BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. 1

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebersihan gigi dan mulut. Perilaku pencegahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. (Soetjiningsih, 1995). Pada usia tersebut anak mengalami proses

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (World Health Organization) (2013), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. keseluruhan (Lossu dkk.,2015). Dengan memiliki gigi dan mulut yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti berbicara, makan, dan bersosialisasi tidak akan terganggu karena terhindar dari rasa sakit,

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. nasional karies aktif (nilai D>0 dan karies belum ditangani) pada tahun 2007

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS

BAB I PENDAHULUAN. pengunyah makanan. Dengan diketahuinya fungsi-fungsi gigi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai peranan atau fungsinya masing-masing. Peran dari. memperindah wajah (Suryawati, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

Asnita Bungaria Simaremare, Rosdiana T Simaremare Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Anisah (2007) bahwa anak usia sekolah berkisar antara usia 6-12 tahun, masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB I PENDAHULUAN 4.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan upaya kesehatan gigi

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik agar jangan sampai terkena gigi berlubang (Comic, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam pencernaan, gigi dan mulut berperan untuk mengunyah dan mengancurkan makanan yang masuk kedalam tubuh agar makanan mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Peranan yang begitu penting dalam pencernaan sehingga kesehatan gigi dan mulut perlu dijaga agar tidak menggangu proses pencernaan. Menurut Dewi bahwa kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi geligi yang berada di dalam rongga mulut dalam keadaan bersih, bebas dari plak, dan kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, dan sisa makanan serta tidak tercium bau busuk dalam mulut (dalam Sari, 2012 : 2). Namun banyak orang mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulut padahal masalah kesehatan gigi dan mulut dapat memberikan efek sistemik. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 ditemukan 93,8% orang Indonesia menyikat gigi setiap hari, namun hanya ada 2,3% dari keseluruhan yang menyikat gigi dengan benar. Penduduk Indonesia yang bermasalah kesehatan gigi dan mulut menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu tahun 2007 ditemukan 23,4% sedangkan tahun 2013 ditemukan 25,9%. Berdasarkan umur penduduk Indonesia yang bermasalah kesehatan gigi dan mulut juga menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu tahun 2007 umur 5 9 tahun ditemukan 21,6% dan umur 10 14 tahun ditemukan 20,6%. Sedangkan tahun 2013 umur 5 9 tahun ditemukan 28,9% dan umur 10 14 tahun ditemukan 25,2%. 1

2 Di Provinsi Gorontalo berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 ditemukan bahwa 96,1% orang Gorontalo menyikat gigi setiap hari, namun hanya ada 6,0% dari keseluruhan yang menyikat gigi dengan benar. Penduduk Gorontalo yang bermasalah kesehatan gigi dan mulut pada tahun 2013 ditemukan 30,1% Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo bahwa laporan data kesakitan penyakit saluran cerna (penyakit gigi dan mulut) triwulan II tahun 2013 menunjukkan 1833 penduduk rentang usia 1 bulan sampai >70 tahun menderita penyakit gigi dan mulut sedangkan pada triwulan III tahun 2013 terjadi kenaikan prevalensi sebesar 2718 penduduk menderita penyakit gigi dan mulut. Dimana rentang usia 5 14 tahun pada triwulan II tahun 2013 yang menderita penyakit gigi dan mulut sebanyak 264 orang sedangkan pada triwulan III terjadi kenaikan prevalensi sebesar 479 orang penderita. Adanya ketidaknyamanan dan kondisi menyimpang pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi status kesehatan setiap orang. Terutama pada anak anak usia sekolah dasar. Anak usia sekolah dasar sangat rentan terhadap kesehatan gigi dan mulut karena pada usia 6 12 tahun terjadi peralihan atau pergantian gigi, yaitu dari gigi susu atau sulung ke gigi permanen atau tetap (Setyaningsih, 2007: 11). Mengingat kebiasaan anak usia sekolah dasar yang sangat menyukai jajanan makan yang manis seperti coklat dan permen sehingga perlu adanya perhatian khusus mengenai gigi dan mulut agar kesehatan gigi dan mulut dapat terjaga dengan baik. Berdasarkan pasal 10 Undang Undang RI nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat,

3 diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan diantaranya dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat dan kesehatan sekolah. Upaya kesehatan dengan pendekatan promotif yang dilaksanakan disekolah lebih diarahkan pada pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak disekolah melalui UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah) dimana dilaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler (Notoatmodjo, 2012: 151 152). Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah dasar merupakan saat ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk menyikat gigi (Riyanti dan Saptarini, 2011). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut memegang peranan penting disekolah terutama untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga penyuluhan dapat dikatakan sebagai pendahulu program kesehatan gigi yang lainnya. Materi penyuluhan yang diberikan pada saat penyuluhan pun harus sesuai dengan tingkatan umur anak (Nofalia, 2011 : 1 2). Pemberian infomasi melalui penyuluhan kesehatan ini, anak usia sekolah belajar dan memahami sehingga pengetahuan kesehatan akan meningkatkan sikap terhadap kesehatan, dan selanjutnya akan berakibat terhadap perubahan praktik

4 hidup sehat ( over behavior) dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut (Notoatmodjo, 2012: 13 14). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Isrofah dan Nonik tahun 2007 di SD Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta bahwa pendidikan kesehatan gigi berpengaruh terhadap pengetahuan anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Penelitian tahun 2009 oleh Handayani dan Rahmawati tentang pengaruh frekuensi penyuluhan di UKS pada anak SD terhadap derajat pengetahuan kesehatan gigi bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara penyuluhan 1 kali dalam sebulan dengan penyuluhan 3 kali dalam sebulan terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD. Berdasarkan pengambilan data awal di Puskesmas Global Limboto pada 26 November 2013, laporan kunjungan pasien gigi di Puskesmas Global Limboto pada bulan September November 2013, diketahui anak usia sekolah ( 6 12) yang melakukan pengobatan gigi sebanyak 25 anak dengan masalah kesehatan Pulpitis, Persistensi, Periodontitis, Ulkus DG2, dan Abses Abucal. Puskesmas Global Limboto Kabupaten Gorontalo melaksanakan kegiatan penjaringan kesehatan di sekolah dasar. Kegiatan ini merupakan kunjungan petugas puskesmas ke seluruh sekolah dasar di wilayah kerjanya untuk melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan penyuluhan kesehatan yang biasanya dilakukan setahun sekali setiap awal tahun ajaran baru pada anak kelas 1. Hasil penjaringan kesehatan sekolah yang dilakukan tenaga kesehatan Puskesmas Global Limboto tahun 2013 diseluruh Sekolah Dasar di wilayah

5 kerjanya didapatkan bahwa SDN 1 Limboto merupakan salah satu sekolah yang memiliki angka karies gigi yang tinggi. Studi pendahuluan pada 28 November 2013 di yang dilakukan pada 30 anak di SDN 1 Limboto masing masing terdiri dari kelas IV, V, dan VI tentang pengetahuan memelihara kesehatan gigi dan mulut di dapatkan hasil kelas IV terdapat 0% pengetahuan baik, 70% pengetahuan sedang, dan 30% pengetahuan kurang. Kelas V terdapat 60% pengetahuan baik, 40% pengetahuan sedang, dan 0% pengetahuan kurang. Dan kelas VI terdapat 50% pengetahuan baik, 50% pengetahuan sedang, dan 0% pengetahuan kurang. Wawancara tentang gigi berlubang menunjukkan kelas IV terdapat 60% anak mengatakan giginya berlubang, kelas V terdapat 40% anak mengatakan giginya berlubang dan kelas VI terdapat 30% anak mengatakan giginya berlubang. Selain itu ada beberapa anak mengatakan bahwa menyikat gigi hanya saat mandi pagi hari saja. Hasil wawancara bersama kepala SDN 1 Limboto, yang menyatakan bahwa SDN 1 Limboto belum mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut. Salah satu alasan banyak orang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut adalah ketidaktahuan dan kurangnya keterampilan (Kent dan Blinkhorn, 2005 : 59). Sejak dini anak perlu dididik untuk dapat memelihara kesehatan gigi dan mulut. Terutama usia 6 12 tahun yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Pada usia tersebut merupakan masa peralihan gigi susu ke gigi permanen (Ramadhan, 2010 : 11). Usaha penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka

6 membentuk perilaku hidup sehat dengan pengetahuan akan meningkatkan sikap terhadap kesehatan dan selanjutnya akan berakibat terhadap perubahan praktik hidup sehat (Notoatmodjo, 2012: 14, 152). Dari latar belakang peneliti tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Anak Dalam Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Di Kelas IV SDN 1 Limboto 1.2 Identifikasi Masalah 1.2.1 Anak usia sekolah dasar merupakan usia rawan terhadap kesehatan gigi dan mulut sebab pada usia 6 12 tahun terjadi peralihan gigi, yaitu dari gigi susu ke gigi permanen. 1.2.2 Hasil penjaringan kesehatan sekolah oleh Puskesmas Global Limboto tahun 2013, SDN 1 Limboto memiliki angka karies yang tinggi 1.2.3 Berdasarkan hasil wawancara kepala SDN 1 Limboto, bahwa SDN 1 Limboto belum mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut. 1.2.4 Studi pendahuluan pada 28 November 2013 di SDN 1 Limboto tentang pengetahuan memelihara kesehatan gigi di dapatkan hasil. Anak kelas V dan VI tidak memiliki presentase pengetahuan kurang memelihara kesehatan gigi dan mulut. sementara anak kelas IV 30% pengetahuan kurang memelihara kesehatan gigi dan mulut. Wawancara tentang gigi berlubang didapatkan hasil kelas IV 60% anak mengatakan giginya berlubang.

7 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. Apakah ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut di kelas IV SDN 1 Limboto? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut di kelas IV SDN 1 Limboto. 1.4.2 Tujuan khusus 1.4.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan anak kelas IV SDN 1 Limboto dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut sebelum diberikan penyuluhan. 1.4.2.2 Mengidentifikasi pengetahuan anak kelas IV SDN 1 Limboto dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut sesudah diberikan penyuluhan. 1.4.2.3 Menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan anak kelas IV SDN 1 Limboto dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis 1.5.1.1 Data ilmiah yang diperoleh dalam penelitian diharapkan dapat memberikan informasi untuk memperkaya pengetahuan ilmiah, tentang pengaruh penyuluhan pengetahuan anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.

8 1.5.1.2 Penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian penelitian selanjutnya. 1.5.2 Manfaat praktis 1.5.2.1 Bagi anak sekolah Menambah pengetahuan anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. 1.5.2.2 Bagi institusi 1. Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan penilaian program promosi kesehatan disekolah yang akan dilakukan dan dikembangkan. Bagi sektor diantaranya pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas terkait penelitian tentang pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut merupakan akses untuk mengembangkan program promosi kesehatan disekolah secara nasional, disamping untuk melakukan evaluasi peningkatan perilaku hidup sehat siswa sekolah (Notoatmodjo, 2012: 77). 2. Memberikan gambaran pengetahuan dan praktek memelihara kesehatan gigi dan mulut anak SD pada institusi kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bidang promotif di sekolah 3. Sebagai acuan sehingga penyuluhan tidak saja diberikan pada anak kelas IV SD melainkan dapat dilanjutkan dengan memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di kelas I, II, III, V, dan VI.

9 1.5.2.3 Bagi profesi 1. Sebagai aplikasi fungsi dari perawat sebagai pendidik dengan memberikan penyuluhan kesehatan. 2. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan perawat tentang pendidikan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah. 1.5.2.4 Bagi Masyarakat 1. Dapat menjadi perhatian bagi masyarakat atau orang tua dalam memberikan informasi tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut. 2. Memberikan informasi pentingnya penyuluhan kesehatan agar mengetahui cara memelihara kesehatan dengan baik.