Kepada Yth. Jakarta, 13 Juni 2012 Direksi Anggota Kliring Di Tempat. SURAT EDARAN No. SE-003/DIR/KPEI/0612

dokumen-dokumen yang mirip
2. Batasan Transaksi (Trading Limit) adalah nilai maksimum Transaksi Bursa bagi setiap Anggota Kliring yang ditetapkan oleh KPEI.

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT EDARAN No. SE-002/DIR/KPEI/0610

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016)

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 47 /PM/2004 TENTANG DANA JAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. : Kep-00010/BEI/ : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Kamus Istilah Pasar Modal

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

Clearing Member Interface. PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Jakarta, Menara I, Lt. 5 Jl. Jend. Sudirman Kav.

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG LEMBAGA PENDANAAN EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

ANGGOTA KLIRING YANG MENDAPATKAN JASA LAYANAN KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

(Dibuat di atas kop surat perusahaan)

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

2. Saham Bursa adalah saham PT Bursa Efek Indonesia.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

Diubah dengan PBI No. 2/10/PBI/2000 tanggal 29 Maret 2000 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 10 /PBI/1999 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG

M E M U T U S K A N :

No.17/ 23 /DPM Jakarta, 30 September Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

Kepada Yth. Jakarta, 30 Desember 2015 Direksi/Pimpinan Pemegang Rekening KSEI Di Tempat SURAT EDARAN NO. SE-0005/DIR-EKS/KSEI/1215

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

Mekanisme Pendaftaran Efek Bersifat Utang di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

Siaran Pers Akhir Tahun 2011 Diterbitkan: 30 Desember 2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 218/Kpts/Dir/2009 TENTANG ARAHAN INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

2016, No Harta Wajib Pajak ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan pada Instrumen Investasi di Pasar Keuangan dala

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-26/PM/1999 TENTANG

Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

No.17/20/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/11/PBI/1999

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

PT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan )

MEKANISME PERDAGANGAN BEJ Source: PT. Bursa Efek Jakarta (

Kepada Yth. Jakarta, 14 Maret 2017 Direksi/Pimpinan: 1. Penerbit Efek; dan 2. Pemegang Rekening KSEI. Di Tempat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( Perseroan )

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

I. KETENTUAN UMUM. 1. Dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 2) Kustodian...

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Program Tabungan Hari Tua. Kesehatan Keuangan.

Kepada Yth. Jakarta, 23 Januari 2014 Direksi/Pimpinan Pemegang Rekening KSEI Di Tempat

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/29/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Transkripsi:

Kepada Yth. Jakarta, 13 Juni 2012 Direksi Anggota Kliring Di Tempat SURAT EDARAN No. SE-003/DIR/KPEI/0612 Perihal: Parameter Risiko Dengan hormat, Sehubungan dengan penerbitan Peraturan KPEI No. II-12 tentang Penempatan Agunan (Lampiran Keputusan Direksi KPEI No: KEP-009/DIR/KPEI/0612, perihal : Peraturan KPEI Nomor II-12 tentang Penempatan Agunan) dan Peraturan KPEI No. II-13 tentang Perhitungan Risiko (Lampiran Keputusan Direksi KPEI No: KEP-010/DIR/KPEI/0612, perihal : Peraturan KPEI Nomor II-13 tentang Perhitungan Risiko) dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: A. Agunan 1. Agunan AK yang diperhitungkan oleh KPEI adalah Agunan yang dikuasai oleh KPEI yang dapat berbentuk Offline antara lain: Dana Minimum Kas, Saham Bursa Efek, Bank Garansi, Deposito, Sertifikat Bank Indonesia; dan berbentuk Online berupa saldo efek dan atau dana di Rekening Efek Jaminan AK untuk menjamin risiko AK dan atau Nasabah AK. 2. Agunan Nasabah AK yang diperhitungkan oleh KPEI adalah Agunan Online berupa saldo efek dan atau dana milik Nasabah AK yang berada di Sub Rekening Efek Jaminan yang digunakan untuk menjamin risiko Nasabah yang bersangkutan. 3. Dana Minimum Kas dapat ditempatkan dalam bentuk setoran kas/tunai, Deposito, dan atau Bank Garansi. 4. KPEI berwenang untuk melakukan penilaian atas Agunan AK, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Efek Bersifat Ekuitas dinilai dengan menggunakan harga terendah 4 (empat) hari terakhir dikurangi Haircut. b. Efek Bersifat Utang dinilai dengan menggunakan harga dari PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) dikurangi Haircut. c. Agunan Offline dinilai dengan menggunakan harga atau nilai nominal dikurangi Haircut. 5. KPEI berwenang untuk menetapkan besaran Haircut setiap Agunan. 6. KPEI berwenang untuk menetapkan batasan maksimum nilai setiap jenis Agunan yang diperhitungkan. Halaman 1 dari 9

B. Haircut 1. KPEI menetapkan Haircut Agunan sebagai berikut : No Jenis Agunan Haircut Agunan Online : 1 Ditempatkan di Rekening Jaminan dan atau Sub Rekening Efek Jaminan. Dana Rupiah (IDR) 0% Dollar Amerika (USD) 5% Efek Efek Bersifat Ekuitas 5% s.d. 100% Surat Berharga Negara 0% Obligasi Korporasi Berdasarkan Peringkat: AAA 5% AA+, AA, AA- 10% A+, A, A- 15% 2 BBB+, BBB 20% Agunan Offline : Ditempatkan di KPEI. Rekening Giro (IDR) 0% Deposito Rupiah (IDR) 0% Dollar Amerika (USD) 5% Dollar Singapura (SGD) 5% Bank Garansi Rupiah (IDR) 5% Dollar Amerika (USD) 5% Dollar Singapura (SGD) 5% Saham Bursa Efek Dinilai sebesar Rp. 100.000.000.- (seratus juta rupiah) 0% Sertifikat Bank Indonesia 5% 2. Haircut saham ditetapkan oleh Komite Haircut yang diperhitungkan berdasarkan analisis market statistik dan fundamental dengan mempertimbangkan nilai ekuitas, laba bersih, ROE (Return on Equity), PER (Price Earning Ratio), risiko konsentrasi, serta saham dalam pengawasan (unusual market activity) atau suspensi oleh Bursa. C. Batasan Maksimum Nilai Agunan 1. KPEI menetapkan maksimum nilai Agunan yang diperhitungkan yaitu sebesar nilai terkecil antara 10 (sepuluh) persen dari Efek scripless dan nilai tertentu atas Efek berdasarkan kapitalisasi pasar dan Haircut Efek. 2. Besaran maksimum nilai Agunan setiap AK yang dapat diperhitungkan untuk setiap saham adalah sebagai berikut: Halaman 2 dari 9

a. Saham dengan kapitalisasi pasar kurang dari Rp 50 miliar, nilai Agunan yang diperhitungkan maksimum sebesar Rp 10 miliar. b. Saham dengan kapitalisasi pasar dari Rp 50 miliar s.d. Rp 100 miliar, nilai Agunan yang diperhitungkan maksimum sebesar Rp 20 miliar. c. Saham dengan kapitalisasi pasar lebih dari Rp 100 miliar, nilai Agunan maksimum yang diperhitungkan ditetapkan sesuai Haircut dengan ketentuan sebagai berikut: No Haircut (%) Nilai Maksimum (Miliar Rupiah) 1 5 500 2 10 400 3 15 400 4 20-25 300 5 30-35 200 6 40-45 100 7 50-55 80 8 60-65 60 9 70-75 40 10 80-85 30 11 90-99 25 3. Besaran maksimum nilai Agunan setiap AK yang dapat diperhitungkan untuk setiap jenis Efek Bersifat Utang ditetapkan sebagai berikut: a. Obligasi pemerintah tidak dibatasi. b. Obligasi korporasi ditetapkan berdasarkan peringkat Obligasi, dengan ketentuan sebagai berikut: No Peringkat Obligasi Nilai Maksimum ( Miliar Rupiah) 1 AAA 500 2 AA+ 400 3 AA 350 4 AA- 300 5 A+ 250 6 A 200 7 A- 100 8 BBB+ 80 9 BBB 40 D. Agunan Dalam Mata Uang Asing 1. KPEI dapat menerima Agunan dalam bentuk mata uang asing selain Dollar Amerika (USD) dan Dollar Singapura (SGD). 2. Agunan dalam bentuk mata uang asing dihitung dengan menggunakan Kurs Pajak yang ditetapkan berdasarkan KMK No.644/KM.1/2012 setiap Senin yang dapat diakses melalui website Kementrian Keuangan Republik Indonesia (http://www.depkeu.go.id), Halaman 3 dari 9

Direktorat Jendral Pajak (http://www.pajak.go.id), dan atau Direktorat Bea dan Cukai (http://www.beacukai.go.id). 3. Dalam hal terjadi fluktuasi mata uang Rupiah terhadap mata uang asing yang cukup material, KPEI dapat melakukan penilaian Agunan dengan mengabaikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf D angka 2. 4. Penetapan Agunan yang dapat diterima dalam mata uang asing selain Dollar Amerika (USD) dan Dollar Singapura (SGD) serta Haircut-nya akan ditetapkan pada saat KPEI menerima Agunan tersebut. E. Faktor Pengali Faktor Pengali ditetapkan sebesar 2 (dua) kali untuk setiap AK. F. Risk Charge 1. KPEI melakukan perhitungan risiko atas setiap penawaran jual dan atau permintaan beli serta atas setiap Transaksi Bursa yang dilakukan oleh AK. 2. Perhitungan risiko terhadap setiap penawaran jual dan atau permintaan beli, dilakukan dengan mempertimbangkan : a. Tingkat risiko AK (member) yang melakukan transaksi atau disebut dengan Risk Charge Member; dan b. Tingkat risiko efek (stock) yang ditransaksikan atau disebut dengan Risk Charge Stock; 3. Risk Charge Member ditetapkan berdasarkan analisis risiko terhadap AK yang antara lain meliputi : permodalan dan laporan keuangan, agunan, laporan audit, aktivitas transaksi, dan data pelanggaran. 4. Terhitung sejak SE ini diterbitkan sampai dengan 31 Juli 2012, Risk Charge Member ditetapkan dengan mengkonversi angka Faktor Pengali (FK) lama AK (berdasarkan Pengumuman KPEI No.: PENG-007/DIR/KPEI/0112), dengan ketentuan sebagai berikut : a. AK dengan FK 20 s.d. 24, ditetapkan Risk Charge Member sebesar 0%. b. AK dengan FK 18 s.d. 19, ditetapkan Risk Charge Member sebesar 1%. c. AK dengan FK 16 s.d. 17, ditetapkan Risk Charge Member sebesar 2%. d. AK dengan FK 14 s.d. 15, ditetapkan Risk Charge Member sebesar 3%. e. AK dengan FK 12 s.d. 13, ditetapkan Risk Charge Member sebesar 4%. f. AK dengan FK 10 s.d. 11, ditetapkan Risk Charge Member sebesar 5%. g. AK dengan FK 8 s.d. 9, ditetapkan Risk Charge Member sebesar 6%. 5. Risk Charge Member setiap Anggota Kliring ditetapkan dan disampaikan setiap 3 (tiga) bulan. 6. Risk Charge Stock ditetapkan berdasarkan analisis risiko terhadap Efek yang antara lain meliputi: aspek fundamental, market statistic, concentration risk, saham dalam pengawasan (unusual market activity), dan suspensi oleh Bursa. Halaman 4 dari 9

7. Risk Charge Stock ditetapkan dan disampaikan setiap bulan bersamaan dengan pemberlakuan Haircut saham. 8. Terhitung sejak SE ini diterbitkan sampai dengan 29 Juni 2012, Risk Charge Stock ditetapkan dengan mengkonversi besaran Haircut (berdasarkan Pengumuman KPEI No: PENG-041/DIR/KPEI/0512), dengan ketentuan sebagai berikut : a. Saham dengan Haircut 5% s.d. 25% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 0%. b. Saham dengan Haircut 30% dikenakan Risk Charge Stock 1%. c. Saham dengan Haircut 35% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 2%. d. Saham dengan Haircut 40% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 3%. e. Saham dengan Haircut 45% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 4%. f. Saham dengan Haircut 50% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 5%. g. Saham dengan Haircut 55% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 6%. h. Saham dengan Haircut 60% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 7%. i. Saham dengan Haircut 65% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 8%. j. Saham dengan Haircut 70% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 9%. k. Saham dengan Haircut 75% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 10%. l. Saham dengan Haircut 80% s.d. 99%, dikenakan Risk Charge Stock sebesar 15%. m. Saham dengan Haircut 100% dikenakan Risk Charge Stock sebesar 20%. 9. KPEI menetapkan Risk Charge Combination yang merupakan kombinasi dari Risk Charge Member dan Risk Charge Stock, dengan ketentuan sebagai berikut: Risk Charge Member Risk Charge Stock Risk Charge Combination 0% 0% 0% 0% 1% - 20% 0% 1% - 6% 0% 0% 1% - 6 % 1% - 20% 2% - 26 % 10. Berdasarkan nilai Risk Charge Combination, KPEI akan melakukan validasi terhadap Batasan Transaksi Anggota Kliring, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Untuk penawaran jual dan atau permintaan beli yang termasuk dalam Risk Charge Combination sebesar 0%, maka penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut tidak mengurangi Batasan Transaksi. b. Untuk penawaran jual dan atau permintaan beli yang termasuk dalam kombinasi Risk Charge Member lebih besar dari 0% dan Risk Charge Stock lebih besar dari 0%, maka penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut akan mengurangi batasan transaksi senilai Risk Charge Combination yang merupakan penjumlahan Risk Charge Member dan Risk Charge Stock dikali dengan nilai penawaran jual dan atau permintaan beli. Halaman 5 dari 9

G. Batasan Transaksi 1. Nilai Batasan Transaksi Bursa bagi setiap AK dihitung berdasarkan Agunan Bebas AK dikalikan dengan FK. 2. Agunan Bebas AK adalah Agunan yang tidak dibekukan (unblocked collateral) oleh KPEI. 3. Agunan Bebas Nasabah AK adalah Agunan yang tidak dibekukan (unblocked collateral) oleh KPEI. 4. Agunan Bebas Nasabah yang lebih kecil dari nol (negatif) akan mengurangi Agunan Bebas AK. 5. Setiap penawaran jual dan atau permintaan beli AK baik untuk kepentingan Nasabah AK dan atau untuk kepentingan sendiri, akan dikenakan Risk Charge dan mengurangi Batasan Transaksi AK sebagaimana dimaksud pada huruf F angka 10 (b). 6. Nilai Batasan Transaksi dikirim sebelum sesi perdagangan dimulai dan diperbaharui selama sesi perdagangan. H. Perfect Collateral 1. Perfect Collateral adalah Agunan berupa efek milik AK yang berada di Rekening Jaminan AK dan/atau Agunan berupa Efek milik Nasabah AK yang berada di Sub Rekening Efek Jaminan yang sesuai dengan kewajiban serah Efek AK atau Nasabah AK yang belum jatuh tempo sebagaimana tercantum di dalam Daftar Hasil Kliring (DHK). 2. Apabila terdapat Perfect Collateral, maka kewajiban serah Efek terkait dianggap telah dipenuhi. Sehingga kewajiban serah Efek dimaksud tidak diperhitungkan untuk penetapan Marjin dan Agunan yang dibekukan (blocked collateral) menjadi berkurang. 3. Perfect Collateral tidak diperhitungkan dalam penilaian Agunan. 4. Dalam hal Perfect Collateral sebagaimana huruf H angka 2 di atas dipindahkan dari Rekening Jaminan AK atau Sub Rekening Efek Jaminan maka kewajiban serah efek yang belum jatuh tempo tersebut diperhitungkan kembali untuk penetapan Marjin. I. Marjin 1. KPEI melakukan perhitungan Marjin atas posisi hak dan kewajiban AK dan Nasabah yang belum jatuh tempo setelah memperhitungkan Perfect Collateral di tingkat AK dan atau di tingkat Nasabah. 2. Marjin terdiri dari Marjin Awal (Initial Margin) dan Marjin Variasi (Variation Margin). 3. Marjin Awal (Initial Margin) terhadap transaksi Bursa Efek bersifat ekuitas dan transaksi Pinjam Meminjam Efek yang dilakukan oleh AK dan Nasabah AK dihitung dengan metode HsVaR, Alt VaR, dan Factor Model. 4. Parameter untuk masing-masing metode perhitungan ditetapkan sebagi berikut : a. Metode HsVaR: i. Tingkat keyakinan (confidence level) sebesar 99% ii. Holding period 5 hari Bursa Halaman 6 dari 9

iii. Decay Factor sebesar 97% b. Metode AltVaR: i. Tingkat keyakinan (confidence level) sebesar 99% ii. Holding period 10 hari bursa iii. Decay factor sebesar 97% c. Metode Factor Model: i. Nilai kewajiban serah Efek dihitung sebagai berikut : volume x harga tertinggi* x 125% ii. Nilai hak terima Efek dihitung sebagai berikut : volume x harga terendah** x (1 Haircut) *) harga tertinggi pada hari transaksi (T+0) dan hari penyelesaian (T+3) **) harga terendah 4 hari terakhir 5. Metode perhitungan Marjin Awal yang digunakan mempertimbangkan nilai Ekuitas emiten, haircut, dan likuiditas saham. 6. Kriteria likuiditas saham ditetapkan sebagai berikut: a. Kriteria saham likuid: i. Saham ditransaksikan minimal 495 hari selama periode set data 505 hari. ii. Dalam satu hari minimal terjadi 10 kali transaksi pada pasar reguler. b. Kriteria saham illikuid: i. Saham ditransaksikan minimal 105 hari dan kurang dari 495 hari selama periode set data 505 hari. ii. Dalam satu hari minimal terjadi 5 kali dan kurang dari 10 kali transaksi pada pasar reguler. 7. Metode HsVaR digunakan untuk saham likuid dengan nilai ekuitas minimal sebesar Rp 500 miliar dan Haircut minimal 60%. 8. Metode AltVaR digunakan untuk saham illikuid dengan nilai ekuitas minimal sebesar Rp 500 miliar dan Haircut minimal 60%. 9. Metode Factor Model digunakan untuk saham yang tidak memenuhi kriteria likuid dan illikuid dengan nilai ekuitas kurang dari Rp 500 miliar dan atau Haircut lebih dari dari 60%. 10. Marjin Awal (Initial Margin) untuk Transaksi Bursa Efek Bersifat Utang yang dilakukan oleh AK dan nasabah AK menggunakan metode Factor Model yang didasarkan pada fluktuasi harga Efek Bersifat Utang dimaksud yang ditetapkan sebesar 2,5% dari nilai nominal. 11. Marjin Awal (Initial Margin) untuk Transaksi Bursa Efek Derivatif yang dilakukan oleh AK dan nasabah AK menggunakan metode Stress Test. 12. Marjin Variasi (Variation Margin) untuk transaksi Bursa Efek bersifat ekuitas adalah marjin yang dihitung dari keuntungan/kerugian suatu portofolio akibat pergerakan harga pasar (marked to market). 13. Marjin Variasi (Variation Margin) untuk transaksi Pinjam Meminjam Efek dihitung sebesar nilai pinjaman. Halaman 7 dari 9

14. Marjin Variasi (Variation Margin) untuk transaksi Bursa Efek Bersifat Utang adalah marjin yang dihitung dari keuntungan/kerugian suatu portofolio akibat pergerakan harga pasar (marked to market). 15. Marjin Variasi (Variation Margin) untuk transaksi Bursa Efek Derivatif adalah marjin yang dihitung dari keuntungan/kerugian suatu portofolio akibat pergerakan harga pasar (marked to market). J. Ketentuan Peralihan 1. Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal 15 Juni 2012. 2. Sejak berlakunya Surat Edaran No. SE-003/DIR/KPEI/0612, maka ketentuan-ketentuan yang diatur di dalam Surat Edaran sebagaimana tercantum dalam daftar Surat Edaran di bawah ini dinyatakan tetap berlaku, sepanjang tidak diatur lain di dalam Surat Edaran ini. No Nomor dan Tanggal Surat Edaran 1 SE-003/DIR/KPEI/0409 28 April 2009 2 SE-004/DIR/KPEI/0609 4 Juni 2009 3 SE-005/DIR/KPEI/0709 28 Juli 2009 4 SE-002/DIR/KPEI/0408 3 April 2008 5 SE-003/DIR/KPEI/0602 13 Juni 2002 6 SE-005/DIR/KPEI/0802 26 Agustus 2002 7 SE-011/DIR/KPEI/1202 16 Desember 2002 8 SE-010/DIR/KPEI/0700 28 Juli 2000 9 SE-013/DIR/KPEI/0900 28 September 2000 10 SE-015/DIR/KPEI/1100 9 September 2000 Perihal Pemberlakuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat (USD) Sebagai Agunan Online Daftar Saham Yang Dapat Ditempatkan Sebagai Agunan Online Sesuai Batasan Maksimum Perubahan Nilai Haircut Untuk Agunan Offline Berupa Deposito Berjangka Mata Uang Rupiah (IDR) Penempatan Efek Sebagai Agunan Ketentuan Tata Cara Penggunaan SBI Sebagai Agunan Offline Penyesuaian Nilai Agunan Dalam Rekening Jaminan Perubahan Ketentuan Terkait Perhitungan Batasan Transaksi Penjelasan Formula Trading Limit Implementasi Layanan e-clears dan c-best Agunan Dalam bentuk Deposito Mata Uang Asing dan Bank Garansi Halaman 8 dari 9

Penjelasan lebih lanjut tentang Surat Edaran ini dapat menghubungi Unit Pengendalian Risiko KPEI di telepon: 021-5299-5671 s.d. 5675, 021-5299-5652, dan 021 5299 5655 s.d. 5658. Demikian kami sampaikan agar maklum. Hormat kami, Hoesen Direktur Utama Bambang Widodo Direktur Tembusan Yth: 1. Ketua Bapepam-LK; 2. Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK; 3. Direksi PT Bursa Efek Indonesia; 4. Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia; 5. Dewan Komisaris PT KPEI. Halaman 9 dari 9