BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CALON TKI DAN TKI, PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI DAN PIHAK-PIHAK PELAKSANA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR KECAMATAN KERUAK DESA TANJUNG LUAR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017

16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 39 TH 2004

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

NO. UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 DRAF REVISI UU 39 TAHUN 2004 Versi TIMUS CATATAN/ KETERANGAN TIMUS

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CIANJUR KE LUAR NEGERI

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI LEMBATA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 20 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

BAB II PEMBAHASAN. A. Kerangka Teori. 1. Asas-asas Penempatan TKI. Dalam Pasal 31 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NO: PER-23/MEN/V/2006 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

PROSEDUR PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI DR. AGUSMIDAH, SH., M.HUM DOSEN FH USU MEDAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 64 SERI E

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.515, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 22/MEN/XII/2008 TENTANG

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

No Keberadaan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri sebagai pekerja harus diakui memberi keuntungan bagi kedua belah pihak, baik negara pengir

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI [LN 2004/133, TLN 4445]

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/X/2010 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tamba

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BANTEN

2 Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada para calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERIZINAN BURSA KERJA LUAR NEGERI DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/X/2010 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CILACAP

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NO: PER-23/MEN/V/2006

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

BERITA NEGARA. No.970, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI. Sanksi Administrasi.

KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 66 TAHUN : 2002

PERATURAN MENTERI NO. 20 TH 2007

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 40 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPNAKERTRANS.Tata Cara. Kartu. Tenaga Kerja Luar Negri. Persyaratan.

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 11 TAHUN No. 11, 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-20/MEN/X/2007. TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014

BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 23/MEN/XII/2008 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL JAWA BARAT

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah

BAB II DESKRIPSI BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DKI JAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-204/MEN/1999 TAHUN 1999 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI

BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor Per 28/KA-BNP2TKI/VII/2007 tentang Bursa Kerja Luar Negeri Senin, 04 Agustus 2008 KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN

Kata kunci: Tanggung jawab, perusahaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Lahirnya Undang-Undang No.39 tahun 2004 Tentang Penempatan Dan. Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. ANDALAN MITRA PRESTASI (CABANG TANJUNG BALAI KARIMUN)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-05/MEN/ III /2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-104 A/MEN/2002 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PSIKOLOGI CALON TENAGA KERJA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berharga baik bagi dirinya, keluarganya maupun lingkungannya, oleh karena itu hak

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PSIKOLOGI CALON TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-01/MEN/1991 TENTANG ANTAR KERJA ANTAR NEGARA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1 Hal ini harus selaras dengan perkembangan ketenagakerjaan saat ini yang sudah sedemikian pesat, sehingga kajian hukum ketenagakerjaan tidak hanya meliputi hubungan kerja kerja semata, akan tetapi menjadi hubungan hukum antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah yang tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment), tetapi setelah hubungan kerja (post employment). Konsepsi ketenagakerjaan inilah yang dijadikan acuan untuk mengkaji perangkat hukum yang ada sekarang. Hukum perburuhan (ketenagakerjaan) adalah himpunan peraturan, baik tertulis maupun tidak yang berkenaan dengan kejadian di mana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah. 2 Kaitannya dengan hal ini, Lalu Husni mengemukakan sebagai berikut : Bidang hukum ketenagakerjaan sebelum hubungan kerja adalah bidang hukum yang berkenaan dengan kegiatan mempersiapkan calon tenaga kerja sehingga memiliki 1 Pasal 1 (ayat) 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 140, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4279) 2 Iman Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Penerbit Jambatan, Jakarta, 1985, h. 12. 1

keterampilan yang cukup untuk memasuki dunia kerja, termasuk upaya untuk memperoleh lowongan pekerjaan baik di dalam maupun di luar negeri dan mekanisme yang harus dilalui oleh tenaga kerja sebelum mendapatkan pekerjaan. 3 Faktor utama mobilitas tenaga kerja antar negara dipengaruhi hal yang dominan adalah faktor ekonomi. Masalah kesempatan kerja semakin penting dan mendesak, karena pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja. Hal ini akan mengakibatkan tingkat pengangguran yang semakin meningkat lebih-lebih dalam era krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia saat ini yang ditandai dengan penyerapan angkatan kerja yang sangat sedikit dan tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dalam kondisi yang demikian alternatif yang paling tepat dilakukan adalah mencari pekerjaan di luar negeri. 4 Komitmen Indonesia dalam menjelaskan aspek tenaga kerja yang penempatannya bekerja di luar jangan hanya dipandang sebagai penghasil devisa, melainkan sebagai upaya pemenuhan hak warga negara untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Sehingga dalam penyelenggaraan harus dikedepankan aspek perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk itu tenaga kerja Indonesia agar ditempatkan dalam kedudukannya sebagai manusia dengan segenap harkat dan martabatnya. 5 Untuk melindungi TKI yang bekerja di luar negeri, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI di Luar Negeri dan peraturan pelaksanaannya. Pada konsideran menimbang huruf (d) disebutkan bahwa Negara wajib menjamin dan melindungi has 3 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, h. 54. 4 Ibid., h. 56. 5 Habibi, Aspek Perlindungan Perlu Dikedepankan, Majalah Tenaga Kerja No. 37, 14 November, 1999, h. 3. 2

asasi warga negaranya yang bekerja baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan prinsip persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, dan anti perdagangan manusia. Dalam hal penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri merupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum. Pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri, perwakilan Republik Indonesia melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta dan TKI yang ditempatkan di luar negeri. 6 Perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri dilaksanakan antara lain dengan melakukan pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di Negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional, dan melakukan pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan/ atau peraturan perundang-undangan di Negara TKI ditempatkan. 7 Tujuan penempatan dan perlindungan calon TKI/ TKI ialah untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; menjamin dan melindungi calon TKI/ 6 Pasal 79 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4445) 7 Pasal 80 ayat 1 huruf (a) dan (b) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4445) 3

TKI sejak di dalam negeri, di Negara tujuan, sampai kembali ke tempat asal di Indonesia; serta meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya. 8 Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh calon TKI untuk dapat bekerja di luar negeri. Tahapan-tahapan ini merupakan bagian dari proses perlindungan TKI yang kelak akan membantu jika terjadi permasalahan pada masa pra penempatan, selama penempatan di luar negeri, maupun purna penempatan (kembali ke tanah air). Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berminat bekerja di luar negeri dapat mendaftar pada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten/ Kota atau Bursa Kerja Luar Negeri (BKLN) setempat. Proses perekrutan menjadi TKI dilakukan oleh Pelaksana Penempatan TKI swasta (PPTKIS) dari pencari kerja yang terdaftar pada instansi Pemerintah Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan. 9 Perusahaan (badan hukum) yang akan menjadi PPTKIS wajib mendapat ijin tertulis berupa Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI (SIPPTKI) dari Menteri. 10 PPTKIS melakukan seleksi kepada calon TKI yang terdaftar di Disnaker kabupaten/ kota atau Bursa Kerja Luar Negeri (BKLN). Adapun mekanisme perekrutan TKI ke luar negeri, yaitu: 1. PPTKIS (Pelaksana Penempatan TKI Swasta) mendapat izin dari Menteri Tenaga Kerja RI. 8 Pasal 3 huruf (a), (b), dan (c) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4445) 9 Pasal 37 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4445) 10 Pasal 12 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4445) 4

2. PPTKIS mendapat Surat Izin Pengerahan (SIP) yang dibuktikan dengan adanya: a. Permintaan nyata/ Job Order (JO)/ demand letter, b. Perjanjian kerjasama penempatan, c. Rancangan perjanjian penempatan, dan d. Rancangan perjanjian kerja. Huruf a,b dan d harus memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang pada perwakilan RI di negara tujuan. 3. PPTKIS memiliki Surat Pengajuan Rekrutmen (SPR) dari pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi yang selanjutnya proses rekrutmen akan dibagi ke kabupaten/ kota. 4. PPTKIS memberi informasi/ sosialisasi kepada masyarakat/ calon TKI bersama-sama dengan Disnaker kota asal. 5. Calon TKI yang berminat bekerja ke luar negeri harus terdaftar pada instansi pemerintah Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. 6. Calon TKI harus memenuhi persyaratan: a. Berusia sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) tahun kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun; b. Sehat jasmani dan rohani; c. Tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga kerja perempuan; dan d. Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau yang sederajat. 11 7. Setelah mendapatkan calon TKI, pihak PPTKIS menyediakan perjanjian penempatan calon TKI dengan diketahui Disnaker kota asal dilengkapi dengan persyaratan yang lengkap. 8. Calon TKI tersebut wajib mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) sesuai dengan Negara tujuan masing-masing. BLKLN 11 Pasal 35 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4445) 5

tersebut berada di bawah PPTKIS dan ada dalam pengawasan Disnaker kabupaten/ kota kota asal. Pelatihan tersebut dipergunakan sebagai persiapan penyaluran tenaga kerja yang ke luar negeri, calon TKI perlu diberi bekal pelatihan yang cukup, sehingga mereka memiliki ketrampilan kerja yang memadai. Uji kompetensi BLKLN dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Indonesia. 9. Setelah lulus seleksi TKI wajib ikut peserta asuransi TKI. Prosedur menjadi TKI yang resmi/ legal adalah: 1. Mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dan/ Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) bersama dengan kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) di daerah asalnya. 2. Mendaftar sebagai calon TKI melalui PPTKIS, PJTKI atau kantor Disnaker kota asal. 3. Dilakukan seleksi secara administrasi, kesehatan, dan psikologi oleh PPTKIS/ PJTKI atau kantor Disnaker setempat untuk memperoleh calon TKI yang memenuhi syarat. 4. Calon TKI membuat perjanjian penempatan dengan PPTKIS/ PJTKI untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing dalam proses penempatan TKI. 5. Calon TKI mengikuti latihan di Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKN) dan uji kompetensi. 6. Calon TKI mengurus paspor di Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKN) dan uji kompetensi. 7. Menandatangani perjanjian kerja yang disahkan oleh petugas Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) atau Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) di kota asal. 8. Mengikuti program asuransi untuk TKI yang lulus seleksi yang berguna untuk menjamin resiko yang dapat terjadi selama TKI bekerja. 9. Mengikuti Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) di Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) atau Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) di kota asal. 6

Dibawah ini merupakan contoh masalah-masalah yang dihadapi oleh calon TKI/ TKI yang dibagi menjadi beberapa jenis/ fase, yakni fase pra penempatan (dalam negeri), selama penempatan (diluar negeri) dan purna penempatan (kembali ke Indonesia), seperti dijelaskan di dalam table di bawah ini: Tabel 1. Masalah yang dihadapi TKI pada pra penempatan (dalam negeri), selama penempatan (luar negeri) dan purna penempatan (kembali ke Indonesia). Pra penempatan (di dalam negeri) Selama penempatan (di luar negeri) Purna penempatan (kembali ke Indonesia) TKI gagal berangkat; Gaji tidak dibayar; Kecelakaan; Penipuan peluang kerja; Potongan gaji melebihi Sakit; ketentuan; Pemalsuan dokumen (KTP, Putus hubungan Depresi/ sakit jiwa; ijazah, umur, ijin orang tua); komunikasi; Biaya penempatan melebihi Un fit (pemalsuan TKI membawa anak; struktur biaya, TKI berada pada penampungan illegal; sertifikat kesehatan atau tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan); TKI tidak diasuransikan; Pemutusan hubungan kerja sebelum masa perjanjian kerja berakhir; TKI tidak punya ongkos pulang (berdokumen, tidak berdokumen); TKI sakit di penampungan; TKI mengalami kecelakaan; Alamat rumah berbeda dengan alamat di paspor; 7

Lanjutan Tabel 1. Pra penempatan (di dalam negeri) Perlakuan tidak manusiawi di penampungan termasuk pelecehan; Tidak boleh berkomunikasi Selama penempatan (di luar negeri) Pekerjaan tidak sesuai perjanjian kerja; Tindak kekerasan dari majikan (penganiayaan); Purna penempatan (kembali ke Indonesia) Pemerasan/ tindakan kriminal; TKI hamil; Peran lembaga pemerintah (BNP2TKI) dan lembaga swasta nasional Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) atau Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang secara langsung menangani penyaluran tenaga kerja ke luar negeri sangatlah penting. Saat ini teknis pelayanan penempatan dan perlindungan TKI tingkat nasional dilakukan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Untuk wilayah provinsi Jawa Tengah dilakukan oleh Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI). BP3TKI mempunyai tugas memberikan kemudahan pelayanan pemrosesan seluruh dokumen penempatan, perlindungan dan penyelesaian masalah TKI secara terkoordinasi dan terintegrasi di wilayah kerja masing-masing BP3TKI. Dalam melakukan tugasnya BP3TKI bekerjasama dengan instansi pemerintah terkait baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sesuai dengan bidang tugas masing-masing, meliputi ketenagakerjaan, keimigrasian, verifikasi dokumen kependudukan, kesehatan, kepolisian, dan bidang lain yang dianggap perlu. Dalam melaksanakan tugasnya BP3TKI berfungsi: 8

1. Penyusunan dan pengembangan program pengadaan anggaran 2. Pembinaan, pemantapan dan evaluasi kinerja lembaga penempatan TKI 3. Menyelenggarakan pemasyarakatan program penempatan dan perlindungan TKI 4. Pelayanan penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) 5. Pengumpulan data, pemberian layanan informasi serta pembinaan sistem dan jaringan informasi penempatan dan perlindungan TKI 6. Pemberdayaan dan Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) TKI 7. Pelaksanaan pemantauan penempatan dan perlindungan TKI di Negara penempatan 8. Melaksanakan pendaftaran dan seleksi calon TKI penempatan pemerintah 9. Monitoring penyediaan dan pelaksanaan sertifikasi calon TKI 10. Pemantauan pelaksanaan kerjasama luar negeri dan promosi 11. Pelaksanaan fasilitas unit pelayanan terpadu satu pintu dan Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI 12. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI 13. Pelaksanaan dan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. 12 Berikut adalah contoh kasus/ permasalahan TKI selama di luar negeri yang dilaporkan ke BP3TKI yang telah diselesaikan pada tahun 2008-2009, sebagai berikut: 12 Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI), Profil BP3TKI Jawa Tengah, BP3TKI, Jawa Tengah, 2010, h. 7 9

Tabel 2 Permasalahan TKI yang dilaporkan ke BP3TKI dan telah diselesaikan pada tahun 2008-2009 No. Jenis Kasus 2008 2009 1 Gaji tidak dibayar 154 85 2 PHK sepihak 76 286 3 TKI meninggal 33 28 4 TKI sakit 205 365 5 TKI lari dari majikan 67 31 Jumlah 535 795 2. Pembatasan Masalah Proses pengiriman TKI ke luar negeri melalui pra penempatan (dalam negeri), selama penempatan (di luar negeri) dan purna penempatan (kembali ke Indonesia). Dalam tulisan ini tahap yang difokuskan penulis adalah pada perlindungan hukum TKI pra penempatan dan selama penempatan (di luar negeri). 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya-upaya pencegahan yang dilakukan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Jawa Tengah dalam melakukan 10

perlindungan TKI ke luar negeri pada saat pra penempatan dan selama penempatan? 2. Bagaimana Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Jawa Tengah menangani masalah-masalah yang timbul dalam melakukan perlindungan hukum kepada TKI ke luar negeri pada saat pra penempatan dan selama penempatan? 4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Upaya-upaya pencegahan yang dilakukan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Jawa Tengah dalam melakukan perlindungan TKI ke luar negeri pada saat pra penempatan dan selama penempatan. 2. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Jawa Tengah menangani masalah-masalah yang timbul dalam melakukan perlindungan hukum kepada TKI ke luar negeri pada saat pra penempatan dan selama penempatan. 11

5. Manfaat Penelitian Dalam penulisan ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut : a. Bagi Penulis Menambah wawasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan perlindungan hukum kepada TKI ke luar negeri pada saat pra penempatan dan selama penempatan. b. Bagi Tenaga Kerja Indonesia Tulisan ini diharapkan Tenaga Kerja Indonesia mengetahui bagaimana perlindungan hukum TKI pada saat pra penempatan dan selama penempatan. c. Bagi BP3TKI Jawa Tengah Tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang perlindungan hukum yang dilakukan BP3TKI Jawa Tengah terhadap TKI ke luar negeri dan juga menjadi acuan dalam mencegah maupun menangani masalahmasalah yang timbul dalam melakukan perlindungan hukum kepada TKI pada saat pra penempatan dan selama penempatan. 12

6. Metode Penelitian 6.1. Metode Pendekatan Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis sosiologis, yaitu yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan. 13 6.2. Jenis Penelitian Spesifikasi penelitian yang diterapkan adalah berupa penelitian eksploratoris. Penelitian eksploratori adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, penjelasan, dan data mengenai hal-hal yang belum diketahui. 14 Sehingga sifatnya penelitian yang menjelajah dengan tujuan untuk mengetahui perlindungan hukum serta pencegahan maupun penindakan yang dilakukan BP3TKI Jawa Tengah dalam menangani masalah TKI selama pra penempatan dan masa penempatan (di luar negeri). 6.3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 6.3.1. Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara, kepada Kepala Seksi perlindungan dan pemberdayaan TKI di BP3TKI Jawa Tengah. 13 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, 1986, h. 12. 14 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, 2002, h. 8. 13

6.3.2 Data Sekunder Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku literatur yang meliputi: a. Undang-Undang Dasar 1945 b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, c. Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, d. Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.14/MEN/X/2010 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER. 07/MEN/V/ 2010 tentang Asuransi Tenaga Kerja Indonesia h. Tulisan-tulisan atau karya-karya dari praktisi hukum, majalah, surat kabar, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan perlindungan TKI ke luar negeri. 14