BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Siti Amila Rafiani Silmi, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga pengajaran puisi di sekolah terkesan sangat membosankan. Akibatnya,

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Yulia, 2014 EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan menulis merupakan aspek keempat dalam keterampilan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu pepatah Membaca adalah Jendela Dunia sudah sangat sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen semu

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Raya Antapani, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khidmatul Mamluah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa dan bersastra, yaitu kegiatan menggunakan bahasa dan estetika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis adalah tahapan terakhir dalam keterampilan berbahasa, tahap ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. bunyi sedangkan bentuk tulisan memakai symbol berupa huruf.

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. karangan terutama karangan narasi. Data yang diperoleh juga menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki 4 (empat) kompetensi, yakni kompetensi membaca, menulis, menyimak, dan

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang tidak akan terlepas dari proses pembelajaran, yakni proses terjadinya perolehan informasi baru yang mampu mengubah pola pikir dan tingkah laku. Perubahan yang terjadi merupakan keadaan yang memiliki pergantian kondisi sesuai dengan informasi yang diperolehnya. Misalnya keadaan tidak tahu menjadi tahu, keadaan malu menjadi pemberani, keadaan pasif menjadi aktif dan seterusnya. Hampir sebagian besar dari kehidupan merupakan proses pembelajaran. Belajar mulai dari berperilaku, berpikir, mengasah keterampilan diri, hingga meliputi seluruh aspek yang terkandung dalam diri manusia salah satunya mengasah rasa indah atau estetis. Seluruh informasi yang sampai pada diri seseorang dapat diperoleh melalui proses mendengarkan, membaca, mengamati, dan meneliti. Dalam proses membaca bisa diperoleh dari membaca teks dan membaca konteks. Dalam teori membaca model Tzvetan Todorov s disebutkan adanya tiga unsur dalam kegiatan membaca, yaitu meliputi proyeksi, komentar, dan puitika (Aminuddin, 2004: 122). Dalam tahap proyeksi inilah seseorang akan berusaha memahami unsur-unsur di luar teks, tetapi secara laras dan bersama-sama menunjang kehadiran teks. Informasi yang didapatkan seseorang akan menimbulkan sebuah respon dan terjadi proses berpikir. Salah satu bentuk respon dan hasil berpikir seseorang dalam mengungkapkan perasaan atau pemikiran yang dimilikinya, di antaranya puisi. Aftarudin (1984 : 15) juga menyebutkan bahwa puisi lahir karena jatuh cinta seorang seniman kepada bahasa. Bahasa yang terpilih sebagai hasil berpikir dan renungan yang mendalam itu tertuang dalam bentuk kata-kata melalui puisi. Bagi sebagian orang, menuangkan kata-kata adalah perihal yang mudah, namun banyak juga yang memiliki kesulitan untuk memulai, menulis, dan menghasilkan sebuah karya berupa puisi. Kesulitan menulis puisi banyak dialami para siswa terutama ketika memilih tema, diksi, kata-kata nyata, tipografi, serta unsur lainnya. Kesulitan ini menjadi

2 bahan evaluasi bagi pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi tidak akan berhasil apabila strategi pembelajaran monoton. Pembelajaran monoton biasanya terjadi pada pembelajaran one traffic communication, yaitu saat pembelajaran satu arah. Biasanya siswa terkendala karena tidak sedikit diantara mereka tidak menyukai puisi karena proses pembuatannya sulit, terutama dalam memilih kata-kata apalagi melakukan perumpamaan-perumpaan dalam bentuk majas. Selain itu, siswa juga sering merasa bahwa puisi harus bagus hasilnya sebagus hasil karya cipta penyair-penyair sehingga itu bisa menjadi hal yang membatasi pikiran mereka untuk menghasilkan karya sastra puisi. Secara tidak langsung hal tersebut merupakan pengaruh faktor psikologi yaitu mengalami krisis percaya diri. Banyak penentu keberhasilan belajar di antaranya penggunaan metode pembelajaran. Untuk keberhasilannya, kreativitas dan inovasi sangat diperlukan. Tanpa kreativitas dan inovasi pembelajaran menulis puisi akan terasa kering sehingga memunculkan kebosanan siswa. Pembelajaran menulis puisi tidak akan berhasil apabila penyajian materi yang dipelajari tidak disertai metode yang menarik. Berdasarkan paparan masalah tersebut, ternyata dalam pembelajaran menulis puisi selain metode kreatif, aktif, dan inovatif, kebutuhan pengakuan diri juga diperlukan. Hal ini terutama mendorong rasa percaya diri siswa untuk berkarya lebih baik dan lebih banyak lagi. Upaya demikian diharapkan dapat mengembangkan rasa percaya diri dan menghasilkan karya yang baik dalam menulis puisi. Salah satu metode yang dapat memengaruhi dan menumbuhkan rasa percaya diri yaitu metode Rembuk Sejoli. Sepengetahuan penulis, penelitian dengan menggunakan Metode Rembuk Sejoli sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Dwi Karsono (2004) dalam Skripsinya yang berjudul Efektivitas Pembelajaran Dengan Metode Rembuk Sejoli (Couple Buzzers) yang Dikombinasi Dengan Metode Ekspositori dalam Pokok Bahasan Dimensi Tiga pada Siswa Kelas I SMUN 7 Sengah Temila. Penelitian mengenai pembelajaran materi puisi sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya oleh Eka Andini Prastiwi (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Media Teks Feature dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2009/2010). Teknik dan media pembelajaran yang digunakan dalam Media Teks Feature itu tidak merangsang siswa untuk mendapatkan ide pada saat awal menulis puisi. Akan tetapi, bermaksud mengujicobakan teks feature dalam pembelajaran menulis puisi.

3 Sehubungan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Penggunaan Metode Rembuk Sejoli dalam Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI. B. Masalah Rincian masalah penelitian ini terdiri atas identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Hal-hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. 1. Identifikasi Masalah Berawal dari kesulitan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI saat menuangkan serta memilih kata-kata, maka peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian sebagai berikut. a. Siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI mengalami kesulitan dalam mendapatkan ide dan memilih kata saat menulis puisi. b. Penggunaan metode yang kurang bervariasi menyebabkan kurangnya minat siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menulis puisi. 2. Batasan Masalah Agar langkah-langkah pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan tepat, peneliti membatasi permasalahan yang akan dibahas. Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan penelitian pada penggunaan metode Rembuk Sejoli dalam pembelajaran menulis puisi. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini adalah rumusan masalah dalam penelitian ini. a. Bagaimanakah kondisi pembelajaran menulis puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di SMA Laboratorium Percontohan UPI? b. Bagaimana proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Rembuk Sejoli pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? c. Bagaimana hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Rembuk Sejoli pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?

4 d. Bagaimana efektivitas pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI yang menggunakan metode Rembuk Sejoli dengan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI yang menggunakan metode penugasan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan Metode Rembuk Sejoli pada Siswa Kelas X SMA. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dilakukannya penelitian ini diantaranya sebagai berikut. a. Mengidentifikasi kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini berlangsung di SMA Laboratorium Percontohan UPI; b. Mengkaji proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Rembuk Sejoli pada mata pelajaran Bahasa Indonesia; c. Mengkaji hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Rembuk Sejoli pada mata pelajaran Bahasa Indonesia; d. Mengkaji efektivitas pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan yang menggunakan metode Rembuk Sejoli dengan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan yang menggunakan metode penugasan; D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Dapat menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI. b. Dapat memudahkan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menuangkan ide dan memilih kata-kata. c. Dapat dimanfaatkan oleh guru Bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis puisi. d. Dapat menulis puisi dengan menerapkan metode Rembuk Sejoli. e. Dapat dijadikan acuan bagi para penulis dalam membuat sebuah puisi dengan memperhatikan tema, amanat, nada, perasaan, diksi, imajeri, kata kongkret, majas, verifikasi dan tipografi. f. Sebagai pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

5 2. Manfaat Teoretis Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Memberikan kontribusi bagi pengembangan metode penulisan bahasa Indonesia. b. Sebagai pengembangan daya inisiatif dan kreativitas siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menulis. c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya. d. Sebagai referensi pustaka bagi peneliti-peneliti berikutnya. E. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar a. Keterampilan menulis puisi adalah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI. Hal ini berdasarkan kurikulum SMA kelas X bahwa siswa harus mampu mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi yang harus dikuasai siswa. b. Metode Rembuk Sejoli melatih siswa untuk mempunyai keberanian dalam hal mengungkapkan pendapatnya (Hatimah, 2000:30). 2. Hipotesis Hipotesis penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis puisi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode Rembuk Sejoli jika dibandingkan dengan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada kelas kontrol yang menggunakan metode penugasan dalam pembelajaran menulis puisi.