BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan salah satu periode perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber informasi yang sangat penting bagi masyarakat. Di antara berbagai media

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Media dapat diartikan sebagai: 1. Alat. 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

DAMPAK TAYANGAN FILM DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU ANAK

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB V HASIL PENELITIAN. hipotesis dengan menggunakan teknik korelari product moment

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Pengaruh Terpaan Berita Kriminal Dan Faktor Demografi Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Untuk Berinteraksi Dengan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih. Sehingga pemasar harus memiliki kreatifitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

I. PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan

2014 PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAKBOLA DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK DALAM BERMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan lain-lain yang berguna bagi masyarakat luas. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB 1: PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pertumbuhan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama media televisi yang selalu menayangkan berbagai acara seperti,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Ray Sahetapy, Jupiter, Asya Shara, Ardina Rasti, dan Ki Joko Bodo.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan pemiliknya, dengan karakteristik: pertama, mengandalkan iklan sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah adalah televisi. Televisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa televisi swasta seperti:an-tv,indosiar,transtv,mnc TV, Raja

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis, psikologis, dan sosial terjadi dengan pesat. Hal ini menuntut perubahan perilaku remaja untuk menyesuaikan diri dengan kondisi remaja saat ini. Pada beberapa remaja, proses penyesuaian ini bisa berlangsung tanpa masalah berarti karena remaja berhasil mengenali identitas diri dan mendapat dukungan sosial yang cukup, dan setiap remaja memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang mempengaruhi perilaku remaja. Dasar dari karakteristik adalah kepribadian yang merupakan ciri atau karakteristik organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan (Syamsu, 2012). Arus informasi melalui media masa baik berupa majalah, surat kabar, tabloid maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan komputer, mempercepat terjadinya perubahan. Meskipun arus informasi ini menunjang berbagai sektor pembangunan, namun arus informasi ini juga melemahkan sistem sosial ekonomi yang menunjang masyarakat Indonesia. Remaja merupakan salah satu kelompok penduduk yang mudah terpengaruh oleh arus informasi baik yang negatif maupun yang positif (Desti, 2005). Grabe yang dikutip oleh Mukaffi menyebutkan media massa (televisi) sebagai sumber informasi utama mengenai kejahatan dan system peradilan, 1

termasuk televisi memberikan sumbangan yang relatif besar dalam membentuk kesan (impression) terhadap kenyataan kejahatan di tengah masyarakat. Dengan demikian, menghadapi fenomena di atas, diperlukan perangkat khusus yang mengatur acara yang dapat dikonsumsi oleh anak-anak. Sehingga dengan dengan adanya kebijakan tentang itu, diharapkan paling tidak mengurangi atau bahkan menghilangkan korban anak akibat peniruan adegan kekerasan di televise (Japarudin, 2013). Televisi adalah media yang sangat potensial, tidak saja untuk menyampaikan informasi tetapi juga membuat orang terpengaruh, mulai dari tindakan-tindakan fisik yang sederhana, hingga sikap, pandangan, dan nilai serta norma, baik ke arah positif maupun negatif, di sengaja ataupun tidak. Menurut Dwyer sebagai media audio visual (pandang dengar) televisi mampu merebut 9 4% saluran masuknya pesan-pesan/informasi ke dalam persepsi manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar walaupun hanya sekali ditayangkan, atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat di televisi setelah tiga jam kemudian, dan 65% setelah tiga hari kemudian (Hutapea, 2010). Meningkatnya proporsi adegan kekerasan dalam film-film di televisi melahirkan kecaman akan pengaruh negatif bagi penonton khususnya remaja. Untuk sampai pada perilaku tertentu maka pengaruh ini diseleksi, disaring atau bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor-faktor personal yang dapat mempengaruhi perilaku remaja. (Widiastuty, 2006). 2

Salah satu dampak dari menonton film kekerasan adalah perilaku agresif. Adegan-adegan sadis dalam bentuk berita atau sinetron kian marak ditayangkan di televise seolah-olah tanpa mempedulikan jam tayangnya. Jika tayangan tersebut terus menerus ditonton oleh remaja, maka akan cenderung berperilaku agresif. Tanpa agresivitas remaja tidak akan bereaksi jika mendapat rangsangan yang mengancamnya. Tetapi tanpa pengarahan yang baik, sifat itu bisa merusak. Respon agresif bukan turunan akan tetapi terbentuk dari pengalaman. Perilaku agresif yang dilihat dan di dengar oleh remaja baik perkataan maupun perbuatan merupakan pengalaman yang tidak diarahkan dengan baik, maka akan membentuk pribadi remaja menjadi agresif (Anantasari, 2006). Kekerasan kelihatannya akan sulit dihilangkan dari tayangan televisi, bahkan sekalipun usaha menguranginya dilakukan, namun tetap akan memberikan kesan dominannya, karena kekerasan sendiri berperan sebagai bumbu penyedap dari sebuah cerita. Besarnya pengaruh televisi terhadap perilaku pemirsanya membuat televisi dituding sebagai biang keladi dari maraknya tindak kekerasan yang terjadi dimasyarakat, seperti perkelahian massa, pemerkosaan, pembunuhan, perampokan dan lain lain ((Desti, 2005). Sebuah penelitian di Pensylvania Amerika serikat terhadap 100 orang anak untuk mengetahui hubungan antara menonton tayangan kekerasan di televisi terhadap perilaku anak. Anak-anak ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1 kelompok diberi tayangan film kartu dengan adegan kekerasan dan 1 kelompok lagi diberi tayangan film kartun tanpa adegan kekerasan. Dari hasil observasi ditemukan terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara perilaku anak yang 3

menonton film kartun adegan kekerasan dan yang tidak memiliki adegan kekerasan dimana anak yang menonton tayangan kekerasan cenderung berperilaku kasar dibandingkan dengan anak yang tidak menonton tayangan kekerasan (Mahayoni dan Lim, 2008). Hasil studi pendahuluan pada tanggal 10 April 2015 terhadap 8 remaja siswa di SMP I Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango dengan melakukan wawancara diperoleh 5 anak (62,5%) mempunyai kebiasaan menonton film yang bernuansa kekerasan seperti fil kungfu atau film ganggater sedangkan 3 remaja (37,5%) lebih senang nonton film komedi seperti Mr. Bean atau film dono kasino indro. Hasil observasi diperoleh 8 orang siswa cenderung berbicara agak kasar dan perilaku cenderung destruktif seperti memukul meja. Kecenderungan dampak negatif dari kebiasaan menonton film kekerasan terhadap perilaku seseorang khususnya remaja membuat peneliti tertarik ingin membuktikan permasalahan tersebut melalui sebuah penelitian tentang peerbandingan antara siswa yang menonton dan tidak menonton film kekerasan terhadap perilaku agresif remaja di SMP I Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latara belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka masalah dalam penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Meningkatnya proporsi adegan kekerasan dalam film-film di televisi melahirkan ancaman akan pengaruh negatif bagi penonton khususnya remaja 4

2. Hasil studi pendahuluan terhadap 8 remaja siswa di SMP I Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango dengan melakukan wawancara diperoleh 5 anak (62,5%) mempunyai kebiasaan menonton film yang bernuansa kekerasan. 3. Hasil observasi awal diperoleh 8 orang remaja cenderung berprilaku agresif seperti suka berbicara agak kasar dan perilaku cenderung destruktif seperti memukul meja. 1.3 Rumusan Masalah Melihat begitu besarnya dampak tayangan televisi khususnya adegan kekerasan terhadap remaja maka rumusan permasalah dalam penelitian adalah bagaimana perbandingan antara siswa yang menonton dan tidak menonton film kekerasan terhadap perilaku agresif remaja di di SMP I Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara siswa yang menonton dan tidak menonton tayangan kekerasan terhadap perilaku agresif remaja di SMP I Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. 1.4.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengidentifikasi perilaku agresif remaja yang menonton film kekerasan pada siswa SMP I Bulango Utara. 2. Untuk mengidentifikasi perilaku agresif remaja yang tidak menonton film kekerasan pada siswa SMP I Bulango Utara. 3. Menganalisis perbedaan antara siswa yang menonton dan tidak menonton film kekerasan terhadap perilaku agresif remaja di SMP I Bulango Utara. 5

1.5 Manfaat Penlitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Ssebagai kajian ilmiah dalam meningkatkan khasanah pengetahuan tentang ilmu perilaku dan faktor yang mempengaruhi perilaku khususnya pada remaja. 1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refensi institusi pendidikan dalam mendidik siswa untuk melakukan upaya preventif terhadap perilaku siswa. b. Bagi keperawatan Sebagai bahan kajian dalam pengembangan praktik keperawatan khususnya keperawatan jiwa, komunitas dan keperawatan anak. c. Bagi orang tua Sebagai bahan masukan untuk lebih memperhatikan perlaku perkembangan perilaku remaja dalam mencegah dampak yang ditimbulkan akibat tayangan televisi. d. Bagi peneliti Sebagai bahan refernsi dalam melakukan kajian mendalam tentang pengaruh tangan kekerasan televisi terhadap perilaku remaja. 6