Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Kebutuhan akan konstruksi membuat beton menjadi pilihan utama,

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT


PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Oleh : Reni Sulistyawati. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN

PENGARUH PASIR BATU BREKSI SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PENGARUH PENAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH ) TERHADAP SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK BETON NUR CHOIRI ABSTRAK

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

STUDI PENGARUH SERAT POLYPROPYLENE (PP) TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

PENGARUH TEMPERATUR AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON PADA BETON SCC (SELF COMPACTING CONCRETE) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-300)

PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH DENGAN VARIASI KUAT TEKAN BETON

Studi Angka Koefisien Korelasi Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Umur & Bentuk Benda Uji Standar SNI

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

PENGARUH PANAS PEMBAKARAN PADA BETON TERHADAP PERUBAHAN NILAI KUAT TEKAN ( INFLUENCE ON THE COMBUSTION HEAT TO CHANGE THE VALUE OF CONCRETE STRENGTH )

PENGARUH KANDUNGAN LUMPUR PADA AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON NORMAL

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN DAN WAKTU PERPUTARAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MENGGUNAKAN MESIN MOLEN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PENGARUH BAHAN KIMIA TAMBAHAN TERHADAP IKATAN AWAL DAN SLUMP BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

PERBANDINGAN UJI TARIK LANGSUNG DAN UJI TARIK BELAH BETON

Kajian Eksperimen Kuat Tekan Beton Ringan Menggunakan Agregat Bambu dan Bahan Tambah Beton

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK BETON DENGAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DENGAN f c = 25 MPa

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang pesat memacu peningkatan

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

PENGARUH BESAR BUTIR MAKSIMUM AGREGAT TERHADAP MUTU BETON NORMAL EFFECT OF MAXIMUM GRAIN LARGE OF AGGREGATES TO NORMAL CONCRETE QUALITY

Pengaruh Panjang Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat Mekanik Beton

PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

PENGARUH RECYCLING ASPAL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN SERAT BENDRAT PADA KUAT DESAK, PENETRASI DAN PERMEABILITAS BETON

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH ADITIF SIKACIM TERHADAP CAMPURAN BETON K 350 DITINJAU DARI KUAT TEKAN BETON

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB III LANDASAN TEORI

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)

Perencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

ANALISIS KUAT TEKAN BETON TANPA TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI TAK RUSAK BERDASARKAN KECEPATAN GELOMBANG SONIK

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI BAHAN I 1 Wed, March 13th 2011

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Pengaruh Luas Lubang Pipa Pada Kolom Pendek Dengan Variasi Diameter Lubang Pipa 1½, 2, 2½ Dan 3.

Transkripsi:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Pengaruh Suhu dan Waktu Pembakaran terhadap Kekuatan Beton di Laboratorium Tambang, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung 1 Bayu Nursyamsu, 2 Zaenal dan 3 Elfida Moralista 1,2 Program Studi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 big_bayu@yahoo.co.id Abstract. Concrete is the main material to construct a building or infrastructure. The need of a construction made concrete chosen as main choice because it s easy to be formed. Concrete has a heat resistance to a certain temperature until it s damaged or experienced a structural failures. In this study, concrete sample burned in the blast furnace at temperature of 200 C, 400 C and 500 C for 30, 60, 90 and 120 minutes to determine the scope of these variables affect the concrete. The samples of concrete which are not burned were also tested to be compared with the compressive strength of the burned samples.the samples used were the concrete with medium quality specifications with compressive strength of 21 MPa to 40 MPa. The not burned concrete samples compressive strength median is 23.31 MPa. While the concrete samples burned at a temperature of 200 C has the compressive strenght value of 18.60 MPa (30 minutes), 16.98 MPa (60 minutes), 15.36 MPa (90 minutes), 13.74 MPa (120 minutes). At temperature 400 C, the compressive strength are 13.87 MPa (30 minutes), 13.06 MPa (60 minutes), then 12.25 MPa (90 minutes), 11.44 MPa (120 minutes). The compressive strength of concrete samples at combustion temperatures of 500 C are 11.09 MPa (30 minutes), 9.77 MPa (60 minutes), 8.45 MPa (90 minutes), 7.13 MPa (120 minutes). Coefficient correlation temperature effect is 0.976, time effect 0.927, and time and temperature effect is 0.977, this indicated that time and temperature has a very high effect. Based on the results of the test, the compressive strength of concrete samples does not meet the standards of moderate concrete quality. Keywords : Concrete, Blast Furnace, Compressive Strength. Abstrak. Beton merupakan bahan dasar untuk membuat suatu bangunan atau infrastruktur. Kebutuhan akan konstruksi membuat beton menjadi pilihan utama karena beton merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk. Beton memiliki ketahanan terhadap panas sampai suhu tertentu hingga beton tersebut rusak atau mengalami gagal struktur. Pada penelitian ini, sampel beton dibakar dalam blast furnace pada suhu 200 C, 400 C dan 500 C selama 30, 60, 90 dan 120 menit untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel tersebut berpengaruh. Sampel beton yang tidak dibakar juga diuji kuat tekannya untuk dibandingkan dengan kondisi sampel beton yang dibakar.sampel beton yang digunakan merupakan beton dengan spesifikasi mutu sedang dengan kuat tekan sebesar 21 MPa hingga 40 MPa. Nilai kuat tekan beton rata-rata yang tidak dibakar sebesar 23,31 MPa. Sedangkan sampel beton yang dibakar pada suhu 200 C nilai kuat sampel beton tekan adalah 18,60 MPa (30 menit), 16,98 MPa (60 menit), 15,36 MPa (90 menit), 13,74 MPa (120 menit). Pada suhu 400 C kuat tekannya 13,87 MPa (30 menit), 13,06 MPa (60 menit), 12,25 MPa (90 menit), 11,44 MPa (120 menit). Nilai kuat tekan sampel beton pada suhu pembakaran 500 C adalah 11,09 MPa (30 menit), 9,77 MPa (60 menit), 8,45 MPa (90 menit), 7,13 MPa (120 menit). Koefisien korelasi pengaruh suhu adalah 0,976, pengaruh waktu 0,927, dan pengaruh suhu dan waktu adalah 0,977 yang menandakan pengaruh suhu dan waktu sangat tinggi. Berdasarkan hasil pengujian maka kuat tekan sampel beton sudah tidak memenuhi standar beton mutu sedang. Kata Kunci : Beton, Blast Furnace, Kuat Tekan. A. Pendahuluan Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan yang digunakan dalam pembangunan infrastruktur. Kebutuhan akan konstruksi membuat beton menjadi pilihan utama, karena beton merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dan murah, maka dari itu 321

322 Bayu Nursyamsu, et al. material-material penyusun dari beton tersebut memiliki pengaruh penting terhadap kekuatan dari beton tersebut. Kekuatan dari beton merupakan suatu hal yang penting untuk diteliti. Karena pada dasarnya beton digunakan untuk keperluan konstruksi yang berbeda-beda seperti jalan, jembatan, dermaga, rumah, gedung bertingkat, hingga pembangkit listrik yang membutuhkan beton dengan spesifikasi tertentu. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, Laboratorium Tambang Unisba mengadakan alat baru yaitu Blast Furnace yang digunakan untuk membakar sampel beton hingga suhu 500 C. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan alat Blast Furnace tersebut pada proses pembakaran sampel beton mutu sedang untuk gedung yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). Hasil pengujian ini diharapkan dapat menggambarkan kondisi bangunan yang telah terbakar. Tujuan Penelitian 1. Membuat beton dengan spesifikasi beton mutu sedang (kuat tekan 21 MPa 40 MPa) berdasarkan SNI. 2. Mengetahui kuat tekan sampel beton setelah dibakar pada suhu dan waktu tertentu. 3. Mengetahui kuat tekan sampel beton setelah dibakar, apakah masih memenuhi standar beton mutu sedang atau tidak. B. Landasan Teori Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari medium campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Beton merupakan komposit, secara kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masingmasing material pembentuk. (Tjokrodimulyo,1992). Syarat-syarat yang penting pada pembuatan beton adalah: 1. Beton segar harus dapat dikerjakan atau dituang. 2. Beton yang dikerjakan harus cukup kuat untuk menahan beban dari yang telah direncanakan. 3. Beton tersebut harus dapat dibuat secara ekonomis. Jenis Beton Mutu Tinggi Mutu Sedang Mutu Rendah Tabel 1. Klasifikasi Beton σc (MPa) Uraian 35-65 Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya. Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan, 20 35 gelagar beton bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, beton bertulang, bangunan. 15 20 Umumnya digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan. 10 15 Digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton. Karakteristik Beton Ditinjau dari segi kuat tekan, beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut (SNI 03-6468-2000, ACI 318, ACI 363R-92): 1. Beton mutu rendah (low strength concrete) dengan kuat tekan (fc ) kurang dari 20 MPa. 2. Beton mutu sedang (medium strength concrete) dengan kuat tekan (fc ) antara Volume 2, No.1, Tahun 2016

Kajian Pengaruh Suhu dan Waktu Pembakaran terhadap Kekuatan Beton 323 21 MPa sampai 40 MPa. 3. Beton mutu tinggi (high strength concrete) dengan kuat tekan (fc ) lebih dari 41 MPa. Bahan-bahan penyusun beton adalah: 1. Semen portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam pembuatan beton.. 2. Komponen penyusun beton yang terbesar dan yang terpenting adalah agregat, karena agregat mengisi hampir 75% dari volume total beton. Kualitas dari agregat sangat penting karena akan berpengaruh terhadap kuat tekan beton dan keawetan struktur. 3. Air adalah bahan campuran beton yang berfungsi untuk menghidrasi semen. Air dapat mempengaruhi waktu pengikatan (setting time), penyusutan (drying shrinkage), keawetan (durability). Jumlah air yang diberikan dalam adukan beton harus tepat. Kuat Tekan Beton yang disyaratkan f c ' adalah kuat tekan beton karakteristik yang ditetapkan oleh perencana struktur digunakan dalam Mega Pascal atau MPa (SK SNI-T-14-1991-03). Pengujian kuat tekan beton dilakukan menggunakan Compression Test Machine dengan cara memberikan beban tekan bertahap dengan kecepatan peningkatan beban tertentu kepada benda uji silinder beton sampai mengalami keruntuhan/hancur. Tata cara pengujian yang dipakai adalah standar SNI (Standar Nasional Indonesia), SNI 03-1974-1990. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton antara lain faktor perbandingan air semen (w/c), umur beton, jenis dan jumlah semen, dan sifat agregat. Kuat tekan masing-masing benda uji ditentukan oleh kuat tekan tertinggi yang dicapai oleh benda uji pada umur 28 hari. Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Beton Peningkatan termperatur akibat kebakaran menyebabkan material beton mengalami perubahan sifat. Suhu yang dapat dicapai pada suatu ruangan gedung yang terbakar adalah ± 1000 C dengan lama kebakaran umumnya lebih dari 1 jam. Kebanyakan beton struktural dapat digolongkan ke dalam tiga jenis agregat : karbonat, silikat, dan agregat berbobot ringan. Agregat karbonat meliputi batu kapur dan dolomit dan dimasukkan dalam satu golongan karena kedua zat ini mengalami perubahan susunan kimia pada suhu antara 700 C sampai 980 C. Agregat silikat yang meliputi granit, kuarsit, batu pasir, tidak mengalami perubahan kimia pada suhu yang biasa dijumpai dalam kebakaran (Norman Ray, 2009). Beton yang dibakar hingga suhu di atas 800 C, mengalami degradasi berupa pengurangan kekuatan yang cukup signifikan yang mungkin tidak akan kembali lagi (recovery) setelah proses pendinginan. Agregat silikat yang meliputi granit, kuarsit, batu pasir, tidak mengalami perubahan kimia pada suhu yang biasa dijumpai dalam kebakaran (Norman Ray, 2009). Beton yang dibakar hingga suhu di atas 800 C, mengalami degradasi berupa pengurangan kekuatan yang cukup signifikan yang mungkin tidak akan kembali lagi (recovery) setelah proses pendinginan. Besarnya kehilangan kekuatan dan dapat atau tidaknya kekuatan material kembali seperti semula ditentukan oleh jenis material yang digunakan, tingkat keparahan (suhu) pada kebakaran dan lama kebakaran. C. Hasil Penelitian Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

324 Bayu Nursyamsu, et al. Sampel beton diletakkan secara tegak lurus pada mesin UCS lalu kemudian diberi tekanan secara axial dengan beban secara bertahap per 500 kg sampai sampel beton tersebut hancur. Data kuat tekan puncak pada saat sampel beton hancur dicatat dan dibagi dengan luas permukaan sampel beton tersebut sehingga didapatkan nilai kuat tekan dari sampel beton tersebut (MPa). Kemudian dilakukan analisis pengaruh pembakaran terhadap kuat tekan sampel beton tersebut. Tabel 2. Kuat Beton No Kode Sampel Suhu ( c) 1 BS / 1 Waktu (menit) σc (MPa) 24,33 2 BS / 2 27 0 23,57 3 BS / 3 22,04 4 BS / 200 / 30' / 1 18,09 5 BS / 200 / 30' / 2 200 30 18,73 6 BS / 200 / 30' / 3 20,06 7 BS / 200 / 60' / 1 17,20 8 BS / 200 / 60' / 2 200 60 16,24 9 BS / 200 / 60' / 3 16,18 10 BS / 200 / 90' / 1 15,67 11 BS / 200 / 90' / 2 200 90 15,29 12 BS / 200 / 90' / 3 14,33 13 BS / 200 / 120' / 1 14,01 14 BS / 200 / 120' / 2 200 120 14,15 15 BS / 200 / 120' / 3 13,89 16 BS / 400 / 30' / 1 13,82 17 BS / 400 / 30' / 2 400 30 13,76 18 BS / 400 / 30' / 3 13,69 19 BS / 400 / 60' / 1 13,50 20 BS / 400 / 60' / 2 400 60 13,38 21 BS / 400 / 60' / 3 12,74 22 BS / 400 / 90' / 1 12,61 400 90 23 BS / 400 / 90' / 2 12,48 Volume 2, No.1, Tahun 2016

Kajian Pengaruh Suhu dan Waktu Pembakaran terhadap Kekuatan Beton 325 24 BS / 400 / 90' / 3 11,72 25 BS / 400 / 120' / 1 11,46 26 BS / 400 / 120' / 2 400 120 11,46 27 BS / 400 / 120' / 3 11,15 28 BS / 500 / 30' / 1 11,08 29 BS / 500 / 30' / 2 500 30 10,32 30 BS / 500 / 30' / 3 10,25 31 BS / 500 / 60' / 1 10,25 32 BS / 500 / 60' / 2 500 60 10,19 33 BS / 500 / 60' / 3 9,87 34 BS / 500 / 90' / 1 9,55 35 BS / 500 / 90' / 2 500 90 9,43 36 BS / 500 / 90' / 3 8,92 37 BS / 500 / 120' / 1 6,24 38 BS / 500 / 120' / 2 500 120 7,26 39 BS / 500 / 120' / 3 5,61 Sampel beton dengan spesifikasi kuat tekan 21 MPa 40 MPa merupakan beton mutu sedang yang umumnya digunakan untuk gedung bertingkat. Pembahasan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap suatu peristiwa yang serupa seperti kebakaran gedung. Pada saat pencampuran beton dan pengujian slump test apabila dilihat dari mix design, slump yang distandarkan adalah 6 cm 18 cm. Adukan beton segar setelah diuji slump-nya adalah 8 cm, 10 cm dan 12 cm yang apabila dirata-ratakan adalah 10 cm. Hal tersebut menunjukkan adonan beton ini masih masuk dalam rencana slump yang distandarkan. Pada saat beton tersebut dibakar, beton akan kehilangan kadar air di dalamnya, yang mengakibatkan sistem perekat antar partikelnya menjadi rusak atau biasa disebut gagal struktur. Hal tersebut menyebabkan beton kehilangan kekuatannya. Namun seberapa signifikan beton tersebut kehilangan kekuatannya belum dapat ditentukan, hal tersebut dapat diketahui apabila telah dilakukan pengujian. Kuat tekan sampel beton rata-rata tanpa pembakaran didapat sebesar 23,31 MPa. Sedangkan pada seluruh sampel beton yang dibakar diperoleh kuat tekannya lebih kecil dari 23,31 MPa. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu dan suhu pembakaran memberikan pengaruh terhadap penurunan kuat tekan sampel beton. Analisis Pengaruh Suhu Pembakaran Terhadap Kuat Tekan Beton Pada pembakaran dengan lama waktu 30 menit pada setiap suhunya mengalami penurunan kekuatan sampel beton. Kekuatan normal sampel beton di angka 23,31 MPa perlahan menurun hingga kekuatan terendahnya 10,25 MPa saat dibakar pada Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

326 Bayu Nursyamsu, et al. suhu 500 C. Pembakaran sampel beton dengan lama pembakaran 30 menit menghasilkan persamaan garis linear Y = 24,595 0,028 X 1. Sehingga apabila sampel beton dipanaskan pada waktu 30 menit akan mengalami gagal struktur pada suhu sekitar 880 C dengan koefisien korelasi 0,987. Pada pembakaran dengan waktu 60 menit kekuatan sampel beton dengan sangat signifikan menurun. Kekuatan terendah sampel beton pada 9,87 MPa saat dibakar dengan suhu 500 C yang menandakan sampel beton sudah berada jauh dibawah mutu beton sedang dan koefisien korelasinya adalah 0,977 yang berarti sangat signifikan. Sampel beton dibakar pada lama waktu 90 menit kekuatannya jauh berkurang dari kekuatan normal. Ikatan hidrasi antar penyusun beton rusak sehingga kuat tekannya menurun drastis yaitu sebesar 8,92 Mpa pada suhu pembakaran 500 C. Koefisien korelasi yang didapat dari hasil pengolahan data dengan software SPSS adalah 0,964. Pada pembakaran dengan waktu 60 menit kekuatan sampel beton dengan sangat signifikan menurun. Kekuatan terendah sampel beton pada 9,87 MPa saat dibakar dengan suhu 500 C yang menandakan sampel beton sudah berada jauh dibawah mutu beton sedang dan koefisien korelasinya adalah 0,977 yang berarti sangat signifikan. Sampel beton dibakar pada lama waktu 90 menit kekuatannya jauh berkurang dari kekuatan normal. Ikatan hidrasi antar penyusun beton rusak sehingga kuat tekannya menurun drastis yaitu sebesar 8,92 Mpa pada suhu pembakaran 500 C. Koefisien korelasi yang didapat dari hasil pengolahan data dengan software SPSS adalah 0,964. Pengujian kuat tekan dengan waktu pembakaran 120 menit merupakan pengujian dengan waktu paling lama. Pengaruh suhu pada lama pembakaran 120 menit dengan suhu 500 C menghasilkan kuat tekan sampel beton yang paling rendah 5,61 Mpa. Dari hasil pengolahan data didapatkan persamaan garis Y = 19,289 0,024 X 1 untuk lama pembakaran 120 menit. Sehingga sampel beton akan mengalami gagal struktur pada suhu 804 C. Koefisien korelasi yang didapat adalah 0,927. Rata - rata koefisien korelasi yang didapat dari pengaruh suhu pembakaran adalah 0,976. Pengaruh suhu pembakaran dibandingkan dengan waktu pembakaran lebih signifikan. Analisis Pengaruh Waktu Pembakaran Terhadap Kuat Tekan Beton Pada pembakaran sampel beton hubungan ikatan antar partikel beton perlahan rusak, sehingga agregat beton tersebut semakin melemah kekuatannyadan perlahan mengalami gagal struktur. Pengaruh waktu pembakaran terhadap kekuatan sampel beton tidak lebih signifikan daripada pengaruh suhu terhadap pembakaran. Pada suhu pembakaran 200 C kekuatan beton paling rendah yaitu pada waktu pembakaran selama 120 menit dengan kekuatan 13,89 MPa. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y = 20,222 0,054 X 2, sehingga pada suhu pembakaran 200 C sampel beton akan mengalami gagal struktur pada waktu 374,5 menit. Pembakaran sampel beton dengan suhu 400 C menghasilkan penurunan yang lebih signifikan daripada pembakaran pada suhu 200 C. Koefisien korelasi yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan software SPSS adalah 0,953. Volume 2, No.1, Tahun 2016

Kajian Pengaruh Suhu dan Waktu Pembakaran terhadap Kekuatan Beton 327 Pada suhu 400 C sampel beton mulai berubah warna menjadi kecoklatan dan terjadi keretakan pada pemukaan sampel beton. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada kuat tekan sampel beton. Pada suhu pembakaran 500 C kekuatan sampel beton paling rendah. Dari analisa software SPSS didapatkan persamaan regresi Y = 12,417 0,044 X 2. Sampel beton kekuatannya 0 MPa pada waktu pemanasan 282,2 menit. Koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 0,887 pengaruh waktu pada suhu pembakaran 500 C sangat signifikan. Rata - rata koefisien korelasi yang didapat dari pengaruh waktu pembakaran adalah 0,927. Pengaruh waktu pembakaran apabila dibandingkan dengan suhu pembakaran lebih rendah. Analisis Pengaruh Suhu dan Waktu Pembakaran Terhadap Kuat Tekan Beton Variabel suhu dan waktu apabila digabungkan dan dianalisa mempunyai pengaruh yang paling tinggi. Persamaan regresi yang dihasilkan dari pengolahan data adalah Y = 24,005-0,023 X 1-0,041 X 2. Dimana X 1 adalah suhu pembakaran dan X 2 adalah waktu pembakaran. Sampel beton pada suhu 500 C akan mengalami gagal struktur pada waktu pembakaran 305 C. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kekuatan sampel beton yang dibakar hingga suhu pembakaran yang lebih tinggi dari pengujian yang dilakukan. Pada bangunan terbakar suhu pembakaran beton dapat mencapai hingga 1000 C pada waktu pembakaran yang tidak ditentukan karena tergantung bahan bakar kebakaran tersebut seperti jenis material yang terdapat pada bangunan yang terbakar tersebut. Pengaruh antara suhu dan waktu pembakaran sangat signifikan terhadap kekuatan sampel beton saat didapat koefisien korelasinya 0,977 dari pengolahan data dengan menggunakan software SPSS. Hal tersebut menandakan bahwa pengaruh suhu dan waktu lebih besar dari pengaruh suhu atau waktu. D. Kesimpulan 1. Hasil penellitian bahwa sampel beton mutu sedang dengan kuat tekan rata-rata sebesar 23,31 MPa yang sesuai dengan hasil perhitungan mix design. 2. Hasil pengujian sampel beton pada berbagai suhu dan waktu pembakaran adalah : a. Kuat tekan rata-rata sampel beton pada suhu pembakaran 200 C adalah 18,60 MPa (30 menit), 16,98 MPa (60 menit), 15,36 MPa (90 menit) dan 13,74 MPa (120 menit). b. Kuat tekan rata-rata sampel beton pada suhu pembakaran 400 C adalah 13,87 MPa (30 menit), 13,06 MPa (60 menit), 12,25 MPa (90 menit) dan 11,44 MPa (120 menit). c. Kuat tekan rata-rata sampel beton pada suhu pembakaran 500 C adalah 11,09 MPa (30 menit), 9,77 MPa (60 menit), 8,45 MPa (90 menit) dan 7,13 MPa (120 menit). 3. Pengaruh suhu dengan koefisien korelasi 0,976 apabila dibandingkan dengan waktu dengan koefisien korelasi 0,927 lebih signifikan. Namun pengaruh suhu dan waktu pembakaran merupakan faktor yang paling signifikan dengan koefisien korelasi 0,977. Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

328 Bayu Nursyamsu, et al. 4. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan di atas, maka sampel beton yang dibakar sudah tidak memenuhi standar beton mutu sedang. Daftar Pustaka Anonim. 1979. Peraturan Beton Bertulang 1971. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum & Tenaga Listrik. Anonim. 2004. Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens. Farmington Hills, USA: American Society for Testing and Materials. Anonim. 2005. Klasifikasi Mutu Beton. Jakarta, Indonesia: Puslitbang Prasarana Transportasi Divisi 7. Anonim. 2008. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-08) and Commentary. Farmington Hills, USA: ACI Committee 318. Hansen, T.C. 1992. Recycling of Demolished Concrete and Masonry. 1st ed. Taylor & Francis Group. Nawy, Edward G. 2005. Reinforced Concrete. 5th ed. Simbolon, Daslan P. 2012. Pengaruh Lamanya Pembakaran Beton Terhadap Kuat Tekan Beton K-250. Soshiroda, T. 1983. Recycled concrete. Proceedings 9th Congress of CIB Stockholm. Standar Nasional Indonesia No. 03-1974. 1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Badan Standarisasi Nasional. Volume 2, No.1, Tahun 2016