BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Pada kontemporer ini, anak muda cenderung menjadi geek (orang yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. kontemporer dengan sumber ide space invaders sebagai busana remaja laki-laki

JURUSAN KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. dinamika selera modern dan teknologi (Asti dkk., 2011: 9). Perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA-1

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. bergaya doodle. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN E. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koleksi busana wanita berjudul Metamorphic Cityscape ini diangkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan yang ada, beberapa permasalahan yang perlu

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

ABSTRAK. Kata kunci: busana siap pakai, arsitektur Mamluk, masjid Sultan Hassan, urban

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. (malam) batik untuk menutup bagian-bagian yang dikehendaki tidak berwarna,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi para desainer untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam. menciptakan desain busana wanita.

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, sedangkan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. dalam pengembangan motif Batik Bakaran. Ada beberapa permasalahan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nur Akmalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM Kewirausahaan. Diusulkan oleh : Shinta Mega Pertiwi ( F / Angkatan 2015 )

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MOTIF MICROCONTROLLER PADA BUSANA HUMANE DALAM GAYA KONTEMPORER FUTURISTIS PENCIPTAAN. Vincentia Tunjung Sari NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB II METODE PERANCANGAN

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Pada kontemporer ini, anak muda cenderung menjadi geek (orang yang selalu mencoba mencari tahu dan menguasai ilmu pengetahuan baru) yang cenderung pada penguasaan dibidang teknologi informasi (TI). Perkembangan teknologi ini mendorong anak muda sekarang dengan bebas memperoleh informasi dari mana saja. Hal ini menyebabkan remaja berpikir lebih terbuka dan meninggalkan hal-hal yang dianggap ketinggalan zaman (kuno). Contoh nyata terlihat dari cara mereka berbusana yang cenderung ingin memperlihatkan identitas kemoderenan mereka dan mencari perhatian dengan memakai busana yang sedang tren atau penggunaan fesyen dengan permainan warna-warna yang menarik. Dikalangan anak muda batik menjadi pilihan yang kesekian karena mereka lebih memilih pakaian yang lebih modern dan yang sedang tren. Mereka menganggap batik untuk kalangan orang tua dan digunakan untuk acara-acara resmi/formal. Salah satu sebab munculnya sikap tersebut karena motif dan warna batik (yang ada) dianggap terlalu tua, tidak mewakili semangat muda yang playfull, dan dianggap tidak mencerminkan semangat zaman sekarang yakni era teknologi digital. Permasalahan-permasalahan di atas menjadi landasan awal proyek perancangan ini. Permasalahan tersebut menjadi catatan yang akan menjadi pertimbangan dalam pengembangan commit to desain user yang lebih ke kekinian. 10

digilib.uns.ac.id 11 B. Strategi Pemecahan Masalah Strategi yang ditempuh untuk memecahkan masalah adalah dengan melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber. Data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan proses pengembangan desain batik kontemporer. Pengumpulan data melalui studi pustaka, wawancara dengan pakar, studi visual, dan studi proses produksi yang berhubungan dengan perancangan batik kontemporer circuit board dan fesyen anak muda yang menjadi sasaran perancangan. Studi pustaka berfungsi sebagai penguat data perancangan. Studi pustaka berdasarkan data tertulis proses batik terkini yang mengalami perkembangan dan inovasi dalam proses pembuatannya yaitu sablon malam dingin dan malam warna. Selain itu, studi pustaka juga untuk melandasi pengembangan desain khususnya visual desain batik kontemporer sebagi tema perancangan ini. Untuk lebih memperkuat data maka proses ini tidak hanya berdasarkan teks tertulis, namun juga melalui proses wawancara dengan pengrajin yang menekuni penyablonan malam dingin. Wawancara membahas teknik produksi yaitu penyablonan, pemalaman yang dipakai dalam pembuatan produk dan prospek produk dengan cara sablon malam dipasaran. Studi proses produksi yaitu studi yang dilakukan untuk memperkecil kemungkinan kegagalan saat melakukan proses penciptaan karya. Studi ini meliputi eksplorasi teknik produksi yang akan mempengaruhi eksekusi teknik pengerjaan yang sesuai dengan konsep. Studi proses juga akan diperkuat dengan uji coba dan pengamatan terhadap kebutuhan konsumen yakni anak muda

digilib.uns.ac.id 12 mengenai produk fashion yang dibutuhkan. Proses uji coba dari proses pembuatan batik kontemporer circuit board dengan melakukan uji coba pemalaman dengan sablon malam dingin, uji coba pewarnaan dan uji coba visual. Begitu juga studi visual dilakukan dengan mengkaji beberapa media visual lewat pustaka, pencarian data di dunia maya, dan observasi batik kontemporer yang ada di pasaran. C. Pengumpulan Data 1. Studi Visual Untuk mencari gambaran awal mengenai produk perancangan, penulis melakukan pengumpulan data visual berupa bentuk circuit board baik bentuk asli maupun yang sudah dimodifikasi (seperti wallpaper). Pengambilan bentuk visual circuit board yang kompleks/rumit sangat kontras dengan penggunaan teknik batik yang sulit diaplikasi motif yang kecil dan kompleks. Karakter visual circuit board memang tersusun atas elemen desain yang sederhana yaitu garis dan titik tetapi secara keseluruhan membentuk sebuah visual geometri yang unik dan menarik. a. Karakter visual Circuit Board Karakter visual geometri sangat kuat terlihat dari tiap elemen circuit board yang merupakan dasar komponen aktif elektronika (komponen yang tidak dapat bekerja tanpa adanya sumber tegangan yang terdiri atas dioda dan transistor). Hal ini selaras dengan simbol-simbol pada elektronika yang memang mempunyai simbol geometri seperti garis, titik dan bidang. Karakter visual circuit board sebelum diproses menjadi sebuah komponen elektronik commit tersusun to user atas garis dan titik yang berulang

digilib.uns.ac.id 13 dengan bentuk yang berbeda (besar kecil) maupun sama tapi tidak saling menindih dan disusun berdekatan yang terlihat desain dua dimensi yang kompleks/ rumit. Setelah diproses bentuk circuit board berkurang garis, titik pada circuit board berkurang karena ada penambahan berbagai macam komponen seperti chip, resistor,kapasitor yang terlihat tiga dimensi. Circuit Board awal Circuit Board yang sudah diproses Gambar 1. Visual Circuit Board Sumber : Modul Elektronika, Moch. Choirul Anam, 2008 Circuit Board awal Circuit Board yang telah diproses Gambar 2. Visual Circuit Board II Sumber : Modul Elektronika, Moch. Choirul Anam, 2008

digilib.uns.ac.id 14 b. Produk Fashion Circuit Board Gambar 3. Produk Fashion Circuit Boar Sumber : www.apartmenttherapy.com Circuit board sering digunakan dalam berbagai produk fesyen dan aksesorinya, karena menampilkan kesan future, sci-fi dan terkini, dengan melihat dunia fesyen yang selalu kreatif dan berubah tidak dipungkiri bahwa motif teknologi ini digemari oleh banyak orang (geek- orang yang selalu mencoba mencari tahu dan menguasai ilmu pengetahuan) seiring dengan majunya zaman modern.

digilib.uns.ac.id 15 c. Busana Karya Desainer Internasional Gambar 4. Produk Fesyen Circuit Board Rancangan Karl Lagerfeld Sumber : www.pinterest.com Rancangan Desainer Karl Lagerfeld untuk koleksi rumah mode asal Italia Fendy pada Fashion Show Spring/Summer 2014 di Milan terinspirasi oleh webteknologi yang menurutnya merupakan sebuah dunia yang terus berubah, dengan memakai warna-warna mencolok (pastel, neon) dan garis-garis berwarna yang terlihat seperti Circuit Board.

digilib.uns.ac.id 16 Gambar 5. Produk Fashion Circuit Board Rancangan Alexander Mcqueen Sumber : www.pinterest.com Rancangan karya Desainer eksentrik Alexander Mcqueen untuk koleksi rumah mode asal Prancis Givenchy dengan tema Milenium-Robotlike. menampilkan busana dengan motif circuit board. Gambar 6. Produk Fashion Circuit Board Rancangan Jaen Paul Gauliter Sumber: commit www.pinterest.com to user

digilib.uns.ac.id 17 Desainer eksentrik lainnya yaitu Jaen Paul Gaultier asal Prancis juga membuat rancangan yang terinspirasi dari teknologi- circuit board dalam rancangannya untuk Kylie Minogue yang dipamerkan dalam tur dunia The Jean Paul Gaultier Exhibition. Untuk busana pria Jean Paul Gaultier juga memakai motif circuit board untuk busana kasual sweater. Gambar 7. Produk Fesyen Circuit Board Rancangan Christian Louboutin Sumber : www.pinterest.com Christian Laouboutin desainer sepatu premium asal Prancis yang terkenal dengan desainnya yang mewah dan bling-bling, tidak ketinggalan untuk membuat sepatu dan tas dengan inspirasi circuit board yang terkesan futuristik.

digilib.uns.ac.id 18 Gambar 8. Produk Fashion Circuit Board Rancangan Diana Eng Sumber :www. fairytalefashion.org Diana Eng adalah perancang busana yang mengkhususkan diri dalam teknologi, matematika dan science. Proyeknya yang berjudul Fairytale Style, Diana Eng memakai dasar teknik mesin sebagai karakter gayanya. Diana Eng melakukan penelitian dan pengembangan untuk koleksi Fairytale Style yang dibagikan di FairytaleFashion.org sebagai sarana pendidikan tentang sains, matematika, dan teknologi dengan media fesyen. Ada beberapa busana yang dibuat dengan motif circuit board yang dimodifikasi menjadi busana pesta wanita berjudul Twinkle Skirt, Twinkle Dress and Twinkle Cardigan. 2. Studi Proses Produksi Proses pemecahan masalah pada teknik yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan pengamatan dan eksplorasi teknik produksi yang

digilib.uns.ac.id 19 memungkinkan untuk pembuatan produk perancangan. Studi proses produksi merupakan sebuah gambaran hasil pengamatan terhadap teknik proses tekstil yang dapat dijadikan sebuah alternatif dalam pembuatan produk. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka ditemukan teknik yang dapat digunakan untuk realisasi pembuatan produk busana modern dengan menggunakan tema teknologi circuit board. Batik pada dasarnya memiliki dua macam jenis teknik yang berbeda, yaitu batik tulis dan cap. Kedua teknik tersebut telah diterima oleh masyarakat luas dari dulu hingga sekarang. Kedua teknik tersebut dilihat dari cara produksi dan kecepatan waktunya dianggap masih tradisional. Seiring berjalannya waktu dan teknologi yang semakin maju pula maka muncullah cara-cara baru dalam pengembangan teknik batik. Dalam perkembangan dunia tekstil yaitu batik muncul metode sablon malam. Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. Pada print malam, materi yang di printkan pada kain adalah malam dingin dan bukan pasta seperti batik print konvensional. Setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya. Dalam perkembangan pasar, produsen-produsen batik dituntut untuk selalu mengeluarkan inovasi-inovasi baru. Agar harga dapat lebih terjangkau dari berbagai kalangan dan menghilangkan kejenuhan konsumen yang penuh dengan keinginan, maka dikembangkanlah batik dengan teknologi baru yaitu sablon malam. Teknik sablon bukanlah hal yang baru dipasaran, dan teknik ini

digilib.uns.ac.id 20 sekarang dikembangkan dan diaplikasikan ke batik sehingga muncul teknik sablon dengan menggunakan malam dingin, bahkan muncul pemalaman dengan malam dingin warna yaitu malam dingin putih biasa yang dicampur dengan pewarna khusus batik malam sehingga dapat memberikan efek warna tertentu tanpa melakukan penutupan pada kain. Perkembangan ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan batik tanpa meninggalkan prinsip batik itu sendiri yaitu perintangan warna (wax resist dying). Dengan teknik ini, sablon malam dapat menambah pilihan konsumen dipasaran. Sablon malam dapat memangkas waktu yang dibutuhkan untuk proses pemalaman menjadi lebih singkat dibandingkan dengan pemalaman memakai canting. Disamping itu, teknik sablon malam juga dapat menghasilkan beragam visual yang tidak dapat dijangkau dengan teknik tulis (canting) dan cap. Motif hasil dari sablon malam bisa mencapai tingkat detail yang tinggi, relatif lebih rapi, dan dapat memperpendek waktu produksi batik tanpa menghilangkan karakter utama batik. Gambar 9. Sablom Malam Dingin Sumber : Audy Aninditha Handayani. 2014

digilib.uns.ac.id 21 3. Wawancara Proses pengumpulan data lainnya dilakukan melalui wawancara dengan Utsman Amiruddin Sulaiman selaku penerus pemilik usaha Batik Kencana Unggul, Jl. Bima ds. Jetis Rt. 002/002 Gentan Baki Sukoharjo yang memproduksi sablon malam untuk pasar wisata dengan produksi masal. Dari informasi yang diperoleh sablon malam merupakan kreasi baru pengembangan batik. Sablon malam ini bisa dikatakan sebagai batik karena pada dasarnya teknik ini tetap menggunkan malam sebagai perintangnya. Tetapi malam yang digunakan beda dengan pembuatan batik pada umumnya, karena sablon malam ini menggunakan malam dingin sebagai perintangnya. Cara menghasilkan malam dingin ini dengan cara melelehkan malam padat kemudian dicampur dengan binder dan bensin. Sablon malam ini dikembangkan karena hasilnya nanti dapat bernilai jual yang lebih terjangkau dari berbagai kalangan dan produknya juga dapat memenuhi selera konsumen dengan waktu produksi yang sesingkat mungkin. Hal serupa juga diutarakan oleh Bapak Sutari, perajin batik asal Pekalongan yang menetap di Metrodanan, Semanggi, Solo. Bapak Sutari mengembangkan proses sablon malam dingin mulai dari pemalaman dingin biasa yang bewarna putih dengan campuran utama bensin, sampai mengembangkan malam dingin warna yang berasal dari malam dingin putih yang dicampur dengan pewarna khusus malam dingin yang hanya diketahui oleh Bapak Sutari sendiri. Pemalaman warna menghasilkan warna saat proses penyablonan malam, jika sebelumnya desain batik kotemporer banyak yang

digilib.uns.ac.id 22 tidak menggunakan garis putih dari bagian desain seperti kebayakan batik tradisional atau harus melakukan pencelupan warna pertama selanjutnya dilakukan pemalaman, dari proses pemalam warna ini kain tidak perlu dicelup warna pertama melainkan langsung dilakukan pemalaman sesuai warna pertama, dan selanjutnya dilakukan proses pencoletan warna berikutnya, sehingga lebih menghemat waktu dan tenaga dalam proses produksi. Untuk screen sablon kain menggunakan ukuran selebar kain dengan panjang 2,7 meter dan tidak dapat dilakukan pengulangan. Hasilnya kain dapat termalam dengan rapi dan detail juga terlihat sama dikedua belah sisi (nembus). 4. Perkiraan Kebutuhan Batik modern khususnya untuk anak muda dapat menjadi sasaran yang menguntungkan, melihat bahwa geliat kehidupan anak muda sekarang yang sangat dinamis dan tidak dapat lepas dari gaya hidup modern, namun dari kemodernenan inilah, remaja berasumsi bahwa batik identik dengan ketradisionalan atau kuno dari motif dan warna yang cenderung untuk orang tua, tidak sejalan dengan gaya hidup mereka. Namun dengan mengambil gaya hidup mereka yang modern dan terkini inilah peluang untuk menciptakan motif batik modern remaja dengan tema circuit board dapat dikembangkan menjadi alternatif desain batik kontemporer yang sesuai dengan mereka, karena baju batik menjadi salah satu fesyen wajib yang tidak dapat dipisahkan dalam masyarakat Indonesia. Kelompok geek atau orang yang selalu up-todate akan teknologi informasi juga menjadi sasaran konsumen batik kontemporer circuit board ini. Mereka melihat circuit board merupakan salah satu desain

digilib.uns.ac.id 23 yang identik dan mewakili dunia digital dan teknologi modern, futuristik yang mewakili kehidupan mereka. D. Uji Coba Sebelum dapat memutuskan penggunaan teknik yang tepat dalam proses produksi dilakukan uji coba terlebih dahulu, karena fungsi uji coba adalah untuk menemukan teknik seperti apa yang tepat untuk digunakan dalam proses produksi. Selain itu juga dapat meminimalisir kegagalan dalam proses produksi. Berikut ini adalah beberapa macam uji coba yang sudah dilakukan. Antara lain uji coba pemalaman menggunakan malam dingin, uji coba pewarnaan dan uji coba visual circuit board yang akan dibuat untuk motif desain tekstil. a. Uji Coba Malam Dingin Alat / Bahan Cara Hasil Keterangan Katun Kain putih yang sudah Dari hasil uji coba Primisima dibentangkan, disablon penyablonan malam Malam Dingin Biasa/ Putih Katun menggunakan malam dingin biasa/ putih Kain putih yang sudah dingin putih lebih kaku dikain dan tidak mudah meleleh seperti malam pada umunya Dari hasil uji coba Primisima dibentangkan disablon penyablonan malam Malam Dingin menggunakan malam dingin warna lebih lentur Warna dingin warna kuning dikain dibanding malam dingin putih dan sama

digilib.uns.ac.id 24 Katun Kain putih yang sudah dengan malam putih tidak mudah meleleh. Muncul warna pada malam yang disablon tapi bukan warna asli (kuning) yakni orange tua Hasil uji coba Primisima dibentangkan disablon penyablonan malam Malam Dingin menggunakan malam dingin warna lebih lentur Warna dingin warna merah tidak kaku dibanding malam dingin putih. Muncul warna pada malam yang disablon tapi bukan warna asli (merah) yakni coklat kemerahan Tabel 1. Uji Coba Pemalaman Hasil uji coba pemalaman malam menggunakan malam dingin putih atau biasa dapat dilakukan untuk desain batik yang memiliki garis putih seperti pada umumnya batik konvensional, sifatnya lebih kaku dan tidak mudah meleleh, untuk hasil pemalaman malam dingin warna dapat langsung memberikan warna pada kain yang akan dibatik, pemalamam warna menjadi alternatif proses produksi pada perancangan yang memang tidak ada garis putih dalam desainnya,

digilib.uns.ac.id 25 pengaplikasian malam dingin warna dapat membuat proses pengerjaan menjadi lebih cepat. b. Uji Coba Pewarnaan Alat / Bahan Cara Hasil Keterangan Katun Primisima Kain putih terlebih Bagian background Malam Dingin dahulu dicelup warna diwarna biru tua putih biru muda setelah itu dengan warna bidang dilakukan penyablonan dan antar garis warna malam dingin setelah itu ungu tua dicelup warna biru tua lalu dicolet warna ungu tua karena lebih tua warna ungu menutup warna biru tua Katun Primisima Kain putih yang sudah Bagian background Malam Dingin dibentangkan, disablon diwarna hitam warna kuning menggunakan malam dingin warna kuning lalu dicolet warna ungu dan hitam dengan warna bidang dan antar garis warna ungu, setelah dilorod muncul warna pada bagian garis dan titik berwarna kuning.

digilib.uns.ac.id 26 Katun Primisima Kain putih yang sudah Bagian background Malam Dingin disablon menggunakan diwarna merah Warna pink malam dingin warna pink dicolet warna merah dan biru dengan warna bidang dan antar garis warna biru tua, setelah dilorod muncul warna pada bagian garis dan titik berwarna pink. Katun Primisima Kain putih yang sudah Bagian background Malam Dingin disablon menggunakan diwarna hitam Warna hijau malam dingin warna dengan warna bidang muda hijau muda dicolet warna dan antar garis warna merah dan hitam merah, dilorod setelah muncul warna pada bagian garis dan titik berwarna hijau muda.

digilib.uns.ac.id 27 Katun Primisima Kain putih yang sudah Bagian background Malam Dingin disablon menggunakan diwarna orange tua Warna orange malam dingin warna orange dicolet warna hijau dan orange tua dengan warna bidang dan antar garis warna hijau, setelah dilorod muncul warna pada bagian garis dan titik berwarna orange. Katun Primisima Kain putih yang sudah Bagian background Malam Dingin disablon menggunakan diwarna hitam Warna ungu malam dingin warna ungu dicolet warna ungu tua dan hitam dengan warna bidang dan antar garis warna ungu tua, setelah dilorod muncul warna pada bagian garis dan titik berwarna ungu. Katun Primisima Kain putih yang sudah Bagian background Malam Dingin disablon menggunakan diwarna hitam Warna hijau tua malam dingin warna hijau tua dicolet warna merah tua dan hitam dengan warna bidang dan antar garis warna merah tua, setelah dilorod muncul

digilib.uns.ac.id 28 warna pada bagian garis dan titik berwarna hijau tua. Katun Primisima Kain putih yang sudah Bagian background Malam Dingin disablon menggunakan diwarna merah Warna kuning malam dingin warna kuning dicolet warna biru tua dan merah dengan warna bidang dan antar garis warna biru tua, setelah dilorod muncul warna pada bagian garis dan titik Tabel 2. Uji Coba Pewarnaan Tabel 2. Uji Coba Pewarnaan berwarna kuning. Hasil uji coba proses pewarnaan menggunakan teknik colet seluruhnya karena melihat warna desain sebagian besar menyeluruh kesemua permukaan kain. Sablon malam warna, mampu merintangi warna saat pencoletan antara background dan motif yang dicolet tapi tetap menghasilkan warna. Proses fiksasi menggunakan Natrium Silikat (Water Glass) yang juga mengunci warna sablon malam dingin warna. c. Uji Coba Visual Visual Asli Circuit Board Visual Modifikasi untuk Motif Batik Keterangan

digilib.uns.ac.id 29 Dalam elektronika komponen bagian Integrated Circuit (IC) adalah bagian yang 1 sering dijumpai karena merupakan rangkaian suatu elektronik yang dikemas menjadi 2 satu kemasan yang kecil. IC yang berbentuk persegi dengan tepi garisgaris kecil dimodifikasi menjadi kotak dengan garis yang ditambah titik ditepinya (1), atau ditambah dalam bidang (2)

digilib.uns.ac.id 30 Komponen elektronika identik dengan garis dan antar garis ini sangat 3 penting menghubungkan karena satu komponen dengan yang lain. garis circuit board 4 berupa garis dengan titik dimodifikasi pada tata letak garis yang dibuat beraturan (4), acak (3 5 dan 5), dan pada bagian titik dibuat berlubang (4), penuh (3) atau kombinasi keduanya (5) Bagian desain awal pada papan circuit board yang berupa titik dimodifikasi 6 menjadi bentuk bidang kotak yang tepinya dikelilingi dengan titik (6) maupun kumpulan 7 titik yang dibuat garis(7)

digilib.uns.ac.id 31 Bentuk IC bermacammacam salah satunya berbentuk persegi kecil yang ditata berjajar yang 8 dihubungkan garissaja. oleh Untuk modifikasi IC kecil dibentuk sejajar antara 9 satu dengan yang lain dengan garis hubung pada bagian atas (8) dan pada bagian samping (9) Desain awal circuit board untuk penempatan IC dan transistor yang biasanya berupa bidang dan 10 dimodifikasi menjadi bentuk bidang-bidang yang lain seperti persegi, belah ketupat (10). 11 maupun persegi segi 8 (11) Tabel 3. Uji Coba Visual

digilib.uns.ac.id 32 Hasil yang diperoleh berdasarkan uji coba visual, visual circuit board asli dapat diaplikasikan menjadi circuit board untuk desain batik dengan proses digital. Dengan unsur utama berupa garis dan titik, visual circuit board dapat diolah ke bentuk-bentuk yang kompleks dan detail namun tetap berbeda beda karakter motifnya, agar tidak blobor saat pewarnaan desain visual antar garis ditutup dengan titik. E. Gagasan Awal Perancangan Berdasarkan analisis dari permasalahan yang timbul dan setelah melakukan pengamatan, serta pengumpulan data yang didukung dengan proses uji coba. Permasalahan mulai terjawab dengan adanya kebutuhan, pentingnya melestarikan budaya asli Indonesia yaitu batik, yang pada masa modern sekarang mulai luntur karena globalisasi dan teknologi yang semakin maju, sehingga perlu adanya kreatifitas dalam menciptakan motif yang dapat memberikan sentuhan nilai modern agar dapt menjadi pilihan busana anak muda yang merupakan penerus budaya Indonesia. Sehingga kreasi yang dibuat dapat berperan penting untuk menjaga kelestarian budaya batik tanpa melupakan pakem-pakem yang ada dalam batik itu sendiri (membuatan motif dengan perintangan malam pada selembar kain). Perancangan akan menciptakan visualisasi desain motif batik dengan nuansa berbeda, lebih modern dengan mengangkat tema teknologi yang diwakili dunia zaman sekarang yaitu dunia digital dengan bentuk visual circuit board. Hasil dari uji coba yang telah dilakukan mendukung untuk mencari cara pembuatan yang tepat dalam proses commit produksi, to user yang memungkinkan untuk dibuat

digilib.uns.ac.id 33 busana batik modern yang sesuai dengan tema yang diambil. Material yang digunakan dalam perancangan ini adalah kain katun primisima karena diarahkan pada busana remaja kasual. Penentuan jenis material yang digunakan pada akhirnya menentukan teknik produksi, beberapa jenis teknik tekstil yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan setelah melakukan uji coba yaitu dapat menggunakan teknik batik yang lebih modern yaitu sablon malam dingin, mempertimbangkan efisiensi waktu dan visual desain circuit board itu sendiri untuk terealisasikannya produk perancanngan ini. Teknik proses produksi tersebut dipilih berdasarkan kesesuaian terhadap sasaran konsumen dan material yang digunakan. Berdasarkan kumpulan data yang telah ditulis, penulis akan membuat produk perancangan busana batik modern dengan melihat karakter visual dari circuit board itu sendiri yang berupa titik dan garis, dibuat dengan visual yang dimodifikasi agar sesuai menjadi motif tekstil, namun tetap terlihat sesuai visual asli circuit board yang sangat kompleks. Sehingga dapat mejadi busana anak muda modern dengan arah tema teknologi yang sesuai dengan zaman mereka sekarang. Perancangan ini dapat memberikan alternatif desain batik modern yang ada menjadi lebih beragam dan dapat mencapai sasaran tujuan busana kelompok anak muda dan geek yang up to date, dan wujud cinta dan rasa menghargai akan budaya asli Indonesia dalam dunia kekriyaan yaitu seni batik.

digilib.uns.ac.id 34