ANALISIS SIMULASI VERTICAL HANDOVER DARI LTE KE WI-FI n PADA LAYANAN VIDEO STREAMING

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Simulasi Vertical Handover dari LTE ke Wi-Fi n pada Layanan Video Streaming

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Traffic Offload Data antara Jaringan 3G dengan Jaringan WiFi

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STUDI SISTEM VERTICAL HANDOVER PADA JARINGAN WIRELESS HETEROGEN MENGGUNAKAN ALGORITMA ADAPTIVE LIFETIME BASED

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

ANALISIS PENGARUH MODEL PROPAGASI DAN PERUBAHAN TILT ANTENA TERHADAP COVERAGE AREA SISTEM LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN SOFTWARE ATOLL

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Alokasi frekuensi 2300 MHz di Indonesia [4]

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH DENGAN FRACTIONAL FREQUENCY REUSE SEBAGAI MANAJEMEN INTERFERENSI

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

ANALISA KEBUTUHAN OVERLAPPING COVERAGE PADA KASUS HANDOVER PADA LTE AKIBAT PENGARUH KECEPATAN PERGERAKAN USER

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan penelitian.

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

EVALUASI KINERJA ALGORITMA HISTERESIS HARD HANDOFF PADA SISTEM SELULER

Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

LTE LOAD BALANCING DENGAN SKENARIO GAME THEORY

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

ANALISA PERENCANAAN LAYANAN DATA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) INDOOR PADA TERMINAL 3 KEBERANGKATAN ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN DAN ANALISA KAPASITAS SKEMA OFFLOAD TRAFIK DATA PADA JARINGAN LTE DAN AH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan LTE (Long Term Evolution). LTE merupakan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Perancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi MHz di Provinsi Papua Barat

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC)

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz

BAB II SOFT HANDOFF. bergerak. Mobilitas menyebabkan variasi yang dinamis pada kualitas link dan tingkat

ANALISA PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION INDOOR DI STASIUN GAMBIR ANALYSIS OF LONG TERM EVOLUTION INDOOR NETWORK PLANNING IN GAMBIR STATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

media transmisi backbone sebagai bagian dari sistem yang handal.

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH HANDOVER PADA MOBILE WIMAX UNTUK LAYANAN LIVE STREAMING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan WiFi sebagai teknologi jaringan tanpa kabel yang dapat mengakses internet dengan kecepatan tinggi

e-proceeding of Engineering : Vol.1, No.1 Desember 2014 Page 111

PERFORMANSI SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULIPLE ACCESS PADA TEKNOLOGI RADIO OVER FIBER

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, Bandung

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet

Transkripsi:

ANALISIS SIMULASI VERTICAL HANDOVER DARI LTE KE WI-FI 802.11n PADA LANAN VIDEO STREAMING Muhamad Nurhamsach Pratama 1, Uke Kurniawan Usman, Ir.,M.T. 2, Hafiddudin, S.T.,M.T. 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 1 mnurhamsachp@gmail.com, 2 ukeusman@telkomuniveristy.co.id, 3 hafidudin@telkomuniversity.ac.id Abstrak. Seiring dengan pertumbuhan populasi pelanggan dan peningkatan layanan data dalam penggunaan smartphone dan perangkat lainnya mengakibatkan trend pada akses layanan informasi dan data semakin meningkat terutama pada jaringan seluler. Keterbatasan infrastruktur jaringan seluler mengakibatkan terhambatnya user untuk dapat akses data dikarenakan adanya kepadatan trafik. Selain itu untuk tetap menjaga kontinuitas layanan pada jaringan telekomunikasi dibutuhkan mekanisme handover yang handal. Handover tidak hanya terjadi pada sistem atau teknologi yang sama, tetapi juga memungkinkan terjadi pada sistem yang berbeda disebut sebagai vertical handover. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan pengalihan trafik data pada jaringan LTE melewati jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity). Pada penelitian ini dilakukan analisis dan simulasi vertical handvoer dari LTE ke Wi-Fi 802.11n dengan menggunakan software MATLAB R2016a. Adapun analisis yang akan dilakukan dengan mengamati parameter Probabilitas Dropping, Handover Margin, dan Frame Error Rate. Pada hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi terbaik RSRPmin dan RSSImin berdasarkan probabilitas droppping minimum adalah RSRP -99 dbm dan nilai RSSI -80 dbm. Untuk nilai HOM dan FER dengan kecepatan 0 km/jam HOM sebesar 88,987 db dan FER sebesar 0,0038, saat kecepatan 1 km/jam HOM sebesar 13,596 db dan FER sebesar 0,00040, saat kecepatan 2 km/jam HOM sebesar 15,528 db dan FER sebesar 0,0039, saat kecepatan 5 km/jam HOM sebesar 14,276 db dan FER sebesar 0,00038, saat kecepatan 8 km/jam HOM sebesar 18,635 db dan FER sebesar 0,00038, saat kecepatan 10 km/jam HOM sebesar 24,719 db dan FER sebesar 0,00042, saat kecepatan 20 km/jam HOM sebesar 23,518 db dan FER sebesar 0,00049, dan saat kecepatan 50 km/jam HOM sebesar 28,509 db dan FER sebesar 0,00075. Kata kunci : long term evolution, vertical handover, video streaming, probabilitas dropping, handover margin, FER Abstract. Along with population growth and the increased data services in use of smartphone and other smart devices which uses access information and data on LTE is increasing, especially in the mobile network. Limitations of the cellular network infrastructure resulting in inhibition of the user to be able to access the data due to the density of traffic. In addition the service continuity in telecommunication network to stay maintained and therefore needed a reliable handover mechanism. Handover does not only happen on the same system or technology, but also possibly occurred on different systems known as vertical handover. Then the transfer traffic data could be one solution for addressing the explosion in data traffic, data traffic on the LTE transferred over the network Wi-Fi or Wireless Fidelity. In this research, analysis and simulation vertical handover from LTE to Wi-Fi 802.11n network using MATLAB R2016a software. The analysis was performed by observing the parameter Probability of Dropping, Handover Margin and Frame Error Rate. In the analysis result shown that the best RSRPmin and RSSImin combination based on minimum probability of dropping is RSRP = -99 dbm and RSSI = -80 dbm. For value HOM and FER with speed is 0 km/h HOM = 88.987 db and FER = 0,0038, when speed is 1 km/h HOM = 13,596 db and FER 0,0040, when speed is 2 km/h HOM = 15.528 db and FER 0,0038, when speed is 5 km/h HOM = 14.276 db and FER 0,0038, when speed is 10 km/h HOM = 24,719 db and FER 0,0042, when speed is 20 km/h HOM = 23.518 db and FER 0,0049, and when speed is 50 km/h HOM = 28,509 db and FER 0,0075. Keywords: long term evolution, vertical handover, video streaming, probability of dropping, handover margin, FER 1. Pendahuluan Dengan berkembangnya teknologi komunikasi seluler dan wireless kebutuhan akses layanan informasi dan data semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut operator harus mengembangkan infrastrukturnya agar dapat memberikan pelayanan yang cukup kepada pelanggannya. Namun pada kenyataannya ini merupakan hal yang tidaklah mudah dan memerlukan biaya yang cukup besar. Maka untuk mengatasi peningkatan trafik tersebut perlu adanya pengalihan pada layanan data LTE (Long Term Evolution) melewati jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) yang merupakan alternatif jaringan bagi pelanggan. Untuk tetap menjaga kontinuitas layanan data pada jaringan tersebut tentunya dibutuhkan mekanisme handover yang handal. Handover tidak hanya

terjadi pada sistem atau teknologi yang sama, tetapi juga memungkinkan terjadi pada sistem yang berbeda disebut sebagai vertical handover. Long Term Evolution (LTE) adalah jaringan akses radio evolusi jangka panjang keluaran dari 3rd Generation Partnership Project (3GPP). LTE mendukung laju data 50 Mbps pada Uplink (UL) dan 100 Mbps pada downlink (DL). Wi-Fi (Wireless Fidelity) merupakan sebuah teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) berdasarkan pada standar Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11. IEEE 802.11n ini bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz atau 5 Ghz dan dapat mendukung transfer data dengan kecepatan 54Mbps-600Mbps. Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisis dan simulasi handover layanan video streaming dari LTE ke Wi-Fi 802.11n dengan memperhatikan probabilitas dropping, handover margin, dan FER berdasarkan perubahan level daya akibat pergerakan user. 2. Dasar Teori 2.1 Long Term Evolution (LTE) Long Term Evolution (LTE) adalah jaringan akses radio evolusi jangka panjang keluaran 3rd Generation Partnership Project (3GPP) tepatnya pada realease 8. Pada sisi air interface LTE menggunakan OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) pada sisi downlink dan menggunakan SC-FDMA ( Single Carrier Frequency Divison Multiple Access) pada sisi uplink. Dan pada sisi antena LTE mendukung penggunaan multiple-antenna (MIMO). Bandwidth operasi pada LTE fleksibel yaitu up to 20 MHz dan maksimal bekerja pada kisaran bandwidth bervariasi antara 10 20 MHz. Pada LTE ini kemampuan dalam memberikan kecepatan transfer data mencapai 100 Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada sisi uplink. 2.2 Wireless Fidelity (Wi-Fi) Wi-Fi adalah sebuah teknologi terkenal yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) dan memiliki kemampuan akses internet berkecepatan tinggi yang merupakan standar dari Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). 2.3 Handover Dalam sistem komunikasi seluler, handover merupakan proses pemindahan kanal trafik secara otomatis pada mobile station (MS) dari satu base station (BS) ke BS lain untuk menjamin adanya kontinuitas ketika user bergerak. Proses handover terjadi karena kualitas atau daya ratio turun di bawah nilai yang dispesifikasikan dalam BSC. Penurunan level sinyal ini dideteksi dari pengukuran yang dilakukan MS maupun BTS. Selain itu, handover dapat terjadi apabila traffic dari sel yang dituju sudah penuh. Saat MS melewati sel, dialihkan ke neighbouring cell dengan beban traffic yang lebih kecil. 2.4 Prosedur Handover Tahap-tahap dari proses handover dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Tahap Pengukuran (Measurement), dilakukan pengukuran informasi penting yang dibutuhkan untuk tahap decision. Pengukuran arah DL yang lakukan oleh MS adalah sel yang sedang melayani dan sel-sel tetangga. Tahap Keputusan (Decision), hasil pengukuran di bandingkan dengan threshold yang telah di tetapkan sebelumnya. Kemudian akan diputuskan apakah akan dilakukan handover atau tidak. Algoritma handover yang berbeda akan memiliki kondisi trigger yang berbeda pula. Tahap Eksekusi (Execution), proses handover selesai dan parameter relatif diubah berdasarkan jenis handover-nya. Sebagai contoh hubungan dengan enode B apakah ditambah atau diputuskan. 2.5 Jenis Handover 2.5.1 Hard Handover Hard handover merupakan pengalihan panggilan yang disebabkan oleh user yang bergerak dimana terjadi pemutusan hubungan komunikasi terlebih dahulu terhadap sel asal sebelum komunikasi ke sel tujuan tersambung. Mekanisme handover ini sering disebut break-before-make. 2.5.2 Soft Handover Soft handover merupakan kategori handover dimana MS yang ingin berpindah itu tetap dilayani oleh sel sebelumnya hingga sampai benar-benar sudah dilayani oleh sel yang baru dan mencapai nilai threshold minimum di sel sebelumnya, atau dikenal dengan istilah make-before-break. 2.6 Vertical Handover Handover yang terjadi antara jaringan yang berbeda disebut vertical handover. Vertical handover memungkinkan perpindahan user dengan mobilitas tinggi diantara jaringan data rate tinggi dan coverage area yang kecil dengan jaringan data rate rendah dan coverage area yang luas. 2.7 Probabilitas Dropping Salah satu faktor yang mempengaruhi performansi jaringan adalah terjadinya dropping. Baik atau buruknya performansi jaringan diukur dari besar atau kecilnya probabilitas dropping yang terjadi dalam suatu

sistem. Probabilitas dropping merupakan suatu nilai yang menyatakan besarnya probabilitas dari panggilan tidak dilayani ketika penerimaan sinyal menjadi lemah. 2.8 Handover Margin Handover margin adalah sebuah threshold yang dapat digunakan untuk menghindari osilasi (fluktuasi daya) antara serving cell dan cell tetangga pada saat proses handover untuk menghindari pengulangan handover. Atau level kuat sinyal minimum atau kualitas antara sel neighbor dan sel serving yang dibutuhkan untuk triggering handover. Handover Margin (HOM) diukur dalam satuan db (decibel). 2.9 Frame Error Rate FER adalah perbandingan antara jumlah frame yang diterima salah dengan jumlah total frame yang diterima, dimana frame merupakan pengelompokan bit-bit dan biasanya ditambahkan header tertentu. Pengukuran FER ini juga spesifik hanya pada sistem komunikasi digital. 2.10 Skenario Simulasi User bergerak dari coverage LTE dengan melakukan akses layanan video streaming menuju jaringan Wi- Fi. Pada tugas akhir ini akan dilakukan simulasi dimana kecepatan pergerakan user akan dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut : 1. Skenario 1 : Berjalan kaki 5-10 km/jam. Pada skenario ini user akan bergerak dengan kecepatan 5-10 km/jam dari LTE ke Wi-Fi dengan arah pergerakan secara random 25 o -35 o. 2. Skenario 2 : Berkendara 10-100 km/jam. Pada skenario ini user akan bergerak dengan kecepatan 10-100 km/jam dari LTE ke Wi-Fi dengan arah pergerakan secara random 25 o -35 o.. 3. Skenario 3 : Kecepatan tinggi 100-250 km/jam. Pada skenario ini user akan bergerak dengan kecepatan 100-250 km/jam dari LTE ke Wi-Fi dengan arah pergerakan secara random 25 o -35 o. Dari tiga kategori tersebut user akan bergerak menjauhi titik pusat dan menuju coverage Wi-Fi. Parameter yang digunakan meliputi RSRP, RSSI dan kecepatan user. Sedangkan untuk parameter yang akan dianalisis adalam probabilitas dropping, handover margin dan FER. 2.12 Diagram Alir Skenario Simulasi Mulai Dasar Teori Tujuan dan Masalah Studi Literatur Penentuan Skenario Simulasi *) Simulasi Vertical Handover dari LTE ke Wi-Fi Pengambilan Data Probabilitas Dropping Handover Margin Frame Error Rate Skenario Selesai? Analisis Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 2.1 Diagram Alir Simulasi Secara Umum

2.12 Algoritma Vertical Handover Mulai Inisialisasi User Pergerakan User dengan kecepetan tertentu Mengukur RSRP LTE MEASUREMENT RSRP < RSRPmin Mengukur RSSI Wi-Fi Drop HOM > HOMmin DECISION Drop RSSI > RSSImin VHO ke Wi-Fi EXECUTION Selesai Gambar 2.2 Algoritma Vertical Handover 3. Pembahasan 3.1 Analisis Kombinasi RSRPmin dan RSSImin terhadap Probabilitas Dropping Pada tugas akhir ini user akan mengukur kuat sinyal RSRP dari LTE dan RSSI dari Wi-Fi agar dapat mengetahui user masih dapat di layani oleh LTE atau harus dilakukan handover ke Wi-Fi (dalam kasus ini vertical handover). Agar komunikasi tidak mengalami dropping maka diperlukan suatu kombinasi nilai threshold dari RSRPmin dan RSSImin terbaik sebagai acuan untuk menghasilkan dropping paling minimum saat user sedang akses layanan video streaming dalam keadaan bergerak. Rentang nilai RSRP dan RSSI yang digunakan pada simulasi ini yaitu RSRP = -95 dbm hingga -99 dbm dan RSSI = -80 dbm hingga -84 dbm berdasarkan referensi [2]. Total kombinasi dari simulasi ini sebanyak 25 kali dan akan diperoleh nilai threshold dari hasil simulasi sebanyak 5 kombinasi dengan probabilitas dropping paling minimum. Pada simulasi ini diperoleh 5 kombinasi nilai threshold yang menghasilkan probabilitas dropping minimum, yaitu: Tabel 3.1 Kombinasi Nilai threshold Simulasi Probabilitas Dropping Kombinasi Threshold (dbm) Kecepatan (km/jam) Diam Berjalan Kaki Berkendara RSRPmin RSSImin 0 1 2 5 8 10 20 50. 1-95 -84 0 0,11 0,23 0,44 0,61 0,76 0,87 0,97 2-96 -84 0 0,08 0,17 0,16 0,37 0,59 0,84 0,93 3-97 -83 0 0,06 0,21 0,37 0,57 0,73 0,87 0,90 4-98 -80 0 0,01 0,05 0,14 0,31 0,63 0,81 0,88 5-99 -80 0 0 0,02 0,13 0,27 0,43 0,67 0,79

Untuk mendapatkan grafik probabilitas dropping di lakukan simulasi dengan iterasi sebanyak 100 kali. Kombinasi pada tabel 3.1 menunjukkan kombinasi nilai threshold dengan probabilitas dropping minimum. Gambar 3.1 Grafik Probabilitas Dropping Dari gambar 3.1 di atas bahwa nilai RSRP dan RSSI mempengaruhi terhadap probabilitas dropping. Saat nilai RSRPmin dan RSSImin semakin kecil maka probabilitas dropping akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan nilai dari parameter tersebut sebagai threshold sinyal terima yang memiliki toleransi pada kuat sinyal yang diterima oleh user. Kombinasi nilai threshold yang memiliki probabilitas dropping minimum pada simulasi ini yaitu, kombinasi ke 5 dengan nilai RSRPmin 99 dbm dan nilai RSSImin -80 dbm. Pada kombinasi tersebut user yang dropping relatif sedikit jika dibandingkan dengan kombinasi lainnya sehingga user yang bergerak dari sel LTE ke Wi-Fi memiliki jaminan untuk terjadinya proses vertical handover. Dalam tabel 3.1 dapat dilihat pada kombinasi tersebut saat user dengan kecepatan 0 km/jam user tidak mengalami dropping, saat user berjalan kaki 1-8 km/jam user memiliki nilai probabilitas dropping yang bervariasi dari 0 hingga 0,27, dan saat user berkendara 10-50 km/jam user memiliki nilai probabilitas dropping dari 0,43 hingga 0,79. Sedangkan untuk nilai RSRPmin dan RSSImin yang memiliki probabilitas dropping terbesar yaitu kombinasi ke 1 dengan nilai RSRPmin -95 dbm dan RSSImin -84 dbm. Pada kombinasi ini nilai probabilitas dropping cenderung tinggi. Dapat dilihat dalam tabel 3.1 saat user dalam kondisi diam nilai probabilitasnya 0, saat kondisi berjalan kaki nilai probabilitasnya 0,11 hingga 0,61 dan saat kondisi user berkendara 0,76 hingga 0,97. Hal tersebut di akibatkan dari nilai threshold yang terlalu tinggi sehingga sistem Wi-Fi tidak memiliki jaminan untuk mengambil alih user pada saat vertical handover sementara user sudah berada pada pinggiran sel LTE dan menuju ke sel Wi-Fi. Dari hasil probabilitas dropping pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa kecepatan juga mempengaruhi probabilitas dropping maka semakin tinggi kecepatan nilai probabilitas dropping yang dihasilkan cenderung semakin meningkat. 3.2 Analisis Pengaruh Kecepatan terhadap Handover Margin (HOM) Pada simulasi ini menggunakan kecepatan user yang di kelompokkan dalam 3 kondisi yaitu saat user diam, berjalan kaki dan berkendara yang akan di analisis pengaruhnya terhadap handover margin. Parameter level sinyal terima yang digunakan dengan nilai threshold RSRP dan RSSI yang memiliki probabilitas dropping paling minimum yaitu RSRP = -99 dbm dan RSSI = -80 dbm. Untuk sudut pergerakan user random 25 o -35 o dan iterasi sebanyak 100 kali. Data yang diperoleh dari hasil simulasi sebagai berikut: Tabel 3.2 Perbandingan Kecepatan terhadap HOM Kecepatan (km/jam) Diam Berjalan Kaki Berkendara 0 1 2 5 8 10 20 50 HOM (db) 88,987 13,596 15,528 14,276 18,635 24,719 23,518 28,509

Gambar 3.2 Grafik Pengaruh Kecepatan terhadap HOM Pada hasil simulasi di atas tabel 3.2 dan gambar 3.2 menunjukkan bahwa kecepatan user berpengaruh kepada nilai handover margin. Nilai HOM meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan user. Pernyataan tersebut dapat dilihat ketika user dengan kecepatan 0 km/jam memiliki nilai handover margin sebesar 88,987 db, saat user dengan kecepatan 1-8 km/jam memiliki nilai handover margin sebesar 13,596 db hingga 18,635 db, dan saat user dengan kecepatan 10-50 km/jam memiliki nilai handover margin sebesar 24,719 db hingga 28,509 db. Maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan user akan berbanding lurus dengan nilai handover margin (HOM). Hal tersebut terjadi karena semakin besar kecepatan user maka nilai HOM minimal lebih cepat terpenuhi dan HOM yang terukur akan semakin besar. 3.3 Analisis Pengaruh Kecepatan terhadap FER Pada simulasi ini akan dilakukan analisis pengaruh kecepatan terhadap frame error rate (FER) dengan parameter data yaitu video streaming, nilai kombinasi threshold terbaik, kecepetan user, jumlah bit, dan frame rate. Untuk mendapatkan FER pada simulasi ini dilakukan simulasi dengan kecepatan user yang di kelompokkan dalam 3 kondisi yaitu saat user diam 0 km/jam, berjalan kaki 1-8 km/jam dan berkendara 10-50 km/jam. Jumlah bit yang digunakan pada simulasi ini sesuai standar ITU-T H.264 video streaming sebesar 640000bit, frame rate 24fps dan iterasi 100 kali. Setelah simulasi dilakukan maka data yang didapat sebagai berikut: Kombinasi Threshold (dbm) Tabel 3.3 Perbandingan Kecepatan terhadap FER FER (Frame Error Rate) Kecepatan (km/jam) Diam Berjalan Kaki Berkendara RSRPmin RSSImin 0 1 2 5 8 10 20 50 1-95 -84 0,0038 0,0039 0,0039 0,0038 0,0040 0,0040 0,0046 0,0077 2-96 -84 0,0039 0,0037 0,0038 0,0039 0,0039 0,0038 0,0046 0,0074 3-97 -83 0,0039 0,0040 0,0039 0,0039 0,0044 0,0039 0,0051 0,0076 4-98 -80 0,0038 0,0036 0,0038 0,0039 0,0039 0,0039 0,0048 0,0078 5-99 -80 0,0038 0,0040 0,0039 0.0038 0,0038 0,0042 0,0049 0,0075 Gambar 3.3 Grafik Pengaruh Kecepatan terhadap FER

Pada tabel 3.3 dan gambar 3.3 menunjukkan nilai FER yang dihasilkan dari 5 kombinasi threshold. Dapat dilihat bahwa nilai FER meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan user. Nilai FER terkecil saat kecepatan user 0 km/jam sebesar 0,0038 sedangkan untuk nilai FER terbesar saat kecepatan user 50 km/jam sebesar 0,0075. Hal tersebut mengakibatkan banyak data yang rusak (error) atau bahkan informasi yang di terima akan berbeda dengan informasi yang di kirim. Sedangkan untuk nilai kombinasi threshold RSRP dan RSSI tidak berpengaruh terhadap nilai FER karena dapat di lihat pada tabel 3.3 dan gambar 3.3 memiliki nilai yang cenderung hampir sama. 4. Kesimpulan Dari hasil simulasi vertical handover dari LTE ke Wi-Fi 802.11n dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada hasil simulasi vertical handover, user bergerak dari LTE ke Wi-Fi 802.11n diperoleh nilai kombinasi threshold dengan probabilitas dropping minimum saat nilai RSRP = -99 dbm dan RSSI = -80 dbm. Sedangkan nilai kombinasi threshold dengan probabilitas dropping terbesar saat nilai RSRP = -95 dbm dan RSSI = -84 dbm. 2. Kombinasi paling terbaik yang memiliki nilai probabilitas dropping minimum saat nilai RSRP = -99 dbm dan RSSI = -80 dbm. Pada kombinasi tersebut didapatkan nilai probabilitas dropping yang bervariasi, saat user dalam kondisi diam 0 km/jam nilai probabilitas dropping 0, saat user dalam kondisi berjalan kaki 1-8 km/jam nilai probabilitas dropping 0 hingga 0,27, dan saat user berkendara 10-50 km/jam nilai probabilitas dropping 0,43 hingga 0,79. Sedangkan untuk kombinasi nilai threshold yang memiliki nilai probabilitas dropping terbesar saat user dalam dalam kondisi diam 0 km/jam nilai probabilitas dropping 0, saat user dalam kondisi berjalan kaki 1-8 km/jam nilai probabilitas dropping 0,11 hingga 0,61, dan saat user berkendara 10-50 km/jam nilai probabilitas dropping 0,76 hingga 0,97. 3. Pada saat kombinasi nilai threshold RSRP = -99 dbm dan RSSI = -80 dbm nilai handover margin yang didapatkan bervariasi. Saat user dalam kondisi diam 0 km/jam nilai handover margin 88,987, saat user kondisi berjalan kaki 1-8 km/jam handover margin 13,596 hingga 18,635 dan saat user berkendara 10-50 km/jam handover margin 24,719 hingga 28,509. 4. Nilai HOM meningkat disebabkan oleh kecepatan user yang semakin meningkat. Hal tersebut yang menyababkan nilai HOM minimal cepat terpenuhi dan nilai HOM yang terukur semakin besar. 5. Pada saat kombinasi nilai threshold RSRP = -99 dbm dan RSSI = -80 dbm nilai frame error rate yang didapatkan bervariasi. Saat user dalam kondisi diam 0 km/jam nilai frame error rate 0,00038, saat user kondisi berjalan kaki 1-8 km/jam frame error rate 0,00038 hingga 0,00040 dan saat user berkendara 10-50 km/jam frame error rate 0,00042 hingga 0,00075. 6. Kecepatan user mempengaruhi nilai FER (Frame Error Rate). Semakin cepat user bergerak maka nilai FER akan semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan banyak informasi rusak (error) atau informasi yang di terima akan beda dengan informasi yang di kirim. 7. Nilai FER tidak dipengaruhi oleh kombinasi dari nilai RSRPmin dan RSSImin. Daftar Pustaka: [1] Albosatey Asia Mohammed Abd Algader, Ashraf GaismElsid, and Amin Babiker, Vertical Handover In Long Term Evolution International Journal of Science and Research (IJSR). 2013. [2] Lingga Wardhana, 2014, 4G Handbook Edisi Bahasa Indonesia. [3] Shayea Ibraheem, Mahamod Ismail, and Rosdiadee Nordin, Advanced Handover Techniques in LTE- Advanced system International Conference on Computer and Communication Engineering (ICCCE 2012), Kuala Lumpur, Malaysia. July 2012. [4] Silalahi, Rianto Parlindungan, 2013 Analisis Dan Simulasi Vertikal Handover Jaringan HSDPA ke WIFI Pada Layanan Data. Bandung : Telkom University. [5] Rossyana, 2012 Analisis dan Simulasi Mekanisme Intersystem Handover antara Jaringan UMTS dan HSDPA pada Layanan Video Streaming. Bandu ng : Telkom University.