BAB VI PENUTUP. (7,97-16,8) GWh sedangkan energi bahan bakar rata-rata dalam tiap bulannya adalah 14,6 GWh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEBU. (Saccharum officinarum L).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit listrik yang sedang dikembangkan di Indonesia dikarenakan sumbernya yang

ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN I.1

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

Oleh : Pressa Perdana S.S Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng - Ir. Teguh Yuwonoi -

Oleh: Aan Zainal M. Dosen Pembimbing: Ary Bachtiar K.P., ST.,MT.,PhD

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

listrik di beberapa lokasi/wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

dan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga digunakan adalah laptop, kalkulator, buku panduan perhitungan NPHR dan

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 STUDI EKONOMI 4. 1 Perkiraan Total Investasi

Efisiensi PLTU batubara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting

Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

Studi Pembangunan PLTGU Senoro (2 x 120 MW) Dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional di Sulawesi Tengah

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

ENERGI TERBARUKAN SISA KELUARAN LIMBAH PADAT PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PLTBS PKS BLANGKAHAN) Oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dunia Industri kebutuhan uap air atau Steam merupakan hal yang

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. energi tanpa mengeluarkan biaya yang relatif banyak dibanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.1

Studi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa. OLEH : Gilang Velano

KAJIAN PERBANDINGAN PENGGUNAAN AKUABAT, MINYAK BERAT (MFO), DAN BATUBARA PADA PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA. Gandhi Kurnia Hudaya

BAB I PENDAHULUAN I.1

Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80%

WIKA HEAT PUMP WATER HEATER FOR SWIMMING POOL / JACUZZI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KONSERVASI LISTRIK DI SEKTOR RUMAH TANGGA TERHADAP TOTAL KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pendahuluan ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN. Jika Σ E meningkat kegiatan : - ekonomi - ilmu pengetahuan - apresiasi manusia Akan berkembang dengan subur

STUDI PENGHEMATAN ENERGI PADA UNIT KETEL UAP DI PABRIK GULA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

PENGARUH MOISTURE CONTENT EFB TERHADAP KURVA INPUT OUTPUT PLTBS

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN

STUDI PEMBANGUNAN PLTU KAMBANG 2x100 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SUMATERA BARAT

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo. Disusun oleh : NIM. I

STRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PELEMAHAN EKONOMI DUNIA 2017 CORPORATE ENTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB 1. .Banyak pembangkit tenaga listrik yang telah dibangun yaitu PLTA (Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I. manusia sangat berperan penting terhadap keberhasilan suatu organisasi atau

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisa dapat disimpulkan beberapa point sebagai berikut : VI.1.1. Boiler Cheng Chen 1. Energi bahan bakar yang digunakan pada boiler Cheng Chen dalam satu bulannya berkisar antara (8,7 19,5)GWh sedangkan energi bahan bakar rata-rata dalam tiap bulannya adalah 17 GWh efisiensi boiler adalah Rp. 2 miliar atau 12% ratarata tiap tahunnya 4. Present value untuk sepuluh tahun dari boiler adalah Rp. 39,6 miliar VI.1.2. Boiler FCB 1. Energi bahan bakar yang digunakan pada boiler Cheng Chen dalam satu bulannya berkisar antara (7,97-16,8)GWh sedangkan energi bahan bakar rata-rata dalam tiap bulannya adalah 14,6 GWh efisiensi boiler adalah Rp. 789 juta atau 5% ratarata tiap tahunnya 4. Present value untuk sepuluh tahun dari boiler adalah Rp. 11 miliar VI.1.3. Pompa 1. Energi listrik yang digunakan pompa rata-rata tiap bulannya adalah 450.413.88 kwh 113

114 2. Nilai peluang penghematan dengan peningkatan efisiensi pompa adalah Rp. 1,2 miliar atau 90% per tahunnya. 3. Present value untuk sepuluh tahun dari turbin pompa adalah Rp. 16,6 miliar VI.1.4. Turbin Uap Alternator 1. Energi uap yang digunakan pada turbin uap alternator dalam satu bulannya berkisar antara (1,2-7,2) GWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 5,9 GWh 2. Beban maksimal terjadi pada bulan Oktober efisiensi turbin adalah Rp. 370,5 juta atau 6% rata-rata tiap tahunnya. 4. Present value untuk sepuluh tahun dari turbin uap alternator adalah Rp 5,2 miliar VI.1.5. Turbin Uap Gilingan dan Pencacah 1. Energi uap yang digunakan pada turbin Uap Gilingan dan Pencacah dalam satu bulannya berkisar antara (12,2 21,8) GWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 19 GWh efisiensi turbin adalah Rp. 1,2 miliar atau 6% rata-rata tiap tahunnya. 4. Present value untuk sepuluh tahun dari turbin Uap Gilingan dan Pencacah adalah Rp. 16,6 miliar VI.1.6. Pemanasan Pertama 1 (PP1) 1. Energi uap yang digunakan pada Pemanasan Pertama 1 (PP1) dalam satu bulannya berkisar

115 antara (1,1 2,6)GWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 2,1GWh efektiveness Pemanasan Pertama 1 (PP1) adalah 1,36 miliar atau 70% rata-rata tiap tahunnya. 4. Present value untuk sepuluh tahun dari Pemanasan Pertama 1 (PP1) adalah Rp. 16,6 miliar VI.1.7. Pemanasan Pertama 2 (PP2) 1. Energi uap yang digunakan pada Pemanasan Pertama 2 (PP2) dalam satu bulannya berkisar antara 612,9-1.887,7 MWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 1,6 GWh efektiveness Pemanasan Pertama 2 (PP2) adalah 642,8 juta atau 36% rata-rata tiap tahunnya. 4. Present value untuk sepuluh tahun dari Pemanasan Pertama 2 (PP2) adalah Rp. 8,95 miliar VI.1.8. Pemanasan Pertama 3 (PP3) 1. Energi uap yang digunakan pada Pemanasan Pertama 3 (PP3) dalam satu bulannya berkisar antara (112,2 273,4)MWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 150,8 MWh efektiveness Pemanasan Pertama 3 (PP3) adalah Rp 171,7 juta atau 30% rata-rata tiap tahunnya.

116 4. Present value untuk sepuluh tahun dari Pemanasan Pertama 3 (PP3) adalah Rp. 2,4 miliar VI.1.9. Masakan A 1. Energi uap yang digunakan pada Masakan A dalam satu bulannya berkisar antara (2,96-5,78) GWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 4,89 GWh 2. Penggunaan uap maksimal terjadi pada bulan Juni VI.1.10. Masakan C 1. Energi uap yang digunakan pada Masakan C dalam satu bulannya berkisar antara 430,9-875 MWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 750 MWh 2. Penggunaan uap maksimal terjadi pada bulan Juli VI.1.11. Masakan D 1. Energi uap yang digunakan pada Masakan D dalam satu bulannya berkisar antara (673,36-1,367,4) MWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 1,2 GWh 2. Penggunaan uap maksimal terjadi pada bulan Juli VI.1.12. Evaporator 1. Energi uap yang digunakan pada Evaporator dalam satu bulannya berkisar antara 4,9-10,8 GWh sedangkan energi uap rata-rata dalam tiap bulannya adalah 9,3GWh 2. Penggunaan uap maksimal terjadi pada bulan Juli VI.1.13. SEC 1. SEC optimal terjadi pada bulan september sebesar 5,59 kg/kwh VI.1.14. SCE 1. SCE pada pabrik Gula tebu Candi Baru Sidoarjo sebesar 0,97 lb/kwh belum memenuhi standard SCE yang ramah lingkungan.

117 VI.2 Saran Untuk melakukan efisiensi energi pada alat-alat konversi energi Pabrik Gula Tebu Candi Baru Sidoarjo diharapkan dapat merealisasikan saran yang disampaikan penulis seperti yang tercantum pada bab 5 point 5.2 yaitu tentang implementasi peluang penghematan energi.

118 (Halaman ini sengaja dikosongkan)