Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

dokumen-dokumen yang mirip
Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

Loyalitas Tanpa Batas

1. Aku Ingin ke Bandung

Karya Kreatif Tanah Air Beta

Zaman sekarang susah ya cari yang serius Semua cowok itu sama aja, suka nyakitin

Ah sial aku selingkuh!

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini.

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

angkasa. Tidak ada lagi gugusan bintang dan senyuman rembulan. Langit tertutup awan kelam. Dan sesaat kemudian hujan turun dengan deras.

Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang

AMINAH. udah hampir setengah jam Aminah mengurung

37. Hari Yang Kelabu

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Tapi, tapi, tapi ternyata, ia ada di mana-mana, dan sepertinya, semuanya sama saja, sama berbelit-belitnya, sama membingungkannya, sama

Ahli Ibadah dengan Pelacur yang Cantik Jelita Sebuku Roti Penebus Dosa

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Arif Rahman

TATA IBADAH KELUARGA GABUNGAN GPIB Jemaat IMMANUEL di DEPOK Rabu, 2 Desember 2015 MENGHADAP TUHAN

Oleh: Windra Yuniarsih

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Stupid Love. June 21 st, 2013

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Lebih dekat dengan Mu

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya

[ Indonesia Indonesian

Adab di Dalam Rumah. Penyusun : Majid bin Su'ud al- Ausyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

BAB 9 Pekerjaan Pertama

Yang Mencinta dalam Diam

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

KUMPULAN KATA-KATA BIJAK

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Sang Pangeran. Kinanti 1

Penantian Terakhir. Susi Retno Juwita. Penerbit Nulisbuku.com

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

P A D A M U E M B U N

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

*Satu Jam Saja* -satu-

Budi Mulyanto. Hati Bicara

TRILOGI NOVEL MARITO

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini.

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

Wujud Nilai-Nilai Islam dalam Novel Kukejar Cinta Ke Negeri Cina. Karya Ninit Yunita

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

Karena Kita Adalah Hujan

Hanya Ingin Kau Tahu

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

SINOPSIS FILM PREMONITION

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

BANGKIT Cerpen Karangan: Alfred Pandie Diambil dari : Cerpenmu.blogspot.com

I Love My Job and My Family:

Coffee Break : Kegalauan Raya

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Sinar yang Hilang. Ketika Takdir Menyapa 1

C.I.N.T.A. Persembahan penuh cinta dari : EKA SURYANI. Sebuah kumpulan puisi penghilang penat

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Ini tepat tengah malam, Tepat saat aku merasa sendiri, Hanya aku dan hening, Tenggelam bersama aksara-aksara yang kutulisakan,

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

#Kepo-in

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna

SELEMBAR SURAT CINTA UNTUK ZAHRA. Malam yang Indah * * *

Biografi Pengarang. Adapun karya-karyanya yaitu:

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kisah-Kisah Para Waqfeen Yang Menggugah Keimanan 1

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

Transkripsi:

23 Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita Oleh: Abu Bakar Sidiq Langit senja berselimut mendung tipis, tampak gerimis lembut berjatuhan membasahi suasana senja yang masih belia. Lalu lalang manusia menelusuri lorong jalan kehidupan. Kulangkahkan kakiku memasuki halaman masjid, penat terasa sekujur tubuh ini. Kubasuh muka dan jiwa dalam wuduku untuk bersujud kepada-nya. Kesejukan jiwa membasahiku. Alhamdulillah, kata ini yang selalu terucap dalam benakku setelah aku selesai menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba terhadap Robb-nya. Duduk santai di teras masjid melepas rasa penat setelah satu hari menjalankan aktivitas rutinku sebagai seorang pelajar membuatku terasa lebih rileks. Seorang wanita muda di atas usiaku duduk di samping kananku, pertama dia tersenyum indah padaku, aku membalas senyumannya. Terlintas di pikiranku begitu saja, aku 121

mulai tertarik memerhatikannya. Sekilas penampilannya tidak mencerminkan kalau dia seorang pekerja kantoran. Baju gamis serta jilbab besar yang menutupi setiap lekuk tubuhnya, membuat sekilas orang terkesan kalau dia seorang wanita biasa. Dia membawa sebuah tas besar berukuran laptop, ini yang membuat diriku penasaran padanya. Ingin rasanya aku menyapanya dan menanyakan rasa penasaran ini. Tapi, ada sedikit keragu-raguan, aku takut salah dan menyinggung perasaannya. Oh, ternyata dia yang menyapaku terlebih dahulu. Assalamualaikum. Dengan senyuman ramah dan suara yang lembut, dia menyapaku. Waalaikum salam, aku membalas sapaannya dengan sebuah senyuman. Anda kerja? Dia kembali bertanya dan memulai pembicaraan. Tidak, dan Anda sendiri kerja? Kuberanikan diriku untuk bertanya lagi, ini kesempatan untuk menjawab rasa ingin tahu yang sejak tadi meliputiku. Alhamdulillah tidak, baru dua jam yang lalu aku mengundurkan diri dari pekerjaanku, jawabannya membuatku lebih penasaran dari sebelumnya. Aku kembali bertanya. Memangnya kenapa, kok Anda berhenti dari pekerjaan? Kali ini pertanyaanku dia balas dengan senyuman. Iya, senyuman yang lembut membawa keteduhan jiwa bagi yang melihatnya. Aku mengenalnya baru satu jam lalu, tapi terasa sudah begitu lama aku mengenalnya. Anda sudah menikah? Dia kembali bertanya, dan pertanyaannya membuatku terpojok dalam satu kenyataan. 122 Aswinarko, Mirza Ghulam Ahmad, dkk

Aku mengelengkan kepala tanda bahasa tubuhku dan berkata, Belum. Spontanitas dia bertanya lagi. Loh, kenapa? pertanyaan yang tidak bisa aku jawab dengan kata-kata, mulutku diam dan membisu, aku hanya bisa menjawab dengan sebuah senyuman di bibirku sebagai isyarat. Anda tahu kenapa aku berhenti bekerja? Itu karena suamiku. Aku menikah dengannya karena agamanya. Dulu kami satu kampus waktu kuliah, cuma beda jurusan. Cinta kami bersemi begitu indah, semakin hari bibit cinta di hati kami tumbuh kian subur, bagaikan tanaman yang tumbuh di tanah yang gembur dan mendapatkan pupuk yang cukup. Setelah lulus dan wisuda, kami tak buang waktu lagi, dia melamarku dan kami pun menikah. Waktu itu kami belum bekerja, maka kami pun berusaha mencari pekerjaan. Tapi, nasib kami memang berbeda, aku segera mendapatkan pekerjaan sementara suamiku sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan yang layak baginya. Selama ini dia bekerja apa adanya, dia bekerja sebagai pedagang keliling yang penghasilannya di bawah penghasilanku setiap bulannya. Tapi, sudah menjadi janji kami untuk saling setia dan aku menerimanya apa adanya. Hidup terus berjalan dan masalah hidup itu pasti ada pada setiap anak manusia. Waktuku banyak tersita di luar rumah karena tuntutan pekerjaanku, sedangkan suamiku ada di rumah. Maka dialah yang banyak mengerjakan pekerjaan yang ada di rumah. Pekerjaan rumah yang mestinya aku kerjakan, dia yang mengambil alih. Sudah menjadi komitmen kami untuk saling membantu dalam urusan rumah tangga, maka dia pun mengerjakannya dengan ikhlas tanpa terbebani. 123

Dia Fatimah, nama temanku yang baru aku kenal beberapa saat yang lalu. Dia menceritakan apa yang sedang terjadi pada dirinya dan keluarganya dengan gamblang. Rona merah menghiasi senja di ujung langit tampak indah, seolah menyapa membawa angan-angan menyambut malam sejuta rasa. Hujan gerimis yang sejak tadi menghiasi langit senja, kini telah reda. Tak terasa hampir tiga jam kami duduk di teras masjid, aku mendengarkan ceritanya seperti novel yang ia bacakan padaku. Menyimak kata per kata yang keluar dari dalam isi hatinya dengan seksama, dia mulai melanjutkan kisah ceritanya. Dua hari yang lalu suamiku sakit, di saat yang sama aku juga sakit, tubuhku terasa letih semua, mungkin karena kelelahan. Ketika aku sedang berbaring, terdengar suara suamiku dari ruang tamu memanggilku, dia ingin diambilkan satu gelas air putih hangat. Karena aku merasa aku juga sakit, maka aku menyuruh untuk mengambil air minum sendiri, dan aku berkata padanya kalau aku pun sama sakit. Waktu itu malam semakin larut, di kesunyian malam aku tertidur lelap. Aku terbangun jam satu malam, aku baru ingat saat itu aku belum salat Isya, aku pun segera mengambil air wudu. Ketika aku melewati dapur, semua piring kotor sudah bersih, dapur pun tampak bersih, ini semua suamiku yang mengerjakan dalam kondisi sakit. Tak terasa air mataku pun jatuh menetes membasahi kedua pipi ini. Ya Allah, apa yang telah hamba lakukan terhadap imam hamba? Begitu zalimkah hamba ini ya Allah? Dia punya hak atas diri hamba. Hamba pun punya kewajiban atas dirinya. Tapi mengapa hamba menjadi seperti ini, ya Allah. 124 Aswinarko, Mirza Ghulam Ahmad, dkk

Aku melihat ada kesedihan dan penyesalan yang mendalam pada dirinya. Dia menghapus butiran air mata yang membasahi kedua pipinya yang memerah. Lalu dia pun melanjutkan ceritanya lagi. Malam itu aku pulang melihat suamiku tidur di ruang tamu dengan selembar kain tipis sebagai penghangat tubuhnya. Aku pun mendekatinya, aku merasakan sesuatu yang terjadi padanya. Ternyata benar, badannya terasa panas ketika aku letakkan telapak tanganku di atas dahinya. Ya Allah, apa sebenarnya yang terjadi pada suamiku, dia benar-benar sakit dan aku istrinya baru mengetahuinya. Dia kerjakan semua yang menjadi tugasku sebagai seorang istri dalam kondisi sakit. Setelah aku bertanya padanya, dia menjawab, Aku kasihan padamu karena kamu juga dalam kondisi sakit. Aku semakin merasa bersalah dan menyesal telah membuatnya seperti ini. Maka di tengah kesunyian dan kegelapan malam, aku bawa suamiku ke rumah sakit terdekat di sekitar tempat tinggalku. Sejak malam itu aku memutuskan untuk segera berhenti bekerja, aku tidak ingin berbuat zalim lagi dan melawan kodrat sebagai istri yang kewajiban utamanya mengurus rumah tangga. Biarlah hidup ini berjalan apa adanya, tapi mendapat ketenangan. Seperti terlepas dari beban yang sangat berat, itulah yang aku lihat dari ekspresi yang ada di wajahnya. Senja kini telah meninggalkan mahkotanya, disambut malam dengan penuh cahaya sang raja malam yang bertakhta dengan megahnya. Indahnya maha karya lukisan Sang Kuasa, hamba ini tidak dapat melukiskan dengan katakata. Sahabat baruku menghilang ditelan lorong kegelapan malam dengan sepeda motor milik suaminya. Setelah dia berpamitan kepadaku, dia pun berkata, Suatu saat nanti 125

jika kau sudah mempunyai istri, jangan pernah merasa malu untuk membantu mengerjakan pekerjaan istrimu. Tidak ada keraguan dia berjalan, dengan penuh kenyakinan dan tanpa beban ketika suaminya menjemput. Kutatap cahaya lampu yang menerangi kegelapan malam. Terlintas di pikiranku, kehidupan yang selama ini aku jalani sungguh berbeda jauh dengannya, sahabat yang baru aku kenal beberapa jam yang lalu. Sejak kecil aku tergolong anak orang berada dan dimanja, orang tuaku sukses dalam dunia usahanya, apa yang aku inginkan sudah ada di depan mata. Catatan hidupku begitu mulus tanpa ada liku-liku kehidupan, terutama dalam kondisi keuanganku. Soal jodoh aku pun terlalu memilih, aku ingin yang sempurna, aku tak ingin menyusahkan hidupku nantinya. Di dunia ini tidak ada orang yang sempurna. Kini baru kusadari itu, selama ini penilaian dan pemikiranku salah. Ada sesuatu yang harus dicari dan diperjuangkan, dan sesuatu itu lebih mulia dari apa pun di dunia ini, yaitu orang yang mengerti ilmu agama dan dialah tipe pendamping yang semestinya aku cari selama ini. Wanita yang salihah. Sepanjang senja dan menjelang malam hari ini aku mendapat pelajaran yang sangat berharga dari sahabatku, Fatimah, yang baru aku kenal beberapa jam yang lalu. Kulangkahkan kaki ini dengan sebuah senyuman, kini begitu jelas jalan hidup yang harus aku lalui dan aku perjuangkan. Dalam hati yang terdalam aku sangat berterima kasih karena bertemu dengan sahabatku, Fatimah. **** 126 Aswinarko, Mirza Ghulam Ahmad, dkk

Tentang Penulis Abu Bakar Sidiq, lahir di Jakarta pada tanggal 22 September 1991. Menempuh pendidikan dasar hingga jenjang menengah atas di Jakarta, dengan nuansa islami yang kental. MI At-Taqwa Jakarta, MTsN 1 Jakarta, dan MA Al-Khairiyah Jakarta, membuatnya sangat dekat dengan suasana lingkungan yang islami. Sampai saat ini masih tinggal bersama orang tuanya di kawasan Bangka III, Jakarta Selatan. Dan saat ini sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Indraprasta PGRI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Moto penulis: Seseorang akan bersama yang dicintai. 127