PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PALU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 1 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 1 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

RAMBU LALU LINTAS JALAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BAT AM NJOMOR 3 T AHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA BAT AM. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 12 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Dengan Persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN IZIN KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI BUPATI ACEH BESAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN PASIR, KERIKIL, DAN BATU DI LINGKUNGAN SUNGAI DAN PESISIR

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

IZIN PEMBANGUNAN JALAN KHUSUS PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENAMAAN JALAN DAN GEDUNG PEMERINTAH DAERAH

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG PERLENGKAPAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 7 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENERTIBAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN SABU RAIJUA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

Yogyakarta, 18 September LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 7 Tahun 1980 Seri C

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH NEGARA

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a. bahwa dengan terbentuknya Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2008, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Lambang dan Motto Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau; b. bahwa Lambang dan Motto Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan Tanda Identitas Daerah yang menggambarkan Potensi Daerah,Nilai-nilai Sosial Budaya masyarakat serta simbul Kultural untuk menjadi Sumber Motivasi Pembangunan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a dan b di atas, Lambang dan Motto Kabupaten Kepulauan Anambas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4879); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 176); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1958 tentang Panji dan Bendera Jabatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1635); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1636);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2007 tentang Lambang Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4790); 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.21-803 Tahun 2009 tanggal 16 Desember 2009 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Penjabat Bupati Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS dan BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TENTANG LAMBANG DAN MOTTO KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS. B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas. 4. Dewan Perwakilan Rakyat daerah selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah 5. PPNS adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. 6. Lambang Daerah adalah Lambang Kabupaten Kepulauan Anambas. 7. Motto Daerah adalah Motto Kabupaten Kepulauan Anambas. 8. Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-Undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Bupati. 9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 10. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 11. Penyelidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang untuk melakukan penyelidikan. 12. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan. 13. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 14. Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan Penyidikan.

B A B II BENTUK UKURAN DAN ARTI LAMBANG DAERAH Pasal 2 (1). Lambang Daerah berbentuk Tameng/Perisai yang melambangkan Ketegasan atas Wilayah Teritorial dan Administrasi Kabupaten Kepulauan Anambas. Dengan warna Biru, Kuning Emas, Kuning, Merah, Hijau, Biru Muda. Hitam, Putih dan Coklat, di dalamnya terdapat gambar unsur-unsur Lambang dan Tulisan Kepulauan Anambas, serta di desain dengan Pita berwarna Kuning dengan tulisan Kayuh Serentak Langkah Sepijak. (2). Bagian Dasar Perisai/Lambang berwarna Biru menggambarkan Letak Geografis Kabupaten Kepulauan Anambas yang dikelilingi Laut yang sangat Luas dan Dalam; (3). Lambang Daerah terdiri dari 9 (sembilan) bagian dengan rincian sebagai berikut : a. Bintang Segilima berwarna Kuning Emas terletak Paling Atas dibagian Perisai melambangkan Ketaqwaan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas terhadap Tuhan Yang Maha Esa; b. Di Bagian Dalam Perisai/Lambang terdapat Tulisan KEPULAUAN ANAMBAS berwarna Putih di atas Dasar Lambang Daerah berwarna Biru sebagai Simbol Identitas Nama Daerah; c. Mata Rantai berwarna Kuning yang melingkar pada Perisai/Lambang berjumlah 33 (Tiga Puluh Tiga) yang berlatar belakang warna Hijau Tua yang melambangkan Kesuburan Tanah Bumi Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kedamaian. Bagian Biru ini dikelilingi oleh Garis Putih yang melambangkan Pulau-Pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas terdapat Pantai dengan Pasir Putih yang merupakan Potensi Pengembangan Pariwisata;

d. Padi berjumlah 24 (dua puluh empat) dengan 6 (enam) helai daun Kapas mempunyai arti Tanggal dan Bulan pengesahan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu pada tanggal 24 Juni 2008. Daun Kelapa berjumlah 21 (dua puluh satu) helai serta dengan 7 (tujuh) butir buah Cengkeh mempunyai arti terbitnya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 yaitu pada tanggal 21 Juli 2008. Sedangkan 26 (dua puluh enam) kuntum Kapas dengan 9 (Sembilan) helai daun Cengkeh matang mempunyai arti Tanggal dan Bulan peresmian Kabupaten Kepulauan Anambas oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Riau yaitu pada tanggal 26 September 2008; e. Jongkong berwarna Kuning dengan Layar Terkembang berwarna Putih sebagai Simbol Alat Transportasi Tradisional antar Pulau dan Alat untuk mencari nafkah masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas dalam mengisi laju Pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas; f. Cerana/Tepak Sirih berwarna merah melambangkan Keramahtamahan, Kekeluargaan dan Persahabatan, dan mengandung arti bahwa Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas menjunjung tinggi Adat-istiadat. g. Sebilah Keris berlekuk 7 (tujuh) berwarna Kuning Emas berhulu kepala Burung berwarna hitam, melambangkan Perjuangan dan Kepahlawanan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas atas dasar Kebenaran dan Keadilan. Keris juga melambangkan Kejujuran dan Amanah. Keris juga melambangkan jumlah Kecamatan ketika terbentuknya Kabupaten Kepulauan Anambas berjumlah 7 buah Kecamatan dan juga melambangkan Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan Daerah Otonomi Ke-7 di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau;

h. Api menyala berwarna Merah diatas Keris yang melambangkan bahwa Kabupaten Kepulauan Anambas mengandung banyak potensi Sumber Daya Alam (SDA) di darat dan di laut terutama pada sektor Tambang Minyak dan Gas Alam (MIGAS). i. Gelombang Laut terdapat 5 Gradasi Warna Biru Tua sampai Biru Muda dengan 5 Gelombang mengandung arti bahwa Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan 5 (lima) Sila yaitu Pancasila dengan berdasarkan Undang-Undang dasar 1945. Pasal 3 Bentuk dan Ukuran lengkap Lambang dan Motto Daerah serta Bendera merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagaimana tercantum pada Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III pada Peraturan Daerah ini. B A B III PEMBAGIAN DAN ARTI WARNA DALAM LAMBANG Pasal 4 Pembagian Warna Lambang Daerah adalah sebagai berikut : (1) Warna Lambang Daerah; a. Biru berarti Kepercayaan, Ketenangan serta Bijaksana; b. Hijau berarti Alami, Kesuburan, Kedamaian dan Sehat; c. Kuning berarti Kegembiraan penuh harapan, Optimis, Keagungan dan Keramahtamahan; d. Merah berarti keberanian; e. Hitam berarti Ketegasan dan Keteguhan serta Keabadian; f. Putih berarti Kebenaran, Keindahan dan Keteraturan; g. Coklat berarti Keseimbangan dan Keyakinan. (2) Ukuran Bendera; a. Bahwa Lambang ditempatkan di tengah-tengah Bendera dengan Ukuran Standard yaitu, lebar 1 (satu) meter dan panjang 1,5 (satu setengah) meter;

b. Warna dasar bendera Putih, Renda-renda berwarna Kuning. B A B IV PENGGUNAAN LAMBANG DAERAH Penggunaan Lambang Dalam Gedung Pasal 5 (1) Lambang Daerah yang digunakan pada Gedung, Kantor, Rumah Jabatan, ditempatkan pada tempat yang pantas dan menarik; (2) Apabila Lambang Daerah ditempatkan bersama-sama dengan Lambang Negara, maka Lambang Negara diberikan tempat utama; (3) Penggunaan Lambang Daerah didalam Gedung diharuskan pada: a. Kantor Bupati; b. Gedung Daerah; c. Kantor Dewan, Ruang Sidang Dewan; d. Kantor / Badan / Dinas / Instansi, Kecamatan,Kelurahan, dan Desa. Pasal 6 Lambang Daerah digunakan pada Surat-surat Resmi yang dikeluarkan Pemerintah Daerah, dan ditempatkan pada bagian depan kiri atas surat. Penggunaan Lambang di Luar Gedung Pasal 7 (1) Penggunaan Lambang Daerah dibagian luar gedung hanya diperbolehkan pada :

a. Rumah Jabatan Bupati, Wakil Bupati, Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Sekretaris Daerah; b. Kantor-kantor Kepala Daerah dan Kantor-kantor Dewan Perwakilan Daerah. (2) Lambang Daerah dapat digunakan pada : a. Barang-barang milik Pemerintah Daerah; b. Kapal-kapal milik Pemerintah Daerah; c. Kendaraan-kendaraan bermotor milik Pemerintah Daerah; d. Surat-surat Dinas Kepala Daerah, DPRD Daerah, Dinas/Kantor/Badan; e. Buku, majalah, papan nama kantor, dan ataupun himpunan surat-surat Dinas yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah, dan ataupun himpunan Naskah resmi yang diterbitkan seseorang dan Badan Hukum Perdata dengan izin Bupati; f. Pakaian resmi dan ataupun pada atribut yang dianggap perlu dan ditentukan oleh Bupati; g. Perusahaan-perusahaan Daerah; h. Lencana Anggota DPRD yang pemakaiannya disematkan pada dada sebelah kiri; i. Pada upacara-upacara Resmi, Gapura, Pintu Gerbang, Baju, Plakat, Vandel dan Lencana yang diperlukan Daerah; Larangan Penggunaan Lambang Pasal 8 (1) Dilarang menggunakan Lambang Daerah yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini; (2) Dilarang menulis huruf, angka, kalimat, gambar dan tandatanda lain pada Lambang Daerah;

(3) Dilarang menggunakan Lambang Daerah untuk tujuan penghinaan, dagang dan propaganda politik; (4) Lambang untuk perorangan, perkumpulan organisasi swasta atau perusahaan tidak boleh sama atau menyerupai Lambang Daerah. B A B V M OT T O Makna Motto Pasal 9 Motto Daerah adalah KAYUH SERENTAK LANGKAH SEPIJAK bermakna Semangat Kebersamaan, Seiya Sekata dan senantiasa mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat untuk mencapai tujuan dan cita-cita luhur meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan. BAB VI KETENTUAN PIDANA Pasal 10 (1) Pelanggaran terhadap Pasal 8 Peraturan Daerah ini dikenakan ancaman pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). (2) Peraturan Daerah dapat memuat ancaman Pidana atau denda selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Perundangan lainnya.

BAB VII KETENTUAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN Pasal 11 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap Tindak Pidana Pelanggaran Peraturan Daerah ini, sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; (2) Wewenang Penyidikan sebagaimana pada Pasal 10 ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan Tindak Pidana yang terjadi, agar keterangan ataupun laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti keterangan dan barang bukti dari orang pribadi tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana yang terjadi; c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan Tindak Pidana Pelanggaran Penggunaan Lambang Daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumendokumen lain berkenaan dengan Tindak Pidana Pelanggaran Penggunaan Lambang Daerah; e. Melakukan penggeledahan atau mendapatkan barang bukti berupa dokumen-dokumen serta melakukan penyitaan terahadap barang bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan Tindak Pidana Pelanggaran Penggunaan Lambang Daerah;

g. Menyuruh berhenti, melarang, seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung, dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana Pelanggaran Penggunaan Lambang Daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan Penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyelidikan Tindak Pidana Pelanggaran Penggunaan Lambang Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) PPNS sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan tersangka; b. Memasuki rumah tersangka; c. Pemeriksaan surat; d. Pemeriksaan saksi; e. Pemeriksaan ditempat kejadian. f. Penyitaan benda dan atau barang bukti; (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; (5) Apabila PPNS dalam lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas belum diangkat dan atau belum ada pengangkatan, Bupati dapat meminta bantuan Penyidik Kepolisian.

B A B VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Daerah ini dinyatakan berlaku sejak pada tanggal Pengundangan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas; Ditetapkan di : Tarempa pada tanggal : Juni 2010 Pj. BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Y U S R I Z A L Diundangkan di : Tarempa pada tanggal : Juni 2010 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS, Drs. H. HAMDI, M,Si. PEMBINA UTAMA MUDA NIP.19581206 197808 1 001 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010 NOMOR 1

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2010 T E N T A N G LAMBANG DAN MOTTO KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS I. PENJELASAN UMUM : Untuk penyelengaran Pemerintah Daerah sesuai dengan amanat Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan hak otonomi kepada daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya perlu memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, serta keistimewaan dan kekhususan daerah dalam sistem Negera Kesatuan Republik Indonesia. Kabupaten Kepulauan Anambas diresmikan pada tanggal 21 Juli 2008, dengan demikian maka kedudukan, hak dan kewajiban serta tatanan dalam pemerintahan sejajar dan sama dengan Kabupaten-kabupaten lainnya di Indonesia. Potensi sumber daya alam dan ciri khas budaya suatu daerah dapat memberikan gambaran jati diri masyarakat Daerah tersebut pada umumnya yang dituangkan dalam bentuk Lambang dan Motto Daerah. Lambang dan Motto Kabupaten Kepulauan Anambas selain sebagai sarana untuk memperkenalkan daerah juga digunakan pada Tata Naskah Dinas dalam Administrasi Pemerintahan Daerah. Sebagai Kabupaten yang baru terbentuk, Pemerintahan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas telah menetapkan Peraturan Daerah tentang Lambang dan Motto kabupaten Kepulauan Anambas yang berbentuk Tameng atau Perisai yang memiliki arti kebersamaan masyarakat, bersatu padu dalam semangat kebersamaan dan tekad membangun Kabupaten Kepulauan Anambas.

II. PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Ayat 1 Cukup Jelas Ayat 2 Bagian Dasar Perisai/Lambang berwarna Biru yang menggambarkan Letak Geografis Kabupaten Kepulauan Anambas yang dikelilingi Laut yang sangat Luas dan Dalam. Ayat 3 ` Cukup Jelas Pasal 4 Ayat 1 Penetapan akan Lambang dilengkapi dengan Perpaduan warna yang serasi sehingga mengandung arti dan makna tertentu. Ayat 2 Pasal 5 Ukuran Standart Bendera yaitu lebar 1 (satu) meter dan panjang 1,5 meter. Ayat 1, Ayat 2 dan Ayat 3 Cukup Jelas Pasal 6 Lambang Daerah digunakan pada Surat-surat Resmi yang dikeluarkan Pemerintah Daerah, dan ditempatkan pada bagian depan kiri atas surat. Pasal 7 Ayat 1 dan Ayat 2 Cukup Jelas Pasal 8 Ayat 1,Ayat 2, Ayat 3 dan Ayat 4 Cukup Jelas

Pasal 9 Motto Daerah adalah KAYUH SERENTAK LANGKAH SEPIJAK bermakna Semangat Kebersamaan, se iya se kata dan senantiasa mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat untuk mencapai tujuan dan cita-cita luhur dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan. Pasal 10 Ayat 1 dan Ayat 2 Cukup Jelas Pasal 11 Ayat 1, Ayat 2, Ayat 3, Ayat 4 dan Ayat 5 Cukup Jelas Pasal 12 Peraturan Daerah ini dinyatakan berlaku sejak tanggal Pengundangan, agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 1

BERKAS 6 PEMENANG BESAR SAYEMBARA LAMBANG DAN MOTTODAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

BAGIAN HUKUM, ORGANISASI DAN TATALAKSANA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010