BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Yusi Rosidah, 2013 PENGARUH METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPA PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tujuan Pendidikan Nasional pada undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara, karena pendidikan bertujuan untuk meningkatkan potensi bangsa suatu negara, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 (2003, hlm. 9) tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya portensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2013, hlm. 65), Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kurikulum mencakup struktur dan muatan kurikulum, yang dalam hal ini kurikulum SMA salah satunya adalah mata pelajaran Sosiologi. Mata Pelajaran Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran di SMA yang penting bagi siswa, karena dengan mata pelajaran Sosiologi siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman bermanfaat untuk hidup berinteraksi dan bersosialisasi di masyarakat. Karena itulah guru harus mampu menjadi fasilitator dengan baik yang dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat.

Berdasar hasil observasi yang dilakukan di kelas X IIS 1 dan IIS 2 SMAN 1 Sukaraja, secara faktual proses pembelajaran pada mata pelajaran Sosiologi terlihat masih konvensional, dalam penyampaian materi, guru hanya menggunakan metode ceramah, proses pembelajaran tidak menggunakan media atau alat pembelajaran, siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan. Siswa terlihat pasif, peran serta tidak terlihat. Selama pembelajaran hanya 2 orang siswa yang berkomunikasi, itupun hanya dengan guru. Sementara interaksi antar siswa tidak terjadi. Guru tidak memberikan motivasi untuk membangkitkan minat belajar siswa, dan sebaliknya siswa tidak tertarik untuk belajar Sosiologi. Proses pembelajaran tersebut berdampak pada siswa tidak memahami apa yang dipelajari. Hal ini terlihat dari data hasil ulangan harian mata pelajaran Sosiologi kelas X IIS 1 dan kelas X IIS 2 SMAN 1 Sukaraja. Dari sejumlah siswa kelas X IIS 1 yaitu 35 Orang, hanya 18 Orang (51%) yang mencapai KKM, sementara 17 siswa (49 %) di bawah KKM yang telah ditentukan yakni 75. Begitu pula di kelas X IIS 2 dari 36 siswa, yang memperoleh nilai di atas KKM hanya 12 siswa ( 33,34 %), sisanya yakni 24 siswa ( 66,66%) memperoleh nilai di bawah KKM. Bertolak dari uraian di atas, guru harus merencanakan pembelajaran dengan tepat, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan membuat siswa menjadi aktif, siswa berpartisipasi selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puput Tahun 2014, penggunaan model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa, sehingga secara langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sesuai pernyataan tersebut maka pembelajaran yang dilakukan harus menarik siswa untuk belajar mata pelajaran Sosiologi, sehingga pembelajaran Sosiologi menjadi bermakna. Taniredja (2011, hlm. 49) mengemukakan, Pembelajaran akan bermakna apabila siswa mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan pengalaman memberikan kebermaknaan dalam proses

pembelajaran karena siswa dituntut mampu mengidentifikasi permasalahanpermasalahan atau fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya yang kemudian secara aktif dan kritis mencari solusi penyelesainnya. Mengenai hal ini Hamalik (2013, hlm. 27) mengemukakan, Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan untuk mencapai suatu hasil atau suatu tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengajaran berdasarkan pengalaman membuat situasi-situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman atau peran serta siswa yang dirancang oleh guru. Cara ini mengarahkan para siswa untuk melakukan ekplorasi yang alami dan investigasi secara langsung ke dalam suatu situasi pemecahan masalah. Berdasarkan uraian tersebut, maka selama proses pembelajaran diharapkan keterlibatan siswa secara aktif. Bila siswa mengalami dan melakukan sendiri, maka pengetahuan yang diperoleh benar-benar ditemukan sendiri dan akan bertahan atau menetap lama pada benak siswa. Bahkan dengan pembelajaran tersebut akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar yang pada akhirnya dapat belajar secara optimal dengan harapan akhir dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain bila terjadi interaksi edukatif yang baik maka secara tidak langsung berupaya untuk mencapai tujuan peningkatan hasil belajar. Syaifurahman dan Ujati (2013, hlm. 53) mengatakan Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Banyak strategi yang dapat diterapkan oleh guru. Salah satunya adalah penerapan model-model pembelajaran. Pembelajaran yang inovasi dapat memotivasi siswa dalam belajar. Dalam menerapkan model pembelajaran tidak terlepas dari faktor waktu, artinya penerapan model pembelajaran selain harus tepat dengan materi

juga harus tepat waktu. Misalnya penerapan Model Inside-Outside Circle dengan Model Bertukar Pasangan sangat tepat dilaksanakan pada pertemuan ke dua atau pertemuan berikutnya, karena model tersebut dapat memotivasi siswa berperan aktif dan dapat menghilangkan rasa jenuh dan ngantuk. Model pembelajaran merupakan suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan diri pada siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamzah (2012, hlm. 12), mengemukakan bahwa Model Pembelajaran adalah suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa. Penggunaan model pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mempengaruhi atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Secara khusus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi. Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi, tetapi yang ada adalah model pembelajaran yang tepat untuk suatu materi dalam suatu mata pelajaran. Suatu model pembelajaran yang baik memiliki beberapa karakteristik. Menurut Hanafiah (2010, hlm. 41), Karakteristik model pembelajaran yang baik, yaitu: memiliki prosedur ilmiah, hasil belajar yang spesifik, kejelasan lingkungan belajar, kriteria hasil belajar, dan proses pembelajaran yang jelas. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan model pembelajaran lainnya. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran, guru harus mampu memilih model pembelajaran tersebut, sehingga model pembelajaran yang digunakan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Puput Putri Rianti dalam skripsi yang berjudul Perbedaan penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan Teknik Bertukar Pasangan terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi, di kelas XI IPS SMA PGRI 1

Bandung menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian lain yakni yang dilakukan oleh Selvy Primasari dengan judul Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Tipe Time Token Arends terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi, di kelas XI IPS SMAN 5 Garut menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penjelasan tersebut dapat disimpulkan ada dua model pembelajaran satu tipe yang tepat diterapkan dalam pembelajaran Sosiologi. Dari uraian tersebut muncul keinginan pada benak peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan dua model pembelajaran lain yang satu tipe pada mata pelajaran Sosiologi. Model yang dimaksud adalah Model Inside-Outside Circle dengan Model Bertukar Pasangan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua model tersebut, karena kedua model yang dimaksud dapat memotivasi siswa menjadi aktif berkomunikasi untuk saling memberi dan menerima informasi, sehingga akhir pembelajaran semua informasi yang merupakan materi pembelajaran dapat diterima siswa. Adapun penelitian yang dimaksud dengan judul Perbandingan Model Inside-Outside Circle dengan Model Bertukar Pasangan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X SMA Negeri 1 Sukaraja. 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini yakni rendahnya hasil belajar siswa. Masalah tersebut dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi. Agar lebih jelas masalah di atas selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, sebagaimana dikatakan Darmawan (2013, hlm. 93), Perumusan masalah dalam penelitian hendaknya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Adapun rumusan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Inside-Outside Circle?

2. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Bertukar Pasangan? 3. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi antara yang menggunakan model pembelajaran Inside-Outside Circle dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional? 4. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi antara yang menggunakan model pembelajaran Bertukar Pasangan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional? 5. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi antara yang menggunakan model pembelajaran Inside-Outside Circle dengan yang menggunakan model pembelajaran Bertukar Pasangan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Inside-Outside Circledengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Bertukar Pasangan. 1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian yang dilakukan terhadap siswa SMAN 1 Sukaraja pada mata pelajaran Sosiologi secara khusus bertujuan untuk; 1. mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Inside- Outside Circle. 2. mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Bertukar Pasangan.

3. mengetahui perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi antara yang menggunakan model pembelajaran Inside-Outside Circle dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. 4. mengetahui perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi antara yang menggunakan model pembelajaran Bertukar Pasangan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. 5. mengetahui perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi antara yang menggunakan model pembelajaran Inside-Outside Circle dengan yang menggunakan model pembelajaran Bertukar Pasangan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfat secara teotitis dan secara praktis, baik bagi siswa, bagi Peneliti, bagi Guru dan bagi sekolah. Adapun manfaat yang dimaksud sebagai berikut. 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori mengenai model pembelajaran serta meningkatkan keterampilan memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga dapat membantu meningkatkan wawasan dan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran sosiologi. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Manfaat Bagi siswa 1) Dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar. 2) Menumbuhkan minat siswa untuk belajar mata pelajaran Sosiologi, sehingga peran serta atau keterlibatan dalam pembelajaran lebih meningkat. 3) Menumbuhkan rasa percaya diri dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Sosiologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 4) Memperbaiki persepsi yang tidak tepat pada diri siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran Sosiologi. 1.4.2.2 Manfaat Bagi Peneliti

1) Mengembangkan kreatifitas dan wawasan guru dalam mengelola proses pembelajaran. 2) Menjadi salah satu masukan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran. 3) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan cara menerapkan model pembelajaran Inside-Outside Circle dan model Bertukar Pasangan. 1.4.2.3 Manfaat Bagi Guru 1) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan cara menerapkan model pembelajaran Inside-Outside Circle dan model Bertukar Pasangan. 2) Dapat dijadikan salah satu masukan bagi guru tentang pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran dalam menigkatkan hasil belajar siswa. 3) Dapat dijadikan salah satu referensi dan informasi dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas. 1.4.2.4 Manfaat Bagi Sekolah 1) Dapat meningkatkan prestasi sekolah melalui inovasi pembelajaran 2) Dapat dijadikan salah satu acuan dalam pembinaan guru untuk meningkatkan keterampilan penerapan model pembelajaran 3) Menganalisis keberhasilan kurikulum yang dilaksanakan 4) Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan professional guru. 5) Menyempurnakan kurikulum yang sedang berlaku sesuai dengan potensi siswa dengan karakteristik satuan pendidikan. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi ini di tulis dengan struktur organisasi sebagai berikut. BAB I Pendahuluan (Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi)

BAB II Landasan Teori (Model Pembelajaran, Pembelajaran dan Hasil Pembelajaran Sosiologi, Struktur Kurikulum, Kajian Empirik, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian) BAB III Metode Penelitian (Lokasi dan waktu Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Metode Penelitian, Desain Penelitian, Variabel Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data) BAB IV Temuan dan Pembahasan (Deskripsi Temuan dan Pembahasan Temuan) BAB V Simpulan dan Saran (Pemaparan Simpulan dan Saran)