Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Kesehatan Masyarakat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Penyuluhan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) terhadap Pengetahuan Siswa Smk tentang Penyalahgunaan Obat

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG NAPZA

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NAPZA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI

Meilitha Carolina*, Septian Mugi Rahayu**, Elin Ria Resti.***

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

UNIVERSITAS UDAYANA EFEKTIVITAS KEGIATAN PEMBENTUKAN KADER PENYULUH ANTI NARKOBA DI LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) semakin marak terdengar dari usia

SOSIALISASI BAHAYA NARKOBA DAN MINUMAN KERAS SERTA DAMPAK HUKUM BAGI PENGGUNANYA

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA DENGAN KEJADIAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS II B PEKANBARU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG NARKOBA DI SMP PERSATUAN AMAL BAKTI (PAB) 4 PAGAR MERBAU TAHUN 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Penulis untuk korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Alamat: Jl. Diponegoro No. 1, Pekanbaru,

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

Enda Mora Dalimunthe Staf Pengajar STIKES Aufa Royhan Padangsidimpuan

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAPPENGETAHUAN BAHAYA NAPZA PADA REMAJA KELAS X MAN MAGUWOHARJO YOGYAKARTA

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG NARKOBA DAN SIKAP MENGGUNAKAN NARKOBAPADASISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SLEMAN.

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

EFEK KAFEIN TERHADAP KEJADIAN TREMOR TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN TAHUN 2010.

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Narkoba merupakan istilah untuk narkotika, psikotropika, dan bahan

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

DETERMINAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMAN 24 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA PELAJAR SMAN 1 BANTUL TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DENGAN INTERVENSI CBIA-NARKOBA

TESIS. Oleh ENDA MORA DALIMUNTHE / IKM

PENYULUHAN HUKUM BAHAYA NARKOTIKA BAGI MASYARAKAT PADANG BATUNG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 2. Departemen Administrasi Kebijakan dan Kesehatan 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

Transkripsi:

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut The Effectiveness of Socialization about Drug Abuse on the Knowledge of Students in Vocational High School (SMK) DD Tanah Laut District Fakultas Kesehatan Masyarakat UNISKA, Jl. Adhiyaksa No. 2, Kayu Tangi, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Korespondensi : septi_0323@yahoo.co.id Abstract The Drug abuse (narcotics, psychotropic, and addictive substances) from year to year has been increasing. Drug abuse is a threat and complex problem that can destroy the younger generation. This research is expected to describe the effectiveness of socialization health on the prevention of drug abuse on the knowledge of students. The research was conducted in 2016 on 42 students in SMK DD of Tanah Laut District. This research using methods preeksperimental, using the one group pretest-posttest design. The results of the analysis with the paired sample t-test showed that there were significant differences between the knowledge before and after of the socialization. This research is expected to increase the knowledge students of the drug so as to avoid drug abuse. Keywords : drugs and psychotropic, knowledge, socialization Pendahuluan Masa remaja merupakan masa Masa remaja merupakan masa peralihan dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan berbagai masalah. Dibandingkan dengan kesehatan pada golongan umur yang lain, masalah kesehatan pada remaja lebih kompleks. Banyak pemberitaan diberbagai media yang mengangkat realita yang dialami kaum remaja di Indonesia. Salah satu masalah kesehatan khusus pada remaja yaitu penyalahgunaan NAPZA (1). NAPZA adalah kepanjangan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya yang merupakan sekelompok obat, yang berpengaruh pada kerja tubuh, terutama otak. NAPZA adalah senyawa kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati, serta perilaku jika masuk ke sistem sirkulasi tubuh manusia. NAPZA juga dikenal sebagai narkoba, yaitu narkotika dan obat-obat berbahaya. Di satu sisi narkoba merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Tetapi di sisi lain bila pemakaiannya tidak sesuai akan menimbulkan ketergantungan (adiksi), mengakibatkan penyalahgunaan NAPZA yang mengancam masa depan generasi muda (2). Berdasarkan data hasil laporan Direktorat IV Narkoba Mabes POLRI sampai dengan November 2007 menyatakan bahwa tingginya jumlah tindak pidana Narkoba pada generasi muda dilihat dari tingkat pendidikan yaitu untuk tingkat Sekolah Dasar sebanyak 3.863 kasus, tingkat SLTP sebanyak 6.863 kasus, tingkat SLTA sebanyak 22.225 kasus dan Perguruan Tinggi sebanyak 746 kasus (3). Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan dimana pada tahun 2008 ada sebanyak 3.3 juta (3.362.527) dengan pravalensi 1,99% menjadi pada tahun 2011 menjadi 4 juta (4.071.016) dengan pravalensi 2,32% dan diprediksikan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi 5,1 juta (5.126.913) dengan pravalensi 2,8%. Diketahui 5,3% diantaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini berarti bahwa remaja yang merupakan sumber daya manusia yang potensial menjadi tidak dapat berfungsi secara maksimal akibat semakin meluasnya penyalahgunaan narkoba. Kalimantan Selatan berdasarkan kasus narkoba yaitu menempati peringkat ke 6 18

pada tahun 2012 dengan jumlah kasus 1.188 yang awalnya peringkat ke 9 pada tahun 2011 dengan jumlah kasus 887. Ibukota Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin menempati peringkat pertama dari 12 kabupaten yang ada. Hal tersebut dilihat dari rekapitulasi data narkoba BNNP kalsel dan jajaran polda kalsel tahun 2012 dan masih bertahan sampai tahun 2013 (4,5). Berdasarkan data penelitian BNN dan UI 2014, saat ini jumlah penyalahgunaan narkoba di wilayah Kalimantan Selatan berjumlah 57.929 orang (6). Remaja memiliki karakteristik yang rentan terkena narkoba, Hal tersebut disebabkan pada masa transisi yang labil remaja selalu ingin mencoba sesuatu walaupun mereka belum mengetahui manfaat dan akibat yang ditimbulkannya, sehingga sekolah dan kampus juga menjadi sasaran untuk peredaran narkoba. Untuk itu para remaja perlu mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang NAPZA dan penyalahgunaannya sebagai kerangka dalam menentukan pergaulan dengan lingkungannya. Salah satu faktor yang menjadikan angka penyalahgunaan narkoba terus meningkat ialah kurangnya pengetahuan, dan salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang NAPZA yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang NAPZA (7,8). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) DD merupakan salah satu sekolah swasta yang terletak di Kabupaten Tanah Laut. Pada tahun 2015 pernah dilakukan sosialisasi Pemberantasan Penyalalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tingkat SLTA dan SLTP sederajat di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut yang diwakili oleh beberapa siswa SMK, SMA, MTS, MAN dan SMP di Pelaihari. Namun tidak semua siswa mengukiti sosialisasi, totalnya sebanyak 52 peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap pihak sekolah di SMK DD, diketahui bahwa sekolah pernah mendapat satu kali penyuluhan tentang narkoba dari Polres TALA. Pada survey pendahuluan yang dilakukan pada 10 siswa SMK DD untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang NAPZA beserta dampaknya, diperoleh hasil bahwa 6 dari 10 siswa memiliki pengetahuan yang kurang tentang NAPZA. Dengan demikian diadakan penelitian efektivitas penyuluhan pencegahan penyalahgunaan NAPZA terhadap pengetahuan siswa-siswi SMK DD Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan siswa-siswi tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa, agar siswa terhindar dari penyalahgunaan NAPZA. Bahan dan Metode Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pre eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Pada penelitian ini diawali dengan pemberian kuesioner (pretest), kemudian setelah itu peneliti mengadakan penyuluhan. Untuk mengetahui efektivitas penyuluhan, peneliti melakukan pemberian kuesioner yang sama (posttest). Populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas X dan XI di SMK DD Kabupaten Tanah Laut. Sampel pada penelitian ini adalah siswa/i kelas X dan XI yang ada pada saat penyuluhan berlangsung yaitu berjumlah 42 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan media penyuluhan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penyuluhan pencegahan penyalahgunaan NAPZA dan variabel terikat adalah pengetahuan tentang NAPZA. Data primer pada penelitian ini adalah data yang dikumpulkan langsung berupa data dari pre-test dan post-test tentang pengetahuan siswa/i mengenai NAPZA. Data sekunder yang digunakan pada penelitian adalah data jumlah siswa di SMK DD Kabupaten Tanah Laut. Teknik analisis data pada penelitian ini dengan uji Paired sample t-test. Uji ini digunakan untuk mengetahui efektivitas dari penyuluhan NAPZA yang dilakukan sebagai upaya peningkatan pengetahuan mengenai NAPZA. Hasil A. Univariat 1) Distribusi pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 19

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden sebelum diberikan penyuluhan di SMK DD Kab. Tanah Laut No. Pengetahuan F % tentang NAPZA 1. Baik 2 4,8 2. Cukup 25 59,5 3. Kurang 15 35,7 Jumlah 42 100 2) Distribusi pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan responden sesudah penyuluhan di SMK DD Kab. Tanah Laut No. Pengetahuan tentang F % NAPZA 1. Baik 21 50 2. Cukup 20 47,6 3. Kurang 1 2,4 Jumlah 42 100 B. Bivariat Hasil yang diperoleh dari uji Paired Sample t-test diperoleh nilai Significancy (Sig) 0,0001 (P<0,05). Nilai P<0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pengetahuan sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan NAPZA. Pembahasan a. Pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan Berdasarkan hasil analisis data pengetahuan awal responden diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik tentang NAPZA yaitu sebanyak 25 responden (59,5%). Sebanyak 15 responden (35,7%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik dan hanya ada 2 responden (4,8%) yang memiliki pengetahuan yang baik tentang NAPZA. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Afianty (9) yang menyatakan bahwa pengetahuan responden tentang NAPZA secara keseluruhan adalah cukup (59,27%). Sedangkan Penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 2 Sragen mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden, yaitu sebanyak 85 orang (59%) memiliki pengetahuan yang baik tentang narkoba (10). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan, terutama dari hasil indra penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam pembentukan tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan, informasi, kondisi sosial budaya dan ekonomi, pengalaman, serta usia. b. Pengetahuan setelah diberikan penyuluhan Setelah diberikan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan NAPZA, dilakukan penilaian pengetahuan kembali tentang pengetahuan narkotika dan psikotropika dan didapatkan hasil yaitu sebanyak 21 (50%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 20 responden (47,6%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan hanya ada 1 (2,4%) responden memilki tingkat pengetahuan yang kurang baik tentang NAPZA. Berdasarkan hasil analisis nilai post test responden, didapatkan peningkatan pengetahuan akhir terhadap pengetahuan awal pada responden penelitian ini. Siswasiswi yang mengalami peningkatan pengetahuan mengenai narkotika dan psikotropika ini menunjukkan bahwa penyuluhan telah efektif karena telah terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman responden. Hal ini disebabkan karena responden telah mendapatkan pelajaran dari penyuluhan sehingga terjadi suatu proses belajar dimana sesuatu yang tidak tahu berubah menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku meliputi pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai dengan aktivitas kejiwaan sendiri. c. Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan Berdasarkan hasil uji paired sample t- test diperoleh nilai P < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pengetahuan sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan. 20

Pengetahuan merupakan faktor penyalahgunaan NAPZA, dimana pengetahuan akan mempengaruhi tindakan apa yang akan di ambil. Dalam penelitian yang dilakukan Kurnia (11) didapatkan hasil bahwa hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA dengan kecenderungan penyalahgunaan NAPZA pada remaja menunjukkan ada hubungan, terbukti dengan r hitung> rtabel = 0,971 > 0,304. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu ancaman dan permasalahan yang komplek yang dapat menghancurkan generasi muda. Sampai saat ini belum semua masyarakat sadar dan tahu tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA bisa mengakibatkan kecanduan dan mengakibatkan ganguan secara klinis atau fungsi sosial. Oleh karena itu, perlunya penyuluhan untuk menambah pengetahuan seputar NAPZA (12). Penyuluhan kesehatan sebagai bagian dalam promosi kesehatan memang diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, disamping pengetahuan sikap dan perbuatan. Oleh karena itu diperlukan penyediaan dan penyampaian informasi, yang merupakan bidang garapan penyuluhan kesehatan. Makna asli dari penyuluhan adalah pemberian penerangan dan informasi, maka setelah dilakukan penyuluhan kesehatan seharusnya akan terjadi peningkatan pengetahuan oleh masyarakat. Teori ini mendukung dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai NAPZA. Penyuluhan merupakan metode yang sering digunakan didalam pendidikan kesehatan. Pemilihan metode yang tepat dalam proses penyampaian materi penyuluhan sangat membantu pencapaian usaha mengubah tingkah laku sasaran. Kegiatan penyuluhan merupakan suatu proses komunikasi dua arah, ada komunikator dan komunikan yang selalu berhubungan dalam suatu interaksi. Di satu pihak komunikator (penyuluh) berusaha mempengaruhi komunikan agar terjadi perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti serta diharapkan terjadi perubahan tindakan dan perilaku. Dengan adanya penyuluhan selain dapat meningkatkan pengetahuan responden diharapkan juga dapat memberikan pemahaman pentingnya kesadaran mereka dalam melakukan pencegahan diri terhadap pengaruh narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa yang dapat menghancurkan masa depannya. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji paired sample t-test dengan nilai significancy 0,0001 (p<0,05) terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan. Daftar Pustaka 1. Direktorat Kesehatan Keluarga Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI. 2005. Strategi Nasional Kesehatan Remaja. Jakarta. 2. Suyadi. 2013. Mencegah Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Melalui Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Penerbit Andi. 3. Sefidonayanti. 2008. Efektifitas Penyuluhan Narkoba Di Kalangan Siswa (Studi Kasus Pada 3 SMU di DKI Jakarta). Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Jakarta. 4. BNNP dan Polda Kalsel. 2013. Data Rekapitulasi Data Narkoba. 5. Sholihah, Q. 2015. Efektivitas Program P4GN Terhadap Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA. Jurnal Kesehatan Masyarakat ; 9 (1): 153-159 6. BNN Provinsi Kalsel. 2015. Sosialisasi P4GN Tingkat SLTA dan SLTP di Kabupaten Tanah Laut. Available from: http://bnnpkalsel.com/sosialisasi-p4gntingkat-slta-dan-sltp-di-kabupaten-tanahlaut/ [Accessed Maret 2016]. 7. Kartono. 2007. Psikologi Remaja (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju. 8. Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 9. Afianty, R.D, et al. 2014. Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Siswa-Siswi Sekolah Menengah 21

Kejuruan X Tentang NAPZA Di Kota Bandung. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. 10. Hidayati PE, Indrawati. 2012. Gambaran Pengetahuan Dan Upaya Pencegahan Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di SMK Negeri 2 Sragen Kabupaten Sragen. GASTER; 9 (1): 15-21. 11. Kurnia, Hera Puji. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Napza dengan Kecenderungan Penyalahgunaan Napza pada Remaja Kelas II di SMA Berbudi Yogyakarta 2008 Available from: http://skripsistikes.wordpress.com/2009/ 05/03/ikpiii78/ [Accessed 3 Juli 2016]. 12. Ricardo P. 2010. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Oleh Kepolisian (Studi Kasus Satuan Narkoba Polres Metro Bekasi). Jurnal Kriminologi Indonesia ; 6 (3): 232-245. 22