BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ANAK PRASEKOLAH? Oleh Kartika Nur Fathiyah Dosen PPB FIP UNY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan yang. dilalui oleh anak usia dini (Saputra, 2005: 11)

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

HUBUNGAN STIMULASI PSIKOSOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK YAYASAN WANITA KERETA API MOJOKERTO

MASA KANAK-KANAK AKHIR. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan selanjutnya (PKBTK, 2004:4). Didalam Undang-Undang. dijelaskan bahwa pendidikan pra sekolah (Taman Kanak-Kanak) adalah

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

PERKEMBANGAN EMOSI DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK KELOMPOK B RAUDHATUL ATHFAL DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MENYANYI DAN MEWARNAI DALAM RANGKA MENINGKATKAN ASPEK SOSIAL - EMOSIONAL ANAK USIA 5 6 TAHUN. Wahono

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,

LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK DIDIK RA YKUI BABAKSARI DUKUN GRESIK IDENTITAS ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Lampiran 1 Cara pengukuran variabel Tujuan Hidup dan Cita-cita : Variabel ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan skala likert 1-5.

PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

LAMPIRAN 1 SKALA EFIKASI DIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

Definisi remaja menurut para ahli - Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yaitu diawali dengan

METODE PEMBIASAAN BERMAIN PERAN DALAM MENGENALKAN KONSEP MEMBILANG PADA ANAK USIA DINI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak adalah masa dimana potensi-potensi dipotret. Usia ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

ANGKET SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

BIMBING SI KECIL UNGKAPKAN EMOSI

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

IDENTITAS RESPONDEN. Umur :.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Down s Syndrome Saat Pertama

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

Transkripsi:

BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ANAK PRASEKOLAH? Oleh Kartika Nur Fathiyah Dosen PPB FIP UNY A. Pendahuluan Masa pra sekolah merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia. Dapat dikatakan masa ini sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu, masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama, kognitif dan seni. Salah satu aspek perkembangan yang cukup penting pada anak prasekolah adalah perkembangan sosial emosi. Perkembangan sosial menurut Muhibin (dalam Nugraha dan Rachmawati (2005) merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat) yaitu pribadi dalam keluarga, budaya, dan bangsa. Adapun Hurlock (1995) menjelaskan perkembangan sosial sebagai perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial yang meliputi : 1) belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial 2) memainkan peran sosial yang dapat diterima, dan 3) menunjukkan sikap sosial yang tepat. Perkembangan emosi merupakan perkembangan terkait dengan perasaan yang ada dalam diri seseorang yang bersifat kompleks yang menyertai dan muncul sebelum atau sesudah perilaku. Keterampilan sosial-emosional pada anak usia dini akan menjadi pondasi bagi anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, peduli kepada orang lain, dan produktif. Daniel Goleman (dalam Iriyanto, 2006) bahkan menyatakan bahwa kecerdasan emosi dan sosial sangat penting peranannya dalam menentukan keberhasilan seseorang. Prosentasenya bisa mencapai 80%. Pada anak yang kurang mendapat stimulasi perkembangan sosial emosi berdasarkan penelitian Hurlock (dalam Nugraha dan Rachmawati (2005) banyak

yang mengalami kehausan atau kelaparan emosi (emotional starved). Kondisi ini kemudian berkembang menjadi pribadi yang labil, memiliki hambatan dalam penyesuaian diri, dan menjadi pribadi yang tidak bahagia pada tahap perkembangan selanjutnya. Selain itu, anak yang kurang mendapat stimulasi kasih sayang dari lingkungan sosialnya juga berdampak pada fisik. Fisik anak menjadi lemah, kurang berkembang, dan tidak berdaya. Ini terjadi karena anak anak yang sedih (mengalami emosi negatif) terdapat hambatan pada sekresi hormon kelenjar di bawah otak (pituitary hormon) termasuk di dalamnya hormon pertumbuhan. Dapat disimpulkan bahwa stimulasi perkembangan sosial dan emosi menentukan perkembangan individu selanjutnya. B. Sikap Orang Tua dan Perkembangan Sosial Emosi Anak Umumnya orangtua mendambakan perkembangan fisik maupun psikis anak-anaknya dapat optimal. Para orangtua berusaha sekuat tenaga memenuhi kebutuhan anak (baik fisik maupun psikis) serta menerapkan pendidikan dan displin tertentu (perdasarkan pemahaman yang dimiliki) agar semua aspek perkembangan anak-anaknya dapat optimal. Akan tetapi pada kenyataanya, banyak orangtua mengeluh bahwa hasil usaha yang diperoleh di luar harapan. Anak yang justru diharapkan justru menunjukkan perilaku-perilaku tertentu jauh dari harapan orangtua. Misalnya membangkang, menjengkelkan, menunjukkan perilaku tidak hormat pada orangtua, dan sebagainya. Akibatnya banyak kasus orangtua menunjukkan sikap frustrasi dengan menunjukkan kemarahan atau bahkan apatis pada sikap dan perilaku anak ini. Respon orangtua justru bukan berakibat positif, tetapi justru berujung pada meningkatnya perilaku negatif anak. Hal ini akan terus berkembang, menjadi masalah, menjadi lingkaran setan yang tidak berujung pangkal. Sesungguhnya awal mula masalah di atas adalah belum difahaminya perkembangan anak secara penuh. Pemahaman perkembangan anak secara penuh akan memudahkan orangtua merespon perilaku anak dan menstimulasi semua aspek perkembangannya sehingga dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, langkah awal agar orangtua dapat menstimulasi perkembangan anak adalah memahami perkembangan dan kebutuhan anak sesuai tahap perkembangannya.

C. Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah Beberapa karakteristik anak prasekolah yang menonjol antara lain : a. Berkembangnya konsep diri. Secara perlahan pemahaman anak tentang kehidupan berkembang. Anak mulai menyadari bahwa dirinya, identitasnya karena kesadarannya itu menunjukan Akunya (eksitensi diri). Segalanya ingin ia coba, ia merasa dirinya bisa. b. Munculnya egosentris. Di usia ini anak berfikir bahwa segala yang ada dan tersedia adalah untuk dirinya, semuanya ada untuk memenuhi kebutuhannya. Kuatnya egosentris ini mempengaruhi perilaku anak dalam bermain, saat bermain anak enggan untuk meminjamkan mainannya pada anak lain juga menolak mengembalikan mainan pinjamannya. Wajarlah jika saat seperti ini terjadi konflik dengan temannya. Pada saat mengalami konflik ini anak belum bisa menyelesaikannya secara efektif, ia cenderung menghindar dan menyalahkan orang lain. c. Rasa ingin tahu yang tinggi rasa ingin tahu meliputi berbagai hal termasuk seksual sehingga ia selalu bereksplorasi dalam apapun dimanapun. d..imajinasi yang tinggi. imajinasi yang tinggi di usia ini sangat mendominasi setiap perilakunya, sehingga anak sulit membedakan mana khayalan mana kenyataan. Ia kadang suka melebih- lebihkan cerita. Daya imajinasi ini biasanya melahirkan teman imajiner (teman yang tidak pernah ada), teman khayalan ini mampu mencurahkan segala pengalaman dan perasaannya. e. Belajar menimbang rasa. D iusia 4 tahun minat meniru terhadap temantemannya mulai berkembang, anak mulai bisa terlibat dalam permainan kelompok bersama teman- temannya walaupun kerap terjadi pertengkaran. Hal ini karena ia masih memikirkan dirinya sendiri. Empati anak mulai berkembang, ia mulai merasakan apa yang sedang orang lain rasakan. Jika melihat ibunya bersedih ia akan mendekati, memeluk dan membawa sesuatu yang dapat menghibur. pada masa ini anak mulai belajar konsep benar salah. f. Munculnya kontrol internal Kontrol internal muncul di akhir masa usia pra sekolah, Perasaan malu mulai muncul ia akan merasa malu dan bersalah jika ia melakukan perbuatan yang salah. Dengan demikian tepatnya

diusia 5 tahun ia sudah siap terjun kelingkungan di luar rumah dan sudah sanggup menyesuaikan diri dengan standar perilaku yang di harapkan. g. Belajar dari lingkungannya Anak mulai meniru apa yang sering dilakukannya ia belajar mengidentifikasi dirinya dengan model yang dilihatnya misalnya ia akan berperilaku sama persis seperti apa yang di lihatnya di TV dan ia pun akan bercita- cita sama seperti profesi orang tuanya. Jadi di usia ini lingkunganlah yang sangat berperan dalam membentuk perilakunya. h. Berkembangnya cara berfikir anak. Anak mulai mengembangkan pemahamannya tentang hubungan benda antara bagian dan keseluruhan. Pemahaman konsep waktu belum berkembang sempurna anak belum bisa membedakan antara tadi pagi dan kemarin sore. i. Berkembangnya kemampuan bahasa. Pada masa ini anak lebih bisa diajak berkomunikasi, ia mulai mengungkapkan keinginannya dengan bahasa verbal, namun kadang- kadang ia ingin bereksperimen dengan kata- kata yang kotor atau yang mengejutkan orang tuanya. D. Strategi Stimulasi Perkembangan Sosial Emosi Anak Beberapa strategi yang dapat dilakukan orangtua untuk menstimulasi perkembangan sosial emosi anak : 1. Menjadi Contoh yang baik 2. Mengajarkan pengenalan emosi 3. Menanggapi dan memahami perasaan anak 4. Melatih pengendalian diri dan mengelola emosi 5. Menerapkan disiplin dengan konsep empati 6. Melatih ketrampilan komunikasi dan sosial 7. Memberi iklim positif 8. Tidak menabukan marah, sedih dan cemas. 9. Melatih empati dan peduli pada orang lain. 10. Mengajari akibat perilaku 11. Beri reinforcement atas perilaku

Daftar Pustaka Hurlock, EB. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta Penerbit Erlangga. Iriyanto,D. Membangun Keluarga Cerdas Dunia akherat. Eri Mega Cerdas. Yogyakarta: Penerbit aksara Indonesia Nugraha Ali dan Rachmawati Yeni. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Penerbit UniversitasTerbuka. Berkembangnya kemampuan berbahasa,