BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kesejahteraan suatu negara. Perkembangan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Karena pasar modal menjalankan dua fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhrudin (2012:1)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jogiyanto (2000),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Sawidji, 2004)

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Horne Wachowizc (2004),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Harga saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52)

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memiliki tingkat return dan risiko yang tinggi. Saham merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal adalah saham. (Ardhitiani 2011:1)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (Sunariyah, 2010:4).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan ekonomik negara adalah alokasi sumber daya ekonomik

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan investor untuk mempunyai beberapa pilihan investasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. Pertimbangan investor dalam menentukan pilihannya terhadap saham yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan bagi investor akan mendapatkan return. Para pemodal tertarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi para investor untuk menginvestasikan modal dengan harapan memperoleh imbalan berupa return atas investasinya. Untuk memperoleh return yang diharapkannya maka setiap investor harus mempertimbangkan beberapa aspek penting perusahaan (emiten) dimana investor menanamkan modalnya, membeli surat berharga tersebut baik keuangan maupun non keuangan yang dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat perolehan return. Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa Saham akan bereaksi bila terjadi kemelut dalam negeri. Keadaan tersebut sering menyebabkan investor luar negeri dan dalam negeri kehilangan kepercayaan terhadap investasi. Naik turunnya harga saham dapat juga bergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran akan saham di pasar modal. Mengingat pentingnya informasi mengenai harga saham maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan investor menginvestasikan dananya di pasar modal adalah selain untuk dapat turut memiliki suatu perusahaan juga untuk dapat menikmati deviden yang dibagikan. Selain itu juga terdapat kemungkinan untuk mendapat capital gain di kemudian hari apabila terjadi kenaikan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Namun juga harus diperhatikan bahwa investasi dipasar modal juga mengandung risiko. Semakin besar hasil yang diharapkan, semakin besar pula risiko yang dihadapi. Investor cenderung lebih memilih untuk berinvestasi pada investasi yang akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan tingkat risiko yang sama, atau dengan tingkat keuntungan yang sama tetapi tingkat risiko yang ditanggung lebih kecil.

Pada kondisi terbukanya informasi bagi emiten yang demikian transparan dapat menciptakan lingkungan bisnis yang mengarah ke informasi obyektif dan mendukung profesioanalisme pengelolaan. Disisi lain dalam kondisi yang hampir bersamaan membuka peluang pada berbagai pihak yang berkepentingan dalam memperoleh informasi kinerja perusahaan yang dicerminkan melalui laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang bersifat fundamental. Untuk dapat menilai kinerja perusahaan yang baik maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Jika kinerja keuangan perusahaan mengalami kenaikan, maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya. Laporan keuangan perusahaan diharapkan dapat memberi informasi bagi calon investor dan calon kreditor guna mengambil keputusan yang terkait dengan investasi dana mereka. Diharapkan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan sesuai dengan kondisi riil perusahaan. Namun mesti disadari ada satu kelemahan yang mendasar dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Proses penyusunan laporan keuangan yang berbasis akrual banyak melibatkan estimasi dan taksiran. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni (1) neraca dan (2) laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam mengambil keputusan (Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, 2007:9). Harga saham mencerminkan indikator adanya keberhasilan dalam mengelola perusahaan. Jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten,

karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat dipertahankan maka kepercayaan investor atau calon investor terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini menaikkan nilai emiten. Sebaliknya jika harga saham mengalami penurunan terus menerus berarti pula akan menurunkan nilai emiten dimata investor/calon investor. Analisis ratio merupakan alat yang membantu kita untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga kita dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis ratio juga menyediakan indikator yang dapat mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan/pemanfaatan asset dan kewajiban suatu perusahaan. Menurut Arifin dalam buku Membaca Saham (2007:116) faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham di masa datang. Oleh karena itu, pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS (Syamsuddin dalam buku Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan dan Pengembalian Keputusan, 2007:67). Pendapatan per saham (Earning Per Share/EPS) perusahaan biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan/return yang diterima pemegang saham.

Semakin tinggi PER semakin nampak rendah EPS dibandingkan dengan harga sahamnya (Husnan dalam buku Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, 2005:294). Laba per saham mengacu pada jumlah laba yang dihasilkan perusahaan untuk tiap saham yang diterbitkan. Laba per lembar saham ini merupakan hasil yang bisa diberikan kepada pemegang saham. Angka per lembar saham diperoleh dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham yang diterbitkan. Earning Per Share merupakan hasil bagi antara laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah rata-rata saham yang beredar. Laba per lembar saham menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba untuk setiap lembar sahamnya. EPS merupakan salah satu alat ukur tingkat profitabilitas. Tingkat profitabilitas akan mempengaruhi tingkat harga saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Ratio ini mengukur seberapa besar deviden per lembar saham yang akan dibagikan kepada investor setelah dikurangi dengan deviden bagi para pemilik perusahaan. Apabila EPS perusahaan tinggi akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham tinggi. Menurut Tjiptono dan Hendy dalam buku Pasar Modal di Indonesia (2008:195-196) semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham. Dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik sedangkan ketika laba menurun maka harga saham ikut juga turun, hal itu juga akan diikuti perubahan return sahamnya. PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dan earning per share. Oleh para investor, angka ratio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power) di masa datang. Kesediaan

investor untuk menerima kenaikan PER sangat tergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, cenderung memiliki PER yang rendah pula. PER adalah cara mengukur seberapa besar investor menilai laba yang dihasilkan perusahaan. Penghitungan ini dilakukan dengan membagi harga saham di bursa dengan laba bersih per saham. PER penting karena jumlah laba yang dihasilkan perusahaan sebetulnya akan menentukan jumlah deviden yang akan bisa dibayarkan perusahaan nantinya. Jika labanya naik, ada kesempatan bahwa devidennya akan naik juga. Secara umum saham dengan PER yang rendah sering dikatakan sebagai saham yang murah. Rendahnya PER bisa terjadi akibat menurunnya harga saham atau meningkatnya laba bersih. Begitu sebaliknya, PER tinggi bisa terjadi jika ada penurunan laba bersih yang menjadi elemem pembagi dalam kalkulasi PER. Saham dengan PER tinggi bisa jadi menunjukkan bahwa perusahaan penerbit saham tersebut sedang bertumbuh pesat. Dengan logika yang sama PER yang rendah bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan tersebut mencatat perolehan laba yang statis atau berada di bidang yang berisiko tinggi. Menurut Arifin (2007:87) bahwa semakin rendah hasil PER sebuah saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Perlu diketahui juga bahwa PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Price Earning Ratio (PER) adalah hasil bagi antara harga saham di pasar dengan laba per lembar sahamnya (Earning Per Share). Ratio ini merupakan ratio keuangan yang penting untuk mengukur harga saham pasar. Ratio ini menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan laba per lembar saham. Kalau PER perusahaan tinggi berarti saham perusahaan dapat memberikan return yang besar bagi investor. PER merupakan rasio yang lazim

dipakai untuk mengukur harga saham (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham. Jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Seperti yang diketahui setiap pergerakan harga saham akan mengakibatkan perubahan pula pada PER dari suatu perusahaan. Para investor harus mampu menyikapi apabila terjadi pergerakan harga saham yang menyebabkan PER rendah dan bagaimana investor menyikapi bila PER tinggi. Bagi investor PER tinggi akan memberikan kontribusi tersendiri, karena selain dapat membeli saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan akan mendapatkan capital gain juga yang semakin besar sehingga investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang go publik. Sebaliknya emiten menginginkan PER yang tinggi pada waktu go publik untuk menunjukkan kinerja perusahaan cukup baik dengan harapan agar harga saham akan tinggi pula. Berdasarkan survei awal menurut Indonesia Stock Exchange terjadi suatu fenomena permasalahan pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa terjadi kondisi dari beberapa perusahaan di mana EPS mengalami kenaikan tetapi harga saham dan return saham mengalami penurunan. Seharusnya apabila EPS perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi. Data mengenai EPS, harga saham dan return sahamnya dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data EPS, Harga Saham, Return Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2005 No. Nama Perusahaan EPS Harga Saham Return Saham 2004 2005 2004 2005 2004 2005 1. PT. Astra Graphia 20 27 350 320 0,1027 0.0983 Tbk 2. PT. Bristol-Myers 3944 884 35000 39000-0,0937 0,1143 Squibb Indonesia Tbk 3. PT. Indofood Sukses 45 15 800 910 0,0000 0,1375 Makmur Tbk 4. PT. Lion Mesh 44 64 550 145 0,2727 0,2459 Prima Tbk 5. PT. Lion Metal 453 366 1700 2000 0,1333 0,1765 Works Tbk 6. PT. Sekar Laut Tbk -564 133 450 400 0,2857-0,1111 7. PT. Sepatu Bata Tbk 2716 1930 14000 14500-0,0071 0,0357 8. PT. Summitplast 9-5 165 175-0,0294 0,0606 Tbk 9. PT. Semen Gresik 858 1724 18500 17800 1,3567-0,0378 Tbk 10. PT. Unilever Indonesia Tbk 192 189 3300 4275-0,0897 0,2955 Sumber : Indonesia Stock Exchange (diolah) Berdasarkan Tabel 1.1 dari 10 perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, 4 perusahaan nilai EPS-nya mengalami kenaikan namun harga saham dan return sahamnya mengalami penurunan. Diantaranya PT Astra Graphia Tbk, PT

Lionmesh Prima Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Semen Gresik Tbk. Misalkan saja pada PT Astra Graphia Tbk nilai EPS pada tahun 2004 sebesar 20 dan pada tahun 2005 sebesar 25. Harga sahamnya turun dari 350 menjadi 320, return sahamnya terjadi penurunan dari 0,1027 menjadi 0,0938. Hal ini kontradiktif dengan teorinya Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian dalam buku Manajemen Keuangan I (2003:123) bahwa pendapatan per saham (Earning per share/eps) perusahaan biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham.semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan/return yang diterima pemegang saham Hal itu juga terjadi pada PER beberapa perusahaan bahwa terjadi kenaikan PER, tetapi harga saham mengalami penurunan. Data mengenai kenaikan dan penurunan PER dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.2 Data PER, Harga Saham, Return Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2004-2005 No. Nama Perusahaan EPS Harga Saham Return Saham 2004 2005 2004 2005 2004 2005 1. PT. Alakasa 21 5 165 220-0,0294 0.3333 Industrindo Tbk 2. PT. Argha Karya 45 30 450 520-0,3571 0,1556 Prima Tbk 3. PT. BAT Indonesia -29 25 9000 7500 0,1111-0,1667 Tbk 4. PT. Dynaplast Tbk 12 18 1800 1150 0,2857-0,3611 5. PT. Citra Tubindo Tbk 6. PT. Gajah Tunggal Tbk 7. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 43 9 8000 8500 0,0000 0,0625 4 5 650 560 0,1818-0,1385 96 17 3075 3550 0,1240 0,1545

8. PT. Multipolar 26 16 315 330 0,0322 0,0476 Corporation Tbk 9. PT. Prima Alloy 8 16 800 135 1,6667-0,8313 Steel Tbk 10. PT. Summitplast 18-35 165 175-0,0294 0,0606 Tbk Sumber : Indonesia Stock Exchange (diolah) Berdasarkan Tabel 1.2 dari 10 perusahaan sebanyak 6 perusahaan nilai PERnya mengalami penurunan namun harga saham dan return sahamnya mengalami kenaikan diantaranya PT Alakasa Industrindo Tbk, PT Argha Karya Prima Tbk, PT Citra Tubindo Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Multipolar Corporation Tbk dan PT Summitplast Tbk. Misalnya pada PT Alakasa Industrindo Tbk pada tahun 2004 nilai PER-nya sebesar 21 X dan tahun 2005 mengalami penurunan menjadi 5 X. Harga sahamnya mengalami kenaikan tahun 2004 sebesar 165 dan tahun 2005 sebesar 220, return sahamnaya juga mengalami kenaikan dari - 0,0294 menjadi 0,3333. Hal itu kontradiktif dengan teorinya Arifin (2007:87) bahwa semakin rendah hasil PER sebuah saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Perlu diketahui juga bahwa PER menjadi rendah nilainya bias karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Dari uraian tersebut terjadi suatu fenomena dimana 1) EPS terjadi kenaikan namun harga saham dan return sahamnya mengalami penurunan, 2) PER mengalami penurunan namun harga saham dan return sahamnya mengalami kenaikan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka Penulis tertarik untuk menulis penelitian dengan judul : Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham Perusahaan Pada Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008.

1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, Penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) Perusahaan pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008? 2. Bagaimana perkembangan Return Saham Perusahaan pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008? 3. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham Perusahaan pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dan menghindari kesalahpahaman serta kekeliruan dalam mengartikan judul penelitian ini yang terdiri dari variabel terikat (Dependent Variable) yaitu Return Saham dan variabel bebas (Independent Variable) yang terdiri dari Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER), maka perlu dibuat definisi operasional dalam bentuk penegasan istilah sebagai berikut: 1. Earning Per Share / EPS (X1) Earning Per Share (EPS) atau pendapatan per lembar saham menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Semakin besar EPS menunjukkan semakin baik kondisi operasi perusahaan. Sehingga para pemegang saham biasa akan semakin tertarik dengan semakin tinggi EPS. EPS dapat diukur dengan rumus laba bersih perusahaan dibagi dengan jumlah lembar saham.

Earning Per Share yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah Earning Per Share yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang bergerak dalam sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2004-2008. 2. Price Earning Ratio / PER (X2) Rasio ini menggambarkan ketersediaan investasi membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Price earning ratio dapat dihitung dengan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dan laba bersih per lembar saham. Price Earning Ratio yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang bergerak dalam sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2004-2008. 3. Return Saham (Y) Return merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Pada penelitian ini return yang dihitung merupakan return yang sesungguhnya (actual return) yang dapat berupa capital gain atau capital loss. 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kondisi Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) Perusahaan pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008.

2. Mengetahui kondisi Return Saham Perusahaan pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008. 3. Mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham Perusahaan pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008 baik secara simultan maupun parsial. 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat membawa guna dan manfaat diantaranya: 1. Bagi Pihak Perguruan Tinggi Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan bacaan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang keuangan, khususnya yang berhubungan dengan EPS dan PER terhadap Return Saham. 2. Penulis Menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala berpikir serta menambah pengalaman dalam bidang investasi terutama dalam menilai saham perusahaan. 3. Investor Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham sehingga dapat bertindak tepat dalam melakukan investasi. 4. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan terutama dalam rangka mencapai tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimalkan nilai kekayaan pemegang saham.

1.6 Kerangka Pemikiran Investasi merupakan variabel ekonomi yang merupakan penghubung antara kondisi saat ini dengan masa yang akan datang, serta menghubungkan antara pasar barang dengan pasar uang. Tujuan utama dari investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Jones dalam buku Investments Analysis and Management (2004:13), investasi didefinisikan sebagai berikut : Investment is the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period. Artinya : Investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode masa mendatang. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal untuk suatu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang Keputusan investor harus didukung dengan analisa yang baik. Dalam melakukan transaksi saham, pada dasarnya setiap investor memiliki analisis yang berbeda-beda. Banyak referensi investasi dan keuangan yang membagi analisis investasi saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Defenisi analisis fundamental menurut Jogiyanto dalam buku Teori Portofolio dan Analisis Investasi (2009:130): Analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intristik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Sedangkan defenisi analisis teknikal menurut Husnan (2005:341) : Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu lalu.

Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis fundamental. Alasan digunakannya analisis fundamental adalah bahwa saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intristik suatu saat tapi juga yang harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan di kemudian hari. Menurut Jogiyanto (2009:130) analisis teknikal banyak digunakan oleh praktisi dalam menentukan harga saham. Sedangkan analisis fundamental banyak digunakan oleh akademisi. Salah satu langkah dalam melakukan analisis fundamental adalah dengan melakukan analisis perusahaan yang dilihat dalam laporan keuangan, untuk dapat memperkirakan kemampuan perusahaan dan laba yang didapat. Defenisi laporan keuangan menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:76): Suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut. Dengan laporan keuangan tersebut, kita dapat melakukan beberapa analisis rasio yang berguna untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan di masa yang akan datang. Analisis rasio membantu kita untuk menganalisis laporan keuangan sehingga kita dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masingmasing komponen yang membentuk rasio (Wild, Subramanyam, dan Halsey dalam buku Financial Statement Analysis, 2008:36). Analisis ratio juga menyediakan indikator yang dapat mengukur kinerja tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan asset dan kewajiban suatu perusahaan. Rasio yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER).

EPS dan PER sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan. Dengan diketahuinya EPS dan PER yang mengalami kenaikan atau penurunan akan dapat dibuat suatu kebijakan yang membantu perkembangan perusahaan yang kaitannya dengan peningkatan harga saham. Defenisi Earning Per Share (EPS) menurut Tjiptono dan Hendy (2008:195): Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Untuk mencari Earning Per Share (EPS) menurut Arifin (2007:87) dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Earning Per Share = Laba bersih Jumlah Saham Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, maka hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian Earning Per Share (EPS) akan berpengaruh positif terhadap return saham. didefinisikan: Menurut Jogiyanto (2009:145) Price Earning Ratio (PER) dapat Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Menurut Tjiptono dan Hendy (2008:198) Price Earning Ratio (PER) dapat dicari menggunakan rumus: Price Earning Ratio = H arg a saham EPS Perusahaan diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan rata-rata, sementara di lain pihak mampu membagikan laba dalam proporsi yang besar.

Pertumbuhan dan pembagian laba yang tinggi akan menumbuhkan minat para investor untuk membeli saham tersebut sehingga akan menaikkan permintaan saham dan akhirnya akan menaikkan harga saham. Price Earnig Ratio (PER) yang tinggi akan menyebabkan harga saham yang tinggi, begitu pula sebaliknya Price Earnig Ratio (PER) yang rendah akan menyebabkan harga saham yang rendah. Sehingga Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dilihat bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Investasi Analisis Fundamental Analisis Teknikal Laporan Keuangan Analisis Rasio EPS PER EPS EPS PER PER Kinerja Keuangan Perusahaan Baik Kinerja Keuangan Perusahaan Buruk Kinerja Keuangan Perusahaan Baik Kinerja Keuangan Perusahaan Buruk Harga Saham Harga Saham Harga Saham Harga Saham Return Saham Return Saham Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

1.7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan tujuan dari penelitian, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang akan diuji kebenaranya sebagai berikut : - Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap Return Saham Perusahaan pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008. - Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara parsial berpengaruh terhadap Return Saham Perusahaan pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008. 1.8 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menggambarkan atau melukiskan atas setiap data aktual serta fenomena yang ada. Menurut Nazir dalam buku Metode Penelitian (2005:89), pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut : Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat, dimana termasuk di dalamnya termasuk studi untuk melukiskan secara akurat sifat sifat dari beberapa fenomena, kelompok atau individu, serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimisasikan bias dan memaksimumkan realibilitas. Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Rasdihan Rasyad dalam buku Metode Deskriptif Untuk Umum (2003:6) adalah sebagai berikut : Metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimate) dan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini data diperoleh dari laporan keuangan kemudian diolah sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, selanjutnya dilakukan analisis.

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti, yang dipengaruhi oleh variabel lain, sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu digunakan analisis regresi dan korelasi ganda. Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan atau menurunkan keadaan variabel independent. Dengan kata lain, analisis regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana adanya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel X dan variabel Y. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Studi pustaka Merupakan suatu penelitian dengan cara mempelajari literatur-literatur, bukubuku dan sumber lainnya. Seperti majalah, jurnal, internet dan Koran- koran yang berhubungan dengan penelitian. b. Penelitian lapangan Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data dari perusahaan dengan cara observasi yaitu mengunjungi secara langsung perusahaan melalui objek yang diteliti melalui : Pojok Bursa Efek Indonesia-Capital Market Center USB YPKP Dari situs BEI : www.idx.co.id 1.9 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan data sekunder berupa laporan keuangan dalam Indonesian Capital Market and Directory di Pojok Bursa Efek Indonesia-Capital Market Center USB YPKP yang berlokasi di Jl. Ph. H. Mustafa

No. 68 Bandung. Dalam rangka memperoleh yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan selesai.