BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA TANGKI MINYAK ANTARA PT KARYAMAS NIAGA MANUNGGAL JAYA DENGAN PERTAMINA

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

Skripsi TANGGUNGJAWAB HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. dari sarana pengangkutnya. Hal tersebut akan mempengaruhi lancar tidaknya. dapat dipastikan proses perdagangan akan terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

PERJANJIAN PENGADAAN BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai.

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. didirikan dengan berbagai layanan, mulai dari pengiriman barang secara

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. mencari terobosan-terobosan baru dalam mengembangkan usahanya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. kelihatan megah dan bersih sehingga konsumen (pembeli ) berkeinginan. untuk mengunjunginya dan belanja.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. rupiah terhadap Dollar US hingga mencapai lebih dari Rp ,- (posisi

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

JURNAL ILMIAH PERJANJIAN KERJASAMA PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ANTARA PT. PERTAMINA DENGAN SPBU

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dalam kehidupan masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha, demikian juga BBM sangat penting bagi sektor industri maupun transportasi. Oleh karena begitu pentingnya BBM dalam kehidupan masyarakat, maka BBM termasuk salah satu kebutuhan pokok masyarakat.kondisi tersebut dapat tercermin dari peranan BBM sebagai faktor penting dalam menentukan perubahan harga-harga bahan pokok atau inflasi. Mengingat pentingnya peran BBM dalam kehidupan masyarakat maka pemerintah melakukan campur tangan dalam penentuan harga dan sekaligus menjamin ketersediaannya di pasar domestik. Upaya untuk menjamin kelancaran pasokan BBM ke masyarakat tidak bisa terlepas dari campur tangan usaha jasa pengangkutan. Dalam hal ini Pertamina bekerjasama dengan pihak terkait untuk menyediakan truk tangki minyak yang berfungsi untuk mendistribusikan BBM ke konsumen. 1 1 Hendrin Hariati Sawitri, 2005, Kajian Dampak Ekonomi Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Kesejahteraan Masyarakat Desa Verses Kota (Makalah tidak diterbitkan), Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka, hal. 1. 1

2 Pengangkutan sebagai alat fisik merupakan bidang yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat. Dikatakan sangat vital karena keduanya saling mempengaruhi, dan menentukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengangkutan atau sistem transportasi itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar arus barang dan lalulintas orang yang timbul sejalan dengan perkembangan masyarakat dan semakin tingginya mobilitas, sehingga menjadikan pengangkutan itu sendiri sebagai suatu kebutuhan bagi masyarakat. 2 Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi ini, maka sedikit banyak akan berpengaruh terhadap perkembangan di bidang pengangkutan itu sendiri yang mendorong perkembangan dibidang teknologi, sarana dan prasarana pengangkutan, ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengangkutan, serta hukum pengangkutan, disamping tidak dapat dihindari pula timbulnya berbagai permasalahan yang diakibatkan dengan adanya pengangkutan itu sendiri. Pengangkutan barang seperti halnya truk tangki minyak ini bertujuan untuk memindahkan barang dari satu tempat asal ke tempat tujuan dimana perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meninggikan manfaat serta efisiensi. Pengangkutan itu dilakukan karena nilai barang akan lebih tinggi di tempat tujuan daripada di tempat asalnya. Oleh karena itu pengangkutan dikatakan memberi nilai terhadap barang yang diangkut. Nilai 2 Siti Aminah, 2007, Pelaksanaan Tanggung Jawab Para pihak dalam Perjanjian Pengangkutan Barang melalui Laut oleh PT Barwin Unitor Ships Service Semarang (Tesis tidak dipublikasikan), Semarang: Universitas Diponegoro, hal. 1

3 itu akan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Nilai yang diberikan berupa nilai tempat (place utility), dan nilai waktu (time utility). Kedua nilai tersebut diperoleh jika barang yang diangkut ketempat dimana nilainya lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan tepat pada waktunya. Dengan demikian pengangkutan dapat memberikan jasa kepada masyarakat yang disebut jasa angkutan. 3 Pengangkutan barang seperti BBM didalam pelaksanaanya didahului dengan adanya kesepakatan antara pihak-pihak yang ingin mengadakan pengangkutan barang. Kesepakatan tersebut tertuang dalam bentuk perjanjian pengangkutan yang akan menimbulkan hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang berbeda dari masing-masing pihak. Pengangkut dalam melaksanakan pengangkutan barang wajib menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak saat penerimaan sampai diserahkan atau diterimanya barang tersebut sedangkan pengirim berkewajiban untuk membayar ongkosnya. Terkait terhadap tanggung jawab pengangkut, pengangkut diwajibkan untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh rusak atau hilangnya barang-barang baik seluruh atau sebagian, sehingga pengangkut tidak dapat menyerahkan barang-barang yang diangkut. Namun pengangkut dapat melepaskan diri dari kewajiban tersebut asalkan pengangkut dapat membuktikan bahwa peristiwa tersebut adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari atau dicegah (Pasal 468 dan 477 Kitab Undang-undang Hukum Dagang) atau adanya keadaan memaksa (overmacht) atau kerusakan 3 Muchtaruddin Siregar, 1981, Beberapa Masalah Ekonomi dan Managemen Pengangkutan, Jakarta: Lembaga Penerbitan FE UI, hal. 6.

4 disebabkan karena sifat, keadaan cacat dari barang itu sendiri atau juga kesalahan pengirim barang (Pasal 91 dan 468 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), sedangkan kewajiban dari pemakai jasa ialah membayar upah angkutan. Hak dan kewajiban dari pemberi dan pengguna jasa angkutan tersebut dapat diperjelaskan dalam suatu kontrak atau perjanjian bisnis. 4 Hubungan bisnis seperti halnya usaha jasa penyewaan truk tangki minyak dari pengusaha ke Pertamina tersebut tentunya didasarkan pada suatu perjanjian atau kontrak. Perjanjian atau kontrak merupakan serangkaian kesepakatan yang dibuat oleh para pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam lapangan kehidupan sehari-hari seringkali dipergunakan istilah perjanjian, meskipun hanya dibuat secara lisan saja. Tetapi di dalam dunia usaha, perjanjian adalah suatu hal yang sangat penting karena menyangkut bidang usaha yang digeluti. Mengingat akan hal tersebut dalam hukum perjanjian merupakan suatu bentuk manifestasi adanya kepastian hukum. Oleh karena itu dalam prakteknya setiap perjanjian dibuat secara tertulis agar diperoleh suatu kekuatan hukum, sehingga tujuan kepastian hukum dapat terwujud. Sehubungan dengan perjanjian Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata memberikan definisi: 5 Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebihmengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 4 Siti Aminah, Op.Cit., hal. 5,6. 5 Heriyanto Talhchis, 2007, Tinjauan Hukum tentang Pelaksanaan Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa PT Indonesia Power Semarang (Tesis tidak dipublikasikan), Semarang: Universitas Diponegoro, hal. 2.

5 Dalam hukum perjanjian dikenal asas kebebasan berkontrak, maksudnya adalah setiap orang bebas mengadakan suatu perjanjian berupa apa saja, baik bentuknya, isinya dan pada siapa perjanjian itu ditujukan. Asas ini dapat disimpulkan dari Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang berbunyi: 6 Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undangundang bagimereka yang membuatnya. Tujuan dari pasal di atas bahwa pada umumnya suatu perjanjian itu dapat dibuat secara bebas untuk membuat atau tidak membuat perjanjian, bebas untuk mengadakan perjanjian dengan siapapun, bebas untuk menentukan bentuknya maupun syarat-syarat, dan bebas untuk menentukan bentuknya, yaitu tertulis atau tidak tertulis dan seterusnya. Pengertian sewa menyewa dalam Pasal 1548 Kitab Undang-undang Hukum Perdata adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak lainnya, kenikmatan dari sesuatu barang selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya. Adapun pengertian perjanjian sewa menyewa menurut Djaja S. Meliala adalah perjanjian konsensualisme yang bebas bentuknya. Dapat dibuat 6 Ibid

6 tertulis atau lisan. Harga sewa tidak harus selalu berupa uang tetapi dapat berupa prestasi lain. 7 Perjanjian Sewa Menyewa truk tangki minyak merupakan perjanjian yang kompleks karena mengatur banyak aspek baik secara legal maupun teknis tentang proses pengangkutan minyak dari Pertamina dan selanjutnya didistribusikan ke SPBU. Perjanjian pengangkutan minyak dari Pertamina ke SPBU, membutuhkan kajian lebih lanjut guna ditemukannya format kontrak perjanjian sewa menyewa truk tangki minyak yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan mampu memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi para pihak yang membuatnya. Perjanjian Sewa Menyewa angkutan dalam hal ini sewa menyewa truk tangki minyak sering dibuat dalam bentuk kontrak standar, dimana suatu kontrak telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh salah satu pihak dan pihak yang lainnya hanya dihadapkan pada pilihan untuk menerima atau menolak perjanjian tersebut. Suatu perjanjian akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila kedua belah pihak melaksanakan kewajiban seperti yang telah diperjanjikan. Namun pada kenyataannya sering dijumpai bahwa perjanjian yang telah dibuat tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya wanprestasi. (Wanprestasi) berasal dari istilah asli dalam Bahasa Belanda yang berarti "cedera janji" atau "lalai". Penyewa dikatakan (wanprestasi) apabila ia 7 Djaja S. Meliala, 2012, Penuntun Praktis Hukum Perjanjian Khusus Jual-Beli, Sewa Menyewa, Pinjam-Meminjam, Bandung: Nuansa Aulia, hal. 58.

7 tidak melaksanakan kewajibannya seperti yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Untuk menentukan saat kapan penyewa dinyatakan wanprestasi, maka perlu diperhatikan dalam perjanjian yang dibuat sudah ditentukan tenggang waktu pemenuhan prestasi atau tidak. Berdasarkan ketentuan Pasal 1238 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pada perjanjian yang sudah ditentukan tenggang waktu pemenuhan prestasinya, maka penyewa akan dianggap (wanprestasi) dengan lewatnya waktu yang sudah ditentukan. Sebaliknya, apabila dalam suatu perjanjian tidak ditentukan tenggang waktu pemenuhan prestasinya, maka penyewa perlu diberi somasi yaitu pemberitahuan kepada penyewa untuk memenuhi prestasi pada waktu yang telah ditentukan. Apabila batas waktu yang telah ditentukan telah lewat dan penyewa belum juga memenuhi prestasinya, maka sejak itulah penyewa dianggap wanprestasi. 8 Wanprestasi dari salah satu pihak akan merugikan pihak yang lain. Oleh karena itu, salah satu akibat hukum dari adanya wanprestasi adalah kewajiban mengganti kerugian karena adanya kesalahan. Menurut Pasal 1246 KUHPerdata, ganti rugi terdiri dari dua faktor yaitu kerugian yang diderita dan keuntungan yang tidak diperoleh. Kerugian yang diderita dapat berupa kerugian ekonomis dan kerugian non ekonomis. Kerugian ekonomis berkaitan dengan kebendaan sedangkan kerugian non ekonomis adalah kerugian yang 8 J. Satrio, 1993, Hukum Perikatan, Perikatan Pada Umumnya, Bandung: Alumni, hal. 46.

8 tidak berkaitan dengan kebendaan seperti misalnya dengan adanya wanprestasi tersebut maka nama salah satu pihak menjadi tercemar. 9 Demikian juga dalam pengadaan konsumsi antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dengan Pertamina. Kesalahan yang sering dilakukan oleh PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya misalnya keterlambatan pengiriman pasokan BBM ke SPBU. Sedangkan kesalahan yang sering dilakukan oleh Pertamina adalah keterlambatan pembayaran biaya sewa truk tangki minyak kepada PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya. Kesalahan dapat menimbulkan wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pihak lain dan perbuatan melawan hukum. Oleh karena itu masing-masing pihak dalam perjanjian antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dengan Pertamina harus bertanggung jawab atas kerugian yang timbul karena wanprestasi dan perbuatan melawan hukum tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis mencoba meninjau lebih jauh melalui penulisan skripsi dengan judul TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA TANGKI MINYAK ANTARA PT KARYAMAS NIAGA MANUNGAL JAYA DENGAN PERTAMINA. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah perjanjian sewa menyewa antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dengan Pertamina? 9 Ibid

9 2. Bagaimanakah hak dan kewajiban antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dengan Pertamina? 3. Bagaimanakah tanggung jawab apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian sewa menyewa tersebut? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui perjanjian sewa menyewa antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dengan Pertamina. 2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban antara PT Karyamas NIaga Manunggal Jaya dengan Pertamina. 3. Untuk mengetahui tanggung jawab apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian sewa menyewa tersebut. D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka diharapkan agar penelitian ini dapat membawa kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan bagi para pihak yang terkait dalam perjanjian sewa menyewa truk tangki minyak. 2. Bagi Masyarakat Diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas yang berkepentingan berupa masukan mengenai praktek perjanjian sewa menyewa truk tangki minyak.

10 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada Ilmu Hukum Dagang pada khususnya dan Ilmu Perdatapada umumnya. E. Metode Penelitian Menurut Sutrisno Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. 10 Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Adapun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum dengan pendekatan yang bersifat normatif. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder. Penelitian normatif mencakup: 11 a. Penelitian terhadap asas-asas hukum, b. Penelitian terhadap sistematika hukum, c. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hokum, d. Penelitian sejarah hukum, 10 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, hal 10 11 Soekanto Soerjono, 2006, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, cet. Kelima. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 51.

11 e. Penelitian perbandingan hukum. Dalam penelitian hukum normatif ini penulis cenderung kepada penelitian terhadap asas-asas hukum yaitu penelitian untuk menemukan asas-asas hukum yang dilakukan terhadap hukum positif tertulis maupun tidak tertulis. Dimana hukum positif tertulisnya mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perjanjian sewa menyewa. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status atau gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan data secara jelas tentang objek yang diteliti. 3. Jenis dan Sumber Data Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan data Penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan 1) Bahan Hukum Primer a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata b) KUHD 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan hukum yang berasal dari bahan pustaka yang berhubungan dengan objek penelitian yang diperoleh dari buku-

12 buku bacaan, artikel ilmiah dan hasil penelitian hukum yang ada hubungannya dengan sewa menyewa kendaraan bermotor. 3) Bahan Hukum Tersier Bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penunjang terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. b. Penelitian lapangan Penelitian lapangan dengan cara terjun langsung ke obyek yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan. 1) Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul yang diajukan penulis maka untuk memperoleh data yang berkaitan dengan skripsi ini penulis mengambil lokasi penelitian di PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dan Pertamina di wilayah Jawa Tengah. 2) Subyek Penelitian a) PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya b) Pertamina wilayah Jawa Tengah 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Metode kepustakaan ini dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan

13 dengan cara mencari, menginvetarisir dan mempelajari ketiga bahan hukum yaitu bahan hukum primer, sekunder dan bahan hukum tersier. b. Studi Lapangan 1) Observasi Menurut Nawawi dan M. Hadari, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sitematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian. 12 Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan sewa menyewa kendaraan bermotor. 2) Daftar Pertanyaan Daftar pertanyaan merupakan daftar yang diberisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada pihak-pihak yang diteliti yang berhubungan dengan sewa menyewa kendaraan bermotor. 3) Wawancara (interview) Yaitu situasi peran antara pribadi bertatap-muka (face to face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seseorang responden. 12 Nawawi dan M. Hadari, 1992, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada Universty Press, hal 74

14 Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data primer, yang dilakukan dengan melakukan wawancara secara bebas terpimpin, dengan berbagai pihak yang diteliti. 5. Teknik Analisis Data Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka langkah selanjutnya adalah analisa data. Analisa data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yaitu dengan mengumpulkan data, mengkualifikasikan kemudian menghubungkan teori yang berhubungan dengan masalah dan tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari sumber penelitian yang diolah. Analisa data kualitatif adalah suatu cara yang menghasilkan data deskriptif analisa, yaitu dengan apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan juga diperlaku yang nyata dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. 13 F. SISTEMATIKA SKRIPSI Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut: BAB I berisi Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitiaan dan sistematika skripsi. 13 Soerjono Soekanto, 1991, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, Hal. 23

15 BAB II berisi Tinjauan Umum yang terdiri dari pengertian truk tangki minyak, pihak-pihak dalam sewa menyewa tangki minyak, perjanjian sewa menyewa antara penyewa dengan pihak yang menyewakan, hubungan hukum antara penyewa dengan pihak yang menyewakan, hak dan kewajiban antara penyewa dengan pihak yang menyewakan, resiko dalam sewa menyewa tangki minyak, overmacht dalam sewa menyewa, tanggung jawab hukum dalam sewa menyewa, berakhirnya perjanjian sewa menyewa. BAB III berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan mengenai pelaksanaan perjanjian sewa menyewa truk tangki minyak antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dengan Pertamina, hak dan kewajiban antara para pihak yaitu PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dengan Pertamina, tanggung jawab para pihak antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya dengan Pertamina apabila dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa truk tangki minyak tidak memenuhi kewajiban. BAB IV berisi Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Di bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.