Kata Kunci: Akseptor KB suntik 1 bulan, Akseptor KB suntik 3 bulan, pemenuhan kebutuhan seksual.

dokumen-dokumen yang mirip
Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

STUDI KOMPARASI KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DAN 3 BULAN DI KLINIK GRIYA HUSADA KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN AMENORHEA

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

INTISARI. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Produksi ASI, 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, 3 Puskesmas Perawatan Kelua Kabupaten Tabalong

SURVEY PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS MAYONG I KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK KB 3 BULAN DENGAN PENURUNAN LIBIDO IBU DI KLINIK BERSALIN SARI MEDAN

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KEJADIAN SPOTTING DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN PENURUNAN LIBIDO DI BPS NY M DESA TOSARI KECAMATAN TOSARI KABUPATEN PASURUAN GALUH SUKMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

HUBUNGAN LAMANYA PENGGUNAAN IUD DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh : Giri Suseno

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

HUBUNGAN LAMANYA PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PERUBAHAN SIKLUS MENSTRUASI DI BPS NY. S DESA SAMBIREJO, SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMILIH KB SUNTIK 3 BULAN DMPA DI KLINIK Hj. RUKNI LUBIS MEDAN JOHOR ANITA RIZQI

KARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK ABSTRAK

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL IBU MENYUSUI PRIMIPARA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT

PENGARUH STRATEGI MIND MAP

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU DALAM MENGATASI KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TM III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB IMPLAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI 02 KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R

KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Warsini 1, Herlina Puri Rahayu 2. Abstract

Jurnal Ilmiah Sehat BebayaVol.1 No. 2, Mei 2017

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

HUBUNGAN SIKAP AKSEPSTOR KB DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA SUNGAI PUTIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TIMUR TAHUN 2014

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KETEPATAN KUNJUNGAN ULANG AKSEPTOR KB SUNTIK. Suyati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

PENELITIAN PERBEDAAN MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB YANG MENGGUNAKAN KONTRASEPSI IUD DENGAN KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Rtibhuwana Tunggadewi Malang 2), 3)

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

PENGETAHUAN MEMPENGARUHI PEMILIHAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR YANG MEMERIKSAKAN DIRI BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI TANGERANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN AKSEPTOR TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

PERSEPSI AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTIK SWASTA DWI KUSUMA DESA POJOK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN LAMANYA PENGGUNAAN IUD DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN RELIGIUSITAS, KONSEP DIRI DAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DI DESA GRINGGING, SAMBUNGMACAN, SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

Transkripsi:

PERBEDAAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DAN 3 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS MRANGGEN Oleh: Ns.Sri Wahyuni, M.Kep., Sp.Kep.Mat *, Ns. Tutik Rahayu, M.Kep.,Sp.Kep.Mat**, Anik Juwariyah, S.Kep *** Departemen Maternitas, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung, Jalan Raya Kaligawe Km.4 Semarang, Jawa Tengah mbakri_2008@yahoo.co.id ABSTRAK Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu tindakan untuk menghindari atau mengatur interval kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Salah satu jenis kontrasepsi KB yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik, baik dalam bentuk suntik 1 bulan dan 3 bulan. Tujuan, diketahuinya perbedaan pemenuhan kebutuhan seksual pada akseptor KB suntik 1 bulan dan 3 bulan. Metode, jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Jumlah sampel 56, dengan perincian 28 responden menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan dan 28 responden menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Pengambilan responden dengan teknik simple random sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Mann- Whitney. Hasil, pemenuhan kebutuhan seksual, pada akseptor suntik 1 bulan adalah tinggi 13 orang (46,4%), sedang 8 orang (28,6%) dan rendah 7 orang (25,0%) sementara akseptor suntik 3 bulan, tinggi 5 orang (17,9%), sedang 13 orang (46,4%) dan rendah 10 orang (35,7%). Kesimpulan: Terdapat perbedaan pemenuhan kebutuhan seksual pada akseptor KB suntik 1 bulan dan 3 bulan di Wilayah puskesmas Mranggen dengan p value < 0,05. Kata Kunci: Akseptor KB suntik 1 bulan, Akseptor KB suntik 3 bulan, pemenuhan kebutuhan seksual. Abstract Family Planning is an activity to maintenance the interval pregnancy and determine the number of children in the family. One type of contraception is usually used is an injectable, either in the form of injections 1 month and 3 months. Purpose, knowing the difference sexual fulfillment in family planning acceptors injecting 1 month and 3 months. Methods, quantitative research with observational analytic study design with cross sectional approach. Data was collected through questionnaires. Number of samples 56, with details of the 28 respondents using injectable contraceptives 1 month and 28 respondents using 3 -month injectable contraceptives. Selection of respondents with a simple random sampling technique. Analysis the data were processed with statistically using the Mann - Whitney test. Results, sexual activity at acceptors with 1 month injectable in high classification is 13 ( 46.4 % ), middle 8 ( 28.6 % ) and low 7 people ( 25.0 % ) while the 3 month injectable acceptors, height 5 people ( 17.9 % ), middle 13 ( 46.4 % ) and low 10 ( 35.7 % ). Conclusion : There are differences in sexual activity in family planning acceptors injecting 1 month and 3 months in the region Mranggen Primary Health Centers with p value < 0.05. Keywords : Acceptor KB injecting 1 month, 3 -month injectable family planning acceptors

PENDAHULUAN Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau menetap (Everett, 2007; Prawirohardjo,2006; Wiknjosastro, 2005). Kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan, sederhana, murah, dapat diterima orang banyak dan pemakaian jangka lama. Namun sampai saat ini belum tersedia 100% metode kontrasepsi yang sempurna dan ideal (Hartanto, 2006). Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan adalah kontrasepsi suntik (injectables). Kontrasepsi suntik ini merupakan jenis kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama) karena tidak membutuhkan pemakaian setiap hari (Wiknjosastro, 2005). Beberapa keuntungan dari KB suntik menjadi pertimbangan akseptor untuk menggunakan jenis kontrasepsi suntik, namun hormon yang terkandung di dalamnya juga dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti sakit kepala, perubahan menstruasi, tertunda kembalinya kesuburan, depresi, berat badan meningkat, keputihan, nyeri pada payudara, perubahan pemenuhan kebutuhan seksual (Everett, 2007). Perubahan pemenuhan kebutuhan seksual yang dialami oleh akseptor KB suntik dinilai berdasarkan kemampuan wanita dalam mencapai orgasme. Studi pendahuluan yang dilakukan di Unit Pelayanan Terpadu wilayah Puskesmas Mranggen didapatkan data akseptor KB suntik tahun 2011 berjumlah 1278 orang. KB suntik 3 bulan berjumlah 1229 orang dengan persentase 96,16 % dan KB suntik 1 bulan berjumlah 45 orang dengan persentase 3,52 %. Hasil wawancara yang dilakukan pada 5 orang yang menggunakan KB suntik 3 orang (60%) akseptor KB suntik mengalami penurunan pemenuhan kebutuhan seksual. METODOLOGI Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasi analitik dan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Jumlah sampel 56 orang, pada kelompok responden yang menggunakan kontrasepsi 1 bulan dan 3 bulan masing-masing yang terdiri dari 28 responden. Teknik pengambilan sample dengan simple random sampling. Tempat penelitian dilakukan di Wilayah puskesmas Mranggen

pada bulan Maret-Mei 2012. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Instrumen penelitian yang digunakan berupa alat ukur kuesioner I data sekunder yang berupa (nama, alamat, umur, pendidikan, pekerjaan, umur anak terakhir dan lama penggunaan KB) dan kuesioner II berisi pertanyaan-pertanyaan yang berjumlah 14 soal tentang pemenuhan kebutuhan seksual. Instrumen terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. HASIL A. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden antara lain a. Umur Responden Tabel 1.a Distribusi frekwensi umur akseptor KB suntik 1 bulan dan 3 bulan di Wilayah Puskesmas Mranggen Umur 20-25 th 25-30 th 30-35 th responden KB 1 bulan 19 (67,9%) 8 (28,6%) 1 (3,6%) 28(100%) KB 3 bulan 12 (42,8%) 15 (53,6%) 1 (3,6%) 87(100%) b. Umur Anak Terakhir Tabel 1.b Distribusi frekuensi umur anak terakhir akseptor KB suntik 1 bulan dan 3 bulan di Wilayah Puskesmas Mranggen Umuranak terakhir 1-5 th 6-10 th 11-15 th responden KB 1 bulan 19(67,9%) 7(25,0%) 2 (7,1%) 28 (100%) KB 3 bulan 16(57,1%) 10(35,7%) 2 (7,2%) 28 (100%) c. Lama penggunaan KB suntik Tabel 1.c Distribusi frekuensi lama penggunaan KB suntik pada akseptor KB suntik 1 bulan dan 3 bulan di Wilayah Puskesmas Mranggen

LamaKB suntik 3-6 bulan 6-9 bulan > 9 bulan responden KB 1 bulan 8 (28,6%) 8 (28,6%) 12(42,9%) 28 (100%) KB 3 bulan 6(21,4%) 9(32,2%) 13(46,4%) 28 (100%) 2. Pemenuhan Kebutuhan Seksual Pada KB Suntik 1 Bulan dan 3 Bulan Tabel 2 Pemenuhan Kebutuhan Seksual Pada KB Suntik 1 Bulan dan 3 Bulan di Wilayah Puskesmas Mranggen Kebutuhan Seksual Tinggi Sedang Rendah responden KB 1 bulan 13(46,4%) 8 (28,6%) 7 (25,0%) 28 (100%) KB 3 bulan 5(17,9%) 13(46,4%) 10(35,7%) 28 (100%) B. Analisa Bivariat Untuk menguji keeratan hubungan tiap-tiap karakteristik, digunakan uji korelasi Kendall dikarenakan dari hasil uji normalitas Saphiro wilk nilai p (0,00) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan sebaran data berdistribusi tidak normal, maka uji hipotesis yang dipakai adalah uji alternatif T- Tes tidak berpasangan, yaitu Uji Mann-Whitney dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3 Perbedaan pemenuhan kebutuhan seksual pada akseptor KB suntik 1 bulan dan 3 bulan di wilayah Puskesmas Mranggen Median N p KB 1 bulan KB 3 bulan 28 87 (minimum-maksimum) 2,00 (1,00-3,00) 2,00 (1,00-3,00) 0,025 DISKUSI Hasil penelitian didapatkan sebagian besar wanita usia subur. Wanita usia subur lebih memilih KB suntik 3 bulan karena praktis dan mempunyai efek samping yang tidak terlalu berbahaya bila digunakan seperti, tidak mempengaruhi produksi ASI sehingga cocok untuk ibu menyusui (Evelyn,2006). Sebagian besar responden mempunyai anak terakhir berusia 1-5 tahun, 19 orang (67,9%) akseptor suntik 1 bulan dan 16 orang (57,1%)akseptor suntik 3 bulan. Responden dalam memilih kontrasepsi lebih banyak termotivasi untuk menunda/membatasi kelahiran. Hal ini disebabkan responden tidak ingin mempunyai anak banyak, semakin banyak jumlah anak berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan

material dan spiritual anggota rumah tangganya. Penelitian yang dilakukan oleh Erna sulistio pada tahun 2010 dengan judul penerapan regresi logistik multinominal pada pemilihan alat kontrasepsi wanita yang mengungkapkan bahwa umur anak terakhir berpengaruh dalam penggnaan alat kontrasepsi hal ini di tunjukkan dengan p value.<0.05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara usia anak dengan pemilihan alat kontrasepsi. Mayoritas responden menjadi akseptor KB suntik lebih dari 9 bulan, 12 responden (42,9%) pada akseptor suntik 1 bulan dan 13 orang (46,4%) akseptor suntik 3 bulan. Wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, didalam tubuh wanita tersebut akan ditambahkan hormon sintetis sedang dalam tubuh sendiri hormon sudah ada secara alamiah. Dengan adanya pertambahan hormon sintetis akan direspon oleh hipotalamus untuk memerintahkan hipofisis menghambat FSH dan LH sehingga akan mempengaruhi hormonhormon yang dihasilkan oleh ovarium. Penggunaan KB suntik yang berisi progesteron sintetis jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala dan jerawat. (Prawiroharjdo, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan seksual pada akseptor suntik 1 bulan sebagian besar tinggi yaitu 13 orang (46,4%), sedangkan pada akseptor suntik 3 bulan sedang yaitu sebanyak 13 orang (46,4%). Penelitian yang di lakukan oleh indiana pada tahun 2011 yang berjudul Wanita yang Pakai KB Suntik dan Pil Lebih Sulit Orgasme mengatakan jenis kontrasepsi lain,kontrasepsi hormonal seperti pil KB dan suntik masih menjadi kontrasepsi yang paling banyak diminati wanita termasuk di Indonesia. Dan studi terbaru menemukan bahwa kontrasepsi hormonal membuat wanita lebih sulit merasakan orgasme. Studi terbaru yang dilakukan oleh ilmuan di Indiana University menemukan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal akan lebih sulit mencapai orgasme dibandingkan dengan menggunakan kontrasepsi non hormonal seperti kondom. Penelitian yang mempelajari kehidupan seks dari 1.101 wanita yang setengah diantaranya menggunakan kontrasepsi hormon seperti pil KB, patch (KB koyo) atau KB suntik, dan setengah lagi menggunakan kotrasepsi non hormonal seperti kondom, didapatkan hasil, kedua kelompok wanita tersebut dapat menikmati keintiman, percintaan dan kepuasan seksual secara keseluruhan. Tapi wanita dengan kontrasepsi hormonal memiliki skor lebih

rendah pada tingkat gairah seksual, lubrikasi (pelumasan) dan frekuensi orgasme dibandingkan dengan wanita dengan kontrasepsi non hormonal (Handayani, 2010). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan pemenuhan kebutuhan seksual pd akseptor KB suntik 1 bulan dan 3 bulan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Craig Roberts dari University of Stirling pada tahun 2011 dengan judul Perubahan seksual bagi pengguna kontrasepsi suntik didapatkan data bahwa Perempuan yang menggunakan kontrasepsi suntik rata-rata kurang puas dengan aspek seksual dari hubungannya, tetapi merasa lebih bahagia dengan dengan aspek non seksual (Admin, 2008). KESIMPULAN 1. Mayoritas umur reponden pada KB suntik 1 bulan adalah 20-25 tahun sebanyak 19 responden (67,9%) dan KB suntik 3 bulan mayoritas umur 25-30 tahun sebanyak 15 responden (53,6%). Pendidikan responden sebagian besar SMA, pada akseptor suntik 1 bulan sebanyak 24 orang (85,7%) dan 3 bulan sebanyak 21 orang (75%). Pekerjaan responden sebagian besar swasta, pada akseptor suntik 1 bulan sebanyak 22 orang (78,6%) dan akseptor suntik 3 bulan 18 orang (64,2%). Umur anak terakhir responden mayoritas umur 1-5 tahun, sebanyak 19 orang (67,9%) pada akseptor suntik 3 bulan dan 16 orang (57,1%). Responden sebagian besar sudah menggunakan kontrasepsi suntik > 9 bulan, sebanyak 12 orang (42,9%) akseptor suntik 1 bulan dan 13 orang (46,4%) akseptor suntik 3 bulan. 2. Tingkat pemenuhan kebutuhan akseptor suntik 1 bulan sebagian besar tinggi yaitu, 13 orang (46,4%), sedangkan akseptor suntik 3 bulan sebagian besar pemenuhan kebutuhan seksual pada tingkat sedang yaitu sebanyak 13 orang (46,4%). 3. Terdapat perbedaan yang bermakna antara pemenuhan kebutuhan seksual pada akseptor KB suntik 1 bulan dan 3 bulan dengan p value < 0,05. DAFTAR PUSTAKA Admin, P. (2008). Hormon. Jakarta: EGC Erna,S. (2010). Faktor-faktor Regresi Logistik Multinominal pada Pemilihan Alat Kontrasepsi Wanita di Tegal. http://erna,s.pdf.undip.ac.id/diunduh 10 Juli 2012 Evelyn,B.(2006). Metode Ovulasi Billings.Jakarta:KPG

Everett, S. (2007). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta: EGC Handayani, S. (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Pustaka Rihama Hartanto, H. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Indiana. (2011).Wanita yang Pakai KB suntik dan Pil Lebih Sulit Orgasme. http://www.wanita.com, diunduh 16 Juli 2012 Prawirohardjo, S. (2006). Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP Wiknjosastro, H. (2009). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP