BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( Classroom Action Research ),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. akan tetapi juga dalam kemampuan (kompetensi) praktek yang menuntut siswa

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang dasar tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta sehat jasmani dan rohani, dan menjadi warga negara yang demokratis, 2) menyiapkan tenaga pelaksana di bidang teknik kendaraan ringan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap sebagai manusia yang bertanggung jawab dan mencintai profesi pekerjaannya. Sedangkan tujuan khusus teknik kendaraan ringan yaitu menyiapkan siswa/ tamatan 1) untuk memasuki lapangan kerja mekanik otomotif serta mengembangkan sikap profesional dalam bidang teknik kendaraan ringan, 2) menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian teknik otomotif, khususnya teknik kendaraan ringan, 3) menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri dan untuk mengisi kebutuhan dunia kerja yang berkaitan dengan teknik kendaraan ringan, 4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif khususnya yang berkaitan dengan teknik kendaraan ringan.

2 Kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur adalah salah satu mata pelajaran dasar kejuruan yang harus dipelajari oleh siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan. Perlu diketahui bahwa tujuan dari kompetensi penggunaan alat - alat ukur adalah agar siswa dapat 1) mengetahui fungsi alat alat ukur, 2) mengetahui konstruksi dan bagian bagian dari alat alat ukur, 3) mengetahui cara/metode pengukuran serta membacanya, 4) menggunakan alat alat ukur, 5) memelihara/memperbaiki alat alat ukur tersebut. Dalam pembelajaran, materi disampaikan dengan metode ceramah, tanya jawab dan tugas individu. Hal ini dilakukan karena terbatasnya peralatan praktik alat ukur yang tidak seimbang dengan jumlah siswa. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Semester 1 dan 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Kompetensi Dasar 1. Memahami dasar dasar kejuruan mesin 2. Memahami proses proses dasar pembentukan logam 3. Menjelaskan proses proses mesin konversi energi 4. Menerapkan prosedur K3 dan lingkungan tempat kerja 5. Menginterpretasikan gambar teknik 6. Menggunakan peralatan dan perlengkapan di tempat kerja 7. Menggunakan alat alat ukur (measuring tools) Nilai Ulangan Harian Tuntas Belum Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas Belum 33 3 36 91,67 8,33 34 2 36 94,44 5,56 32 4 36 88,89 11,11 36-36 100-32 4 36 88,89 11,11 34 2 36 94,44 5,56 25 11 36 69,44 30,56

3 Tabel 1.2 Nilai Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Semester 1 dan 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 No Kompetensi Dasar Nilai Ulangan Harian Tuntas Belum Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas Belum 1. Memahami dasar dasar kejuruan mesin 26 6 32 81,25 18,75 2. Memahami proses proses dasar pembentukan logam 29 3 32 90,63 9,37 3. Menjelaskan proses proses mesin konversi energi 28 4 32 87,5 12,5 4. Menerapkan prosedur K3 dan lingkungan tempat kerja 32-32 100-5. Menginterpretasikan gambar teknik 27 5 32 84,38 15,62 6. Menggunakan peralatan dan perlengkapan di tempat kerja 32-32 100-7. Menggunakan alat alat ukur (measuring tools) 12 20 32 37,5 62,5 Sumber: Daftar Nilai Dasar Kompetensi Kejuruan TKR Siswa Kelas X TKR SMK N 1 Sukadana Dari tabel 1.1 dan 1.2 dapat dijelaskan bahwa siswa yang tuntas lebih sedikit di banding siswa tidak tuntas pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur dibandingkan dengan kompetensi dasar yang lain. Oleh sebab itu pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur perlu dilakukan analisa yang tepat untuk mengetahui permasalahan, misalnya masalah dari segi metode, model, sarana, media, siswa dan sumber belajar. Setelah dianalisa maka yang perlu dilakukan perbaikan adalah dari metode dalam pembelajaran dan peningkatan kemampuan siswa. Ada beberapa macam metode pembelajaran yang dapat diterapkan, dalam penelitian ini menerapkan metode pembelajaran melalui demontrasi sebagai salah satu alternatif meningkatkan hasil belajar mata pelajaran produktif/kejuruan

4 kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar sebelumnya pada tahun pelajaran 2013/2014 kompetensi dasar penggunaan alat - alat ukur masih dibawah standar ketuntasan 7,50 dan standar ketuntasan kelas sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hasil belajar siswa dari 32 orang, yang memperoleh nilai diatas 7,50 ada 12 orang atau 37,50 persen, selebihnya 20 orang atau 62,50 persen masih dibawah standar terendah 7,50. Persoalannya, bukan hanya terletak pada jumlah prasarana terbatas, namun perlu dikaji hal apa yang paling mendasar dalam pengaruh rendahnya hasil belajar siswa. Nilai kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur rendah juga disebabkan karena jumlah jam kompetensi dasar tersebut hanya 2 jam/minggu, sehingga tidak bisa memenuhi target yang ingin dicapai yakni siswa bisa mahir membaca alat ukur semua, baik alat ukur mekanik, elektrik dan pneumatik. Jumlah jam tersebut sangatlah kurang karena pembelajarannya tentang teori dan praktik digabung bersamaan waktunya. Berdasarkan observasi dari guru produktif teknik kendaraan ringan, diperoleh informasi siswa dalam berdiskusi masih kurang aktif, prestasi belajar masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), siswa cenderung kesulitan dalam memahami konsep serta terkesan siswa cara belajarnya hanya menghafal.

5 Hasil wawancara dari siswa terkait nilai kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur rendah disebabkan karena metode pembelajaran guru membosankan, pengelolaan pembelajaran kelas belum memadai serta penggunaan media dan sumber lain belum optimal, sehingga hal ini disebabkan dari kemampuan kompetensi guru lebih ditingkatkan. Di samping itu, nilai kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur rendah juga akibat dari kebijakan dari kepala sekolah berkaitan dengan dana untuk praktik dari masing masing kompetensi keahlian yang masih terbatas dengan bersumber dari uang komite sekolah yang jumlahnya tidak sebanding dengan harga kebutuhan peralatan bengkel. Bantuan dari pemerintah juga masih belum cukup, karena harus berbagi dengan program keahlian yang lain serta bantuan tersebut terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan untuk praktik siswa di bengkel. Untuk mengatasi persoalan tersebut maka akan dilakukan tindakan sebagai solusi dan memecahkan permasalahan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu diadakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang minat siswa untuk lebih antusias berperan aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui perubahan ke arah perbaikan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Selain itu penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

6 melakukan tindakan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Metode dalam pembelajaran merupakan salah satu cara pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan belajar siswa. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, dan lain lain dapat dibantu dengan penggunaan metode yang tepat. Oleh karena itu, penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran tidak mungkin diabaikan. Pada penelitian ini metode pembelajaran melalui demonstrasi diharapkan lebih tepat dalam pembelajaran siswa agar hasil belajar dapat ditingkatkan pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur sesuai dengan standar ketuntasan 7,50, karena dengan metode pembelajaran demontrasi siswa tidak ragu untuk berkomunikasi dengan temannya tentang materi yang sedang dipelajari. Metode pembelajaran melalui demontrasi terdapat 3 karakteristik yaitu : kelompok kecil, belajar bersama, dan pengalaman belajar. Esensi pembelajaran ini adalah tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini mendukung siswa dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan tanggung jawab dengan sungguh sungguh sampai suksesnya tugas tugas dalam kelompok. Metode demonstrasi dapat disampaikan sesuatu dan berkomunikasi dengan orang lain, sehingga orang lain mengerti. Untuk itu diperlukan prinsip-

7 prinsip (1) menciptakan hubungan yang baik sehingga menarik perhatian siswa, (2) usahakan lebih jelas bagi orang yang sebelumnya tidak memahaminya, (3) pikirkan pokok-pokok inti dari demonstrasi itu agar siswa benar-benar memahaminya, (4) demonstrasi dilaksanakan pada waktu yang tepat. Untuk pelaksanaan demonstrasi, guru perlu memperhitungkan/menentukan waktu yang tepat agar demonstrasi benar-benar berjalan lancar tanpa ada hambatan. Guru dan siswa memiliki kesempatan yang luas untuk melaksanakan demonstrasi tanpa terdesak oleh sesuatu hal. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa (a) rencana pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan, (b) pelaksanaan pembelajaran belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, terutama pembelajaran melalui metode demontrasi pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur, (c) asesmen belum sesuai dengan tujuan pembelajaran, (d) pendekatan pembelajaran belum mampu memfasilitasi dan memunculkan kemampuan siswa, (e) prestasi belajar penggunaan alat alat ukur masih rendah. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut : 1) Secara empiris pencapaian kompetensi penggunaan alat alat ukur siswa masih rendah.

8 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran penggunaan alat alat ukur masih rendah. 3) Siswa masih belum termotivasi untuk belajar mandiri, sehingga selalu mengandalkan bimbingan guru. 4) Diskusi siswa di dalam kelas cenderung pasif. 5) Metode pembelajaran guru cenderung membosankan. 6) Pengelolaan kelas dan media sumber belajar belum optimal. 7) Perencanaan pembelajaran penggunaan alat alat ukur belum sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. 8) Pelaksanaan pembelajaran belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, terutama pembelajaran melalui metode demonstrasi pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur. 9) Teknik penilaian belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. 10) Perlunya suatu pendekatan pembelajaran yang mampu memfasilitasi dan memunculkan kemampuan siswa. 11) Hasil belajar siswa pada kompetensi penggunaan alat-alat ukur rendah, dari 32 siswa yang mencapai KKM baru 12 siswa. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian tindakan ini difokuskan pada suatu masalah yang dibatasi pada hal-hal berikut: 1) Perencanaan pembelajaran KD penggunaan alat alat ukur belum sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan.

9 2) Pelaksanaan pembelajaran belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, terutama pembelajaran melalui metode demonstrasi KD penggunaan alat alat ukur. 3) Teknik penilaian belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4) Hasil belajar siswa pada KD penggunaan alat-alat ukur rendah, dari 32 siswa yang mencapai KKM baru 12 siswa. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah desain pembelajaran kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur dengan metode pembelajaran demonstrasi? 2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur? 3) Bagaimanakah teknik penilaian akhir metode pembelajaran demonstrasi pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur? 4) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur setelah diterapkan metode pembelajaran demonstrasi? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan cara :

10 1) Mendesain pembelajaran kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur berdasarkan metode pembelajaran demonstrasi. 2) Menganalisis pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur. 3) Menganalisis teknik penilaian akhir pembelajaran metode demonstrasi pada kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur. 4) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar penggunaan alat alat ukur dengan metode pembelajaran demonstrasi siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Pelajaran 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Teoritis Penelitian PTK ini dapat memberi sumbangan pada pengembangan konsep, teori, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan pada kawasan desain dan kawasan penilaian, karena mengkaji tentang program keahlian teknik kendaraan ringan khususnya kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur. 1.6.2 Praktis 1.6.2.1 Untuk Siswa 1) Dapat melaksanakan pembelajaran bidang kejuruan teknik otomotif sesuai dengan bakat, kreatifitas, dan fasilitas yang ada di kelas.

11 2) Dapat mencipkan rasa nyaman, senang dan betah belajar di kelas. 3) Saling melengkapi kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran kejuruan teknik otomotif kompetensi penggunaan alat alat ukur. 4) Dapat meningkatkan hasil belajar kejuruan teknik otomotif kompetensi dasar penggunaan alat alat ukur. 1.6.2.2 Untuk Guru 1) Dapat menerapkan strategi pembelajaran yang meliputi, model pembelajaran, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. 2) Dapat belajar dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. 3) Berusaha menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran dengan potensi, bakat, minat yang dimiliki oleh siswa. 4) Berusaha mempersiapkan diri secara maksimal dalam merancang melaksanakan, dan penilaian program pembelajaran. 5) Mendorong guru untuk berkreatif dan inovatif dalam pembelajaran. 1.6.2.3 Untuk Lembaga 1) Memberi masukan tentang metode pembelajaran. 2) Memberi kontribusi kepada rekan sejawat untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.