POLITIK HUKUM KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA AGUSMIDAH

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Belakang Lahirnya H.K. Hukum Ketenagakerjaan diciptakan. keadilan sosial dalam hubungan kerja

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan mantan Presiden Soekarno, H. M. Soeharto, B. J. Habibie,

KONSEP KETENAGAKERJAAN dan KONSEP HUBUNGAN INDUSTRIAL. Rizky Dwi Pradana, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA (UUDRT) NOMOR 16 TAHUN 1951 (16/1951) TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERBURUHAN

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pada umumnya memuat beberapa unsur, yaitu: 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGUASA PERANG TERTINGGI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGUASA PERANG TERTINGGI,

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

Indeks: PERBURUHAN INTERNASIONAL. KONPENSI NO. 98.

Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DARI PABRIK KE PARLEMEN: GERAKAN BURUH INDONESIA PASCA- REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, manusia selalu

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. serikat pekerja dan partai buruh. Dalam kongresnya pada bulan September 1945 yang dihadiri

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

Peran Serikat Pekerja Dalam Dinamika

PENERAPAN KONTRAK KERJA PEKERJA RUMAH TANGGA- PEMBERI KERJA PERJUANGAN KE KERJA LAYAK PEKERJA RUMAH TANGGA JALA PRT

Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2013 TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu Serikat Pekerja / Serikat Buruh. Tujuan dibentuknya Serikat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2013 TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah diperhatikan hak hakiki buruh berupa pemberian kesejahteraan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1994 TENTANG SERIKAT PEKERJA TINGKAT PERUSAHAAN MENTERI TENAGA KERJA,

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH : HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAAN

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hubungan Industrial. Perselisihan Kerja; Bentuk-Bentuk Konflik; dan Demo Serikat Pekerja. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Revolusi Industri terjadi pada awal abad ke-19 yang ditandai dengan

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA. Istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) timbul setelah diundangkannya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

BAB. VI PENUTUP. 1. Perkembangan pengaturan upah di Indonesia. sekaran telah mengalami empat masa. Dimulai dari masa Pasca

PEREKONOMIAN INDONESIA

Policy Brief Ekonomi Politik Relasi Industri di Indonesia: Oleh: Raymond Atje, Mochamad Pasha, dan Udin Silalahi

Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

ANGGARAN DASAR Lembaga Indonesia ASA

ANGGARAN DASAR. Lembaga Indonesia ASA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah peradaban Aceh begitu panjang, penuh liku dan timbul tenggelam.

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang kurang seimbang merupakan faktor yang sangat. adalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

MEKANISME UMUM HUBUNGAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI OLEH DAERAH DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

BAB V KESIMPULAN. di berbagai belahan dunia. Di titik ini, norma-norma HAM menyebar luas ke seluruh

Transkripsi:

POLITIK HUKUM KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA AGUSMIDAH

Kerangka Teori Top down Jauh dari rasa keadilan H.Ket: State law Legitimasi Bagi Penguasa Hukum yang asing

Kerangka Teori Basic Policy Enactment Policy Politik Hukum

Kerangka Teori Nilai kepastian Nilai keadilan Hukum Nilai kemanfaatan Supremasi hukum

Pengertian politik hukum beragam T. Mohammad Radhie : politik hukum menyangkut persoalan pembaharuan hukum- untuk memahami arah pembangunan hukum di Indonesia terlebih dahulu harus memahami politik hukum nasional yang dianut di negara Indonesia. Utrecht : politik hukum berusaha membuat kaidah-kaidah yang akan menentukan bagaimana seharusnya manusia bertindak. menyelidiki perubahanperubahan apa yang harus diadakan dalam hukum yang sekarang berlaku supaya menjadi sesuai dengan sosial werkelijkheid (kenyataan sosial)

BagirManan: PH diperlukantiapnegaradikarenakanduahal: Pertama, alasan ideologis atau perubahan sistem politik misalnyadarinegarajajahanmenjadinegaramerdeka. Kedua, adanya perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan misalnya dari sistem monarki ke republik. Politikhukumdapatdibedakanantarapolitikhukumyang permanen(bersifat tetap) maupun yang bersifat temporer(tidak tetap). Politik hukum permanen berkaitan dengan setiap hukum yang akan selalu menjadi dasarpadasetiappembentukandanpenegakanhukum. Sedangkan politik hukum temporer adalah kebijakan yang ditetapkan dari waktu ke waktu sesuai kebutuhan.

Di negara berkembang Kebijakan pemberlakuan lebih menonjol, peraturan perundang-undangan seringkali dijadikan instrumen politik bagi pemerintah ataupun elit penguasa. Hal ini dapat dijelaskan sebagai rangkaian yang tak dapat dipisah antara politik, hukum dan kekuasaan. Politik Kekuasaan Hukum Politik menghendaki penggunaan kekuasaan untuk mengatur kehidupan bersama, sedang kekuasaan itu biasanya dituangkan dalam berbagai peraturan perundangan. Pengaruh kekuatan politik yang dominanlah yang akan menentukan karakter hukum yang terbentuk, sehingga warna hukum dapat menjelaskan kekuatan politik mana yang sedang dominan

Politik Hukum Ketenagakerjaan dalam Sejarah Pemerintahan di Indonesia Masa Pemerintahan Soekarno di Awal Kemerdekaan : Meningkatnya kesadaran kaum buruh akan hak pribadi yang perlu diperjuangkan dalam lapangan sosial-ekonomi. Pidato peresmian Parlemen RIS pada 15 Pebruari 1950 Presiden Soekarno berjanji bahwa dalam waktu 2-3 bulan akan diajukan Rancangan Undang-Undang di bidang perburuhan antara lain tentang Perjanjian Kerja dan perlindungan buruh.

No Tabel Beberapa Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan di Masa Pemerintahan Soekarno 1945 s/d 1958 Peraturan Ketenagakerjaan 1 UU No. 12 tahun 1948 Tentang Kerja 2 UU No. 33 Tahun 1947 Tentang Kecelakaan Kerja 3 UU No. 23 Tahun 1948 Tentang Pengawasan Perburuhan 4 UU No. 21 Tahun 1954 Tentang Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dan Majikan 5 UU No. 18 Tahun 1956 Tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) No. 98 mengenai Dasar-dasar dari Hak Untuk Berorganisasi dan Berunding Bersama 6 Permenaker No. 90 Tahun 1955 Tentang Pendaftaran Serikat Buruh

Masa Pemerintahan Soekarno di Era Orde Lama: Peraturan dibuat untuk membatasi gerak politis dan ekonomis buruh: Larangan mogok kerja (Peraturan Penguasa Perang Tertinggi No. 4 Tahun 1960 Tentang Pencegahan Pemogokan dan/atau Penutupan (lock out) di perusahaan-perusahaan, jawatan-jawatan dan badanbadan vital), Pembentukan Dewan Perusahaan untuk mencegah dikuasainya perusahaan-perusahaan ex Belanda oleh pekerja/buruh. Instruksi Deputy Penguasa Perang Tertingi No. I/D/02/Peperti/1960 yang memuat daftar 23 perusahaan yang dinyatakan vital sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Penguasa Perang Tertinggi No. 4 Tahun 1960. Undang-Undang No. 7 PRP/1963 tentang Pencegahan Pemogokan dan/atau Penutupan (lock out) diperusahaan-perusahaan, jawatanjawatan dan badan-badan yang vital.

Masa Pemerintahan Soeharto: Peraturan dibuat untuk mendukung stabilitas pembangunan ekonomi; melibatkan campur tangan militer dalam penyelesaian perselisihan perburuhan, membatasi kebebasan berserikat, kebijakan upah murah sebagai keunggulan komparatif guna menarik investor. Peraturan kebanyakan keluaran lembaga eksekutif. Masa Pemerintahan BJ. Habibie: Peraturan dibuat untuk mendapat dukungan pekerja/buruh dengan semangat penegakan HAM dan demokrasi; Ratifikasi K.ILO No. 87/1948 Tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi, UU 39/1999 tentang HAM.

Pemerintahan Abdurrahman Wahid: Peraturan sangat memihak pekerja/buruh; peraturan yang fenomenal adalah peraturan pemberian pesangon dalam KepMen 150 Tahun 2000 dan kebebasan berserikat melalui UU 21/2000. Pemerintahan Megawati Soekarnoputri: Secara umum lebih menempatkan perlindungan terhadap pekerja/buruh; UU 13 Tahun 2003 yang menggantikan 15 peraturan yang ada sebelumnya, UU 34/2004 tentang PPTKI di LN, UU 2/2004 tentang PPHI. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono: Peraturan Ketenagakerjaan mendukung pelaksanaan pembangunan ekonomi dan investasi; Inpres 3/2006, Usulan Revisi UU 13 tahun 2003, RPJMN (Perpres 7/2004 Tentang RPJMN); mengarahkan pada hubungan kerja fleksibel.

Politik Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia belum menemukan bentuk yang jelas dan tegas. Politik hukum ketenagakerjaan yang permanen (UUD RI Tahun 1945, nilai-nilai Pancasila dan kebiasaan) telah ada sejak awal kemerdekaan, namun penerapannya ternyata dipengaruhi oleh konstelasi politik yang ada dalam setiap rezim pemerintahan itu.

Politik hukum dalam dimensi pemberlakuan dapat mendorong terbentuknya hukum yang bernuansa elitis, yang diadakan untuk tujuan mendukung rezim yang berkuasa, oleh karenanya politik hukum sebaiknya didasarkan baik pada kebijakan dasar maupun kebijakan pemberlakuan secara rasional dan seimbang, sehingga implementasi peraturan tersebut mengakomodir kepentingan semua pihak.

Sikap bijak terhadap fenomena tuntutan Pasar Bebas terhadap fleksibelitas hubungan kerja di mana peran negara diminimalisir dan diserahkan pada mekanisme pasar. Realitas masyarakat Indonesia belum dapat sepenuhnya diterapkan fleksibelitas antara lain posisi tawar pekerja/buruh maupun serikat belum cukup kuat.