BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PEDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya. Dalam menghadapi tantangan global, baik berupa persaingan bebas yang

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. Namun di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

KEWIRAUSAHAAN 1. Menjadi Wirausahawan / Pengusaha. Edy Gunawan, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi

PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DAN MINAT MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Kewirausahaan Kode Mata Kuliah : KP 418 SKS / Semester : 2 / VII : Dr. Suryana, M.Si. Leni Permana, S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, baik dalam bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan perekonomian di Indonesia masih sangat kurang maksimal. Pembuktiannya adalah dengan ditemukannya masyarakat Indonesia yang miskin dan tidak mempunyai tempat tinggal. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah harus lebih giat lagi memberantas semua itu. Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak yang memiliki nomor urut ke empat di dunia. Menurut blog Amir (http://www.dompetdhuafa.org/2011/12/30/catatan-akhir-tahun-wajahkemiskinan-negeri-kita/?: Tahun 2011, pemerintah mengumumkan tingkat kemiskinan di Indonesia menurun. Jumlah orang miskin mencapai 30,02 juta atau sekitar 12,49 persen dari total penduduk Indonesia 240,35 juta jiwa. Jumlah ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2010 dimana jumlah orang miskin 13,33 persen dan 14,15 persen di tahun 2009. Namun jika melihat tren sepuluh tahun terakhir, penurunan jumlah orang miskin menurut versi pemerintah hanya sebesar 8 juta orang, atau rata-rata orang yang keluar dari garis kemiskinan kurang dari 1 juta setiap tahunnya. Hal tersebut diakibatkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang maunya ingin praktis tetapi mendapatkan hal yang besar dengan tanpa keterampilan yang memadai. Pemikiran seperti itu mengakibatkan banyak 1

2 yang tidak mau berusaha khususnya untuk mencari pekerjaan dan akibatnya banyaknya penggangguran. Pengangguran semakin tidak menentu setiap tahunnya, terkadang mengalami peningkatan dan juga penurunan dari jumlah pertumbuhan penduduk sedangkan jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan tidak diiringi dengan kenaikan dan penurunan tersebut. Menurut Kepala BPS Suryamin (http://finance.detik.com/read/2012/05/07/141833/1911053/4/bpsjumlah-pengangguran-di-indonesia-761-juta-turun-6) mengatakan Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32% atau 7,61 juta orang. Jumlah ini turun 6% dari Februari 2011 yang sebesar 8,12 juta orang. Untuk memperkecil angka pengganguran yang tidak menentu tersebut, pemerintah menyarankan untuk setiap orang membuka usaha sendiri atau dengan berwirausaha. Sebagai faktanya Suatu negara bisa disebut menjadi makmur dibutuhkan minimum 2% jumlah wirausaha dari total jumlah penduduknya. Sebagai contoh, Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah wirausaha, Singapura telah memiliki 7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005 sementara Indonesia diperkirakan hanya memiliki 0,18% wirausaha atau sekitar 440.000 orang dari yang seharusnya berjumlah 4,4 juta orang (http://moebarak.wordpress.com/2011/12/04/pentingnya-berwirausaha/) Cara pertama menjadi wirausaha tidaklah mudah. Setiap orang takut dengan adanya kegagalan yang akan dialaminya padahal belum memulainya. Mendalami bisnis wirausaha seharusnya dimulai dari diri seorang wirausaha

3 itu sendiri. Banyak wirausaha yang memulainya dengan hal mudah yaitu dengan hal yang paling disukai seorang wirausaha itu sendiri. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Peggy Lambing (dalam Suryana, 2011:100) : Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat professional lainnya. Mereka mengetahui caracara mengoperasikan perusahaan dari pengalaman tersebut. Sebanyak 15% responden telah mencoba dan merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik. Sebanyak 1 dari 10 responden (11% dari wirausaha) yang disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan sebanyak 46% sisanya dikarenakan hobi. Wirausaha yang sukses sungguh tidaklah mudah, untuk mencapainya harus memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, seorang wirausaha harus memiliki kompetensi kewirausahaan yang seperti dikemukakan Michael Harris (dalam Suryana, 2011: 5) yaitu : Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kualitaas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melakanakan pekerjaan/kegiatan. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa kewirausahaan tidak hanya memiliki pengetahuan dan ketrampilan tetapi juga harus memiliki sikap untuk motivasi pekerjaan yang dihadapinya. Menurut Handoko (1998: 52) Motivasi berwiraswasta adalah suatu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melaksanakan aktifitas tertentu guna mencapai tujuan masalahnya. Motivasi berwirausaha merupakan nyawa bagi seseorang untuk hidup dan jika diibaratkan dengan sepeda, maka motivasi ini ibaratnya rodanya yang jadi alat untuk bergerak pada sepeda. Adanya motivasi yang merupakan langkah awal kita dalam

4 berusaha yang kita tanamkan dalam diri kita maka akan timbul sikap-sikap yang lain seperti berani mengambil resiko, bekerja keras, disiplin dalam berusaha dan mempunyai etos kerja yang tinggi karena motivasi merupakan sifat pokok yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Menumbuhkan motivasi tidaklah mudah, banyak para calon wirausaha yang hanya inginkan praktisnya saja tanpa bekerja keras apalagi bagi mahasiswa yang minat untuk wirausaha. Apalagi jika berani mengambil resiko dalam usaha tentunya juga tidak mudah. Untuk mengatasi hal tersebut maka seorang wirausaha harus memiliki ide kreatifitas berwirausaha. Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2011: 14) Ide kreatif akan muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang lama dan memikirkan sesuatu yang baru atau berbeda. Ide kreatif seorang wirausaha sangat sulit timbulnya apabila dengan pengalaman yang sedikit yaitu misalnya para mahasiswa yang sudah atau belum lulus kuliah. Pada pidato pelantikan sebagai Presiden dari American Psychological Association, Guiford (dalam Munandar, 1999: 7) menyatakan : Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan perguruan tinggi kita ialah bahwa mereka cukup mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan menguasai teknik-teknik yang diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara yang baru. Hal tersebut menyatakan bahwa pentingnya pengembangan kreativitas kewirausahaan untuk menumbuhkan motivasi kewirausahaan. Menumbuhkan motivasi wirausaha bisa dengan cara pendidikan yaitu menanamkan sifat kewirausaha dan cara berwirausaha dengan benar.

5 Pendidikan wirausaha sekarang sudah banyak yang mengajarnya pada perguruan tinggi, hal ini bisa dilihat dari pendapat Suryana (2011: 10) : Pada tahun 1950-an, pendidikan kewirausahaan mulai dirintis dibeberapa negara seperti di Eropa, Amerika dan Kanada. Bahkan sejak tahun 1970-an, banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan, manajemen usaha kecil, atau manajemen usaha baru. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di AS memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu. Kutipan tersebut menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan sudah lama dipraktekkan di sekolah dan Indonesia pun juga menerapkannya. Adanya pendidikan tersebut diharapkan banyak para wirausahawan muda yang muncul dan sehingga muncul asumsi menurut Gerry Hills (dalam Thomas dkk, 2008:24), Para mahasiswa dulu terbiasa datang ke perguruan tinggi dan berasumsi bahwa lima hingga sepuluh tahun berikutnya, mereka baru akan mendirikan usaha. Kini mereka datang untuk mempersiapkan ide mereka dan mewujudkannya. Hasil dari proses pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi khususnya di Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adalah berupa hasil nilai belajar atau prestasi belajar. Menurut Winkel (dalam Hamdani, 2011: 138) mengatakan : Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usahausaha belajar. Pengertian tersebut membuktikan bahwa prestasi adalah hasil usaha maksimal seseorang, maka dapat disimpulkan kegiatan belajar belajar

6 dikatakan berhasil jika prestasi belajar tercapai dengan baik. Kenyataannya para mahasiswa mempunyai tingkat kesulitan tersendiri saat menjalani suatu jenjang pendidikan, sehingga para peserta didik diharapkan mampu untuk membekali dirinya dengan bekal yang cukup dan mampu mereka kembangkan saat dihadapkan pada suatu pilihan untuk melanjutkan profesi sesuai dengan jalurnya ataupun membuka suatu usaha tersendiri di kemudian hari. Dengan latar belakang diatas, mendorong peneliti untuk mengambil judul penelitian PENGARUH KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2010/2011 B. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dan menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pokok bahasan yang dipermasalahkan, maka penelitian ini hanya akan membahas tentang : 1. Motivasi berwirausaha pada mahasiswa FKIP Akuntansi UMS angkatan 2010/2011. 2. Prestasi belajar mata kuliah Kewirausahaan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP UMS angkatan 2010/2011 yang berdasarkan nilai ujian akhir semester.

7 3. Sikap kreativitas kewirausahaan mahasiswa dalam baik itu dirumah atau dikelas. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh kreativitas berwirausaha terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP UMS angkatan 2010/2011? 2. Adakah pengaruh prestasi belajar kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP UMS angkatan 2010/2011? 3. Adakah pengaruh kreativitas berwirausaha dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP UMS angkatan 2010/2011? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas berwirausaha terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP UMS angkatan 2010/2011.

8 2. Untuk mengetahui prestasi belajar kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP UMS angkatan 2010/2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas berwirausaha dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP UMS angkatan 2010/2011. E. Manfaat Penelitian Penulis berharap bahwa penelitian ini mempunyai kegunaan nantinya. Maka berikut kegunaan penelitian ini meliputi : 1. Manfaat Teoritis Sebagai bahan masukan dan pertimbangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan pada umumnya yang berkaitan dengan kreativitas berwirausaha dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Diharapkan mendapat informasi mengenai kewirausahaan khususnya menumbuhkan kreativitas kewirausahaan yang bisa menambah motivasi kewirausahaan.

9 b. Bagi Penulis Penelitian ini akan mengetahui pengaruh kreativitas berwirausaha dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa. c. Bagi Pihak Lain Sebagai pedoman dan bahan masukan dalam pengembangan pembelajaran dan dalam melaksanakan penelitian berikutnya yang sejenis.