarakat di tingkat lokal. Konflik yang terjadi pada umumnya melalui dua tahap yang dimulai dari tahap disorganisasi atau keretakan dan terus berlanjut ke tahap disintegrasi atau perpecahan. Timbulnya gejala-gejala disorganisasi dan disintegrasi adalah akibat dari hal-hal sebagai berikut : a. Ketidaksepahaman para anggota kelompok tentang tujuan masyarakat yang pada awalnya menjadi pedoman bersama. b. Norma-norma sosial tidak membantu anggota masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah disepakati. c. Kaidah-kaidah dalam kelompok yang dihayati oleh anggotanya bertentangan satu sama lain. d. Sanksi menjadi lemah bahkan tidak dilaksanakan dengan konsekuen dan cenderung dilakukan pembiaran. e. Tindakan anggota kelompok sudah bertentangan dengan norma-norma kelompok.

43 Dari penjelasan-penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa, terjadinya konflik disebabkan hal-hal sebagai berikut: a. Adanya perbedaan pendirian atau perasaan antara individu dan individu lain sehingga terjadi konflik di antara mereka. b. Adanya perbedaan kepribadian diantara anggota kelompok disebabkan perbedaan latar belakang budaya. c. Adanya perbedaan kepentingan atau tujuan diantara individu atau kelompok. d. Adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat yang diikuti oleh adanya perubahan nilai-nilai atau system yang laku dalam masyarakat.