PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU SIMPLISIA SAMBILOTO

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI

Pengaruh Cara Pengeringan dan Teknik Ekstraksi Terhadap Kualitas Simplisia dan Ekstrak Meniran

PENGARUH CARA PENGERINGAN DENGAN OVEN, KERING ANGIN DAN CAHAYA MATAHARI LANGSUNG TERHADAP MUTU SIMPLISIA HERBA SAMBILOTO ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan kesehatan. Salah satu jenis tanaman obat yang potensial, banyak

PRODUKTIFITAS DAN KADAR ANDROGRAPHOLID SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) PADA NAUNGAN DAN PENAMBAHAN GIBERELIN B2P2TO2T

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER

UJI KUALITAS IMBANGAN LIMBAH INDUSTRI IKAN NILA DENGAN IKAN PORA PORA (Mystacoleucus padangensis) SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AIR PADA TIGA AKSESI SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees )TERHADAP MUTU DAN PRODUKSI SIMPLISIA

Penetapan Kadar Sari

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dosis ragi dan frekuensi pengadukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

PENGARUH KONSENTRASI KARBOKSIL METIL SELULOSA (CMC) TERHADAP MUTU SIRUP JAMBU METE (Anacardium occidentale L.)

PENGARUH KEHALUSAN BAHAN DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP MUTU EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb)

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS SIMPLISIA LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum L.)

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT FISIS DAN KIMIA PASTA GAMBIR SELAMA PENYIMPANAN

HOTMARIA RAHAYU SITUMORANG PEMBUATAN DAN EVALUASI SIMPLISIA BAWANG TIWAI (ELEUTHERINE AMERICANA (AUBL.) MERR)

PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU DODOL RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

Sri Wardatun Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan. ABSTRAK

STEVIA ISSN No Vol. I No. 01-Januari 2011

METODE PENCUCIAN DAN PENYARINGAN PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT DURIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

semua masalah kesehatan dapat diatasi oleh pelayanan pengobatan modern (BPOM, 2005). Tumbuhan obat Indonesia atau yang saat ini lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMASI PENGOLAHAN TEH KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) OPTIMIZATION OF DRAGON FRUIT (Hylocereus polyrhizus) SKIN TEA PROCESSING

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

UJI PENGARUH SUHU PEMANASAN BIJI KEMIRI DENGAN MENGGUNAKAN OIL PRESS TIPE ULIR TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK YANG DIHASILKAN

SUBTITUSI DEDAK PADI DENGAN LIMBAH RESTORAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA RANSUM AYAM BROILER SKRIPSI ALBERTUS RANDY SOEWARNO

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKWENSI PEMBERIAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN PANILI DI PEMBIBITAN

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pengaruh Irisan Rimpang Terhadap Berat Kering dan Performa Simplisia Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val.) setelah Pengeringan

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

SKRIPSI OLEH : HONDY HARTANTO

KARAKTERISTIK KIMIA DAN FUNGSIONAL TEPUNG BIJI DURIAN TERMODIFIKASI (Durio zibethinus Murr)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Teh adalah jenis minuman non alkohol yang terbuat dari daun teh

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

PENGARUH KONSENTRASI BUSA

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

NILAI PH, KANDUNGAN NITROGEN (N), PHOSFOR (P 2 O 5 ) DAN KALIUM (K 2 O) PUPUK ORGANIK CAIR DARI FESES DOMBA DENGAN EM4 DAN PENAMBAHAN CAIRAN RUMEN

BAB I PENDAHULUAN. daunnya digunakan untuk membuat teh yang sebelumnya mengalami

UJI VARIASI SUHU PENGERINGAN BIJI KAKAO DENGAN ALAT PENGERING TIPE KABINET TERHADAP MUTU BUBUK KAKAO SKRIPSI

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

PENGARUH PENAMBAHAN AIR PADA MEDIA BIJI DURIAN VARIETAS MANALAGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PIGMEN OLEH Monascus sp.

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Siti Meri Mariani 1, Ahmad Junaedi 2. Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB

BAB III METODE PENELITIAN

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

USM. Pembuatan Teh Daun Rambutan Rapiah (Nephelium lappaceum Linn) Pada Berbagai Lama Pengeringan Terhadap Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan.

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

ABSTRAK. Christina., Pembimbing: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

STUDI PENGARUH JUMLAH FORMULASI RAGI INOKULUM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP MUTU BIJI KOPI

PENGARUH SUHU PENGERINGAN DAN SUHU PEMBEKUAN TERHADAP MUTU KEMIRI YANG DIPECAH SECARA MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

PRAKATA. Purwokerto, Januari Penulis

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI MINYAK NABATI TERHADAP MUTU MENTEGA KACANG (PEANUT BUTTER)

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN BEBERAPA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK

PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana RINGKASAN

SKRIPSI KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH PISANG (BATANG DAN BONGGOL) DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA

SKRIPSI KUALITAS FISIK DAN KIMIA GELATIN TULANG KEPALA SAPI DENGAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA MENGGUNAKAN ASAM KLORIDA

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

METODE PENCUCIAN DAN PENYARINGAN PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT DURIAN

PENGARUH PEMBERIAN GAMBIR SEBAGAI BAHAN PENYAMAK NABATI TERHADAP MUTU KIMIAWI KULIT KAMBING SKRIPSI. Oleh : JASRI HELSON

Tradisional Bagian Daun dan Buah

MEMPELAJARI PENGARUH KONSENTRASI RAGI INSTAN DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP PEMBUATAN ALKOHOL DARI PATI GADUNG (Dioscorea hispida dennst) SKRIPSI OLEH:

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

THE EFFECT OF GUM ARABIC ON PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS OF SAMBUNG NYAWA LEAF (Gynura procumbens) INSTANT POWDER MADE BY FREEZE DRYING METHOD

MEMPELAJARI PENGARUH KONSENTRASI RAGI DALAM FORMULASI INOKULUM FERMENTASI DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAP MUTU KOPI BUBUK

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

STUDI PEMBUATAN MI INSTAN SAGU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH DAGING IKAN PATIN

Transkripsi:

PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU SIMPLISIA SAMBILOTO Feri Manoi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Penelitian mengenai pengaruh cara pengeringan terhadap mutu simplisia sambiloto telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hasil Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, mulai bulan April sampai dengan September 2004. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara pengeringan terhadap karakteristik mutu simplisia sambiloto. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah (1) kering angin, (2) matahari, (3) blower, (4) kombinasi matahari dan blower. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pengeringan berpengaruh terhadap karakteristik mutu simplisia sambiloto. Perlakuan pengeringan simplisia sambiloto dengan menggunakan kombinasi matahari dan blower memberikan hasil yang terbaik dengan kadar air yang terendah 8,40%, kadar abu terendah 7,63%, kadar abu tak larut asam terendah 0,04%, kadar sari air tertinggi 26,83% dan kadar sari alkohol tertinggi 14,42%. Kata kunci : Cara pengeringan, mutu, sambiloto ABSTRACT Effect of drying methods to quality of Andrographis paniculata material dry The study on the effect of drying methods to the quality of sambiloto material dry was conducted in the Post Harvest Laboratory, Research Institute for Spice and Medicinal Crops, from April to September 2004. The study aimed to findout the effect of drying methods on quality of sambiloto material dry. The experiment design were used completely randomized design with four treatments and three replications. Treatments tested of drying were (1) wind drier, (2) sun, (3) blower, (4) sun and blower combinations. The result showed that the drying methods give a significant effect on quality sambiloto material dry. The treatment of drying sambiloto with was sun and blower combinations to give the best results with lowest water content 8.40%, lowest ash content 7.63%, lowest ash insoluble in Hcl content 0.04%, highest water extractive matter content 26.83%, highest alcohol extractive matter content 14.42 %. Key words : Drying methods, Quality, Andrographis paniculata PENDAHULUAN Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) merupakan salah satu tanaman obat yang telah lama dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan ramuan obat tradisional. Tanaman ini mempunyai potensi yang besar sebagai sumber hayati untuk keperluan biopharmacentical industry, serta dapat dikembangkan sebagai industri fitofarmaka. Tanaman sambiloto rasanya pahit, mengandung saponin, flavonoid dan tanin (Hutapea et al., 1991 dalam Adelyna, 1999). Beberapa uji khasiat dan keamanan serta efektifitas sambiloto terhadap beberapa penyakit telah banyak dilakukan, hal ini menunjukkan bahwa sambiloto dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti infeksi lambung, pernafasan dan menekan retenosis pada pasien angiosplasis. Beberapa dari hasil penelitian secara empiris, sambiloto dapat menurunkan kadar lipid dalam darah (Aldi et al., 1996; Dzulkarnain et al., 1996: Sutjiatmo dan Sugiarso, 1996). Proses pengeringan sambiloto perlu dilakukan untuk mendapatkan simplisia yang berkualitas. Ada beberapa cara 1

Feri Manoi : Pengaruh cara pengeringan terhadap mutu simplisia sambiloto pengeringan yang sering dilakukan untuk menghasilkan simplisia tanaman, seperti pengeringan dengan dianginanginkan, matahari, oven maupun kombinasi antara keduanya. Sampai saat ini produksi tanaman obat khususnya simplisia belum ditangani sebagaimana mestinya. Pembuatan simplisia pada umumnya diusahakan oleh petani kecil dan baru sebagian kecil saja yang diproduksi secara besar-besaran oleh pengusaha jamu. Pada umumnya petani atau pengusaha jamu belum menerapkan penanganan pasca panen secara tepat, sehingga mutu simplisia yang diperoleh belum memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kandungan bahan aktif yang terdapat pada tanaman sangat di pengaruhi oleh proses pengeringan. Setiap jenis tanaman mempunyai respon yang berbeda, ada beberapa tanaman yang peka terhadap penyinaran matahari langsung serta suhu yang terlalu tinggi. Pengeringan yang tepat akan menghasilkan mutu simplisia yang tahan disimpan lama dan tidak terjadi perubahan bahan aktif yang dikandungnya. Menurut Rusli dan Darmawan (1988) bahwa pengeringan suatu bahan terlalu lama dan suhunya yang terlalu tinggi dapat menurunkan mutu karena dapat merusak komponen-komponen yang terdapat di dalamnya. Berdasarkan hal tersebut dilakukanlah penelitian mengenai cara pengeringan simplisia sambiloto dengan tujuan untuk menghasilkan simplisia yang bermutu. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hasil, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dari bulan Januari sampai dengan Agustus 2004. Bahan yang digunakan adalah tanaman sambiloto tanpa akar, umur 3 bulan yang diperoleh dari KP Cimanggu Bogor, air, etanol, dan lain lain. Sedangkan alat yang digunakan adalah blower, grinder, tampah, pisau dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diuji adalah (1). Dikering anginkan (selama 5 hari), (2). Pengeringan dengan matahari (selama 3 hari), (3). Pengeringan dengan menggunakan blower (selama 6 jam pada suhu 45 0 C) dan (4). Pengeringan kombinasi matahari (selama 1 hari) dan blower (selama 4 jam pada suhu 45 0 C). Parameter mutu simplisia yang dianalisis meliputi kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sari air dan kadar sari alkohol. Metode analisis menggunakan metode grafimetri dengan menggunakan alat oven dan untuk kadar abu dan abu tak larut asam dilanjutkan dengan menggunakan alat Muffel Furnase. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisa statistik terhadap parameter mutu simplisia sambiloto dari keempat perlakuan pengeringan yang dicoba menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Pengeringan dengan cara kombinasi matahari dan blower memberikan hasil mutu simplisia yang terbaik dibandingkan dengan cara dikering anginkan, pengeringan matahari saja atau dengan blower saja. Hal ini dapat dilihat dari semua variabel yang diamati (Tabel 1). Kadar air simplisia terendah 8,40 % terdapat pada perlakuan pengeringan kombinasi matahari dan blower, berbeda nyata dengan perlakuan pengeringan matahari saja serta pengeringan kering angin tetapi tidak berbeda nyata dengan 2

perlakuan menggunakan blower. Menurut Anonimous (1985) kadar air simplisia sebaiknya lebih kecil dari 10,00%. Apabila kadar air lebih besar dari 10,00 % akan menyebabkan terjadinya proses enzimatik dan kerusakan oleh mikroba. Simplisia yang disimpan dalam waktu yang lama, enzim akan merubah kandungan kimia yang telah terbentuk menjadi produk lain yang mungkin tidak lagi memiliki efek farmakologi seperti senyawa asalnya. Hal ini tidak akan terjadi jika bahan yang telah dikeringkan mempunyai kadar air yang rendah. Beberapa enzim perusak kandungan kimia antara lain adalah hidrolase, oksidase dan polimerase (Paris et Moyse, 1976). Penggunaan cara pengeringan dengan kering angin simplisia yang dihasilkan masih memiliki kadar air yang tinggi dan apabila disimpan dalam jangka waktu tertentu akan terjadi kerusakan fisik maupun kimia. Kadar abu terendah 7,63% terdapat pada perlakuan cara pengeringan kombinasi matahari dan blower berbeda nyata dengan perlakuan cara pengeringan matahari saja, blower saja dan kering angin. Kadar abu tertinggi 8,90% terdapat pada perlakuan cara pengeringan kering angin. Dilihat dari standar mutu semua perlakuan masih memenuhi standar mutu Materia Medika Indonesia (MMI) yaitu di bawah 12,00%. Kadar abu terbentuk pada simplisia selain disebabkan oleh faktor budidaya juga disebabkan oleh faktor pengeringan dimana terjadi perubahan fisik maupun kimia simplisia. Kadar abu bisa terbentuk dengan suhu yang terlalu tinggi atau ko- toran/debu yang masuk selama pengeringan berlangsung. Seperti pada pengeringan dengan matahari yang terbuka sulit untuk dikontrol. Kadar abu tak larut asam terendah 0,04% terdapat pada perlakuan pengeringan kombinasi matahari dan blower, berbeda nyata dengan perlakuan menggunakan matahari saja, blower saja dan kering angin. Kadar abu tak larut asam tertinggi 0,07% terdapat pada perlakuan pengeringan menggunakan blower. Kadar abu tak larut asam untuk semua perlakuan masih memenuhi standar mutu MMI, dimana dianjurkan maksimum 2,20%. Kadar abu merupakan indikator terhadap cemaran bahan anorganik, dengan hasil yang diperoleh dari semua perlakuan menunjukkan bahwa cemaran bahan anorganik yang ada relatif kecil, ini menunjukkan bahwa proses pengeringan yang dilakukan sudah cukup baik. Hasil analisa kadar sari air maupun kadar sari alkohol ternyata dipengaruhi oleh cara pengeringan. Kadar sari air berkisar antara 20,46 26,83% sedangkan kadar sari alkohol antara 11,55 14,42%. Kadar sari air tertinggi 26,83% terdapat pada perlakuan pengeringan dengan menggunakan kombinasi sinar matahari dan blower berbeda nyata terhadap perlakuan yang lain. Demikian juga kadar sari alkohol tertinggi 14,42% terdapat pada perlakuan kombinasi pengeringan matahari dan blower. Kadar sari air dan kadar sari alkohol yang dihasilkan masih memenuhi standar mutu MMI yang disyaratkan harus memiliki kadar sari air minimum 18,00% dan kadar sari alkohol minimum 9,70%. 3

Feri Manoi : Pengaruh cara pengeringan terhadap mutu simplisia sambiloto Tabel 1.Karakteristik mutu simplisia sambiloto pada berbagai cara pengeringan Table 1.Characteristic quality material dry of sambiloto at some drying methods Perlakuan Treatment Kadar air (%) Water content Kadar abu (%) Ash content Kadar abu tak larut asam (%) Ash insoluble in Hcl content Kadar sari air (%) Water extractive matter content Kadar sari alkohol (%) Alcohol extractive matter content (1) Kering angin 11,25 c 8,90 b 0,06 b 22,53 b 12,13 b Wind drier (2) Matahari 10,35 b 8,25 b 0,06 b 21,40 b 12,39 b Sun (3) Blower 8,70 a 8,68 b 0,07 b 20,46 b 11,55 c Blower (4) Matahari 8,40 a 7,63 a 0,04 a 26,83 a 14,42 a dan blower Sun and blower Standar Standard - 12,00 max 2,20 max 18,00 min 9,70 min Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5% Notes : Numbers followed by the same letters in each column are not significantly different at 5% DMRT Faktor utama yang menentukan mutu simplisia adalah kadar sari air dan kadar sari alkohol yang menunjukkan adanya kandungan zat yang berhasiat dalam simplisia. Kadar sari air dan alkohol cukup tinggi ini menunjukkan bahan aktif yang terkandung dalam simplisia tidak banyak yang hilang selama proses pengeringan matahari selama 4 jam dan dilanjutkan dengan menggunakan blower, suhu pengeringan masih bisa dikontrol. Menurut Pramono (1985) bahwa pengeringan terhadap bunga-bungaan dan daun-daunan harus dijaga agar warna dan aroma tanaman aslinya tidak berubah. Secara umum daun herba dan bunga dapat dikeringkan atara suhu 20 0-40 0 C, untuk kulit batang dan akar pada suhu 30 0-65 0 C. Selanjutnya dikatakan Brotosisworo (1984) perubahan-perubahan yang terjadi selama pengeringan simplisia adalah hidrolisa enzimatik, pencoklatan disertai perubahan rasa dan aktivitas, fermentasi, oksidasi dan polimerisasi. KESIMPULAN Cara pengeringan berpengaruh nyata terhadap karakteritik mutu simplisia sambiloto. Pengeringan dengan menggunakan kombinasi matahari dan blower menghasilkan karakteristik mutu simplisia lebih baik yaitu dengan kadar air terendah 8,40%, kadar abu terendah 7,63%, kadar abu tak larut asam terendah 0,04%, kadar sari air tertinggi 26,83% dan kadar sari alkohol tertinggi 14,42%. 4

Semua perlakuan cara pengeringan masih memenuhi standar mutu MMI yang dipersyaratkan. DAFTAR PUSTAKA Adelyna, 1999. Penelusuran senyawa bioaktif sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Skripsi, Fateta-IPB, Bogor. 73 hal. Aldi, Y., N.C. Sugiarso, Andreanus, A.S dan A.S. Ranti, 1996. Uji efek antihistaminergik dari tanaman sambiloto. Bul. Warta TOI III/I: 17-19. Brotosisworo, S., 1984. Simplisia sangat bervariasi baik ujud maupun kandungan khasiatnya. Warta Standarisasi 9 (4) : 135 139. Departemen Kesehatan, 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Republik Indonesia. Jakarta. 25 hal. Dzulkarnain, B., M. Wien Winarno dan Sri Sundari, 1996. Etnobotani sambiloto, peman-faatannya sebagai bahan ramuan jamu. Bul Warta TOI III/I: 26-28. Paris, R.R. et Moyse H., 1976. Precis de Matiere Medicale. Tom I. Deuxieme edition revisee. Masson. Paris. 105 hal. Pramono, S., 1985. Pasca panen tanaman obat ditinjau dari kandungan kimianya, Prosiding Lokakarya Pembudidayaan Tanaman Obat, 2:67-84 Rusli, S. dan D. Darmawan, 1998. Pengaruh cara pengeringan dan type pengeringan terhadap mutu jahe kering. Bul. Litro 3(2) : 80 83. Sutjiatmo, A.B dan N.C. Sugiarso, 1996. Studi perbanyakan vegetatif pada tanaman sambiloto. Bul. Warta TOI : 35-37. 5