BAB I PENDAHULUAN. berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan rutin yang dilakukan oleh manusia karena

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan dan minuman berkembang dengan pesat di

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber- sumber dalam mencapai keunggulan serta mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang tepat ketika sempitnya lahan di kota-kota besar untuk membangun UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Berbagai bidang kegiatan yang ada dapat dijadikan sebuah

MAKALAH FUTSAL. ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes)

BAB I PENDAHULUAN. penting yang menyangkut dengan kesehatan tubuh, hobi atau sarana rekreasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Solo International Futsal Academy Solo International Futsal Academy

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar

Peluang Bisnis Membangun Lapangan Futsal

I. PENDAHULUAN. Saat ini dunia olahraga tidak lagi hanya diidentikkan dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin

ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. seperti permainan bola dalam ruangan lainnya seperti olahraga basket, bulu

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Irvan Andriana, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan kesehatan, pebisnis mulai melirik jenis olahraga lain, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PERTANDINGAN MUGADETA FUTSAL COMPETITION (MFC) SABTU-AHAD, MARET 2018

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS BISNIS LAPANGAN FUTSAL FEBRIAN ARYO BAGASKORO

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan

DOSEN: TAHAJUDIN S, DRS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

public service yang menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB 2 TINJAUAN TEORI

PERATURAN KHUSUS CABANG FUTSAL PUTRI IMSSO LIGA MEDIKA 2017

FUTSAL. Materi Futsal Kelas X Semester disusun oleh Bramasto

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat, hal tersebut dapat dilihat sudah semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

C. TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis bidang jasa saat ini menunjukkan peningkatan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi, olahraga rekreasi dan olahraga pendidikan. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi potensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat konsumen sebagai manusia rasional dan emosional yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. kebutuhan, dan selera konsumen. Salah satu usaha fashion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dikelola sendiri yang biasa disebut sebagai guet house. Menurut AHMA

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha dihadapkan pada tantangan-tantangan yang baru agar dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai perasaan senang atau kecewa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi penerusnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Judul Stadion Sepak bola Berbasis Publik Area Stadion Sepakbola Berbasis Publik Area

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

, 2015 HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL ASPROV PSSI JAWA BARAT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan dari hasil usaha bisnis mereka. Dari hal hal yang kecil atau ide ide

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam abad informasi telah membawa pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan ataupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Berusaha bangkit dari krisis ekonomi tahun 1998, Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman lebih yang melibatkan emosi, perhatian personal dan panca indera.

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS KELOMPOK HENNY NUR PRATIWI A TRI WAHYUNI A INDRAYANI A

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan dimana saja berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan rutin yang dilakukan oleh manusia karena olahraga merupakan bagian dari hidup yang dapat meningkatkan kondisi fisik baik jasmani maupun rohani dan memberikan kesenangan (rekreasi). Futsal adalah salah satu jenis olah raga yang disukai oleh masyarakat sekarang sebagai olah raga sekaligus rekreasi. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dimana pada waktu libur atau waktu luang, orang sering mengisi waktu dengan bermain futsal. Perkembangan sarana permainan futsal di kota padang pada akhir-akhir ini sangat pesat. Hal ini terjadi karena minat terhadap permainan ini sangat tinggi. Istilah futsal adalah istilah internasional, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, FUTbol atau FUTebol yang berarti sepak bola, dan Prancis/Spanyol, SALon/SALa yang berarti indoor. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Permainan Futsal mulai dikenal pada tahun 1930, di Montevideo, Uruguay oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutama di Brasil. Keterampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal

dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang Brasil, contohnya: mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan FIFA di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia dan Oseania. Di Indonesia, pada tahun 1998 olahraga futsal belum begitu populer, semua masyarakat masih meminati olahraga sepakbola.di Indonesia olahraga ini mulai dikenal pada pertengahan tahun 2000, namun demikian antusias masyarakat terhadap olahraga ini sangat besar. Hal ini terlihat di tahun 2002 Indonesia telah di percaya sebagai tuan rumah Kejuaraan Futsal Asia 2002. Bahkan sekarang sudah ada kompetisi regular yang dilaksanakan di bawah naungan PSSI yang bernama Liga Pro Futsal. Liga futsal ini sendiri berada langsung di bawah kepengurusan Badan Futsal Nasional. Kompetisi ini sudah berlangsung sejak tahun 2004. Adapun perbedaan futsal dengan sepakbola adalah: Tabel 1.1 Perbedaan permainan Futsal dengan Sepakbola Keterangan Futsal Sepakbola Ukuran bola yang 4 (dengan pantulan lebih 5 (pantulan yang sudah digunakan rendah) baku) Jumlah pemain 5 orang 11 orang Jumlah Penggantian Pemain 1. Peraturan Internasional FIFA maksimal 3 orang 2. Pemain yang dikartu 1. Penggantian pemain tidak terbatas merah boleh diganti 2. Tidak boleh setelah waktu dua menit dimasukan pengganti Ukuran Gawang Lebar 3M dan tinggi 2 M Lebar 7, 42 M dan Tinggi 2,44 M

Menghidupkan Pemain Tendangan Lemparan Lagi Diluar Lapangan Wasit 2 orang 1 wasit dan 2 assisten Waktu Waktu kotor, dengan Waktu berjalan normal kontrol, pengawasan waktu, dengan durasi 45 dengan durasi 20 menit/babak menit/babak Time Out 1 menit masing-masing Tidak ada babak Penjaga Gawang 1. Bola keluar, dilakukan lemparan 2. Waktu memegang bola dilakukan 4 detik 1. Bola keluar, dilakukan tendangan gawang 2. Boleh di pegang dengan waktu yang relatif utama Memulai Kembali Permaian 4 detik Tidak ada Offside Tidak berlaku Berlaku Pelanggaran Dicatat sebagai pelanggaran yang terakumulasi Tidak ada pelanggaran yang terakumulasi Sliding Tackle Tidak dibolehkan Dibolehkan dengan aturan Sumber : http://lifutsal.com/whyfutsal.htm Dilihat dari potensi, permainan futsal sebenarnya berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia khususnya di kota padang. Selain tidak membutuhkan lahan yang luas, juga terdapat potensi sumber pemain dengan dipromosikan futsal ini kepada generasi muda. Namun, harus diikuti dengan promosi yang bagus, sehingga mampu menarik banyak minat. Pada sisi lain, permainan futsal pun sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh para pemain sepak bola lapangan. Paling tidak, untuk menghindari jeda waktu istirahat yang terlalu lama. Sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga khususnya sepakbola, menyebabkan banyak orang mencari alternatif lain untuk menggantikannya. Untuk itu diperlukan inovasiinovasi baru guna mengatasinya. Salah satu cara yang saat ini sedang trend di kalangan anak muda yang menggemari sepak bola adalah bermain futsal. Padang merupakan salah satu kota yang memiliki peminat olahraga yang tinggi terhadap permainan futsal, Hal ini dapat dilihat dengan tingginya jumah peserta yang berpartisipasi pada

setiap turnamen futsal yang di adakan di kota Padang. Pada mulanya minat yang tinggi terhadap permainan futsal ini tidak di dukung oleh sarana (lapangan futsal), oleh karena itu olahraga futsal ini menarik minat investor untuk membuat gelanggang olahraga futsal, karena dinilai memiliki segi bisnis yang menguntungkan. Sampai saat ini telah berdiri lebih kurang 20 lapangan futsal diantaranya adalah HBT Futsal, Rafhely Futsal, Golden Futsal, Olaria Sport Centre, Yaser Futsal,dan lainnya yang ada di kota Padang. Gedung olahraga futsal ini mulai ramai dikunjungi oleh para penggemar futsal dengan menyewa lapangan untuk menyalurkan hobi olahraga futsal. Keadaan ini menimbulkan persaingan bisnis bagi pemilik lapangan futsal untuk mendapatkan pemakai jasa (penyewa lapangan). Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan kepuasan para pelanggan. Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan cara dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan. Salah satu cara agar dapat merebut pangsa pasar adalah dengan memperoleh pelanggan sebanyak-banyaknya. Pelaku usaha akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Dengan adanya kepuasan pelanggan loyalitas pelanggan dan minat pembelian kembali dapat terwujud. Zaman modern sekarang ini, tidak hanya barang (goods) dan layanan (service) yang dapat menjamin para pelanggan tetap setia terhadap suatu tersebut tetapi juga diperlukan pengalaman (Experience). Menurut Pine II dan Gilmore (1999:6) terdapat 4(empat) tingkatan dalam ilmu pemasaran (economic value) yakni commodities, goods, service dan experience yang masing-masing tingkatan memiliki arti dan pengaruh masing-masing yang berkaitan dengan kepuasan konsumen.

Pergerakan economic value dari keempat tingkatan yang ada mulai dari commodities, goods, service dan experience akan meningkat secara besar dalam value karena konsumen menemukan bahwa dalam tiap tingkatan tersebut lebih relevan terhadap apa yang diinginkannya. Setiap badan usaha memiliki tingkat experience yang berbeda-beda sehingga mereka lebih mudah mendiferensiasikan apa yang mereka tawarkan. Pendekatan yang dapat digunakan oleh badan usaha untuk dapat menggerakan economic value menuju pada tingkatan experiential yaitu dapat menambah elemen-elemen yang dapat mempertinggi interaksi yang berkaitan secara langsung dengan panca indra melalui penglihatan, suara, sentuhan, rasa dan bau dari konsumen tersebut. Tahapan-tahapan dalam pergerakan economic value adalah mengolah barang atau bahan baku (extract commodities), tahap membuat barang atau produk (make goods), tahap memberikan pelayanan (deliver services) dan tahap pengalaman (stage experience) yang mempunyai arti memberikan pengalaman yang bersifat memorable (selalu dingat dan dikenang dalam pikiran). Experiential Marketing merupakan sebuah pendekatan pemasaran untuk memberikan informasi pribadi yang lebih dari sekedar informasi mengenai sebuah produk atau jasa. Experiential Marketing juga merupakan suatu metode pemasaran yang relatif baru, yang disampaikan ke dunia pemasaran lewat sebuah buku Experiential Marketing : How to Get Customers to Sense,Feel,Think,Act, and Relate to Your Company and Brands, oleh Schmitt. Schmitt menyatakan bahwa esensi dari konsep experiential marketing adalah pemasaran dan manajemen yang didorong oleh pengalaman. Schmitt (1999:60) memberikan suatu framework alternatif yang terdiri dari dua elemen, yaitu Strategic Experience Modules (SEMs), yang terdiri dari beberapa tipe experience dan Experience Producers (ExPros), yaitu agen agen yang dapat menghantarkan experience ini. Strategic Experience Modules terdiri dari lima tipe yaitu Sense, Feel, Think, Act, dan Relate. (a) Sense adalah

aspek-aspek yang berwujud dan dapat dirasakan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima panca indera manusia, meliputi pandangan, bau, rasa, dan sentuhan. (b) Feel, perasaan berhubungan dengan perasaan yang paling dalam dan emosi pelanggan. (c) Think, perusahaan berusaha untuk menantang konsumen, dengan cara memberikan problem-solving experiences, dan mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara kognitif dan/atau secara kreatif dengan perusahaan atau produk. (d) Act, tindakan yang berhubungan dengan keseluruhan individu (pikiran dan tubuh) untuk meningkatkan hidup dan gaya hidupnya. (e) Relate menghubungkan pelanggan secara individu dengan masyarakat, atau budaya. Pada Bulan November peneliti melakukan survey terhadap 5 lapangan futsal di Kota Padang yaitu Lapangan Rafhely, Yaser Futsal, GP Futsal, Seventeen Futsal dan Olaria Futsal mendapatkan data penjualan jasa lapangan Rafhely, sebagai berikut Tabel 1.2 Sumber Data : Pra-Survey Bulan November 2011 Perbedaan Jumlah Jam Lapangan Futsal No Nama Jumlah Jam per Minggu Total Lapangan Instansi Umum Pelajar 1 Rafhely 52 43 4 99 jam 2 Yaser 13 53 5 71 jam 3 GP 38 44 8 90 jam 4 Seventeen 16 49-65 jam 5 Olaria 48 14-62 jam Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Rafhely Futsal lebih banyak memiliki member dibanding 4 lapangan futsal lainya. Maka peneliti lebih tertarik untuk mengkaji Experiential Marketing pada Rafhely Futsal Padang

Tabel 1.3 Perbedaan Jumlah Member Lapangan Futsal No Nama Jumlah Member per Minggu Total Lapangan Instansi Umum Pelajar 1 Rafhely 36 35 3 74 member 2 Yaser 8 38 3 49 member 3 GP 34 31 4 69 member 4 Seventeen 10 36-46 member 5 Olaria 35 9-44 member Sumber Data : Pra-Survey Bulan November 2011 Member pada rafhely dikelompokan berdasarkan 3 kriteria yaitu Kriteria Instansi, Umum, dan Pelajar. Kriteria ini dikelompokan berdasarkan identitas pada awal pendaftaran menjadi member rafhely futsal. Berdasarkan par-survey yang dilakukan peneliti, lapangan Rafhely Futsal merupakan salah satu jenis usaha dibidang olahraga futsal yang berada pada tempat strategis di jalan Palembang No 12 Asratek Ulak Karang Padang yang ramai penyewa lapangan, dilengkapi dengan 2 buah lapangan futsal, serta fasilitas pendukung seperti penyewaan wasit dan alat perlengkapan pemain, kantin, mushala, kamar mandi, loker, tribun penonton, parkir yang cukup luas, dan tempat penjualan alat atau perlengkapan olahraga. Selain memiliki fasilitas yang lengkap, Rafhely juga mempunyai 5 karyawan tetap yang di pekerjakan pada bagian Claning Service, Kantin, dan Parkir dan 5 karyawan tidak tetap sebagai penunjang 5 karyawan lainya. Bedasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk membahas lebih mendalam mengenai Analisis Penerapan Experiential Marketing pada Sport Center Futsal (Studi Kasus Rafhely Futsal). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan alasan pemilihan judul di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan sense pada Rafhely Futsal? 2. Bagaimana penerapan feel pada Rafhely Futsal? 3. Bagaimana penerapan think pada Rafhely Futsal? 4. Bagaimana penerapan act pada Rafhely Futsal? 5. Bagaimana penerapan relate pada Rafhely Futsal? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan experiential marketing pada Rafhely Futsal. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi penyedia jasa lapangan futsal Membantu pihak penyedia jasa lapangan futsal umumnya dan Rafhely Futsal secara khusus untuk lebih memperhatikan atau untuk membantu mengevaluasi experiential marketing yang diterapkan. 2. Manfaat Bagi literatur dan ilmu pengetahuan a. Memberikan prespektif baru terhadap kajian tim manajemen puncak dan kepemimpinan strategis dalam konteks Sumatera Barat. b. Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai experiential marketing yang ada pada penyedia jasa lapangan futsal. c. Bisa memberikan dasar terhadap penelitian selanjutnya dalam prespektif yang sama maupun berbeda. 1.5 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari variabel dan definisinya; populasi, pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum perusahaan yaitu Rafhely Futsal BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menggambarkan hasil penelitian ini yaitu Rafhely Futsal.dan hasil penelitian yang dilakukan. Sehingga dapat menjawab permasalahan yang diajukan. BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang akan menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang bermanfaat untuk penelitian berikutnya.