DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA DIY TAHUN 2013 MENUJU BPJS 2014 DINAS KESEHATAN D.I.YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 21 Tahun : 2015

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

KOMUNIKASI DATA ELEKTRONIK PROGRAM JAMKESTA DIY. amkesos

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2013

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG LISENSI PRAMUWISATA

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1 A TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN HEMODIALISA,

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN LURAH DESA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PELAKSANA JARING PENGAMAN SOSIAL (BAPEL JPS)

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

B U P A T I B A L A N G A N

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Laboratorium Kesehatan. Bagian Kedua Balai Pelatihan Kesehatan

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR.22 TAHUN 2013

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

POLICY BRIEF. Sasana Integrasi dan Advokasi difabel (SIGAB)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN KRAMA BADUNG MANGUWARAS KABUPATEN BADUNG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahan 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063); 6.

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI

Transkripsi:

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBAYARAN JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KEPESERTAAN COORDINATION OF BENEFIT DAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 19 Tahun 2011 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Semesta, dimaksudkan agar dapat diselenggarakannya Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) sebagai upaya untuk sinkronisasi, koordinasi, dan sinergi menuju integrasi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengembangan dan penyelenggaraan program jaminan kesehatan guna memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat, dengan tujuan untuk memberikan wadah kepada penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan jaminan kesehatan, secara terintegrasi; b. bahwa dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 19 Tahun 2011 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Semesta, ketentuan mengenai kepesertaan Penerima Bantuan Iuran masih belum cukup diatur, sehingga perlu diatur tersendiri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pedoman Teknis Pembayaran Jaminan Pelayanan Kesehatan Bagi Kepesertaan Coordination Of Benefit Dan Penerima Bantuan Iuran Kesehatan Semesta; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/MENKES/SK/X/2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 10. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 7); 11. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 19 Tahun 2011 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Semesta (Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 19); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBAYARAN JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KEPESERTAAN COORDINATION OF BENEFIT DAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Jaminan Kesehatan Semesta yang selanjutnya disingkat Jamkesta adalah sistem jaminan kesehatan yang pengelolaannya secara bersama dan terkoordinasi antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota meliputi paket manfaat, kepesertaan, penyelenggaraan dan administrasi. 2. Penyelenggara Jamkesta adalah satuan/unit kerja Provinsi dan/atau satuan/unit kerja Kab/Kota yang diberi kewenangan untuk mengkoordinasi dan mensinergikan program jaminan kesehatan untuk masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Peserta Jamkesta yang selanjutnya disebut Peserta adalah perorangan yang terdaftar sebagai penerima bantuan iuran dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau masyarakat yang telah membayar iuran kepada pengelola Jamkesta. 4. Peserta Jaminan Kesehatan Sosial yang selanjutnya disingkat Peserta Jamkesos adalah keluarga tidak mampu yang tidak dijamin dalam program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atau asuransi lain yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Keputusan Bupati/Walikota. 5. Peserta Jaminan Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat Peserta Jamkesda Kabupaten/Kota adalah masyarakat yang tidak dijamin Jamkesmas, Jamkesos dan jaminan kesehatan lainnya sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota. 6. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh pemerintah untuk peserta penerima bantuan iuran dan/atau oleh masyarakat untuk peserta mandiri kepada Penyelenggara Jamkesta. 7. Peserta Penerima Bantuan Iuran adalah masyarakat tidak mampu yang menerima bantuan iuran yang dibayar secara teratur oleh pemerintah kepada Penyelenggara Jamkesta untuk mendapatkan jaminan kesehatan. 8. Peserta Coordination Of Benefit adalah masyarakat yang terdaftar sebagai peserta Jamkesda/Jamkesta di Kabupaten/Kota sebagaimana ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota dengan iuran yang dibayar bersama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogjakarta dan Pemerintah Kabupaten /Kota. Pasal 2 (1) Peserta COB dan PBI ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota/Gubernur sesuai dengan kewenangannya. (2) Anak yang lahir dari suami dan istri peserta COB dan PBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) otomatis mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasal 3 (1) Anak yang lahir dari suami dan istri peserta COB dapat diberikan jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan kepesertaan COB. (2) Anak yang lahir dari suami dan istri peserta COB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan perubahan Keputusan Bupati/Walikota/Gubernur perihal daftar kepesertaan COB sesuai kewenangannya. (3) Anggaran penambahan biaya pelayanan kesehatan diusulkan dalam Perubahan APBD tahun anggaran berjalan. (4) Biaya pendaftaran kepesertaan COB menjadi tanggungjawab Kabupaten/Kota masing-masing. Pasal 4 (1) Unit Pelaksana Teknis Badan Penyelenggara Kesehatan Sosial (Bapel Jamkesos) Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan sistem pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah mengkoordinasikan pengelolaan Jamkesta bagi peserta PBI, kecuali Peserta mandiri dari Pemerintah Kabupaten/Kota. (2) Lembaga Penyelenggara dan pengelola Jamkesta terdiri atas: a. Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Penyelenggara Kesehatan Sosial (Bapel Jamkesos) Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Unit Pelaksana Teknis Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta;

c. Unit Pelaksana Teknis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (UPT JPKM) Kabupaten Sleman; d. Unit Pelaksana Teknis Jaminan Kesehatan (UPT Jamkes) Kabupaten Kulon Progo; e. Unit Pelaksana Teknis Dinas Jaminan Kesehatan Daerah ( UPTD Jamkesda) Kabupaten Bantul; dan f. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Pasal 5 (1) Koordinasi pengelolaan Jamkesta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilaksanakan melalui Forum Koordinasi Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan Jamkesta, yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur. (2) Tugas Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan rekomendasi dan kebijakan hal-hal sebagai berikut: a. Penetapan kepesertaan COB dan PBI yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota; b. Akses peserta COB dan PBI dalam Pelayanan Kesehatan Jamkesta; c. Penetapan pembiayaan untuk penyakit/kasus dengan biaya tinggi, tingkat keparahan tinggi dan atau perawatan lama serta mempertimbangkan faktor kemiskinan/ketidakmampuan bagi peserta Jamkesta; d. Akses penetapan biaya pelayanan kesehatan diatas Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) bagi peserta COB, diluar SOP. e. Akses penetapan biaya pelayanan kesehatan diatas Rp.15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) bagi peserta PBI diluar SOP. (3) Susunan Organisasi Forum Koordinasi Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan Jamkesta terdiri dari 1. Ketua : Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Ketua Pelaksana : Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Wakil Ketua : Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Sekretaris : Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Pelaksana Yogyakarta. 5. Anggota : a. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Penyelenggara Kesehatan Sosial (Bapel Jamkesos) Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Unsur Pengelola Jaminan Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. c. Unsur teknis terkait. (4) Penetapan dan Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Sekretaris Pelaksana Forum. (5) Nama-nama personil anggota Forum Koordinasi Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan Jamkesta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 6 (1) Peserta COB dan PBI yang telah menggunakan dana maksimal dan masih diperlukan pelayanan kesehatan dapat dibiayai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

(2) Penetapan dan Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh UPTD Bapel Jamkesos. Pasal 7 (1) Jamkesos dapat membayar selisih biaya pelayanan kesehatan bagi peserta COB dan PBI Kabupaten/Kota (Jamkesda), (2) Peserta Mandiri Kabupaten/Kota tidak dapat diberikan bantuan selisih biaya pelayanan kesehatan. (3) Selisih biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan apabila yang bersangkutan sudah memanfaatkan dana dari Kab/Kota terlebih dahulu. (4) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan mempertimbangkan : a. Persyaratan teknis kepesertaan. b. Persyaratan ketentuan jaminan kesehatan. c. Persyaratan system rujukan dan rekomendasi. d. Kemampuan peserta jamkesta. (5) Mekanisme pembayaran selisih biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan/direkomendasikan oleh Bupati/Walikota kepada Gubernur. Pasal 8 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku sejak diundangkan dan dilaksanakan satu tahun anggaran 2013. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 15 Januari 2013 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, TTD HAMENGKU BUWONO X Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 15 Januari 2013 SEKRETARIS DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, TTD ICHSANURI BERITA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NOMOR 3

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBAYARAN JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KEPESERTAAN COORDINATION OF BENEFIT DAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA SOP TEKNIS PEMBIAYAAN JAMKESTA MELEBIHI DANA MAKSIMAL A. Peserta COB dan PBI (kecuali mandiri) yang telah menggunakan dana maksimal dan masih memerlukan pelayanan kesehatan atau biaya pelayanan kesehatan berhak memperoleh tambahan bantuan biaya dengan syarat mengajukan surat permohonan kepada Gubernur Cq. Kepala Dinas Kesehatan DIY (selaku Sekretaris Forum Koordinasi Pembiayaan dan Pelayanan Kesehatan Jamkesta DIY). B. Pemenuhan tambahan biaya (untuk membayar selisih biaya) dapat dilakukan dengan berdasar pada: 1. Kunjungan kasus/kunjungan rumah pasien; 2. Managemen kasus dari komite medik rumah sakit; 3. Rekam medik; dan 4. Rekomendasi dari pemerintah daerah. C. Kategori Penyakit Katastropik sebagai berikut: 1. Penyakit Gagal Ginjal (HD); 2. Penyakit Kanker; 3. Penyakit Stroke; 4. Penyakit Jantung; dan 5. Penyakit Jiwa. D. Kategori penyakit kritis, antara lain: 1. Kelainan bawaan; 2. Kelainan pembuluh darah kronis; 3. Kelainan metabolism kronis; 4. Dari biaya total sesuai protokol kemoterapi dan atau formularium obat Jamkesos Trauma; 5. Transplantasi organ; dan 6. Penyakit infeksi berat. E. Standar Operasional Prosedur (SOP) kategori penyakit katastropik, sebagai berikut: 1. Gagal Ginjal 1) Rutin Hemodialisa; 2) Prioritas pada Usia Produktif; 3) Evaluasi kecukupan dana (pemanfaatan dana jaminan dan kecukupan dana Bapel);

4) Prognose penyakit; dan 5) Masuk kategori miskin/rentan miskin/tidak mampu. b. Prosedur: 3) Rencana terapi terjadwal (dari pihak PPK); dan 4) BapelJamkesos membuat jaminan. c. Besaranbantuan : 1) Rp. 500.000,00 per hemodialisa selama 1 tahun berjalan dan dievaluasi setiap 3 bulan. 2) Rawat Inap dengan atau tanpa tindakan AV Shunt biaya maksimal Rp. 5.000.000,00 Per orang pertahun atau sesuai dengan INACBGs. 2. Kanker 1) Rutin Kemoterapi dan radioterapi kanker; 2) Prioritas pada Usia Produktif; 3) Evaluasi kecukupan dana (pemanfaatan dana jaminan dan kecukupan dana BapelJamkesos); 4) Prognose penyakit; dan 5) Masuk kategori miskin/rentan miskin/tidak mampu. b. Prosedur : 3) Rencana terapi terjadwal (dari pihak PPK); dan 4) BapelJamkesos membuat jaminan. c. Besaran Bantuan : 1) Biaya Tindakan kemoterapi sebesar 50% dari biaya total sesuai protokol kemoterapi dan atau formularium obat Jamkesos; 2) Biaya tindakan radioterapi dibantu 50% dari biaya total sesuai protokol radioterapi; dan 3) Biaya rawat Inap sebesar 50% dari biaya total, maksimal Rp. 5.000.000,00. per orang pertahun. 3. Stroke 1) Prioritas pada Usia Produktif; 2) Evaluasi kecukupan dana (pemanfaatan dana jaminan dan kecukupan dana BapelJamkesos); 3) Prognose penyakit; dan 4) Masuk kategori miskin/rentan miskin/tidak mampu. b. Prosedur 3) Terapi sesuai indikasi medis; dan 4) Bapel Jamkesos membuat jaminan.

c. Besaran bantuan : 1) 50% dari biaya total maksimal Rp. 5.000.000,00. per orang pertahun. 4. Penyakit jantung 1) Prioritas pada penderita Usia Produktif; 2) Evaluasi kecukupan dana (pemanfaatan dana jaminan dan kecukupan dana Bapel Jamkesos); 3) Prognose penyakit; 4) Masuk kategori miskin/rentan miskin/tidak mampu; b. Prosedur : 3) Terapi sesuai indikasi medis; 4) Bapel Jamkesos membuat jaminan. c. Besaran bantuan : 1) Bantuan 50% dari biaya total,maksimal Rp5.000.000,00 per orang per tahun. 5. Penyakit Jiwa 1) Prioritas pada Usia Produktif; 2) Evaluasi kecukupan dana (pemanfaatan dana jaminan dan kecukupan dana BapelJamkesos); 3) Prognose penyakit; dan 4) Masuk kategori miskin/rentan miskin/tidak mampu. b. Prosedur : 3) Terapi sesuai indikasi medis; 4) BapelJamkesos membuat jaminan. c. Besarnya bantuan : 1) Bantuan 50% dari biaya total,maksimal Rp. 5.000.000,- per orang per tahun. F. SOP Kategori Penyakit Kritis 1. Kriteria: a. Warga masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Masyarakat miskin dan sangat miskin; c. Terdaftar sebagai Peserta Jamkesda dan atau direkomendasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota; d. Sudah memanfaatkan dana maksimal Jamkesda bagi peserta Jamkesda; e. Dirawat di PPK yang bekerjasama dengan Jamkesda Kabupaten/kota; 2. Prosedur: a. Mempunyai kartu jamkesda/surat keterangan kepesertaan dari jamkesda/direkomendasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota; b. Didaftarkan nama dan alamatnya;

c. Sesudah memanfaatkan dana jamkesda secara maksimal bagi peserta Jamkesda, masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak mempunyai jaminan pelayanan kesehatan apapun, yang karena kemiskinannya tidak mampu membayar bila terjadi selisih biaya, karena penyakitnya masih membutuhkan biaya pelayanan kesehatan dan diusulkan/direkomendasikan oleh Kepala Daerah Kabupaten/Kota melalui institusi yang diberi pelimpahan wewenang Kepala Daerah; d. Pelayanan diberikan pada rumah sakit yang bekerjasama dengan jamkesda kabupaten/kota dan atau Jamkesos; e. Pengajuan klaim akan dilakukan verifikasi oleh Bapel Jamkesos. 3. Besarnya Bantuan: a. 50% dari total biaya sesuai indikasi medis melalui proses managemen kasus; b. Berdasarkan pengajuan Pemerintah Kabupaten/Kota yang sebelumnya telah dilakukan verifikasi di kabupaten/kota dengan aturan yang berlaku di wilayah masing-masing; c. Berdasarkan kemampuan yang bersangkutan (pasien). GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, TTD HAMENGKU BUWONO X