Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Oleh: Endang Dwi Purwani SDN 2 Margomulyo Kecamatan Watulimo Trenggalek

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Kusmiyarto SMP Negeri 1 Karangan Trenggalek

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Endang Mayawati SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sri Purwartiyah SD Negeri 02 Babadan Karangrejo Tulungagung

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

SETI YANINGSIH NIM : A

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

BAB 1 PENDAHULUAN. standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Penerapan Metode Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Pada SDN No. 1 Pantolobete

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)DI SEKOLAH DASAR

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN

Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Peserta Didik

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TIWIS HERLINA P

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN SISWA KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Peranan Media Gambar IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

Transkripsi:

16 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH HINDU MENERAPKAN MODEL CTL PADA SISWA KELAS V SDN 1 PUNJUL KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung Abstrak. Dalam proses belajar mengajar IPS, siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar. Faktanya motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Punjul Karangrejo Tulungagung masih rendah, hal ini berpengaruh pada rendahnya hasil ulangan harian siswa, masih banyak siswa berada di bawah KKM IPS (70) yang ditentukan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Punjul Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung pada siswa Kelas V bidang studi IPS pokok bahasan sejarah hindu Semester I tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai bulan Nopember 2011. Berdasarkan pengamatan pada siklus I diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 55% dan pada siklus II meningkat menjadi 83,75%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I persentasenya sebesar 56,25% dan pada siklus II meningkat menjadi 82,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL pada siswa kelas V SDN 1 Punjul Karangrejo Tulungagung berhasil dengan baik. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 56,29, pada siklus pertama 75,14, dan siklus kedua 82,86. Kata Kunci: prestasi belajar, sejarah hindu, model CTL Pada era kemajuan teknologi saat ini kita dituntut untuk melek informasi atau mengetahui informasi sesuai perkembangan jaman. Salah satu sarana untuk mengetahui informasi tersebut adalah melalui pembelajaran di sekolah. Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa salah satunya tempat untuk mentransfer ilmu. Tujuan pendidikan nasional adalah menjadikan manusia yang lebih baik. Pendidikan sekolah dasar diselenggarakan untuk mengembangkan kemampuan, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk kehidupan masyarakat serta menyiapkan peserta didik agar memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Oleh karena itu, pendidikan di sekolah dasar harus dilaksanakan dengan baik. Salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan pada pendidikan dasar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran dengan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran di tingkat SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang dimulai dari lingkungan terdekat hingga lingkungan terjauh. Melalui IPS, siswa diarahkan untuk menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 17 Dalam panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan dinyatakan tujuan pembelajaran IPS (BSNP, 2006) yaitu: 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global. Sudjana (2005) menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada siswa. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, serta kecakapan dan kemampuannya. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2001). Sehingga belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar, berdasarkan pengalaman tertentu sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Interaksi tersebut salah satunya adalah proses belajar yang diperoleh di sekolah. Profesionalisme seorang guru sangat dibutuhkan guna terciptanya suasana proses belajar mengajar yang efektif dan efisiensi dalam pengembangan siswa yang memiliki kemampuan beragam. Guru sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan dan mitra belajar dari pada sekedar menstransfer pengetahuan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (Siswoyo, 2007) bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, pada pendidikan usia dini jalur formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah. Dalam proses pendidikan harus mampu menumbuhkan minat belajar siswa. Guru juga harus dapat menggunakan metode yang tepat sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemilihan berbagai metode pembelajaran yang banyak jenisnya, tentu harus dipertimbangkan sebelum digunakan, misalnya dengan memperhatikan beberapa aspek seperti materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia serta hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Menurut Suryabrata (1975) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai selama mengikuti pelajaran pada periode tertentu di dalam suatu lembaga pendidikan dimana hasilnya dalam penilaian yang diwujudkan dengan angka atau simbol-simbol. Bloom membagi kawasan belajar yang disebut sebagai tujuan pendidikan yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Untuk mengetahui prestasi belajar kognitif siswa maka diperlukan tes prestasi belajar yang disusun secara terencana untuk mengetahui penguasaan materi yang telah diajarkan. Halhal yang mempengaruhi prestasi belajar sehingga tercapai penguasaan materi secara penuh. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Syah (2002) mengartikan bahwa penilaian (evaluasi) prestasi belajar siswa sebagai proses penilaian untuk menggambarkan prestasi

18 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... belajar yang dicapai oleh siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Menurut Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kontekstual adalah konsepkonsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Johnson (2008) mengungkapkan kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Ketika para guru membantu siswa untuk percaya pada diri mereka sendiri dan untuk menemukan jalan mereka, para guru menginspirasikan untuk mencapai standar akademik. Guna meningkatkan belajar siswa dalam pelajaran IPS, guru perlu memperbaiki proses pembelajaran dengan memodifikasi pembelajaran yang hanya dengan ceramah menjadi pembelajaran yang memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Salah satunya menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Pendekatan CTL dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini sesuai untuk mengajarkan IPS, Karena IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang dimulai dari lingkungan terdekat hingga lingkungan terjauh siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dan berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS. Penelitian dilakukan mulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pemantauan (observasi), (4) refleksi pada setiap tindakan yang dilakukan, dan (5) evaluasi (Arikunto, 2009:16). Pengumpulan data penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Oktober-November 2011 dan mendapatkan responden 21 orang dari siswa kelas V SD Negeri 1 Punjul. Instrumen penelitian dilakukan dengan tes, observasi, angket dan catatan lapangan. Penelitian terdiri dari 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Dalam penelitian guru bertindak sebagai penyampai materi pembelajaran dan dibantu oleh rekan guru sebagai pengamat/observer. Hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya peningkatan belajar pada siswa kelas V dalam pembelajaran IPS melalui model CTL. Dalam menentuan keberhasilan proses yang dilakukan selama penelitian, ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang. Dimana penilaian menggunakan format skor. Arikunto (1997) membagi skor penilaian menjadi 4 kategori, seperti yang ditunjukkan Tabel 1. Tabel 1 Kategori Penilaian Lembar Observasi

JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 19 Penilaian skor Kategori 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup baik 1 Kurang baik Untuk mencari persentase nilai ratarata setelah dilakukan observasi dilakukan dengan menggunakan rumus: Jumlah skor NR = x 100% Skor maksimal NR adalah persentase nilai rata-rata setelah dilakukan observasi. Data yang sudah didapat dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Langkah-langkah analisis yang dilakukan adala menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan dan mereduksi data yang melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklarifikasian di dalamnya. Kegiatan diawali dengan diskusi tentang materi ajar, yaitu sejarah hindu diikuti dengan latihan menerapkan strategi pembelajaran menggunakan metode CTL. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu siklus I dan siklus II. Dalam penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas V pada mata pelajaran IPS. Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian kinerja siswa. Perolehan hasil belajar siswa pada akhir siklus I disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 2 Nilai siswa siklus I T TT 1 AM 100 T - 2 AP 82 T - 3 AGP 82 T - 4 BD 64 - TT 5 CO 64 - TT 6 DS 100 T - 7 ED 82 T - T TT 8 EAW 82 T - 9 FYS 64 - TT 10 FAS 46 - TT 11 FCP 82 T - 12 FEN 64 - TT 13 ITW 82 T - 14 ILK 82 T - 15 PS 46 - TT 16 RY 64 - TT 17 SA 100 T - 18 SAL 64 - TT 19 SNA 64 - TT 20 DJF 82 T - 21 SFL 82 T - Jumlah 1578 12 9 Rata-rata 75,14 57,14 42,86 Dari data di atas terlihat jelas bahwa kemampuan siswa untuk memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan dengan kualifikasi baik masih sangat rendah. Tingkat ketuntasan mencapai 57,14% atau 12 siswa dari 21 siswa yang diteliti yang berarti lebih rendah dari syarat ketuntasan minimum yaitu 85% siswa dengan nilai minimum 70. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II. Hasil Observasi selama proses pembelajaran pada siklus II adalah seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Nilai siswa siklus II T TT 1 AM 100 T - 2 AP 82 T - 3 AGP 82 T - 4 BD 82 T - 5 CO 82 T - 6 DS 100 T - 7 ED 82 T - 8 EAW 82 T - 9 FYS 82 T - 10 FAS 64 - TT 11 FCP 82 T - 12 FEN 82 T - 13 ITW 100 T - 14 ILK 82 T - 15 PS 64 - TT 16 RY 82 T - 17 SA 100 T - 18 SAL 64 - TT

20 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... T TT 19 SNA 82 T - 20 DJF 82 T - 21 SFL 82 T - Jumlah 1740 18 3 Rata-rata 82,86 85,71 14,29 Kekurangan yang ada pada siklus I sudah diperbaiki dalam siklus II. Dari tabel 2 diketahui bahwa ketuntasan telah mencapai 85,71%, ketuntasan tersebut telah melebihi ketuntasan secara klasikal sebesar 85%, sehingga penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi. Aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini telah mengalami peningkatan. Guru sudah lebih bisa memberikan motivasi kepada siswa. Sehingga prestasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan pengamatan pada siklus I diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 55,00% dan pada siklus II meningkat menjadi 83,75%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I persentasenya sebesar 56,25% dan pada siklus II meningkat menjadi 82,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL pada siswa kelas V SDN 1 Punjul Karangrejo Tulungagung tahun 2011/2012 semester I berhasil dengan baik. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 56,29, siklus pertama 75,14, dan siklus kedua 82,86. Untuk dapat lebih jelasnya perbandingan perolehan atau peningkatan nilai digambarkan pada Gambar 1. Gambar 1 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pendekatan CTL pada pembelajaran IPS sangat tepat untuk diterapkan karena materi IPS berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. Menggunakan metode CTL, materi yang disampaikan akan bermakna karena siswa berinteraksi langsung dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar. Selain peningkatan hasil belajar, penelitian menggunakan contextual teaching and learning juga meningkatan keaktifan siswa dan kreatifitas guru dalam pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa dengan contextual teaching and learning pembelajaran membuat siswa aktif yaitu melaksanakan pembelajaran yang bermakna. Kreatifitas guru terlihat dari digunakannya berbagai alat peraga, melakukan penguatan, memberikan motivasi. Penerapan contextual teaching and learning dalam pembelajaran materi sejarah hindu menyediakan sumber belajar yang lebih kontekstual bagi siswa. Diambil dari kehidupan sehari-hari siswa memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih interaktif terhadap sumber belajar yang disediakan serta memberikan pengalaman langsung bagi siswa sehingga hasil belajar lebih bermakna. Kerjasama antar siswa semakin meningkat.

JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 21 Guru tidak hanya menggunakan ceramah, melainkan bisa menggunakan metode-metode yang menarik sesuai dengan materi yang akan disampaikan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan pendekatan CTL menjadikan prestasi belajar siswa untuk mempelajari bidang studi IPS semakin meningkat, Hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 56,29, pada siklus pertama 75,14 dan pada siklus kedua 82,86. Efektifitas pembelajaran IPS mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan motivasi guru terhadap siswa juga meningkat, dominasi guru terhadap pembelajaran akan semakin berkurang, dan suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan menyenangkan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. BSNP. 2008. Model Silabus Kelas V. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Dirdik Lanjutan Pertama. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut agar dalam menerapkan pendekatan CTL dapat mencapai hasil yang memuaskan: (1) Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan. (2) Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS. (3) Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan pendekatan CTL. (4) Untuk tim dalam penelitian, meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan dari kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. (5) Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya. Johnson, E.B. 2008. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC Siswoyo, D. dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sudjana, N. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Suryabrata, S. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Syah, M. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.